DI SUSUN OLEH :
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN & FARMASI
PRODI KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, Kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep berubah di hubungan dasar paradigma
bidan & contohnya” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengantar Praktik Kebidanan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata kuliah Pengantar praktik Kebidanan.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
KAJIAN TEORI ...................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Paradigma ........................................................................................... 5
2.2 Perubahan Paradigma .......................................................................................... 5
2.3 Strategi dan Sasaran Utama Pembangunan Kesehatan .................................... 7
2.4 Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat.................................. 8
2.5 Strategi Pembangunan Kesehatan ...................................................................... 8
2.6 Tiga Pilar Indonesia Sehat ................................................................................... 8
2.7 Indikator Utama Indonesia Sehat ...................................................................... 9
2.8. Komponen paradigma kebidanan : ................................................................... 9
2.9 Bentuk Asuhan Kebidanan ............................................................................... 11
2.10 Kaitan Paradigma dan Asuhan Kebidanan .................................................... 12
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
3.2 Saran.............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah
paradigma atau konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa
pengobatan dan meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan
kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih
berkontribusi dalam pembangunan.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Paradigma
Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat –sakit
serta makin layanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan kesehatan
yang bersifat multifaktural, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah
paradigma baru, yaitu pardigma sehat Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi
padapeningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang
sakit, sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan maksud
melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan lebihn produktifserta tidak
jatuh sakit karena adanya upaya preventif. Sehinggaperlu diupayakan semua polecy
pemerintah selalu berwawasan kesehatan dengan mottonya menjadi “Pembangunan
Berwawasan Kesehatan” masyarakat yang merupakan perubahan pandang terhadap konsep
sehat sakit. Paradigma sehat dijadikan sebagai suatu komitmengerakan nasional segenap
5
masyarakat sehingga betul- betul kesehatan menjadi tanggung jawab bersama (shared
responsibility) yang mengacu pada prinsip-pronsip kemitraan (partnership). Menggunakan
paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah menyelenggarakan
pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud “INDONESIA SEHAT TAHUN
2010”.
Paradigma sakit merupakan kerangka berpikir dan cara pandang dalam pembangunan
kesehatan yang berfokus pada upaya kesehatan kuratif dan rehabilitative. Dalam paradigma
sakit, fokus pelayanannya ditujukan pada pelayanan dan pengobatan orang sakit. Dalam
pembangunan kesehatan berperspektif paradigma sakit, segala perhatian dan dana dicurahkan
pada pengadaan obat-obatan, alat-alat medis, penanganan pasien, balai pengobatan dan lain
sebagainya.
Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada
penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu
dan spesialistis. Hal ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumtif. Sehingga
menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan (Does
Sampoerna, 1998).
Paradigma sakit dicirikan dengan kebijakan kesehatan yang lebih mengutamakan aspek
pengobatan (kuratif) dan rehabilitasi penyakit. Secara kasat mata, bisa dilihat dari lebih
banyaknya anggaran pemerintah yang dialokasikan untuk dua prioritas itu. Paradigma sakit
merupakan kebijakan yang boros anggaran.
6
d. Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan
Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan
baik secara makro maupun mikro.
1. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
2. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan harus
menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional
yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah beban
dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya.
Dalam mengatasi masalah kesehatan dapat digunakan beberapa strategi utama, antara lain:
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh
masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi.
2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari
penyakit; di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di setiap desa.
3. Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat
kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap
kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara
cepat dan tepat
7
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah : pembangunan kesehatan memperoleh prioritas
penganggaran pemerintah pusat dan daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan
untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan
pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.
8
Tiga pilar Indonesia sehat, antara lain :
1) Lingkungan sehat, adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup yang sehat, yakni
bebas polusi, tersedia air bersih, lingkungan memadai, perumahan-pemukiman sehat,
perencanaan kawasan sehat, terwujud kehidupan yang saling tolong-menolong dengan
tetap memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
2) Perilaku sehat, yaitu bersikap proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan
(contih: aktifitas fisik, gizi seimbang), mencegah resiko terjadinya penyakit (contoh:
tidak merokok), melindungi diri dari ancaman penyakit (contoh: memakai helm dan
sabuk pengaman, JPKM), berperan aktif dalam gerakan kesehatan (contoh: aktif di
posyandu).
3) Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, yang menjangkau semua lapisan
masyarakat tanpa adanya hambatan ekonomi, sesuai dengan standar dan etika profesi,
tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, serta memberi kepuasan kepada pengguna
jasa.
1) Lingkungan sehat: 80% rumah sehat, 90% keluarga menggunakan air bersih, 85%
keluarga menggunakan jamban sehat, 80% sekolah sehat, 80% Kabupaten/kota sehat.
2) Perilaku sehat: 80% penduduk berperilaku sehat (aktivitas fisik, makan dengan gizi
baik, dan tidak merokok); 80% tatanan keluarga sehat.
3) Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau: Setiap kecamatan memiliki
1,5 puskesmas; pemanfaatan sarana yankes 80%; pengunjung/pasien puas akan
pelayanan kesehatan; rasio desa terhadap posyandu adalah 1:5 (minimal salah satunya
purnama/mandiri); 100% balita telah diimunisasi.
4) Derajat kesehatan: Angka harapan hidup 67,9 tahun, angka kematian bayi 35 per 1000
kelahiran hidup, angka kematian ibu 125 per 100.000 kelahiran, angka kematian kasar
7,5 per 1000 penduduk.
9
a. Wanita
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang
sehat secara jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Ibu adalah pendidik pertama
utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan seorang ibu dalam
keluarga.Para wanita di masyarakat adalah pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua aspek yang terlibat dalam interaksi individu ketika
melakukan aktivitas.Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok,
komunitas, maupun masyarakat.Masyarakat adalah kelompok yang telah dibentuk manusia
sebagai lingkungan sosial.Ibu/wanita merupakan bagian anggota keluarga dan unit
komunitas.
c. Perilaku
1) Berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legal dalam melaksanakan
tugasnya.
2) Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
3) Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara
berkala.
4) Menggunakan tindakan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan penyakit
dan startegi pengendalian infeksi.
5) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberi asuhan kebidanan.
6) Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat dalam kaitannya dengan praktik
kesehatan,kehamilan,pelahiran,periode pasca melahirkan,bayi barulahir, dan balita.
7) Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan wanita atau ibu(clien) agar
klien dapat menentukan pilihan berdasarkan informasi mengenai semua aspek asuhan.
Meminta persetujuan secara tertulis agar klien juga bertanggung jawab atas
keswehatannya sendiri.
8) Menggunakan keterampilan komunikasi.
9) Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
ibu dan keluarga.
10
10) Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
d. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan
untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.
Layanan Kebidanan dapat dibedakan menjadi:
e. Keturunan
Kualitas manusia diantaranya ditentukan keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan
oleh ibu yang sehat. Walaupun kehamilan, kelahiran, dan nifas adalah proses fisiologis,
namun bila tidak ditangani secara akurat dan benar keadaan fisiologis dapat menjadi
patologis, sehingga berpengaruh pada bayi yang dilahirkannya. Oleh karena itu,
layanan praperkawinan, prakehamilan, kehamilan, kelahiran, dan nifas sangat penting
serta memiliki keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dan semua ini
adalah tugas utama bidan.
Asuhan kebidanan mencakup asuhan kebidanan pada ibu hamil, asuhan kebidanan pada ibu
bersalin, asuhan kebidanan bayi baru lahir dan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
11
Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagosis dan rencana tindakan, serta melaksanakanya untuk menjamin keamanan dan
keputusan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.
Asuhan bayi baru lahir oleh bidan dimulai dari kondisi bayi, memfasilitasi terjadinya
pernafasan spontan, mencegah hipotermia, memfasilitasi kontak dini dan mencegah
hipoksia sekunder, menentukan kelainan serta melakukan tindakan pertolongan dan
merujuk sesuai kebutuhan.
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.
Bidan adalah praktisi yang memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin yang
normal, asuhan terhadap kasus gangguan sistem reproduksi wanita serta gangguan kesehatan
bagi anak balita sesuai dengan kewenangannya. Tugas bidan adalah memberi pelayanan dan
asuhan kebidanan. Pelayanan/asuhan kebidanan mencakup pra perkawinan, kehamilan,
melahirkan, menyusui dan nifas, serta pelayanan/asuhan kebidanan pada bayi, balita, remaja,
12
dan wanita usia subur. Setiap kegiatan bidan untuk mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan ibu dan anak sesuai dengan kewenangannya dilakukan melalui asuhan/pelayanan
kebidanan.
Kebidanan merupakan sintesis berbagai ilmu pengetahuan mencakup ilmu obstetri, ilmu
perilaku, ilmu mengenai kebutuhan manusia, dan ilmu sosial yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak. Ibu adalah sasaran utama pelayanan kebidanan. Ibu yang sehat akan melahirkan
bayi yang sehat. Ibu sebagai individu juga memberi kontribusi yang penting bagi kesehatan
dan kesejahteraan keluarga di masyarakat.
Dengan demikian fenomena kebidanan di Indonesia adalah masyarakat (Ibu) yang berperilaku
sehat, mau, dan mampu memanfaatkan pelayanan/asuhan kebidanan yang tersedia sehingga
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita.Penurunan angka kematian ibu melahirkan,
bayi, dan balita merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Dalam memberi
pelayanan kebidanan perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu
dan anak seperti perilaku masyarakat, keturunan, serta lingkungan yang mencakup lingkungan
sosial dan ekonomi.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan kesehatan
yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak faktor yang
bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan,
serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan.
Dasar Pemikiran Paradigma Sehat Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat
merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan
dipelihara. Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif. Sehat bukanlah
hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif.
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat
produktif sosial ekonomis.
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative.
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus.
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.
3.2 Saran
14
di lingkungan dan wilayah kerja masing-masing dengan meningkatkan pelayanan/asuhan
kebidanan yang sesuai dengan kewenangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, A., Hamzah, S. R., Mallorong, A. R., Thamrin, H., Muzayyana, M., Mokodompit,
H. K. N., ... & Kasmiati, K. (2022). Konsep Dasar Kebidanan. Konsep Dasar Kebidanan.
Septina, Y., Keb, M. T., Srimulyawati, T., & Keb, M. T. (2020). Pengantar Praktik Ilmu
Kebidanan. Penerbit Lindan Bestari.
Rosyidah, N. N., Anggraeni, W., Nurhayati, N., Handayani, I. F., Wulandari, N., Longgupa,
L. W., ... & Kartikasari, M. N. D. (2023). Pengantar Ilmu Kebidanan. Global Eksekutif
Teknologi.
https://youtu.be/pNGwNk0idY4
15