Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“ KONSEP SEHAT DAN SAKIT”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah KDPK

Dosen Pengajar: Naning Suryani, M.KEB

Disusun Oleh

Yunita Nurpadilah

NIM:KHGB22058

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH

OLEH

DOSEN MATA KULIAH KDPK

Naning Suryani,M.Keb

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul “konsep sehat dan sakit”. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mana telah memberikan
ketauladanan yang baik kepada kita semua selaku umatnya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Naning Suryani.M.Keb. Dalam
mata kuliah KDPK, yang teah memberikan arahan terkait tugas makalah ini.
Tanpa bimbingan dari beliau mungkin, penulis tidak akan dapat menyelesaikan
tugas ini sesuai denagn format yang telah ditentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demu kesempurnaan makalah
untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaaat bagi pembaca.

Garut,18 September 2022

Yunita Nurpadilah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................3

BAB 1................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

2 1.Rumusan Masalah....................................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................................6

BAB II...............................................................................................................................7

PEMBAHASAN...............................................................................................................7

2.1 Definisi Sehat...........................................................................................................7

2.2 Karakteristik Yang Dapat Meningkatkan Konsep Sehat Sakit Yang Positif Menurut
WHO..............................................................................................................................7

2.3 Ciri-ciri Sehat...........................................................................................................7

2.4 Paradigma Sehat.......................................................................................................8

2.5 Aspek Pendukung Kesehatan...................................................................................8

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Keyakina Dan Tindakan Kesehatan............................9

2.7 Rentang Sehat Sakit...............................................................................................11

2.8 Definisi Sakit..........................................................................................................11

2.9 Tahapan Sakit.........................................................................................................12

2.10 Perilaku Sakit.......................................................................................................12

2.11 Ciri-ciri Sakit........................................................................................................12

2.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Tingkah Laku Sakit......................................13

2.13 Tahapan Perilaku Sakit.........................................................................................14

iii
1.14 Dampak Sakit.......................................................................................................16

1.15 Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit...............................................18

BAB III...........................................................................................................................20

PENUTUP.......................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan............................................................................................................20

3.2 Saran......................................................................................................................20

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang
sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa
ditolak meskipun kadang-kadang bisa di cegah atau dihindari.

Konsep sehat dan sakit sesunggunya tidak terlalu mutlak dan universal
karana ada factor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi
terutama factor social budaya.

Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemapuan
atau ketidak mampuan beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya (1).UU No.23,1992 tentang kesehatan
menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
social yang memungkin kan hidup produktif secara social dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh
terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, social dan di dalam nya kesehatan jiwa
merupakan bagian integral kesehatan.

2 1.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai
berikut ini:

1. Apa yang dimaksud dengan sehat?


2. Apa karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat sakit yang
positif menurut WHO?
3. Apa ciri-ciri sehat?

1
4. Bagaimana paradigm sehat
5. Apa saja aspek pendukung kesehatan?

2
2

6. Apa saja factor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan


kesehatan?
7. Rentang sehat sakit
8. Apa definisi sakit?
9. Apa yang dimkasud dengan sakit?
10. Bagaimana tahapan sakit?
11. Apa saja 4 prilaku sakit?
12. Sebutkan 5ciri-ciri sakit?
13. Apa factor yang mempngaruhi tingkah laku sakit?
14. Bagaimana tahapan perilaku sakit?
15. Apa dampak sakit?
16. Bagaimana peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi sehat
2. Untuk mengetahui karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat
sakit yang positif menurut WHO
3. Untuk mengetahui ciri-ciri sehat
4. Untuk mengetahui paradigm sehat
5. Untuk mengetahui aspek pendukung kesehatan
6. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan
kesehatan
7. Untuk mengetahui rentang sehat sakit
8. Untuk mengetahu definisi sakit
9. Untuk mengetahui tahapan sakit
10. Untuk mengetahui 4perilaku sakit
11. Untuk mengetahui 5 ciri-ciri sakit
12. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi tingkah laku sakit
13. Untuk mempengaruhi tahapan perilaku sakit
14. Untuk mengetahui dampak sakit
15. Untuk mempengaruhi peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sehat


1) Definisi Sehat Menurut WHO (1981)

Health is a state of complete physical, mental and social well-bein and not
merely the absence of disease of disease or infirmity. jasmaninya. WHO
mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik jasmani,
rohani, maupun kesejahteraan social seseorang.sebatas mana seseorang dapat
dianggap sempurna jasmaninya.

2) Definisi Sehat Menurut Pender (1983)

Sehat merupakan perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan


dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan
tuuan perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.

3) Definisi Sehat Menurut Saya

Sehat merupakan kondisi badan seseorang tidak merasakan sakit baik


secaramental, fisik dan batin dan juga merasa dirinya itu fit (segar).

2.2 Karakteristik Yang Dapat Meningkatkan Konsep Sehat Sakit Yang


Positif Menurut WHO
1. Faktor biologis

2. Faktor psikologis

3. Faktor social dan budaya

2.3 Ciri-ciri Sehat


1. Rambut tebal dan kuku kuat

3
2. Gigi dan gusi sehat

4
3. Tubuh berenergi

4. Jarang sakit kepala

5. Nafas segar

6. Mempunyai kulit yang sehat

7. Kedua mata jernih

2.4 Paradigma Sehat

Cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat


holistic, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah
yang dipengaruhi oleh banyak factor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam
suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharan dan
perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan
penduduk yang sakit.

Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian terhadap kebijakan


yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan
alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap
mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut maka
menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan dari pada
mengobati penyakit.

2.5 Aspek Pendukung Kesehatan


1. Kesehatan Fisik mengalami gangguan.

Kesehatan fisik adalah keadaan dimana bentuk fisik fungsinya tidak ada
gangguan sehingga memungkinkan perkembangan psikologis , dan social serta
dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan optimal.

2. Kesehatan Mental

16
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa mencakup tiga komponen, yakni
pikiran, emosional dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau
jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya seperti: takut, gembira, khawatir, sedih dan
sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu diluar fana ini.
Yakni tuhan yang maha kuasa (Allah SWT dalam agama islam ) Misalnya: sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain.
Sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua
aturan-aturan agama yang dianutnya.

3. Kesehatan Sosial

Kesehatan social adalah suatu kemempuan untuk hidup bersama dengan


masyarakat dilingkungan nya.

4. Kesehatan Ekonomi

Kesehatan ekonomi telihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti


mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum
dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya
batasan ini tidak berlaku.

Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif
secara social, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka
nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan social,
keagamaan atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Keyakina Dan Tindakan Kesehatan


1. Faktor Internal

a. Persepsi tentang fungsi

17
Cara seseorang merasakan fungsi fisik akan berakibat pada keyakinan
terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Ketika perawat mengkaji tingkat
kesehatan klien, mereka mengumpulkan data subjktif tentang cara klien, mereka
mengumpulkan data objektif tentang fungsi actual, seperti tekanan darah, tinggi
badan, dan bunyi paru.

b. Faktor emosional

Faktor emosional juga mempengaruhi kenyakinan terhadap kesehatan dan


cara melaksanaannya. Banyak orang yang memiliki reaksi emosional yang
berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang ada, sampai-sampai mereka
berpikir tentang resiko menderita kanker dan akan menyangkal adanya gejala dan
menolak untuk mencari pengobatan.

c. Faktor spiritual

Terlihat dari seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan


keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga/teman dan kemampuan
mencari harapan dan arti dalam hidup.

d. Tahapan perkembangan

Pola piker dan pola perilaku seseorang mengalami perubahan sepanjang


hidupnya. Perawat harus mempertimangkan tingkat pertumuhan dan
perkembangan klien pada saat perawat menggunakan keyakinan terhadap
kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat rencana
perawat.

e. Latar belakang intelektual

Keyakinan seseorang terhadap kesehatan sebagainya terbentuk oleh


variabel intelektual, yang terdiri dari pengetahuan (informasi yang salah) tentang
berbagai fungsi tubuh dan penyakit, latar belakang pendidikan, dan pengalaman di
masa lalu.

2. Faktor Ekternal

18
a. Praktek di keluarga

Cara bagaimana keluarga klien menggunakan pelayanan kesehatan


biasanya akan mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatan. Klien
kemungkinan besar akan melakukan tindakan-tindakan pencegahan bila
keluarganya melakukan hal yang sama.

b. Faktor sosio-ekonomik

Faktor social dan psiko-sosial dapat meningkatkan resiko terjadinya


penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi tehadap
penyakit. Variabel psiko-sosial mencakup stabilitas perkawinan/hubungan intim
sesesorang, kebiasaan gaya hidup, dan lingkungan kerja.Variabel social berperan
dalam menentukan bagaimana system pelayanan kesehatan menyediakan
pelayanan medis.

c. Latar belakang budaya

Mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu. Budaya juga


mempengaruhi tempat masuk kedalam system pelayanan keseshatan dan
mempengaruhi cara melaksanakan keehatan pribadi.

2.7 Rentang Sehat Sakit

2.8 Definisi Sakit


1) Menurut WHO (1974)

Sakit merupakan suatu keadaaan yang tidak seimbang atau sempurna


seseorang dari aspek medis, fisik, mental, social, psikologis dan bukan hanya
kesakitan tetapi kecacatan.

19
2)Menurut Pekins

Sakit merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa


sesorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik
aktivitas jasmani,rohani dan social.

3)Menurut Saya

Sakit merupakan keadaan dimana tubuh tidak dalam kondisi yang fit,
sehingga berkurangnya nafsu saat makan, suhu tubuh naik turun, dan akan merasa
cepat lelah.

2.9 Tahapan Sakit


1. Perubahan suhu tubuh
2. Mengalami penurunan nafsu makan

2.10 Perilaku Sakit


Perilaku orang sakit meliputi:

1. Cara sesesorang memantau tubuhnya


2. Mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami
3. Melakukan upaya penyembuhan
4. Penggunaan system pelayanan kesehatan

Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit, perilaku sakit bisa berfungsi
sebagai mekanisme koping.

Menurut parsons, perilaku spesifik yang tampak bila seseorang memilih


peran sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat disalahkan sejak mulai
sakit, dikecualikan dari tanggung jawab pekerjaan, social dan pribadi, kemudian
orang sakit dan keluarganya di harapkan agar mencari pertolongan agar cepat
sembuh.

Menurut cockerham,meskipun konsep parsons tersebut tidak berguna


untuk memahami peran sebagai orang sakit, namun tidak terlalu tepat untuk
menerangkan variasi perilaku sakit, dipakai pada penyakit kronis, keadaan dan

20
situasi yang mempengaruhi hubungan pasien-dokter, atau untuk menerangkan
perilaku sakit masyarakat kelas bawah. Juga menurut Meile, konsep parsons
tersebut tidak cocokdipakai pada orang sakit jiwa.

2.11 Ciri-ciri Sakit


1. Kurang bersemangat dan sensitive

2. Adanya perubahan nafsu makan

3. Mengalami demam

4. Perut terasa tidak nyaman

5. Berkeringan secara berlebihan

6. Selalu merasa kedinginan

2.12 Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Tingkah Laku Sakit


a. Faktor Internal

1. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang di alami

Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut menggangu


rutinitas kegiatan sehari-hari.

Misalnya: Tukang kayu yang menderita sakit punggung,jikaia merasa hal tersebut
bisa membahayakan dan mengancam kehidupan nya maka ia akan segera mencari
bantuan.

Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang
sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi
dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.

2. Asal Atau Jenis Penyakit

Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin
menggangu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien biasa nya akan
segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.

21
Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama
(6bulan)sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada.

b. Faktor Eksternal

1. Kelompok social

Kelompok social klien akan akan membantu mengenali ancaman penyakit,


atau justru menyangkal potensi terjadinya penyakit.

Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja si Ny A dan Ny B berusia 35


tahun yang berasal dari dua kelompok social yang berbeda telah menemukan
adanya benjolan pada payudara saat melakukan SADARI. Kemudian mereka
mendiskusikannya dengan teman nya masing-masing. Teman Ny. A mungkin
akan mendorong mencari pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi
atau tidak sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah
benjolan biasa dan tidak perlu diperiksa kedokter.

2. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya dan etika mengajarkan seseorang bagaimana


menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat
perlu memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.

3. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan

Dekat nya jarak klien dengan rumah sakit, klinik atau tempat pelayanan
medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki system
pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan
yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi puskesmas
yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.

4.Dukungan Sosial

Dukungan social disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang


bersifat peningkatan kesehatan.

22
2.13 Tahapan Perilaku Sakit
1. Tahap 1 (Mengalami Gejala)

Pada tahap ini pasien menyadari bahwa “ada sesuatu yang salah” mereka
mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya
diagnose tertentu.persepsi individu terhadap gejala meliputi

- Kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll)


- Evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal
tersebut merupakan suatu gejala penyakit.
- Respon emosional

Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejal penyakit dan dapat
mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.

2. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)

Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat. Orang yang sakit akan
melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok
sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari
kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.

Menimbulkan perubahan emosional seperti: menarik diri/depresi, dan juga


perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa kompleks atau
sederhana tergantung beratnya penyakit, tingkat ketidakmampuan, dan
perkiraan lama sakit.

Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan


kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan
akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin memberat maka ia akan segera
melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan berubah menjadi
seorang klien.

3. Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)

23
Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli,
mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan
implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang.

Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu
penyakit atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa
mengancam kehidupannya. Klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa
tersebut.

4. Tahap IV (Peran Klien Dependen)

Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada
pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada. Klien
menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress
hidupnya.

Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas
normalnya, semakin parah sakitnya, semakin bebas.

Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikan dengan perubahan jadwal sehari-
hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja,
rumah maupun masyarakat.

5. Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)

Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba,
misalnya penurunan demam.

Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan


lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.

Tidak semua klien melewati tahapan yang ada, dan tidak setiap klien melewatinya
dengan kecepatan atau dengan sikap yang sama. Pemahaman terhadap tahapan
perilaku sakit akan membantu perawat dalam mengidentifikasi perubahan-
perubahan perilaku sakit klien dan bersama-sama klien membuat rencana
perawatan yang efektif.

24
1.14 Dampak Sakit
1. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien

Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal


penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain.

Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam


kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien
dan keluarga. Misalnya seorang Ayah yang mengalami demam, mungkin akan
mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk menghabiskan waktunya
dalam kegiatan keluarga dan mungkin akan menjadi mudah marah, dan lebih
memilih menyendiri.

Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya.dapat


menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas,
syok, penolakan, marah, dan menarikdiri.

Perawat berperan dalam mengembangkan koping klien dan keluarga terhadap


stress, karena stressor sendiri tidak bisa dihilangkan.

2. Terhadap Peran Keluarga

Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah,


pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat
mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan.

Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau


terlihat secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga lebih mudah
beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat.

Perubahan jangka pendek : klien tidak mengalami tahap penyesuaian yang


berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan jangka panjang klien memerlukan
proses penyesuaian yang sama dengan ’Tahap Berduka’.

Peran perawat adalah melibatkan keluarga dalam pembuatan rencana


keperawatan.

25
3. Terhadap Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan


fisiknya. Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan
fisiknya, dan klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda
terhadap perubahan tersebut. Reaksi klien/keluarga terhadap perubahan gambaran
tubuh itu tergantung pada:

1.Jenis Perubahan (mis: kehilangan tangan, alat indera tertentu, atau organ
tertentu).

2. Kapasitas adaptasi.

3. Kecepatan perubahan.

4. Dukungan yang tersedia.

4. Terhadap Konsep Diri.

Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri,


mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh
aspek kepribadiannya. Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat
kompleks dan kurang bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran.

Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota


keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri karena
sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan keluarganya, yang
akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggota keluarga akan
merubah interaksi mereka dengan klien.

5. Terhadap Dinamika Keluarga

Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melakukan


fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya,
dan melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari.

26
1.15 Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit
Terdapat dalam Pasal 62 bahwa:

(1) Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan


oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota,
dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui
kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain
untuk menunjang tercapainya hidup sehat.
(2) Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Kabupaten/Kota,
dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi risiko,
masalah, dan dampak buruk akibat penyakit baik penyakit menular
maupun tidak menular.

27
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cara dan gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan
bahkan seluruh peradaban manusia dan lingkungan nya berpengaruh terhadap
penyakit. Secara fisiologis dan biologis tubuh manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang
selalu berubah, yang sering membawa serta penyakit baru yang belum dikenal
atau perkembangan/perubahan penyakit yang sudah ada.kajian mengenai
konsekuensi kesehatan perlu mempertahankan konteks budaya dan social
masyarakat.

3.2 Saran
Penulis merasa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu sudi kiranya teman-teman memberikan kritik atau saran, yang
nantinya akan berguna untuk memperbaiki hasil makalah ini dan dapat bermanfaat
bagi kita semua di masa yang akan datang.

28
17

DAFTAR PUSTAKA

https://images.app.goo.gl/iNeuaZLwZemYU1ECA

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/10/perilaku-sakit.html?m=1

https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/kenali-6-tanda-anda-
mulai-jatuh-sakit

http://manajemen-pelayanankesehatan.net/naskah-akademis-sistem-kesehatan-
provinsi-riau/bab-v-peningkatan-kesehatan-dan-pencegahan-penyakit/

Paradigma Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Kaidah Sehat.


Pusat Penyuluhan

http://eprints.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai