Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOSOSIAL & BUDAYA

DALAM KEPERAWATAN PERSEPSI SEHAT SAKIT

Dosen Pengampu :
Wahyu Nur Pratiwi, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Ahmad Ali Qomaruddin (10221002)
2. Alissa Noviani (10221005)
3. Anggita Yusi Rahmawati (10221008)
4. Armandha Waluyo (10221014)
5. Bita Tri Astiani (10221017)
6. Della Puspita Maulidia (10221021)
7. Diana Tri Agustina (10221024)
8. Dwi Rahmawati (10221027)
9. Ervina Eka Saputri (10221030)
10. Fakhri Hafid (10221033)
11. Hilya Sania (10221039)
12. Intan Arum (10221042)
13. Isnallayli Dzulhadh (10221046)
14. Kayla Marshanda Aishya Valliandra (10221049)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“makalah psikososial dan budaya alam keperawatan persepsi sehat sakit”.

Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancer, tetapi kami menyadari bahwa penyusunan
tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami mohon untuk memberikan masukan, kritik, dan saran
yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruksi dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir
kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Kediri,29 November 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................................. ii


BAB I ................................................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah........................................................................................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan...................................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................................................... 6
A.Konsep Sehat dan Sakit ............................................................................................................................................... 6
B. Pengertian Persepsi Sehat Sakit .................................................................................................................................. 9
C. Faktor Pengaruh Status Kesehatan ............................................................................................................................. 9
BAB III ............................................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ...................................................................................................................................................................... 12
A.Kesimpulan. ............................................................................................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap
kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang
kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang
dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain diluar
kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor social budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi
dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa
masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan
sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu
masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka.
Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
Persepsi tentang sehat dan sakit merupakan hal yang banyak terdapat unsur subjektifitas yang dipengaruhi
oleh unsur-unsur pengalaman masalalu, sosial budaya yang akhirnya menimbulkan perbedaan persepsi. Jadi,
persepsi yang berkaitan dengan budaya dapat mempengaruhi aspek kesehatan dan sakitnya individu dan
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persepsi sehat sakit ?

2. Bagaimana konsep sehat sakit menurut budaya masyarakat?

3. Bagaimana konsep kejadian penyakit dari berbagai bidang ?

4. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap penyakit ?

5. Apa saja masalah sehat sakit?

4
C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui persepsi sehat sakit

2. Mengetahui kosep sakit sehat sakit menurut budaya masyarakat

3. Mengatahui konsep berbagai penyakit dari berbagai bidang

4. Mengatahui persepsi masyarakat terhadap penyakit

5. Mengetahui masalah sehat dan sakit

D. Manfaat Penulisan

1. Memberikan gambaran tentang konsep sehat dan sakit pada masyarakat dengan mengetahui teori-teori
kesehatan.
2. Melihat konsep sehat dan sakit secara lebih kontekstual pada masyarakat dan tenaga kesehatan sehingga
para pelaku atau pelayan kesehatan dapat mengkonstruksi model pelayanan kesehatan tertentu yang
sesuai dengan konsep sehat dan sakit.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Konsep Sehat dan Sakit

a. Konsep Sehat

Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita sehari-hari. Dalam
sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi
yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita
amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang
terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu
pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural
juga mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh badan serta bagian-
bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis.
konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan
yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam
definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya
belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun
sosial.Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau keadaan ideal, dari sisi biologis,
psiologis, dan sosial sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas secara optimal. Definisi sehat yang
dikemukakan oleh WHO mengandung 3 karakteristik yaitu :

 Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia

 Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.

 Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, dan bukan merupakan suatu keadaan
tetapi merupakan proses dan yang dimaksud dengan proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya

6
terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.Jadi dapat dikatakan bahwa batasan sehat menurut
WHO meliputi fisik, mental, dan sosialSedangkan batasan sehat menurut Undang-undang Kesehatan meliputi fisik
(badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi. Sehat fisik yang dimaksud disini adalah tidak merasa sakit dan memang
secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh.
Sehat mental (jiwa), mencakup:

 Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara logis (masuk akal) atau
berpikir runtut

 Sehat Spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek keagamaan dan
kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.

 Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya atau pengendalian
diri yang baik.

 Sehat Sosial adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu
berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan,
status sosial, ekonomi, politik.

 Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Untuk anak dan
remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek ekonomi adalah bagaimana
kemampuan seseorang untuk berlaku produktif secara sosial.

b. Konsep Sakit

Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam penggunaannya sehari-hari
padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan
dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh
tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang
normal. Contohnya pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka
orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa
penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap melainkan perluasan dari
proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses
fisiologi yang sudah diubah.

7
Proses perkembangan penyakit disebut patogenesis. Bila tidak diketahui dan tidak berhasil ditangani dengan
baik, sebagian besar penyakit akan berlanjut menurut pola gejalanya yang khas. Sebagian penyakit akan sembuh
sendiri (self limiting) atau dapat sembuh cepat dengan sedikit intervensi atau tanpa intervensi sebagian lainnya
menjadi kronis dan tidak pernah benar-benar sembuh.Pada umumnya penyakit terdeteksi ketika sudah
menimbulkan perubahan pada metabolisme atau mengakibatkan pembelahan sel yang menyebabkan munculnya
tanda dan gejala. Manifestasi penyakit dapat meliputi hipofungsi (seperti konstipasi), hiperfungsi (seperti
peningkatan produksi lendir) atau peningkatan fungsi mekanis (seperti kejang) Secara khas perjalanan penyakit
terjadi melalui beberapa tahap :

 Pajanan atau cedera yang terjadi pada jaringan sasaran.

 Masa latensi atau masa inkubasi (pada stadium ini tidak terlihat tanda atau gejala

 Masa prodormal (tanda dan gejala biasanya tidak khas)


 Fase akut (pada fase ini penyakit mencapai intensitas penuh dan kemungkinan menimbulkan komplikasi,
fase ini disebut juga sebagai fase akut subklinis)

 Remisi (fase laten kedua ini terjadi pada sebagian penyakit dan biasanya akan diikuti oleh fase akut lain)

 Konvalesensi (keadaan pasien berlanjut ke arah kesembuhan sesudah perjalanan berhenti)

 Kesembuhan (recovery) pada kondisi ini pasien kembali sehat dan tubuhnya sudah berfungsi normal
kembali serta tidak terlihat tanda atau gejala penyakit yang tersisa.

 Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit


Sama halnya dengan perilaku sehat, maka perilaku sakit juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Untuk membuat rencana perawatan yang individual, perawat perlu memahami pengaruh dari
berbagai faktor ini:
1. Faktor Internal
Faktor internal yang penting dan dapat mempengaruhi perilaku pada saat klien sakit anatara lain persepsi
mereka terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Perilaku sakit klien dapat juga disebabkan oleh asal
penyakit yang dialaminya. Selain itu, dalam sistem yang ada pada saat ini kadang kadang beberapa profesi
pelayanan kesehatan tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk tetap terlibat dalam perawatan.

8
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi sakit klien, terdiri dari gejala yang dapat dilihat, kelompok social,
latar belakang budaya, faktor ekonomi, kemudahan akses kedalam sistem pelayanan kesehatan, dukungan
sosial.

B. Pengertian Persepsi Sehat Sakit

Pengertian persepsi dari kamus psikologi adalah berasal dari bahasa Inggris, perception yangartnya:
persepsi,penglihatan,tanggapan ; adalah proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya
melalui indera-indera yang dimilikinya; atau pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interpretasi data
indera Menurut kamus besar bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) dari sesuatu. Proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.Persepsi merupakan suatu respon kognitif yang
dipengaruhi oleh pengetahuan pasien serta latar belakang sosial budaya.

3.3 Rentang Sehat Sakit Menurut Holistic Health

Rentang sehat Rentang sakit

Sejahtera sehat sekali sehat normal setengah sakit sakit sakit kronis meninggal

Pada negara maju disebut sakit, bila masyarakat sedikit saja mengalami gangguan pada kesehatan dan akan segera
memeriksakan diri ke dokter.Pada saat diperiksa terkadang tidak ditemukan gangguan fisik yang nyata
(hypochondriacal).Masyarakat Tradisional : disebut sakit jika orang tersebut kehilangan nafsu makannya / gairah
kerja menurun bahkan sudah tidak bisa bangun dari tempat tidurnya.Persepsi sehat-sakit pasien merupakan
representasi kognitif maupun respon emosi pasien terhadap kondisi. Persepsi sehat dan sakit merupakan hal yang
banyak terdapat unsur subjektivitas yang dipengaruhi oleh unsur-unsur pengalaman masa lalu sosial budaya yang
akhirnya menimbulkan perbedaan persepsi. Persepsi yang berkaitan dengan budaya dapat mempengaruhi
aspek kesehatan dan sakitnya individu dan masyarakat.

C. Faktor Pengaruh Status Kesehatan

Status kesehatan merupakan keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat
dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, social kultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang
dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

9
1. Perkembangan
Artinya bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal pertumbuhan dan
perkembangan, mengingat proses perkembangan dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut memiliki
pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Apabila seseorang merespon
baik terhadap perubahan kesehatannya, maka akan memiliki kesehatan yang baik, demikian sebaliknya.
Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat perawat
menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat
rencana perawatan.
2. Sosial dan kultural
Sosial dan kultural akan mempengaruhi pemikiran dan keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan
dalam perilaku kesehatan. Contohnya seseorang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor namun
jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu, maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam keadaan
sehat. Perawat harus mengidentifikasi dan memasukan factor budaya kedalam rencana keperawatan klien
untuk menghindari terjadinya konflik antara tujuan dan metode keperawatan dengan latar belakang budaya
klien.
3. Pengalaman masa lalu
Pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau yang buruk akan berdampak besar dalam status kesehatan
selanjutnya. Contohnya seseorang pernah mengalami tifoid, karena pengalaman masa lalu yang salah dalam
menjaga pola hidupnya yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka seseorang tersebut akan selalu
berupaya untuk tidak mengulangi pengalaman masa lalunya dengan mencegah hal hal yang dapat memicu
perubahan pola hidupnya.
4. Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ketingkat yang lebih baik secara fisik,maupun psikologis,
karena dengan adanya harapan seseorang akan memiliki motivasi untuk hidup sehat dan menghindari hal-
hal yang dapat menggangu kesehatannya.
5. Keturunan
Potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi
akan mempengaruhi respon pada berbagai penyakit. Contohnya : seorang ibu menderita diabetes mellitus
maka ada kemungkinan untuk keturunannya si anak akan menderita diabetes mellitus jika tidak menjaga
pola hidupnya.

10
6. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik yaitu udara, air, sungai, dan lain-lain.
7. Pelayanan
Pelayanan dapat mempengaruhi status kesehatan apabila pelayanan kesehatan berkualitas dalam
memberikan pelayanan kesehatannya maka akan dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup
sehat. Pelayanan kperawatan yang berorientasikan kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
dapat dipahami melalui berbagai aktifitas kesehatan yang dilakukan pada tingkay primer, sekunder, dan
tersier.

11
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan.

Individu yang sehat dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan pada lingkungan internal dan
eksternalnya dan dapat mempertahankan kesehatan pada seluruh dimensi dalam dirinya,mSehat adalah suatu
keadaan yang sempurna, baik secara fisik, mental, dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
(WHO,1947). Sehat pun mempunyai karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif.

Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses penyesuaian diri manusia,
sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan). Rentang sehat-sakit sangat membantu perawat dalam membuat asuhan keperawatan.Melalui rentang
ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.

B. Saran

Disarankan agar masyarakat sadar dan turut serta dalam peningkatan kesehatan khususnya preventif atau
pencegahan penyakit. Dengan adanya makalah ini diharapkan siswa bisa mengerti dan memahami konsep sehat
sakit yang akan diterapkan pada individu, keluarga, dan masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nadya.(2013).Konsep Sehat dan Sakit


Arya elia,dkk.(2018).Persepsi Sehat dan Sakit Berdasarkan Social Budaya
Andy Rias,Yohanes,dkk.(2021).Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan

13

Anda mungkin juga menyukai