Dosen Pengampu :
Ilkafah, S. Kep., Ns., M. Kep
Disusun oleh :
Mayendra Jovan Pranata 012111133209
Brandon 052111133134
Nabilla Fitri Rahmadina 062111133185
Waffa Aulia Rizka 102111233143
Putri Nur Wahyuni 132111133169
Rania alwi azzahra 152110483004
SURABAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Prinsip Dasar Konsep Dasar Sehat dan Sakit Dalam Kesehatan
Masyarakat’’. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ilkafah, S. Kep., Ns., M. Kep.,
selaku dosen Penanggung Jawab Kelas Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan 35, beserta
seluruh pihak yang telah ikut membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, yaitu Komunikasi
Kesehatan. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya,
dan pembaca pada umumnya meskipun terdapat banyak kesalahan dan kekurangan di
dalamnya.
Akhir kata, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Tentu
banyak unsur yang belum terdapat di makalah ini. Namun, dengan segala bentuk kerendahan
hati, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca guna
meningkatkan kualitas makalah kedepannya dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang. Semoga dengan adanya makalah berjudul “Prinsip Dasar Konsep Dasar Sehat
dan Sakit Dalam Kesehatan Masyarakat” ini, dapat membuka wawasan kita terkait dengan
segala sesuatu yang berada lingkungan Kesehatan Masyarakat, terutama di Indonesia.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................10
iii
BAB V PENUTUP.................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan masyarakat dapat ditinjau dari berbagai aspek seperti prinsip dasar
dari konsep dasar sehat dan sakit yang beredar dan berlaku dalam kesehatan
masyarakat. Sakit dan sehat merupakan bahasan untuk menyatakan kondisi tubuh
manusia tetapi hanya dengan pernyataan itu saja tidak akan mampu untuk
menjelaskan suatu kondisi tubuh. Pengertian sehat atau sakit tidak hanya menjelaskan
kondisi tubuh yang baik atau buruk, namun masih lebih kompleks. Perkembangan
kesehatan sebagai salah satu cara atau upaya pembangunan nasional diatur guna
tercapainya suatu kemauan, kemampuan, dan kesadaran untuk hidup sehat bagi setiap
masyarakat supaya dapat mewujudkan tingkatan atau derajat kesehatan yang
mencapai nilai yang optimal. Konsep sehat dan sakit sebenarnya tidak terlalu
universal dan mutlak dikarenakan sebagian faktor lain di luar kenyataan klinis yang
memengaruhinya khususnya faktor sosial budaya. Kedua arti dan pengertian tersebut
saling memengaruhi dan pengertian yang satu tersebut hanya dapat dipahami dalam
konteks arti atau pengertian yang lain. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Masyarakat bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian
tersebut, dapat diartikan bahwa kesehatan harus diamati sebagai suatu kesatuan yang
utuh dan terdiri dari beberapa unsur seperti unsur sosial, mental dan fisik yang di
dalam kesehatan jiwa adalah bagian integral kesehatan. Seseorang dikatakan sakit jika
dia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lainya yang
menjadikan aktivitas kerja ataupun kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit
seperti pilek, masuk angin, tetapi bila dia tidak terganggu untuk menjalankan
aktivitasnya, maka dia dianggap tidak sakit dalam hal ini.
B. Rumusan masalah
1
b.Apa yang dimaksud dengan konsep sakit?
C. Tujuan Penelitian
➢ Tujuan Umum
➢ Tujuan Khusus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1 KONSEPSI SEHAT DAN SAKIT
Dengan definisi ini, kesehatan tidak hanya bebas dari penyakit, kecacatan dan
kelemahan seseorang melainkan sehat jiwa, raga dan batinnya. Orang yang tidak sakit belum
tentu dianggap sehat. Dia harus dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang sempurna.
Definisi sehat menurut WHO adalah keadaan ideal dimana seseorang dapat melakukan
aktivitasnya secara optimal dari segi biologis, psikologis dan sosial. Definisi kesehatan yang
dikemukakan oleh WHO mencakup tiga karakteristik:
Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-
Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan).
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di
4
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan (Undang-Undang nomor 23
tahun 1992 tentang kesehatan).
1. Status Perkembangan
Kemampuan memahami dan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan menanggapi
atau merespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.Contohnya seperti
bayi yang dapat merasakan sakit namun tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi sakitnya.
Setiap kultur mempunyai pandangan tentang sehat dan pandangan itu diturunkan dari orang
tua ke anak.Contohnya seperti orang Cina yang memiliki konsep sehat seperti keseimbangan
antara Yin dan Yang.
Seseorang dapat mempertimbangkan ada tidaknya rasa nyeri maupun sakit atau disfungsi dari
pengalaman masa lalu yang dapat membantu seseorang menentukan definisi seseorang
tentang sehat.
5
Seseorang tentu mengharapkan agar tubuhnya dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi, baik
fisik maupun psikososialnya jika seseorang tersebut merasa sehat.Faktor yang berkaitan
dengan diri sendiri yaitu:
1) Tentang bagaimana individu menerima dirinya dengan baik atau secara utuh.
2) Self Esteem atau harga diri, Body Image atau gambaran diri, peran, kebutuhan dan juga
kemampuan.
Tolak ukur atau acuan yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit atau
penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai batas normal yang telah ditetapkan, akan
tetapi ada beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan (Asmadi, 2008),
antara lain :
1. Menurut Parson, sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari fungsi normal
tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi penyesuaian.
2. Menurut Borman, ada 3 kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi terhadap
kondisi sakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam beraktivitas sehari-hari.
3. Menurut batasan medis, ada 2 bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.
6
4. Perkins mengemukakan pula bahwa, sakit adalah suatu kondisi yang kurang
menyenangkan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas
sehari-hari, baik jasmani maupun sosial.
Supaya usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik, maka ada beberapa
prinsip pokok yang harus diamati, yaitu:
kesehatan.
3. Kegiatan utama dalam pelayanan kesehatan seharusnya adalah di masyarakat dan bukan di
rumah sakit. Tenaga kesehatan adalah tenaga yang generalis.
4. Peran tenaga kesehatan yang terpenting yaitu sebagai pendidik atau pengajar (health
education) serta
7
5. Praktik kesehatan masyarakat timbul dari kebutuhan aspirasi, masalah dan sumber yang
terdapat di masyarakat.
8. Praktik dalam kesehatan masyarakat adalah gambaran yang terdapat dari seluruh program
kesehatan di masyarakat.
Terciptanya keadaan lingkungan yang sehat bagi setiap individu masyarakat dimana
lebih mengutamakan pencegahan daripada pengobatan dengan meminimalisirkan penyakit
yang menular, memahamkan pola pikir masyarakat tentang pentingnya kesehatan bersama
institusi pendidikan dan pelayanan kesehatan.
a. Ilmu biologi
b. Ilmu kedokteran
c. Ilmu kimia
d. Fisika
e. Ilmu lingkungan
f. Sosiologi
8
h. Psikologi
i. Ilmu pendidikan
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau
sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat antara lain :
1. Epidemiologi
3. Kesehatan lingkungan
5. Gizi masyarakat
6. Kesehatan kerja
Menurut fokus bidang kajian yang dipelajari, ilmu kesehatan dalam perkembangan-
perkembangannya dapat dikelompokkan menjadi dua objek kajian, yaitu :
1. Ilmu kesehatan pribadi (personal health) yang berfokus pada bidang kajiannya
merupakan orang per orang (pribadi).
2. Ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang berfokus pada bidang kajiannya
merupakan kelompok manusia dalam masyarakat.
kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu
sendiri.
9
BAB III
STUDI KASUS
Konsep sehat dan sakit di opinikan atau dengan kata lain dipersepsikan secara berbeda
oleh orang Bajo. Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif atau dengan kata lain
dapat dinilai berbeda-beda menurut pandangan orang banyak sesuai dengan kepercayaan
yang mereka ambil. Orang Bajo memiliki pandangan tersendiri terhadap sehat dan sakit,
persepsi sehat-sakit yang dipercaya oleh orang Bajo adalah sebagai berikut :
b. Seseorang sehat dilihat dari fisiknya dan dari makan yang dikonsumsi dengan
komposisi nasi, sayur seperti kangkung, terong, nangka dan ikan. Jika
10
makanan sehat maka orangnya pun sehat. Seperti komposisi makanan sayuran
yang mungkin mencapai 60% banyaknya dari komposisi total makanan
tersebut dan untuk sisanya bisa digunakan ikan serta nasi.
c. Sakit tidak memiliki penampilan fisik yang baik, yang berarti seseorang
dikatakan sakit jika penampilannya tidak terlihat bugar. Hal tersebut dapat
dilihat dari wajah, bahasa atau gaya tubuh, dan performanya dalam melakukan
suatu pekerjaan.
Contohnya seperti Ibu hamil di suku Bajo yang dikatakan sehat apabila dapat
melakukan pekerjaan rumah tangga, terlihat segar, dapat mengurus anak, kuat makan atau
dengan kata lain nafsu makannya tidak terganggu, tidak ngidam dan tidak merasakan sakit
kepala. Ibu hamil yang sakit adalah ibu hamil yang tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-
hari, sakit kepala, muntah–muntah, dan lemah. Ibu melahirkan yang sehat adalah ibu yang
memiliki penampilan fisik yang baik, psikologi yang baik atau tidak terganggu secara psikis
setelah melahirkan. Sedangkan, ibu melahirkan yang berada dalam keadaan sakit adalah ibu
yang memiliki kondisi fisik lemah, tidak kuat bekerja, dan dapat mengancam kesehatan
psikologinya. Menurut Suku Bajo, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan kesehatan
pada saat hamil, seperti melakukan pekerjaan rumah tangga, melakukan tindakan sesuai
anjuran orang tua seperti menaati larangannya, pemenuhan nutrisi serta dilakukan
pengurutan. Pengurutan dilakukan pertama kali pada kehamilan pertama dengan tujuan untuk
mengetahui posisi bayi dan membuat ibu sehat. Memasuki bulan kedelapan sampai
menjelang melahirkan dilakukan pengurutan sebanyak tiga kali. Semua itu bertujuan supaya
ibu dan anak lahir dengan sehat dan selamat. Lalu, terdapat beberapa upaya yang dilakukan
ketika ibu melahirkan untuk meningkatkan kesehatannya yaitu, dengan melakukan aktivitas,
mengikuti tradisi yang berlaku di suku Bajo seperti di urut, di mandikan, serta mengonsumsi
vitamin yang diberikan petugas kesehatan. Ibu di masyarakat suku Bajo yang melahirkan
penanganannya dilakukan oleh dukun biasanya akan menjalani tahap–tahap proses pemulihan
dengan cara dilakukan pengurutan yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan
membuat ibu merasa lebih baik, kemudian ibu disuruh untuk meminum boi ure. Boi ure
adalah air yang sudah dibaca baca dengan menggunakan mantra yang dilakukan oleh dukun
guna membantu persalinan. Tujuannya adalah supaya ibu melahirkan sehat dan orang bajo
meyakini bahwa ketika melahirkan ada 40 urat yang putus sehingga untuk memulihkannya,
individu dianjurkan meminum boi ure. Setelah itu maperape, maperape adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh dukun terhadap ibu melahirkan seperti pijatan dan pembacaan
11
mantra yang bertujuan supaya daerah kewanitaanya utuh kembali sebelum melahirkan, jadi
kehadiran seorang dukun di masyarakat suku Bajo masih dibutuhkan sampai saat ini guna
membantu Ibu hamil yang sedang dalam keadaan sehat maupun sakit.
BAB IV
PEMBAHASAN
12
Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif atau dengan kata lain dapat
dinilai berbeda-beda menurut pandangan orang banyak sesuai dengan kepercayaan yang
mereka ambil. Persepsi atau opini seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses
belajar dan pengetahuannya. Persepsi sehat dan sakit adalah relatif antara satu individu
dengan individu lain, antara kelompok masyarakat dan antar budaya satu dengan budaya
yang lain. Oleh karena itu, konsep sehat dan sakit bervariasi sosial dapat dilihat menurut
umur, jenis kelamin, level sakit, tingkat mobilitas dan interaksi yang di dapat. Secara umum
sehat adalah kuat, memiliki penampilan fisik yang sehat, mampu melakukan pekerjaan
rumah, dan juga bagi peran ibu yaitu tidak terganggu dalam mengurus anak, sedangkan sakit
adalah kondisi lemah, badan sakit. Penampilan fisik menggambarkan kondisi bersangkutan
sedangkan sakit. Secara khusus sehat merupakan kondisi pada anak yang memperlihatkan
fisik dan psikologi seperti kuat makan, kebersihan diri dijaga, senang perasaanya, tidak lemah
atau loyo dan dapat bermain. Adapun penyakit yang biasa dialami anak-anak adalah
panas,gatal-gatal dan sakit perut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jegede (2002),
pada suku Yoruba di Nigeria, mengungkapkan bahwa ibu menganggap anaknya sehat jika
tidak sakit, banyak ibu cenderung menggambarkan kesehatan dengan pernyataan positif tidak
sakit, dapat makan, tidak kurus, dapat tidur, dapat buang air besar dan buang air kecil, emosi
stabil. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penyakit yang terdapat pada anak-anak
bersifat ringan seperti batuk yang menyertai pertumbuhan gigi, kejang, dan panu (kulit bayi
ruam setelah lahir) adalah kondisi normal dalam perkembangan anak, dan karena itu orang
tua jangan panik tentang penyakit tersebut. Seorang anak yang sehat, termasuk yang memiliki
nafsu makan baik, aktif, berat badan bertambah dan makan dengan baik. Berdasarkan hasil
penelitian Syahrun (2008), pandangan orang Buton bahwa sakit adalah semacam gangguan
terhadap pikiran dan fisik manusia, sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan
kegiatan atau pekerjaan dengan baik. Dengan kata lain sakit adalah gangguan yang datang
menyerang tubuh manusia baik secara fisik maupun batin (kejiwaan). Dari pengetahuan
tersebut maka sakit dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu sakit yang bersifat rasional
(nyata) atau ringan dan irasional (tidak nyata) atau berat. Sakit yang digolongkan rasional
menurut konsep masyarakat buton adalah yang dapat dilihat atau dirasakan dengan jelas,
sehingga mudah untuk pengobatannya. Sedangkan sakit yang tidak rasional mempunyai ciri
yang sulit untuk menentukan penyebabnya, dan tidak dapat di tunjukan bagian mana yang
terasa sakit, karena yang merasakan sakit adalah fisik atau pikiran, baik secara sadar atau
tidak sadar.
13
Meskipun masyarakat suku Bajo sudah memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
menyembuhkan penyakitnya, namun suku Bajo tetap tidak dapat meninggalkan pengobatan
tradisional yang sudah diturunkan secara turun temurun seperti pembacaan mantra dan juga
meminum air yang diberikan oleh dukun, tindakan ini diambil karena adanya kepercayaan
bahwa ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter dan hanya bisa sembuh
dengan pengobatan tradisional. Suku Bajo pada umumnya memiliki anggapan bahwa ada
penyakit yang memang bisa diobati oleh dokter. Ada juga penyakit yang hanya bisa diobati
oleh dukun. Meskipun berobat ke rumah sakit dan dirawat, kehadiran seorang dukun masih
dibutuhkan. Jika dirawat di pelayanan kesehatan, seorang dukun akan menemani sampai
orang sakit tersebut dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Menurut hasil penelitian
Notosiswoyo dan Supardi ( 2005), dalam pencarian pengobatan pada masyarakat Ciwalen,
Kabupaten Cianjur adalah melakukan pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan, hemat
biaya, dan hemat waktu dan sebagai pertolongan pertama sebelum ke pelayanan kesehatan.
Menurut Adam, dkk ( 2008), bahwa masyarakat suku Bajo di Kabupaten Kolaka dalam
mengambil tindakan pengobatan ketika sakit pilihan ke dukun dari pada pelayanan kesehatan
karena lebih banyak memberikan kesembuhan pada masyarakat suku Bajo di Kolaka.
Menurut Husaini (2008), akibat adanya perbedaan persepsi masyarakat tentang sehat sakit,
perbedaan antara daerah satu dengan yang lain menyebabkan tindakan pengobatan oleh
masyarakat daerah yang satu dengan yang lainnya juga berbeda. Berbagai variasi tindakan
pengobatan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan
budaya juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, jasmani dan geografi suatu daerah.
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa konsep sehat menurut perspektif budaya Sulawesi adalah sebagai
berikut:
1. Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Dengan
definisi ini, kesehatan tidak hanya bebas dari penyakit, kecacatan dan kelemahan
seseorang melainkan sehat jiwa, raga dan batinnya. Orang yang tidak sakit belum tentu
dianggap sehat. Dia harus dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang sempurna.
Terdapat faktor utama yang dapat memengaruhi suatu status kesehatan dalam
masyarakat seperti genetik dari keluarga, juga lingkungan sekitar seperti ekonomi,
sosial masyarakat yang sedang berkembang, politik dan budaya setempat, perilaku
termasuk juga gaya hidup individu, serta fasilitas pelayanan kesehatan (jenis cakupan
dan kualitas).
3. Cara menjaga dan mempertahankan kondisi kesehatan lahir agar tetap sehat adalah
sebagai berikut :
b. Menjaga kebugaran tubuh untuk tetap berolahraga secara teratur sesuai dengan
porsinya.
15
d. Berusaha menjaga fisik agar tidak sampai terkena penyakit dengan kebersihan
diri dan lingkungannya.
4. Berusaha saling mengerti dan memahami prinsip yang dipegang oleh masing-
masing untuk melakukan proses perawatan dan proses penyembuhan penyakit.
16
5. Khusus bagi tindakan perawatan dan pengobatan yang bertentangan dengan
prinsip dunia modern sebaiknya bisa saling dikomunikasikan untuk mencegah bahaya
yang lebih fatal bagi penderita.
DAFTAR PUSTAKA
17
Dr. Irwan. S.KM, M. (2020). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Absolute Media.
Retrieved November 13, 2021, from
https://www.google.co.id/books/edition/Etika_dan_Perilaku_Kesehatan/3XHwDwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1
lhamda, S., & Sriani, Y. (2015). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM). Jakarta:
Deepublish. Retrieved from
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat_IK
M/DekUCgAAQBAJ?hl=id&gbpv=0&kptab=overview
Dr. Irwan. S.KM, M. (2020). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Absolute Media.
Retrieved November 13, 2021, from
https://www.google.co.id/books/edition/Etika_dan_Perilaku_Kesehatan/3XHwDwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1
Eliana, & Sumiati, S. (2016). Kesehatan Mayarakat. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan. Retrieved from AFMC: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Kesehatan-Masyarakat-Komprehensif.pdf
Akil, M. (2008). Luwu Dimensi Sejarah, Budaya dan Kepercayaan, Makassar, Refleksi.
Adam, Barlin dkk, (2008). Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Suku
Ewles dan Simnet, (1994). Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis, Terjemahan oleh Emilia,
Husaini, (2007). Hubungan persepsi sehat sakit terhadap Tindakan pengobatan Masyarakat di
18
kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru.( online) ( http:// isjd.pdii. lipi.go.id) di akses
pada tanggal 10 Februari 2012
19