Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Teori-Teori Promosi Kesehatan Menurut Para Ahli

Oleh :

ARIZON ALFATH
NIM : 193310775

DOSEN : Ns. LOLA FELNANDA AMRI, M. Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. Shalawat serta salam untuk Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis telah diberi kemudahan dalam menyusun makalah ini.
Adapun judul makalah ini adalah “Teori-Teori Promosi Kesehatan Menurut Para Ahli”.
Makalah ini diajukan sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah Keperawatan Komunitas II.
Dalam penulisan makalah ini banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi. Namun,
berkat dorongan semua pihak, makalah ini akhirnya dapat penulis selesaikan. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Padang, Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................4

A. Latar belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan...................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................6

A. Teori Promosi Kesehatan Menurut Model Bandura Dan Aplikasi Model Dalam
Keperawatan.................................................................................................................................6

B. Teori Promosi Kesehatan Menurut Pender’s Health Promotion Model Dan Aplikasi
Model Dalam Keperawatan.........................................................................................................7

D. Teori Promosi Kesehatan Menurut Precede – Proceed Model Dan Aplikasi Model Dalam
Keperawatan...............................................................................................................................10

BAB III..........................................................................................................................................16

A. Kesimpulan.........................................................................................................................16

B. Saran...................................................................................................................................16

Daftar Pustaka................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mengubah perilaku individu dan sosial untuk mencapai kesehatan yang optimal
merupakan tantangan yang sangat sulit bagi para profesional promosi kesehatan. Hal ini
memerlukan strategi atau model yang berbeda untuk menerjemahkan promosi kesehatan
ke arah yang mengubah perilaku individu dan masyarakat. Perilaku individu merupakan
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan seseorang. Selain faktor perilaku
yang mempengaruhi kesehatan seseorang, ada faktor genetik, lingkungan dan kesehatan.
Faktor-faktor ini saja tidak mempengaruhi kesehatan individu atau komunitas. Keempat
faktor tersebut saling melengkapi dan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan
masyarakat. Artinya pelaksanaan promosi kesehatan harus mampu mempromosikan
keempat faktor tersebut secara optimal.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Teori Promosi Kesehatan Menurut Model Bandura Dan Aplikasi
Model Dalam Keperawatan
2. Bagaimanakah Teori Promosi Kesehatan Menurut Pender’s Health Promotion Model
Dan Aplikasi Model Dalam Keperawatan
3. Bagaimanakah Teori Promosi Kesehatan Menurut The Health Belief Model Dan
Aplikasi Model Dalam Keperawatan
4. Bagaimanakah Teori Promosi Kesehatan Menurut Precede – Proceed Model Dan
Aplikasi Model Dalam Keperawatan
5. Bagaimanakah Teori Promosi Kesehatan Menurut The Transtheoretical Model Dan
Aplikasi Model Dalam Keperawatan

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Teori Promosi Kesehatan Menurut Model Bandura Dan Aplikasi
Model Dalam Keperawatan
2. Untuk mengetahui Teori Promosi Kesehatan Menurut Pender’s Health Promotion
Model Dan Aplikasi Model Dalam Keperawatan
3. Untuk mengetahui Teori Promosi Kesehatan Menurut The Health Belief Model Dan
Aplikasi Model Dalam Keperawatan
4. Untuk mengetahui Teori Promosi Kesehatan Menurut Precede – Proceed Model Dan
Aplikasi Model Dalam Keperawatan
5. Untuk mengetahui Teori Promosi Kesehatan Menurut The Transtheoretical Model
Dan Aplikasi Model Dalam Keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Promosi Kesehatan Menurut Model Bandura Dan Aplikasi Model Dalam
Keperawatan
Teori belajar sosial Bandura dan Walter juga dapat disebut sebagai teori
kompensasi. Menurut teori Bandura, perilaku buatan merepresentasikan suatu jenis
asosiasi dari satu stimulus ke stimulus lainnya.Teori model promosi kesehatan Bandura
terdiri dari beberapa komponen, yaitu teori nilai yang diharapkan dan teori interaksi, yang
juga menggabungkan lingkungan, manusia dan perilaku interaktif. . Teori ini berfokus
pada self-direction, self-regulation, self-perception of progress (self-efficacy) Self-
efficacy dipengaruhi oleh banyak sumber, salah satunya adalah kepercayaan verbal. Kata
kerja sering digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa mereka memiliki
kemampuan untuk mencapai tujuan yang mereka tuju. Orang yang yakin secara verbal
bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas segera berusaha lebih keras daripada orang
yang tidak yakin dengan kemampuan mereka di bidang ini.. (Rsinawati, 2021)
Menurut A.Bandura dan WH. Walter , pengaruh tingkah laku model dengan
tingkah laku peniru ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Efek modelling (mofelling effect), adalah peniru melakukan tingkah laku yang
baru melalui asosiasi sehinnga sesuai dengan tingkah laku model
b. Efek menghambat ( inhibition) & penghapus hambatan (disinhibition) dimana
tingkah laku yang ini bebeda dengan tingkah laku model di hambat timbulnya
sedangkan tingkah laku yang sama dengan tingkah laku model di hampuskan
hambatannya menjadi tingkah laku yang dapat menjadi nyata
c. Efek kemudahan (facilitation effects) adalah tingkah laku yang sudah pernah ada
dan dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati
tingkah laku yang dilakukan model
Penerapan dalam keperawatan

Penerapan pembelajaran sosial Albert Bandura dalam proses belajar mengajar


menawarkan ruang untuk pembelajaran yang terus berubah. Gerakan konstan memfasilitasi
munculnya masalah yang mempromosikan kecerdasan. Merumuskan saran baru untuk tindakan.
Lingkungan belajar terlebih dahulu, perlakuan terhadap pengaruh lingkungan sebagian berurusan
dengan peran respon dan prioritas mekanisme pembentukan hasil belajar menurut metode
stimulus-respons. Kedua, penekanan pada peran keterampilan yang diperoleh sebelumnya,
pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan, penekanan pada hasil belajar adalah
munculnya perilaku yang diinginkan dalam lingkup keperawatan masayarakat model
keperawatan ini berharap ketika masayrakat diberi penyuluhan tentang sesuatu hal diharapkan
masyarakat dapat merubah prilaku nya dari yang awal nya buruk menjadi baik.

B. Teori Promosi Kesehatan Menurut Pender’s Health Promotion Model Dan Aplikasi
Model Dalam Keperawatan
Extent Model Theory dan Health Model oleh Nora J. Pender merupakan teori
yang menggabungkan dua teori, yaitu teori nilai harapan dan teori kognitif sosial. Teori
model promosi kesehatan Pender sangat konsisten dan menitikberatkan pada pentingnya
promosi kesehatan dan pencegahan agar kesehatan klien atau masyarakat lebih optimal
terhindar dari penyakit dan komplikasinya. Teori Nola J. Pender yang mencerminkan
pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah masalah logika, ekonomi
dan perilaku. Mempertimbangkan teori Nora J. Dalam buku ini, orang mencoba
menciptakan kondisi untuk melanjutkan hidup mereka di mana mereka dapat
mengekspresikan keunikan mereka. Orang memiliki kemampuan untuk merefleksikan
harga diri mereka, termasuk mengevaluasi kemampuan mereka sendiri. Orang mengukur
perkembangan sebagai nilai positif dan mencoba menemukan keseimbangan antara
perubahan dan stabilitas. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
Individu adalah makhluk biopsikososial kompleks yang terus-menerus berinteraksi
dengan lingkungannya, menciptakan lingkungan yang selalu berubah. Petugas kesehatan
adalah bagian dari lingkungan interpersonal yang memengaruhi orang sepanjang hidup
mereka. Menyesuaikan konsep diri dengan lingkungan sangat penting untuk perubahan
perilaku. Berdasarkan kebutuhan tersebut, Nola J. Pender memahami bahwa sikap
berkaitan dengan tindakan, komitmen terhadap rencana tindakan, dan adanya kebutuhan
yang mendesak. Setiap orang memiliki karakteristik dan pengalaman unik yang dapat
memengaruhi perilaku mereka. (Decky Situngkir)
PENGAPLIKASIANNYA :
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN NOLA J PENDER PADA AN. R DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH SKABIES DI PUSKESMAS
JEMBATAN KECIL
Keefektifan teori masalah skabies Nola J. Pender adalah untuk mencegah pasien yang
berisiko tertular penyakit menggunakan produk pada waktu yang sama atau bergantian
dengan teman-teman mereka di asrama tempat tinggal mereka. Terkait dengan pola hidup
bersih dan sehat serta pola makan yang tidak boleh dimakan individu. V, kalau action nya
5 hari bisa full? Hal tersebut harus dipahami dan dilaksanakan sesuai dengan teori Nola
Jpender yang berfokus pada pengobatan penderita scabies, dan teori ini dapat langsung
diterapkan pada kasus penderita scabies.
C. Teori Promosi Kesehatan Menurut The Health Belief Model Dan Aplikasi Model
Dalam Keperawatan
Model kepercayaan kesehatan adalah pendekatan yang mempelajari perilaku seseorang
berdasarkan empat keyakinan yang dirasakan. Teori atau model ini ditemukan pada akhir
1950-an. Diawali dengan ditemukannya skrining tuberkulosis menggunakan sinar-X.
Awalnya model ini hanya digunakan untuk memahami mengapa seseorang tidak datang
ke pelayanan kesehatan. Namun, model kepercayaan kesehatan sekarang bertujuan untuk
lebih memahami keputusan individu mengenai penggunaan layanan kesehatan. Dari
mana datangnya kepercayaan diri ini: (Martina Pakpahan, 2021)
1. Internalisasikan keyakinan yang Anda dapatkan dari seseorang di sekitar Anda di
masa kecil Anda.
2. Menggabungkan keyakinan orang berpengaruh seperti pasangan dan pemimpin.
3. Cinta dan emosi positif bukanlah pesan yang diasosiasikan dengan keyakinan
yang diterima terus-menerus dan memiliki citra gender.
4. Trauma fisik.
Ada kelemahan dari model kepercayaan kesehatan ini. Kekurangannya adalah model
ini hanya berfokus pada keyakinan tentang masalah kesehatan. Perlu diketahui bahwa
keputusan seseorang untuk mengubah perilaku tidak hanya bergantung pada masalah
kesehatan, tetapi juga banyak faktor di luar domain kesehatan.

Pengaplikasian dalam keperawatan

APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL DALAM PENCEGAHAN


KEPUTIHAN PATOLOGIS

Empat konsep yang membentuk teori kepercayaan berbasis kesehatan adalah kerentanan
yang dirasakan, keparahan yang dirasakan, manfaat dan hambatan yang dirasakan, dan
efikasi diri yang dirasakan dan pengubah afektifnya. Salah satu faktornya adalah
pengetahuan. Informasi memegang peranan penting dalam menentukan perilaku manusia.
Responden yang memiliki informasi yang cukup tentang leukemia sadar dan berniat
untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah leukemia patologis.
(Sulistyowati, Desember 2014)

D. Teori Promosi Kesehatan Menurut Precede – Proceed Model Dan Aplikasi Model
Dalam Keperawatan
Pada tahun 1980, Green dan Kreuter mengembangkan pendekatan yang paling
tepat untuk merencanakan dan mengevaluasi promosi kesehatan, yang dikenal dengan
model PRECEDE. PRECEDE adalah singkatan dari Predisposing, Inforcing, Enabling,
Causes, Educational Diagnosis and Evaluation. PRECEDE adalah pendekatan pemodelan
yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan sebagai alat untuk
merencanakan kegiatan rencana kesehatan atau mengembangkan pendekatan pemodelan
yang dapat digunakan untuk mengembangkan rencana kesehatan. Pada tahun 1991,
Green menyempurnakan kerangka tersebut dalam bukunya PRECEDE-PROCEED.
PROCEED adalah singkatan dari Policy, Regulation, Organization, Construction,
Education and Environmental Development. PRECEDE digunakan untuk menetapkan
prioritas dan tujuan program selama fase diagnosis masalah, dan PROCEED digunakan
untuk menetapkan tujuan dan kriteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.
PRECEDE-PROCEED harus dijalankan secara bersamaan. PRECEDE-PROCEED harus
dijalankan secara bersamaan.Akses ke layanan kesehatan bergantung pada tiga faktor::
1. Kecenderungan (predisposition) berupa pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai,
sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, dan persepsi yang berhubungan dengan
motivasi pribadi.
2. Faktor pemungkin (enabling factor), yaitu melakukan sesuatu yang dimaksudkan
untuk mendorong perilaku, seperti biaya, jarak tempuh, ketersediaan transportasi,
jam kerja, keterampilan petugas kesehatan, dll. kemampuan dan sumber daya
yang diperlukan untuk
3. Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku yang dapat
menggugah masyarakat untuk bertindak, seperti tindakan tokoh masyarakat,
keluarga, guru, petugas kesehatan, orang tua dan pembuat kebijakan.

Dalam penerapannya, PRECEDE-PROCEED dilakukan secara bersama-sama


dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. PRECEDE digunakan untuk
menetapkan prioritas dan tujuan program selama tahap diagnosis masalah, dan
PROCEED digunakan untuk menetapkan tujuan dan kriteria kebijakan,
implementasi dan evaluasi. Tujuan PRECEDE selama fase diagnosis masalah
adalah untuk mengidentifikasi masalah dengan prioritas tinggi dan program
diagnostik. PRECED for Diagnosis and Planning-nya memandu pendidik
kesehatan untuk berpikir secara apriori, mulai dari hasil akhir dan kembali ke
penyebab awal. Target PROCEED digunakan untuk menetapkan tujuan dan
kriteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasinya. Langkah langkah

a. Fase 1 (Diagnosis Sosial) Diagnosis Sosial adalah proses menentukan persepsi


orang tentang kebutuhan dan aspirasi mereka untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka melalui partisipasi dan penerapan informasi yang dirancang
sebelumnya.
b. Fase 2 (Diagnosis Epidemiologi) Pada fase ini, masalah kesehatan yang
teridentifikasi pada Fase 1 dijabarkan berdasarkan data yang ada dari data
lokal, regional dan nasional.
c. Fase 3 (Diagnostik Perilaku dan Lingkungan) Diagnostik perilaku
menganalisis hubungan perilaku dengan tujuan atau masalah yang
diidentifikasi dalam diagnostik epidemiologi atau sosial. Diagnostik
lingkungan lebih seperti analisis paralel faktor lingkungan sosial dan fisik
daripada perilaku spesifik yang dapat dikaitkan dengan perilaku. Tahap ini
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal individu yang dapat
mempengaruhi masalah kesehatan.
d. Fase 4 (Diagnosis Pendidikan dan Organisasi) Dari sudut pandang perilaku,
fase diagnostik pendidikan dan model organisasi PRECEDE-nya menekankan
kecenderungan, kemungkinan, dan penguat.
e. Fase 5 (Administrasi dan Diagnosis Kebijakan) Fase ini melibatkan analisis
kebijakan, sumber daya, dan peraturan yang ada yang dapat memfasilitasi atau
menghambat pengembangan program promosi kesehatan.
f. Fase 6 (Implementasi) Pada fase ini, intervensi (terutama fase sebelumnya)
direncanakan berdasarkan analisis. Sekarang yang tersisa hanyalah
menjalankannya.
g. Tahap 7 (Evaluasi Proses) Tahap ini merupakan prosedur, bukan hasil.
Evaluasi di sini berarti apakah Anda melakukan apa yang Anda rencanakan
sebelumnya. (TAHAR)

Pengaplikasian dalam keperawatan

Implementasi Model Precede-Proceed Dalam Promosi Kesehatan Untuk


Pencegahan Hipertensi

Program perubahan perilaku nirlaba untuk pasien hipertensi ini merupakan model
penerapan PRECEDE-PROCEED. Model mengambil pendekatan holistik dan
mencakup penilaian masyarakat, epidemiologi, perilaku dan lingkungan,
pendidikan dan ekologi, dan administrasi politik. Komitmen terhadap
pemberdayaan dan partisipasi merupakan kunci keberhasilan program perubahan
perilaku bagi penderita hipertensi. PRECEDE-PROCEED adalah model
perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan masyarakat yang
bertujuan untuk mengubah perilaku dengan mengatasi faktor predisposisi,
penguat, dan pendukung. Kombinasi teori manajemen diri dan model PRECEDE-
PROCEED dapat digunakan untuk mengatasi masalah kualitas hidup yang buruk
pada kelompok lansia hipertensi pedesaan. Fase awal model implementasi adalah
fase PRECEDE yang akan diimplementasikan melalui kegiatan masyarakat di
Desa Gunung Grejo. (Nurma Afiani1, 2021)

E. Teori Promosi Kesehatan Menurut The Transtheoretical Model Dan Aplikasi Model
Dalam Keperawatan
Model transtheoretical adalah model teori perubahan perilaku, berdasarkan
langkah-langkah yang efektif telah dikembangkan untuk mempromosikan perubahan
perilaku kesehatan. Model Perubahan Perilaku Transtheoretical (TTM), yang
dikembangkan oleh Prochaska & DiClemente pada tahun 1982, menilai adaptasi individu
terhadap ukuran perilaku sehat dan memberikan strategi atau strategi untuk membimbing
individu melalui tahapan perubahan dan pemeliharaan. Memberikan proses perubahan.
James O. Prochaska dan rekan-rekannya di University of Rhode Island mengembangkan
model hypertheoretical pertama pada tahun 1977. Ini disebut "model transtheoretical"
karena didasarkan pada analisis teoritis yang berbeda dari psikoterapi. Ini merupakan
model perubahan perilaku yang terintegrasi (Yani Handayani, 2020). Model transteologi
menyatakan bahwa perubahan perilaku adalah proses bertahap. Coba ubah perilaku saat
Anda melalui berbagai langkah menggunakan Next hingga perilaku yang Anda inginkan
tercapai. (Yani Handayani, 2020).
Pengaplikasian dalam keperawatan
Efektivitas Edukasi Berbasis Transtheoretical (TTM) Terhadap Self Care Behayor
Pasien Hipertensi: Systematic Rewew Pendekatan TTM banyak digunakan untuk
memodifikasi perilaku pasien. Menerapkan TTM-nya pada perubahan BMI-nya pada
anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas membantu orang tua dan anak-anak
membuat keputusan yang tepat tentang menggunakan 27 perilaku berisiko untuk
kesehatan mereka. Perubahan perilaku perawatan diri pada penderita diabetes tipe 2
menunjukkan perbedaan dukungan sosial, self-efficacy, dan kepatuhan selama tahap
perubahan perilaku pada penderita diabetes tipe 2. Untuk mengevaluasi penerapan TTM
pada perilaku perawatan kaki diabetik dengan perilaku perawatan kaki yang berbeda pada
pasien yang menjalani intervensi berbasis TTM. Seperti biasa, lebih baik daripada pasien
yang secara teratur dididik tentang diabetes. (HASRIANI, 2021)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah kombinasi dari tindakan pendidikan, politik, peraturan dan
organisasi untuk mendukung kegiatan yang sehat dan kondisi kehidupan individu,
kelompok atau masyarakat. Ada lima model kesehatan yang banyak digunakan dalam
promosi kesehatan. Kelima model kesehatan tersebut antara lain:
B. Model Keyakinan Kesehatan, Model Transtheoretical, Teori Promosi Kesehatan
Bandura, Teori Promosi Kesehatan Pender, Teori Promosi Kesehatan. Kelima model di
atas masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, saat memilih
model periklanan yang sehat, beberapa aspek harus diperhatikan terlebih dahuluSaran
Walaupun penulis mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
ternyata masih banyak kesalahan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
ketidaktahuan penulis, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan review yang akan datang. Sehingga terus menghasilkan
penelitian dan tulisan yang bermanfaat bagi banyak orang.
Daftar Pustaka

Decky Situngkir, S. M. (n.d.). Promosi Kesehatan. Universitas Esa Unggul.

HASRIANI. (2021). EFEKTIVITAS EDUKASI BERBASIS TRANSTHEORETICAL MODEL (TTM) TERHADAP SELF
CARE BEHAVIOR PASIEN HIPERTENSI: SYSTEMATIC REVIEW. UNIVERSITAS HASANUDDIN.

Martina Pakpahan, D. S. (2021). PROMOSI KESEHATAN & PERILAKU KESEHATAN. Yayasan Kita Menulis.

Nurma Afiani1, A. Q. (2021). IMPLEMENTASI MODEL PRECEDE-PROCEED DALAM PROMOSI KESEHATAN


UNTUK PENCEGAHAN HIPERTENSI. The 4th Conference on Innovation and Application of Science
and Technology (CIASTECH 2021), 1-8.

Priyo, S. P. (Juli 2018). EFEKTIFITAS PENERAPAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS). Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2, 1-17.

Rsinawati, S. N. (2021). Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan. Bandung: Media Sains Indonesia.

Sulistyowati, C. K. (Desember 2014). APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL DALAM PENCEGAHAN
KEPUTIHAN PATOLOGIS. Jurnal Promkes, Vol. 2, No. 2 , 1--11.

TAHAR, T. N. (n.d.). JENIS MODEL PERENCANAAN KESEHATAN. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR.

Yani Handayani, D. M. (2020). Pengaruh Konseling dengan Pendekatan Transtheoretical Model terhadap
Kepatuhan Membayar Iuran Peserta Bukan Penerima Upah di Kota Cimahi. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 1-10.

Anda mungkin juga menyukai