Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PARADIGMA KESEHATAN

MATA KULIAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Dosen Pengampu:

Ibu Enung Mardiyana, S. Kep., Ns., M. Kes

Disusun Oleh Kelompok 1 Reguler A:

1. Amalia Hayirun Nisa (P27820121004)


2. Evi Dwi Anggraini (P27820121015)
3. Givensyah Argista Putra (P27820121020)
4. Jenneaka Anggar Kasih (P27820121023)
5. Vira Dwi Apriyani (P27820121045)
6. Wulan Retnowati (P27820121047)

TINGKAT 1 REGULER A

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SOETOMO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Paradigma Kesehatan"

dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar

Keperawatan (KDK). Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui penjelasan

mengenai Paradigma Kesehatan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Enung selaku dosen Mata Kuliah

Konsep Dasar Keperawatan (KDK). Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

seluruh anggota kelompok dan semua pihak yang telah membantu kelompok dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran

dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 10 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pengertian Paradigma Kesehatan.............................................................................3
2.2 Pengertian Paradigma Keperawatan........................................................................3
2.3 Fungsi Paradigma Kesehatan...................................................................................4
2.4 Konsep Paradigma Kesehatan.................................................................................5
2.5 Konsep Paradigma Keperawatan.............................................................................8
2.6 Faktor Pendorong Paradigma Keperawatan..........................................................13
2.7 Sasaran Strategi Paradigma Kesehatan..................................................................14
BAB III...........................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat,

memikirkan, memaknai, menyikapi serta memilih tindakan atas fenomena yang ada.

Paradigma merupakan suatu diagram atau kerangka berpikir yang menjelaskan suatu

fenomena. Paradigma mengandung berbagai konsep yang terkait dengan fokus

keilmuannya.

Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel

antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan

dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi

puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna. Sehat tidak dapat

diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus

dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Paradigma Kesehatan?

2. Apa yang dimaksud dengan Paradigma Keperawatan secara umum?

3. Apa fungsi dari Paradigma Kesehatan?

4. Apa konsep dari Paradigma Kesehatan?

5. Apa konsep dari Paradigma Keperawatan?

6. Apa faktor yang mendorong Paradigma Kesehatan?

7. Apa sasaran strategi Paradigma Kesehatan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Paradigma Kesehatan.

2. Untuk mengetahui pengertian Paradigma Keperawatan secara umum.

3. Untuk mengetahui fungsi dari Paradigma Kesehatan.

4. Untuk mengetahui apa saja konsep dari Paradigma Kesehatan

5. Untuk mengetahui konsep Paradigma Keperawatan.

6. Untuk mengetahui faktor pendorong Paradigma Kesehatan.

7. Untuk mengetahui sasaran strategi Paradigma Kesehatan.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah

pengetahuan tentang Paradigma Kesehatan.

2. Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah

pengetahuan tentang Paradigma Kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma Kesehatan

Paradigma Sehat Secara Umum adalah cara pandang, pola pikir, atau model

pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang

dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih

diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, tidak hanya

pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan. Paradigma sehat

mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro.

Secara mikro, semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan,

minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.

Secara makro, pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan

preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif. Lebih dari itu,

paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara

keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.

2.2 Pengertian Paradigma Keperawatan

Paradigma Keperawatan Secara Umum adalah suatu pandangan global yang

dianut oleh mayoritas kelompok ilmiah atau keperawatan atau hubungan berbagai teori

yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut guna

mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja

keperawatan. Paradigma keperawatan terdiri atas 4 unsur yaitu keperawatan, manusia,

sehat sakit, lingkungan.

3
2.3 Fungsi Paradigma Kesehatan

Paradigma kesehatan adalah kesisteman yang dinamis, mengikuti budaya

peradaban manusia. Budaya ialah kesisteman antara manusia dan sistem lainnya, seperti

agama, sosial-ekonomi, pendidikan, teknologi, bahasa dan seni yang dilingkari oleh

kedinamisannya. Dengan alat pikir, paradigma sehat menjadi bagian dari budaya,

bagian dari peradaban manusia adalah hak manusia. Hak manusia adalah bagian dari

kemanusiaan (humanisme), bagian dari prinsip etika kedokteran. Paradigma sehat ini

dapat melahirkan model dalam bentuk kesisteman, bentuk sistem pelayanan kedokteran

tingkat pertama dan kemudian ke layanan tingkat kedua dan seterusnya ke layanan

tertier atau ketiga. Kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata

merupakan penyempurnaan model-model dalam kesisteman, adalah impian kita

bersama, setiap individu, setiap keluarga punya dokter keluarga yang baik yang dapat

memelihara, menjaga dan memberikan pelayanan yang layak pada kesehatan mereka.

Mereka berfungsi sebagai bagian dari keluarga pelaksana pelayanan kedokteran

komprehensif, terpadu, berkesinambungan pada pelayanan kedokteran tingkat pertama.

Mereka sebagai penapis menuju pelayanan kedokteran tingkat kedua. Juga sebagai

penentu pada setiap tindakan kedokteran dengan memerhatikan semua kondisi yang ikut

memengaruhinya.

Sebagai pendidik, penyuluh, teman, mediator dan sebagai penasihat keluarga

dalam masalah gizi, napza, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, penyakit

HIV/AIDS, stress serta perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai community leader

membantu mengambil keputusan dalam kemasyarakatan, utamanya kesehatan keluarga

dan berkemampuan untuk berkolaborasi, dalam kemitraan penanganan kesehatan dan

kedokteran keluarga.

4
Tugas, fungsi, dan wewenang dapat dijabarkan dalam bentuk kompetensi dan

diikuti dengan sistem pendanaan serta sistem pendidikan kedokteran atau kesehatan.

Dalam konteks ini kita kenal istilah promotif preventif yang lebih bersifat menjaga

kesehatan tubuh dan mencegah terjadinya penyakit, yang berjalan seiring dengan

konsep kuratif rehabilitatif yang bertujuan mengobati dan menangani mereka yang

sudah sakit dan atau cacat. Pelaksanaan kegiatan promotif preventif perlu dilakukan

oleh masyarakat sendiri dan juga oleh kalangan kesehatan yang selalu harus

memotivasinya. Masyarakat secara umum harus menjadikan pola hidup sehat dalam

kehidupannya sehari-hari.

Prinsip PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) seperti makan yang bergizi,

sanitasi dan lingkungan yang sehat serta kebersihan yang terjaga haruslah menjadi

bagian dari kehidupan kita bersama. Banyak hal yang telah terbukti terkait dengan

perilaku masyarakat mengenai kesehatan. Mulai dari masalah sanitasi hingga persoalan

gizi. Di sisi lain, fasilitas pelayanan kesehatan berperan amat penting pula. Layanan

kesehatan primer atau salah satunya puskesmas kembali digalakkan perannya dalam

kegiatan langsung di lapangan, bukan hanya menunggu pengobatan dengan menunggu

penderita. Setiap layanan kesehatan primer punya wilayah kerja, dan bertanggung jawab

agar penduduk di wilayah kerjanya dapat dijaga tetap sehat.

2.4 Konsep Paradigma Kesehatan

Secara mikro dengan adanya Paradigma Kesehatan maka Pembangunan

kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif. Paradigma Kesehatan

ini sangat penting karena :

5
1. Paradigma kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan secara

proaktif.

2. Mendorong masyarakat menjadi mandiri.

3. Menyadarkan masyarakat pada pentingnya yang promotif dan preventif.

Dengan paradigma kesehatan akan merubah cara pandang masyarakat tentang

kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri

dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.

Paradigma kesehatan merupakan suatu gerakan nasional sehingga Perawat pun

harus menjadikan paradigma kesehatan sebagai model atau acuan. Paradigma kesehatan

dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet. Beberapa pandangan

yang berubah menjadi Paradigma Kesehatan, yaitu:

1. Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan bahwa

Kesehatan bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari HAM

2. Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan

merupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif secara

sosial dan ekonomi

3. Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi pandangan

bahwa Kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka panjang.

4. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi pandangan

bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan memandang sebagai manusia

seutuhnya.

5. Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan

terpadu.

6
6. Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan

mencakup mental dan social.

7. Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung

segmen/permintaan pasar.

8. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan bahwa

Kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private).

9. Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa

Kesehatan juga menjadi urusan swasta.

10. Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa

Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa.

11. Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan

dapat dibiaya dimuka (JPKM).

12. Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga

berfungsi ekonomi.

13. Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan

desentralisasi.

14. Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan bottom

up.

15. Birokratis dirubah menjadi enterpreuner.

16. Masyarakat dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa

kesehatan kemintraan.

7
2.5 Konsep Paradigma Keperawatan

Konsep dalam paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu:

manusia atau klien, lingkungan, sehat-sakit dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini

saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang

membentuk paradigma keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma teori

lain. Teori keperawatan didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni:

a. Manusia

Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan

keperawatannya bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara

terhormat, dihargai keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi,

kondisi, dan sistem yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya.

Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan

bukan obyek. Konseptualitas keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui

model-model keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap manusia, dan

perasaan sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama. Meskipun demikian,

mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi atau beberapa set sistem

perilaku, atau memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai lingkungan

internal dapat menimbulkan keraguan keperawatan untuk menerangkan tentang manusia

secara jelas.

b. Sehat dan Kesehatan

Definisi sehat dan kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas

penyakit menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi

secara konsisten, stabil dan seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui

interaksi positif dengan lingkungan. Kesehatan juga dipandang sebagai sebuah kisaran

8
antara sehat dan sakit dimana individu memiliki suatu nilai yang berharga tentang

kesehatan dan bukan semata-mata suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang.

Para teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama yang

menjadi gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi

gambaran alami individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu dapat

berbeda dan dapat dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain itu, makna

kesehatan dikaitkan dengan dua elemen dasar proses kehidupan yaitu identitas diri dan

perubahan diri. Sebaliknya, keperawatan menolak bahwa kesehatan hanya merupakan

kondisi bebas dari penyakit. Hal ini didukung oleh Smith yang mencarikan jalan keluar

terhadap keragu-raguan keperawatan tentang kesehatan, dan memperkenalkan empat

model yaitu (a) model klinik berdasarkan tidak terdapatnya tanda dan gejala penyakit,

(b) model kinerja peran dimana kinerja peran yang adekuat mencerminkan kriteria

sehat, (c) model adaptif dimana kesehatan merupakan kondisi interaktif yang efektif

antara fisik seseorang dan lingkungannya, dan (d) model "eudaemonistik" yang

memperluas makna kesehatan menjadi kesejahteraan umum dan realisasi diri (Nicoll,

1993).

Berdasarkan model yang dikemukakan diatas serta keyakinan keperawatan akan

definisi sehat dan kesehatan yang tidak terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka

komponen paradigma tentang sehat dan kesehatan dapat berkembang menjadi suatu

pemahaman tentang “terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang

bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah kesehatan, dimana orang

tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, dan efektif serta kemampuan

untuk menyesuaikan diri terhadap setiap tantangan dan ancaman yang datang baik dari

dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya, dan berkemampuan untuk

9
mempertahankan tingkat kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spritualnya secara

seimbang melalui upaya aktualisasi diri yang positif”.

c. Masyarakat dan Lingkungan

Masyarakat dan lingkungan merupakan konsep dalam paradigma keperawatan

dimana setiap individu berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan juga dianggap sebagai

sumber terjadinya keadaan sakit (tidak sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap kesehatan atau kondisi sakit seseorang. Orem (Marriner-Tomey, 1994)

mengidentifikasi bahwa hubungan antara individu dan Iingkungannya serta kemampuan

individu untuk mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipengaruhi oleh lingkungan

dimana individu itu berada. Individu selalu berada pada lingkungan fisik, psikologis,

dan sosial.

Fokus perhatian terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam teori

keperawatan dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu teori keperawatan yang

berfokus parsial dan teori keperawatan yang berfokus total. Pada fokus parsial, perawat

berperan sebagai pengganti, dimana peran perawat diperlukan pada saat klien tidak

mampu melakukan kegiatannya. Teori ini beranggapan bahwa perawat bertanggung

jawab terhadap kesehatan dan kebutuhan harian klien sampai mereka dapat pulih

kembali dan mampu bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup selanjutnya

(Marriner-Tomey, 1994). Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam teori Orem, Henderson,

dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat bahwa peran perawat merupakan peran

pengganti ketika klien tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu merawat diri dalam

menjalankan fungsi interaksinya yang seimbang dengan lingkungan, yang dapat

disebabkan oleh faktor perkembangan, faktor ketidak mampuan, faktor keterbatasan

10
lingkungan, faktor respons berlawanan terhadap interaksi lingkungan dan faktor

ketidakmampuan berkomunikasi.

Teori yang berfokus total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori

keperawatan yaitu Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson (Marriner-

Tomey, 1994) yang memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi eksternal

sebagai sumber ventilasi, kehangatan, kebisingan, dan pencahayaan dimana perawat

dapat mengatur dan memanipulasinya dalam rangka membantu klien memulihkan diri.

Dengan demikian, kegiatan keperawatan meliputi antara lain menciptakan lingkungan

yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan seorang klien.

Teori ini juga menekankan bahwa keperawatan seyogyanya berperan aktif dalam

memfasilitasi interaksi antara individu dan lingkungannya melalui upaya menciptakan

lingkungan fisik yang kondusif agar kondisi kesehatan dapat tercapai. Selain itu,

berperan aktif melalui hubungan interaksi klien dan lingkungan yang tidak terpisahkan

dan amat ekstensif (komplementer, helisi, dan resonansi). Juga, melalui upaya

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien terhadap

berbagai stimulus. Disamping itu, melalui kemampuan meningkatkan sistem terbuka

klien secara intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi sistem

perilaku yang positif rnelalui peningkatan fungsi - fungsi interrelasi dan interdependensi

subsistem yang terdapat dalam setiap individu.

d. Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu

atau kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan - stress penyakit dimana

situasi kehidupan yang seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan

(biologis, psikologis, dan sosial) serta ketidak-nyamanan. Berbeda dengan profesi

11
kedokteran yang memfokuskan kepada diagnosis medis dan pengobatan penyakit, serta

masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit, maka penekanan dalam

keperawatan lebih kepada kehidupan manusia dan pola hidupnya serta respon terhadap

penyakit. Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan bukan merupakan fokus

yang dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena efek dan

konsekuensi faktor-faktor tersebut terhadap kehidupan manusia dan pola hidupnya

(Nicoll, 1993). Oleh karena itu fokus, penekanan, tujuan, pohon keilmuan, model, teori,

dan riset amat berbeda antara profesi medik dan keperawatan. Demikian pula aktivitas

dari para praktisi dalam keperawatan akan berbeda dengan praktisi medik. Keperawatan

dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran kegiatan,

tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses serangkaian

kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan

serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk klien didalamnya) untuk digunakan

seefektif dan efisien mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu,

untuk mengatasi masalah-masalah aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk

pelayanan keperawatan yang menekankan pada pengadaan fasilitasi interaksi klien dan

lingkungannya.

Keperawatan sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir pencapaian

tujuan dimana keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada keadaan awal

sebelum sakit sehingga mampu berfungsi sebagai individu sosial yang dapat

berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka mempertahankan kesejahteraan fisik,

psikologis dan sosial. Keperawatan sering diartikan pula sebagai serangkaian kegiatan

atau fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi, banyak pihak

yang merasa belum jelas, apakah fungsi-fungsi, proses dan tujuan keperawatan ini,

12
apakah keperawatan hanya memberikan perawatan, ataukah sejenis penyembuhan, apa

indikasi keperawatan, apakah keperawatan berfokus pada orang atau lingkungan atau

interaksi antara orang dan lingkungan? Untuk menjawab hal – hal ini telah banyak

diperkenalkan model-model keperawatan. Dan banyak tujuan keperawatan terkait

dengan upaya mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi, merancang pola

kehidupan kembali dimana kesemuanya dilakukan dalam rangka pulihnya situasi sehat

dan kesehatan. Konseptualisasi keperawatan yang memfokuskan kepada proses

interpersonal atau hubungan antar manusia telah mengarahkan keperawatan sebagai

suatu pelayanan kesehatan yang menekankan pada hubungan saling menolong antar

manusia.

2.6 Faktor Pendorong Paradigma Keperawatan

Faktor pendorong paradigma keperawatan :

1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak

efektif.

2. Konsep sehat yang mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat dimasukkan

unsur sehat produktif social ekonomis.

3. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik

degeneratif.

4. Adanya transisi demografi, meningkatnya lansia yang memerlukan penanganan

khusus.

5. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang memengaruhi kesehatan

produk.

13
2.7 Sasaran Strategi Paradigma Kesehatan

Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap

informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian.

Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era

reformasi untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola piker dan konsep dasar

strategis pembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya

pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan

upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia.

Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani masalah

kesehatan di waktu yang lalu, memaksa kita untuk melihat kembali prioritas dan

penekanan program dalam upaya meningkatkan kesehatan penduduk yang akan menjadi

pelaku utama dan mempertahankan kesinambungan pembangunan. Untuk membentuk

manusia Indonesia menjadi sumber daya manusia sehat-produktif-kreatif, kita harus

berfikir dan agak berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kita perlu re-

orientasi dalam strategi dan pendekatan. Pembangunan penduduk yang sehat tidak biasa

dilakukan melalui pengobatan yang sedikit saja.

Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah

paradigma atau konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa

pengobatan dan meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan

kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih

berkontribusi dalam pembangunan.

14
Ada beberapa startegi dan sasaran dalam Paradigma Kesehatan diantaranya:

1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.

Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh masyarakat

berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi.

2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi

terlindungi dari penyakit; disetiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di

setiap desa.

3. Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan.

Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat

kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap

kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat.

4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.

Sasaran utama dari strategi ini adalah : pembangunan kesehatan memperoleh prioritas

penganggaran pemerintah pusat dan daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan

untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan

pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu

faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional. Oleh karena itu tenaga

keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan

terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka perawat

perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran, fungsi, dan

tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Perawat

harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial,

spiritual dan kultural.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca

makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat mengetahui tentang

apa itu falsafah dan paradigma keperawatan dalam perkembangan ilmu

16
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, (2018). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Konsep Dasar Keperwatan.

Di akses pada tanggal 18 November 2021 pukul 23.18 WIB dari

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Konsep-

dasar-keperawatan-Komprehensif.pdf

Siska dkk. Power Point Scribd : Paradigma Promosi Kesehatan. Di akses pada tanggal

18 November 2021 pukul 23.27 WIB dari

https://www.scribd.com/embeds/491867075/content?

start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf

Vaughan, Morrow. (1993). Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan

Kabupaten. Bandung. ITB

Entjang, Indan. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandun. Citra Aditya Bakti.

Nasri, Noor. (1997). Dasar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta

Azwar, Azrul. (2001). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Binarupa. Jakarta.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Trans Info Media.

Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai