Anda di halaman 1dari 13

KONSEP SEHAT DAN SAKIT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :

 LILIS MEYRINDA
 JUHEMI
 WIDIA LESTARI
 RESTA AGUSTIN

Dosen Pembimbing : Rizki Dianita Segarahayu, M. Psi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


AL-MA’ARIF BATURAJA
TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia” dengan
lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada
makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan
kualitas makalah di masa yang selanjutnya.

Baturaja, 07 oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
2.2 Tujuan...............................................................................................................1
BAB II ISI
2.1 Definisi Sehat Sakit...........................................................................................2
2.2 Rentang Sehat Sakit..........................................................................................2
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Sehat Sakit..........................................................4
BAB III PENUTUP......................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pandangan setiap individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan pelayanan
kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi setiap perilaku sehat-sakit
yang dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar masyarakat belum mendapatkan
pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena pelayanan kesehatan medis
yang tidak merata. Hal ini banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum
dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi
masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun di lain pihak, bagi
beberapa individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting.
Untuk itu, beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk
memperoleh kesehatan dalam diri mereka. Perilaku sehat-sakit dari setiap individu
tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari bagaimana individu dalam sebuah kelompok
sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari setiap kelompok sosial tentunya akan
berbeda sesuai dengan kebiasaan yang dianut oleh setiap individu tersebut. Pola hidup
yang sudah menjadi kebiasaan dalam sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi
sebuah budaya. Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari
kesadaran dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menahan diri
untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat buruk bagi Kesehatan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?


2. Bagaimana rentang sehat sakit ?
3. Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?
4. Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?
5. Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?

           1.3 TUJUAN  PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit


2. Untuk mengetahui rentang sehat sakit ?
3. Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit
4. Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit
5. Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat saki
6.

BAB II
ISI
2.1 Definisi Sehat-Sakit
A. Definisi Sehat :
1. WHO ( 1947 )
- Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Mengandung tiga karakteristik :
a. merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b. memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun eksternal
c. sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
2. President’s Communision On Health Need Of Nation Stated ( 1953 )
- Sehat  bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses
- Proses adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap
lingkungan sosialnya.
3. Pender ( 1982 )
- Sehat  aktualisasi ( perwujudan ) yang diperoleh individu melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas sosial.
- Definisi sehat menurut Pender ini mencakup stabilitas dan aktualisasi
4. Payne ( 1983 )
- Sehat  fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( Self Care
Resources ) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care Action )
secara adekuat.
- Self Care Resources  mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap
- Self Care Action  perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan untuk
memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi, psikososial dan
spiritual.
B. Definisi Sakit
1. Parsors ( 1972 )
Sakit  Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya

2. Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

- Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri


- Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
- Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja ataupun sekolah

2.2 Rentang Sehat Sakit


 Yaitu suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang.
 Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual.
 Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada
titik lain.
 Rentang sehat sakit menurut Neuman (1990): “sehat dalam suatu rentang merupakan
tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang dan kondisi
sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian
yang menandakan habisnya energi total.” Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan
dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap
berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan
keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam suatu atau lebih
dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingakan dengan
kondisi individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relatif dan
mempunyai tingkatan sehingga akan lebih akurat jika ditetukkan sesuai titik-titik tertentu
pada skala Rentang Sehat Sakit. Kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan
tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim
pada rentang itu (kesejahteraan tingkat tinggi-kematian). Misalnya apakah seseorang
yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan
mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan orang yang
mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat. Model ini efektif jika digunakan
untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan
sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam menentukan tujuan
pencapaiam tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan dating.
 Berikut ini adalah Rentang Sehat Sakit menurut Model “Holistik Health”

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi sehat sakit


Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sehat.
a. Status perkembangan
Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap
perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.
Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasinya.
b. Pengaruh sosiokultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang tua
pada anaknya.
Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang; Orang dengan ekonomi
rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa sehat
c. Pengalaman masa lalu
Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan normal karena
pengalaman sebelumnya; Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat
d. Harapan seseorang tentang dirinya
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun
psikososialnya jika mereka sehat.

Berikut ini adalah bagan yang menunjukkan faktor yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang, yaitu keturunan 5%, lingkungan 40%, pelayanan kesehatan 20% serta perilaku 35%

2.4   TINGKAT PENCEGAHAN SEHAT SAKIT


Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit
di kenal tiga tahap pencegahan :
 Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit,    
upaya yang dilakukan ialah:
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan     tubuh
terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk
mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan tersier: rehabilitasi.
  Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.
a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan   utama dari
tindakan ini ialah:
1.      mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular.
2.      untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah
terjadinya komplikasi dan cacat.
3.       Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk
mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih
buruk lagi
Pencegahan tersier             
a.       Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
b.      Dampak dirawat    
Efek dari hospitalisasi dapat mengganggu      :
a.    Privacy seseorang
b.    Autonomy
Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol dari luar
c.    Gaya hidup
Adanya peraturan/ketentuan yang berlaku di RS
d.   Peran
e.    Ekonomi
            Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan kesehatan yang
dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera mungkin.

2.5. Paradigma sehat sakit


1. Paradigma Sehat
     Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik. Cara pandang ini menekankan pada melihat masalah kesehatan yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor.

Mengacu kepada paradigma kesehatan,ada beberapa variabel yang harus diperhitungkan


dalam setiap kejadian atau petagonesis penyakit,yakni variabel iklim,temporal,spasial dan
suprasystem lainnya.variabel ini dengan kata lain juga harus diperhitungkan dalam setiap upaya
manajemen penyakit.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

1.      Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif

2.      Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat
produktif sosial ekonomis.

3.      Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif.

4.      Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus.

5.      Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health program
for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif merupakan
“Health Program for human development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal
15 September 1998.

Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang


menguntungkan karena :

a. Melakukan intervensi setelah sakit

b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.

c. Dari segi ekonomi lebih cost effective

d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.


2.  Paradigma Sakit
Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada penyelenggaraan
pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal
ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumti

Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan


(Does Sampoerna, 1998).
Hingga saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata masih mengusung paradigma
sakit. Umumnya, masyarakat baru mengunjungi dokter ketika sakit melanda. Padahal,
memelihara kesehatan wajib dilakukan dalam keadaan apapun.

Perpindahan agent penyakit melalui berbagai media seperti air,udara,pangan,serangga


atau langsung kontak dengan tubuh manusia,memiliki jalur rumit dan memiliki jalur rumit dan
memiliki sifat khas masing-masing agent penyakit.

Untuk tujuan pencegahan,setiap ahli kesehatan masyarakat harus mampu memberikan


gambaran dinamika transmisi tiap penyakit,baik penyakit menular maupun penyakit tidak
menular.kemudian melakukan mamnejemen pencegahan penyakit tersebut dengan sebaik-
baiknya.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.

1.      Disease adalah gangguan & penyimpangan dari  struktur dan fungsi organ-organ tubuh.

2.      Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit yg di


deritanya.

3.      Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan pengetiannya thd
penyakitnya (illness).

Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di


Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan
individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak
yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang
dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong
kering" (tidak punya uang).

Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :

1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia

2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.

3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).

Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-
lain. Dengan demikian  upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka
terhadap penyebab sakit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang penulis buat dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep sehat sakit
memiliki beberapa definisi menurut para ahli. Salah satunya menurut WHO yaitu Sehat adalah
suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Sementara sakit menurut Parsors yaitu Gangguan dalam fungsi normal
individu sebagai totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya. Kemudian Rentang sehat sakit yaitu skala ukur secara relative dalam mengukur
keadaan sehat/kesehatan seseorang. Lalu faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang,
yaitu keturunan 5%, lingkungan 40%, pelayanan kesehatan 20% dan perilaku 35%
Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan.
Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan
ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal
ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat
misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat
meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih
atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan
pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke depannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
 http://angger-pratama-fkp12.web.unair.ac.id/artikel_detail-71479-Ilmu%20Keperawatan
%20Dasar%20I-Konsep%20Sehat%20dan%20Sakit.html
 http://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/KONSEP%20SEHAT%20SAKIT
%20KDK.doc
 http://www.authorstream.com/Presentation/ebenzalukhu-2144129-konsep-sehat-sakit/
 http://911medical.blogspot.com/2007/06/konsep-sehat-sakit.html
 http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/06/pengertian-sakit.html
 http://askep-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-sehat-sakit.html
 http://www.scribd.com/doc/55639140/8/tahapan-sakit-menurut-Suchman
 Potter, A. Patricia dan Anne Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
 Soemanto, Wasty. 2006. Psiokologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
 Foster, George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press
 Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
 Susanto, S Astrid. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta

Anda mungkin juga menyukai