Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PRINSIP DASAR KONSEP DASAR SEHAT DAN SAKIT DALAM KESEHATAN


MASYARAKAT” 

Dosen Pengampu :
Ilkafah, S. Kep., Ns., M. Kep 

Disusun oleh :
Mayendra Jovan Pranata 012111133209
Brandon 052111133134
Nabilla Fitri Rahmadina 062111133185
Waffa Aulia Rizka 102111233143
Putri Nur Wahyuni 132111133169
Rania alwi azzahra 152110483004 

SURABAYA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Prinsip Dasar Konsep Dasar Sehat dan Sakit Dalam Kesehatan
Masyarakat’’. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ilkafah, S. Kep., Ns., M. Kep.,
selaku dosen Penanggung Jawab Kelas Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan 35, beserta
seluruh pihak yang telah ikut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, yaitu Komunikasi
Kesehatan. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya,
dan pembaca pada umumnya meskipun terdapat banyak kesalahan dan kekurangan di
dalamnya.
Akhir kata, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Tentu
banyak unsur yang belum terdapat di makalah ini. Namun, dengan segala bentuk kerendahan
hati, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca guna
meningkatkan kualitas makalah kedepannya dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang. Semoga dengan adanya makalah berjudul “Prinsip Dasar Konsep Dasar Sehat
dan Sakit Dalam Kesehatan Masyarakat” ini, dapat membuka wawasan kita terkait dengan
segala sesuatu yang berada lingkungan Kesehatan Masyarakat, terutama di Indonesia.

Surabaya, 12 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3

2.1 KONSEPSI SEHAT DAN SAKIT....................................................................................3

2.1.1. Konsep Sehat Menurut WHO............................................................................3

2.1.2. Konsep Sehat Menurut Depkes RI....................................................................3

2.1.3. Konsep Sehat Menurut Perorangan...................................................................4

2.1.4. Konsepsi Sakit...................................................................................................4

2.2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT...........................................................................5

2.2.1. Definisi Kesehatan Masyarakat.........................................................................5

2.2.2. Prinsip-prinsip Kesehatan Masyarakat..............................................................5

2.2.3. Tujuan Kesehatan Masyarakat..........................................................................6

2.2.4. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat.............................................................6

2.2.5. Objek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan........................................................7

BAB III STUDI KASUS.........................................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................10

iii
BAB V PENUTUP.................................................................................................................12

A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan masyarakat dapat ditinjau dari berbagai aspek seperti prinsip dasar
dari konsep dasar sehat dan sakit yang beredar dan berlaku dalam kesehatan
masyarakat. Sakit dan sehat merupakan bahasan untuk menyatakan kondisi tubuh
manusia tetapi hanya dengan pernyataan itu saja tidak akan mampu untuk
menjelaskan suatu kondisi tubuh. Pengertian sehat atau sakit tidak hanya menjelaskan
kondisi tubuh yang baik atau buruk, namun masih lebih kompleks. Perkembangan
kesehatan sebagai salah satu cara atau upaya pembangunan nasional diatur guna
tercapainya suatu kemauan, kemampuan, dan kesadaran untuk hidup sehat bagi setiap
masyarakat supaya dapat mewujudkan tingkatan atau derajat kesehatan yang
mencapai nilai yang optimal. Konsep sehat dan sakit sebenarnya tidak terlalu
universal dan mutlak dikarenakan sebagian faktor lain di luar kenyataan klinis yang
memengaruhinya khususnya faktor sosial budaya. Kedua arti dan pengertian tersebut
saling memengaruhi dan pengertian yang satu tersebut hanya dapat dipahami dalam
konteks arti atau pengertian yang lain. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Masyarakat bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian
tersebut, dapat diartikan bahwa kesehatan harus diamati sebagai suatu kesatuan yang
utuh dan terdiri dari beberapa unsur seperti unsur sosial, mental dan fisik yang di
dalam kesehatan jiwa adalah bagian integral kesehatan. Seseorang dikatakan sakit jika
dia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lainya yang
menjadikan aktivitas kerja ataupun kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit
seperti pilek, masuk angin, tetapi bila dia tidak terganggu untuk menjalankan
aktivitasnya, maka dia dianggap tidak sakit dalam hal ini.

B. Rumusan masalah 

a. Apa yang dimaksud dengan konsep sehat?

1
b.Apa yang dimaksud dengan konsep sakit?

c. Apa pengertian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat

C. Tujuan Penelitian 

➢ Tujuan Umum

Menganalisis konsep dasar sehat dan sakit dalam kesehatan masyarakat 

➢ Tujuan Khusus

a. Memberi wawasan mengenai konsep sehat dan sakit.

b. Memberi gambaran keadaan tubuh saat sehat ataupun sakit.

c. Memberi wawasan mengenai konsep ilmu kesehatan masyarakat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1 KONSEPSI SEHAT DAN SAKIT

2.1.1 Konsep Sehat Menurut WHO

Pada tahun 1948, Word Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan


sebagai "kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan
kelemahan". (AFMC, 2016)

Dengan definisi ini, kesehatan tidak hanya bebas dari penyakit, kecacatan dan
kelemahan seseorang melainkan sehat jiwa, raga dan batinnya. Orang yang tidak sakit belum
tentu dianggap sehat. Dia harus dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang sempurna.
Definisi sehat menurut WHO adalah keadaan ideal dimana seseorang dapat melakukan
aktivitasnya secara optimal dari segi biologis, psikologis dan sosial. Definisi kesehatan yang
dikemukakan oleh WHO mencakup tiga karakteristik:

1. Mencerminkan perhatian pada individu sebagai manusia

2. Melihat kesehatan dalam konteks lingkungan internal dan eksternal

3. Kesehatan didefinisikan sebagai kehidupan yang kreatif dan produktif

2.1.2 Konsep Sehat Menurut Depkes RI

Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-
Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan).

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di

4
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan (Undang-Undang nomor 23
tahun 1992 tentang kesehatan).

2.1.3 Konsep Sehat Menurut Perorangan

Sehat menurut perseorangan atau seseorang tentang sehat tentunya sangat


bervariasi.Faktor yang mungkin bisa mempengaruhi diri seseorang tentang sakit seperti:

1. Status Perkembangan

Kemampuan memahami dan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan menanggapi
atau merespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.Contohnya seperti
bayi yang dapat merasakan sakit namun tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi sakitnya.

2. Pengaruh Sosial Kultural

Setiap kultur mempunyai pandangan tentang sehat dan pandangan itu diturunkan dari orang
tua ke anak.Contohnya seperti orang Cina yang memiliki konsep sehat seperti keseimbangan
antara Yin dan Yang.

3. Pengalaman Masa Lalu

Seseorang dapat mempertimbangkan ada tidaknya rasa nyeri maupun sakit atau disfungsi dari
pengalaman masa lalu yang dapat membantu seseorang menentukan definisi seseorang
tentang sehat.

4. Harapan Seseorang tentang Dirinya

5
Seseorang tentu mengharapkan agar tubuhnya dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi, baik
fisik maupun psikososialnya jika seseorang tersebut merasa sehat.Faktor yang berkaitan
dengan diri sendiri yaitu:

1) Tentang bagaimana individu menerima dirinya dengan baik atau secara utuh.

2) Self Esteem atau harga diri, Body Image atau gambaran diri, peran, kebutuhan dan juga
kemampuan.

2.1.4 Konsep Sakit

Seseorang dapat dikatakan “sakit” apabila mengalami gangguan kesehatan yang


dideritanya, bisa dari bawaan sewaktu kecil ataupun seiring dengan berkembangnya waktu
dan umur mereka, dimana dapat mengganggu aktivitas kesehariannya.

Tolak ukur atau acuan yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit atau
penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai batas normal yang telah ditetapkan, akan
tetapi ada beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan (Asmadi, 2008),
antara lain :

1. Menurut Parson, sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari fungsi normal
tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi penyesuaian.

2. Menurut Borman, ada 3 kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi terhadap
kondisi sakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam beraktivitas sehari-hari.

3. Menurut batasan medis, ada 2 bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.

6
4. Perkins mengemukakan pula bahwa, sakit adalah suatu kondisi yang kurang
menyenangkan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas
sehari-hari, baik jasmani maupun sosial.

2.2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

2.2.1 Definisi Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat adalah upaya masyarakat dalam mencegah suatu penyakit


melalui ilmu yang dipelajari dan didapat dan dipelajari melalui pembelajaran yang telah di
dapat. Ilmu ini mengandalkan seseorang yang dapat memelihara serta melindungi orang dari
suatu penyakit.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Kesehatan Masyarakat

Supaya usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik, maka ada beberapa
prinsip pokok yang harus diamati, yaitu:

1. Sasaran pelayanan yang meliputi keluarga, individu, kelompok dan masyarakat

2. Dasar utama dalam pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat adalah

menggunakan metode pemecahan masalah yang dituangkan dalam pelayanan

kesehatan.

3. Kegiatan utama dalam pelayanan kesehatan seharusnya adalah di masyarakat dan bukan di
rumah sakit. Tenaga kesehatan adalah tenaga yang generalis.

4. Peran tenaga kesehatan yang terpenting yaitu sebagai pendidik atau pengajar (health
education) serta

pembantu (change agent).

7
5. Praktik kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan aspirasi, masalah dan sumber yang
terdapat di masyarakat.

6. Praktik kesehatan masyarakat di pengaruhi perubahan dalam masyarakat pada

umumnya dan perkembangan masyarakat pada khususnya.

7. Praktik kesehatan masyarakat adalah bagian dari sistem kesehatan masyarakat.

8. Praktik dalam kesehatan masyarakat adalah gambaran yang terdapat dari seluruh program
kesehatan di masyarakat.

2.2.3 Tujuan Kesehatan Masyarakat

Terciptanya keadaan lingkungan yang sehat bagi setiap individu masyarakat dimana
lebih mengutamakan pencegahan daripada pengobatan dengan meminimalisirkan penyakit
yang menular, memahamkan pola pikir masyarakat tentang pentingnya kesehatan bersama
institusi pendidikan dan pelayanan kesehatan.

2.2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat

Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat, yaitu :

a. Ilmu biologi

b. Ilmu kedokteran

c. Ilmu kimia

d. Fisika

e. Ilmu lingkungan

f. Sosiologi

g. Antropologi (Ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)

8
h. Psikologi

i. Ilmu pendidikan

Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau
sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat antara lain :

1. Epidemiologi

2. Biostatistik / Statistik kesehatan

3. Kesehatan lingkungan

4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku

5. Gizi masyarakat

6. Kesehatan kerja

7. Administrasi kesehatan masyarakat

2.2.5 Objek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan

Menurut fokus bidang kajian yang dipelajari, ilmu kesehatan dalam perkembangan-
perkembangannya dapat dikelompokkan menjadi dua objek kajian, yaitu :

1. Ilmu kesehatan pribadi (personal health) yang berfokus pada bidang kajiannya
merupakan orang per orang (pribadi).

2. Ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang berfokus pada bidang kajiannya
merupakan kelompok manusia dalam masyarakat.

kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu
sendiri.

9
BAB III
STUDI KASUS

Konsep sehat dan sakit di opinikan atau dengan kata lain dipersepsikan secara berbeda
oleh orang Bajo. Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif atau dengan kata lain
dapat dinilai berbeda-beda menurut pandangan orang banyak sesuai dengan kepercayaan
yang mereka ambil. Orang Bajo memiliki pandangan tersendiri terhadap sehat dan sakit,
persepsi sehat-sakit yang dipercaya oleh orang Bajo adalah sebagai berikut :

a. Sehat adalah kemampuan melakukan pekerjaan sehari –hari. Sehat berarti


memiliki penampilan fisik yang baik, psikologi yang baik serta jika dalam
keadaan sehat, ketika seseorang sedang melakukan suatu pekerjaan, tidak ada
hal yang mengganggu dirinya dalam mengerjakan hal tersebut. Yang artinya,
orang akan terlihat sehat jika ia dalam kondisi bugar.

b. Seseorang sehat dilihat dari fisiknya dan dari makan yang dikonsumsi dengan
komposisi nasi, sayur seperti kangkung, terong, nangka dan ikan. Jika

10
makanan sehat maka orangnya pun sehat. Seperti komposisi makanan sayuran
yang mungkin mencapai 60% banyaknya dari komposisi total makanan
tersebut dan untuk sisanya bisa digunakan ikan serta nasi.
c. Sakit tidak memiliki penampilan fisik yang baik, yang berarti seseorang
dikatakan sakit jika penampilannya tidak terlihat bugar. Hal tersebut dapat
dilihat dari wajah, bahasa atau gaya tubuh, dan performanya dalam melakukan
suatu pekerjaan.

Contohnya seperti Ibu hamil di suku Bajo yang dikatakan sehat apabila dapat
melakukan pekerjaan rumah tangga, terlihat segar, dapat mengurus anak, kuat makan atau
dengan kata lain nafsu makannya tidak terganggu, tidak ngidam dan tidak merasakan sakit
kepala. Ibu hamil yang sakit adalah ibu hamil yang tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-
hari, sakit kepala, muntah–muntah, dan lemah. Ibu melahirkan yang sehat adalah ibu yang
memiliki penampilan fisik yang baik, psikologi yang baik atau tidak terganggu secara psikis
setelah melahirkan. Sedangkan, ibu melahirkan yang berada dalam keadaan sakit adalah ibu
yang memiliki kondisi fisik lemah, tidak kuat bekerja, dan dapat mengancam kesehatan
psikologinya. Menurut Suku Bajo, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kesehatan
pada saat hamil, seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, melakukan tindakan sesuai
anjuran orang tua seperti menaati larangannya, pemenuhan nutrisi serta dilakukan
pengurutan. Pengurutan dilakukan pertama kali pada kehamilan pertama dengan tujuan untuk
mengetahui posisi bayi dan membuat ibu sehat. Memasuki bulan kedelapan sampai
menjelang melahirkan dilakukan pengurutan sebanyak tiga kali. Semua itu bertujuan supaya
ibu dan anak lahir dengan sehat dan selamat. Lalu, terdapat beberapa upaya yang dilakukan
ketika ibu melahirkan untuk meningkatkan kesehatannya yaitu, dengan melakukan aktivitas,
mengikuti tradisi yang berlaku di suku Bajo seperti di urut, di mandikan, serta mengonsumsi
vitamin yang diberikan petugas kesehatan. Ibu di masyarakat suku Bajo yang melahirkan
penanganannya dilakukan oleh dukun biasanya akan menjalani tahap–tahap proses pemulihan
dengan cara dilakukan pengurutan yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
membuat ibu merasa lebih baik, kemudian ibu disuruh untuk meminum boi ure. Boi ure
adalah air yang sudah dibaca baca dengan menggunakan mantra yang dilakukan oleh dukun
guna membantu persalinan. Tujuannya adalah supaya ibu melahirkan sehat dan orang bajo
meyakini bahwa ketika melahirkan ada 40 urat yang putus sehingga untuk memulihkannya,
individu dianjurkan meminum boi ure. Setelah itu maperape, maperape adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh dukun terhadap ibu melahirkan seperti pijatan dan pembacaan

11
mantra yang bertujuan supaya daerah kewanitaanya utuh kembali sebelum melahirkan, jadi
kehadiran seorang dukun di masyarakat suku Bajo masih dibutuhkan sampai saat ini guna
membantu Ibu hamil yang sedang dalam keadaan sehat maupun sakit.

BAB IV
PEMBAHASAN

12
Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif atau dengan kata lain dapat
dinilai berbeda-beda menurut pandangan orang banyak sesuai dengan kepercayaan yang
mereka ambil. Persepsi atau opini seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses
belajar dan pengetahuannya. Persepsi sehat dan sakit adalah relatif antara satu individu
dengan individu lain, antara kelompok masyarakat dan antar budaya satu dengan budaya
yang lain. Oleh karena itu, konsep sehat dan sakit bervariasi sosial dapat dilihat menurut
umur, jenis kelamin, level sakit, tingkat mobilitas dan interaksi yang di dapat. Secara umum
sehat adalah kuat, memiliki penampilan fisik yang sehat, mampu melakukan pekerjaan
rumah, dan juga bagi peran ibu yaitu tidak terganggu dalam mengurus anak, sedangkan sakit
adalah kondisi lemah, badan sakit. Penampilan fisik menggambarkan kondisi bersangkutan
sedangkan sakit. Secara khusus sehat merupakan kondisi pada anak yang memperlihatkan
fisik dan psikologi seperti kuat makan, kebersihan diri dijaga, senang perasaanya, tidak lemah
atau loyo dan dapat bermain. Adapun penyakit yang biasa dialami anak-anak adalah
panas,gatal-gatal dan sakit perut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jegede (2002),
pada suku Yoruba di Nigeria, mengungkapkan bahwa ibu menganggap anaknya sehat jika
tidak sakit, banyak ibu cenderung menggambarkan kesehatan dengan pernyataan positif tidak
sakit, dapat makan, tidak kurus, dapat tidur, dapat buang air besar dan buang air kecil, emosi
stabil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penyakit yang terdapat pada anak-anak
bersifat ringan seperti batuk yang menyertai pertumbuhan gigi, kejang, dan panu (kulit bayi
ruam setelah lahir) adalah kondisi normal dalam perkembangan anak, dan karena itu orang
tua jangan panik tentang penyakit tersebut. Seorang anak yang sehat, termasuk yang memiliki
nafsu makan baik, aktif, berat badan bertambah dan makan dengan baik. Berdasarkan hasil
penelitian Syahrun (2008), pandangan orang Buton bahwa sakit adalah semacam gangguan
terhadap pikiran dan fisik manusia, sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan
kegiatan atau pekerjaan dengan baik. Dengan kata lain sakit adalah gangguan yang datang
menyerang tubuh manusia baik secara fisik maupun batin (kejiwaan). Dari pengetahuan
tersebut maka sakit dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu sakit yang bersifat rasional
(nyata) atau ringan dan irasional (tidak nyata) atau berat. Sakit yang digolongkan rasional
menurut konsep masyarakat buton adalah yang dapat dilihat atau dirasakan dengan jelas,
sehingga mudah untuk pengobatannya. Sedangkan sakit yang tidak rasional mempunyai ciri
yang sulit untuk menentukan penyebabnya, dan tidak dapat di tunjukan bagian mana yang
terasa sakit, karena yang merasakan sakit adalah fisik atau pikiran, baik secara sadar atau
tidak sadar.

13
Meskipun masyarakat suku Bajo sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
menyembuhkan penyakitnya, namun suku Bajo tetap tidak dapat meninggalkan pengobatan
tradisional yang sudah diturunkan secara turun temurun seperti pembacaan mantra dan juga
meminum air yang diberikan oleh dukun, tindakan ini diambil karena adanya kepercayaan
bahwa ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter dan hanya bisa sembuh
dengan pengobatan tradisional. Suku Bajo pada umumnya memiliki anggapan bahwa ada
penyakit yang memang bisa diobati oleh dokter. Ada juga penyakit yang hanya bisa diobati
oleh dukun. Meskipun berobat ke rumah sakit dan dirawat, kehadiran seorang dukun masih
dibutuhkan. Jika dirawat di pelayanan kesehatan, seorang dukun akan menemani sampai
orang sakit tersebut dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Menurut hasil penelitian
Notosiswoyo dan Supardi ( 2005), dalam pencarian pengobatan pada masyarakat Ciwalen,
Kabupaten Cianjur adalah melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat
biaya, dan hemat waktu dan sebagai pertolongan pertama sebelum ke pelayanan kesehatan.
Menurut Adam, dkk ( 2008), bahwa masyarakat suku Bajo di Kabupaten Kolaka dalam
mengambil tindakan pengobatan ketika sakit pilihan ke dukun dari pada pelayanan kesehatan
karena lebih banyak memberikan kesembuhan pada masyarakat suku Bajo di Kolaka.
Menurut Husaini (2008), akibat adanya perbedaan persepsi masyarakat tentang sehat sakit,
perbedaan antara daerah satu dengan yang lain menyebabkan tindakan pengobatan oleh
masyarakat daerah yang satu dengan yang lainnya juga berbeda. Berbagai variasi tindakan
pengobatan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan
budaya juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, jasmani dan geografi suatu daerah.

14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa konsep sehat menurut perspektif budaya Sulawesi adalah sebagai
berikut:

1. Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Dengan
definisi ini, kesehatan tidak hanya bebas dari penyakit, kecacatan dan kelemahan
seseorang melainkan sehat jiwa, raga dan batinnya. Orang yang tidak sakit belum tentu
dianggap sehat. Dia harus dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang sempurna.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia

Terdapat faktor utama yang dapat memengaruhi suatu status kesehatan dalam
masyarakat seperti genetik dari keluarga, juga lingkungan sekitar seperti ekonomi,
sosial masyarakat yang sedang berkembang, politik dan budaya setempat, perilaku
termasuk juga gaya hidup individu, serta fasilitas pelayanan kesehatan (jenis cakupan
dan kualitas).

3. Cara menjaga dan mempertahankan kondisi kesehatan lahir agar tetap sehat adalah
sebagai berikut :

a. Menjaga dan mempertahankan kecukupan kebutuhan fisik sandang pangan


papan.

b. Menjaga kebugaran tubuh untuk tetap berolahraga secara teratur sesuai dengan
porsinya.

c. Menjaga pola istirahat dan tidur sesuai dengan kebutuhan.

15
d. Berusaha menjaga fisik agar tidak sampai terkena penyakit dengan kebersihan
diri dan lingkungannya.

e. Berusaha agar fisik dan pikiran tidak terkena permasalahan

f. Berusaha agar fisik dan kehidupannya tidak terkena godaan yang


membahayakan

g. Berusaha menjaga fisik agar tidak terkena racun dan bahaya


B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan manusia dapat melakukan hal-hal


berikut guna menunjang kesehatan jasmani maupun rohani:

1. Pencarian pelayanan pengobatan dapat menggunakan cara yaitu,


memperhitungkan hitungan hari pertama menderita merasakan sakit sebagai pedoman
atau dasar dalam mencari tempat pelayanan pengobatan, apakah ke dukun, maupun
saran dari tamu yang datang sebagai acuan masyarakat dalam mencari arah pengobatan
penyakit.

2. Untuk petugas kesehatan yang berada di garis terdepan pelayanan kesehatan


memberikan tindakan promotif seharusnya mempertimbangkan prinsip keseimbangan
dan keselarasan hubungan komunikasi dengan memperhatikan budaya yang dianut oleh
masyarakat.

3. Bagi masyarakat maupun petugas kesehatan jangan tergesa-gesa langsung


memvonis bahwa tindakannya adalah yang paling benar tanpa menghiraukan pendapat
orang lain sesuai dengan ilmu pengetahuan dan konsepsi masing-masing.

4. Berusaha saling mengerti dan memahami prinsip yang dipegang oleh masing-
masing untuk melakukan proses perawatan dan proses penyembuhan penyakit.

16
5. Khusus bagi tindakan perawatan dan pengobatan yang bertentangan dengan
prinsip dunia modern sebaiknya bisa saling dikomunikasikan untuk mencegah bahaya
yang lebih fatal bagi penderita.

DAFTAR PUSTAKA

AFMC. 2016. “Part1-Theory Thinking About Health” [Online],


(https://web.archive.org/web/20160812145405/http://phprimer.afmc.ca/Part1-
TheoryThinkingAboutHealth/ConceptsOfHealthAndIllness/DefinitionsofHealth .,
diakses 12 November 2021).

Laila Rohmawati.2014.Konsep Sehat Sakit Menurut WHO.Makalah

Kemkes. 2019. “Apa yang dimaksud Sehat dan Bugar?” [Online],


(http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-
pembuluh-darah/apa-yang-dimaksud-sehat-dan-bugar ., diakses 12 November 2021).

17
Dr. Irwan. S.KM, M. (2020). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Absolute Media.
Retrieved November 13, 2021, from
https://www.google.co.id/books/edition/Etika_dan_Perilaku_Kesehatan/3XHwDwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1

lhamda, S., & Sriani, Y. (2015). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Jakarta:
Deepublish. Retrieved from
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat_IK
M/DekUCgAAQBAJ?hl=id&gbpv=0&kptab=overview

Dr. Irwan. S.KM, M. (2020). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Absolute Media.
Retrieved November 13, 2021, from
https://www.google.co.id/books/edition/Etika_dan_Perilaku_Kesehatan/3XHwDwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1

Eliana, & Sumiati, S. (2016). Kesehatan Mayarakat. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan. Retrieved from AFMC: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Kesehatan-Masyarakat-Komprehensif.pdf

Akil, M. (2008). Luwu Dimensi Sejarah, Budaya dan Kepercayaan, Makassar, Refleksi.
Adam, Barlin dkk, (2008). Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Suku

Bajo di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara .( online) Volume 1 ( http://


isjd.pdii.lipi.go.id) diakses pada tanggal 10 Maret 2012.

Ewles dan Simnet, (1994). Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis, Terjemahan oleh Emilia,

Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

Hidayat, A. (2006). Konsep Dasar keperawatan,Jakarta : Salemba Medika .

Husaini, (2007). Hubungan persepsi sehat sakit terhadap Tindakan pengobatan Masyarakat di

18
kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.( online) ( http:// isjd.pdii. lipi.go.id) di akses
pada tanggal 10 Februari 2012

19

Anda mungkin juga menyukai