Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP SEHAT SAKIT

Disusun oleh:

MEILA KUNTA BEDINIKA


NIM.19110016

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA
YOGYAKARTA
2020
MAKALAH KONSEP SEHAT SAKIT

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.I LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SEHAT DAN SAKIT
1. Definisi Sehat
2. Definisi Sakit
2.2 PARADIGMA SEHAT SAKIT
1. Paradigma Sehat
2. Paradigma Sakit
2.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN SEHAT SAKIT
1. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat
2. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
KATA PENGANTAR

Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia” dengan
lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada
makalah kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan
kualitas makalah di masa yang selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.I LATAR BELAKANG

Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita
sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan
meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam
kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang
gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada
dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam
masyarakat.

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika
dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya
dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.

Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan


adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa
merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia
menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?

2. Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?

3. Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?

4. Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit

2. Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit

3. Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit

4. Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat sakit


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI SEHAT DAN SAKIT

1. Definisi Sehat

Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh.
badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No
23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health Organization
(WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik,
mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi
ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun
tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik,
mental, maupun sosial

Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ tubuh yang
berfungsi secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Sedangkan konsep sehat secara
ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian individu dengan lingkungannya yang berjalan
terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungannya.

Untuk meningkatkan sumber daya alam (SDM)sebagai sebagian dari upaya mewujudkan
kualitas hidup yang lebih baik,salah satu unsur yang harus mendapat perhatian adalah faktor
kesehatan.hal ini disebabkan beberapa pertimbangan seperti:

a. Kesehatan merupakan unsur vital dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

b. Usaha perbaikan tidak akan terlaksana jika kesehatan individu dan masyarakat tidak terjamin.

Untuk penjagaan kesehatan perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:mengkonsumsi


makanan dan minuman yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh,menghirup udara
bersih dan segar,melakukan aktivitas olahraga secara rutin,menjaga diri dari kemungkinan
tertular suatu penyakit,menghindarkan diri dari kemungkinan cedera dan keracunan serta
menghindarkan atau meminimalisir stres.
2. Definisi Sakit

Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah istilah
medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya
kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan
sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya
pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka
orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah
pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru
secara lengkap melainkan perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat
dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.

Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan
manusia dengan bahan,kekuatan,atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar
tubuhnya.kekuatan,zat,atau bahan yang masuk dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup
atau benda mati.akibatnya,bisa secara langsung menimbulkan gangguan,atau mengeluarkan
bahan beracun(toxin)dalam tubuh manusia,sehingga mengganggu fungsi ataupun bentuk suatu
organ.

Menurut Parsors ( 1972 ) Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya,sedangkan menurut Baursams ( 1965 )

Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

1. Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri.

2. Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit

3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah


2.2 PARADIGMA SEHAT SAKIT

1. Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini menekankan pada melihat masalah kesehatan
yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor.

Mengacu kepada paradigma kesehatan,ada beberapa variabel yang harus diperhitungkan


dalam setiap kejadian atau petagonesis penyakit,yakni variabel iklim,temporal,spasial dan
suprasystem lainnya.variabel ini dengan kata lain juga harus diperhitungkan dalam setiap upaya
manajemen penyakit.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif

2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat
prdouktif sosial ekonomis.

3. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif.

4. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus.

5. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health program
for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif merupakan
“Health Program for human development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal
15 September 1998.

Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang menguntungkan


karena :

a. Melakukan intervensi setelah sakit

b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.


c. Dari segi ekonomi lebih cost effective

d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.

2. Paradigma Sakit

Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada penyelenggaraan
pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal
ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumtif. Sehingga menempatkan sektor
kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan (Does Sampoerna, 1998). Hingga saat
ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata masih mengusung paradigma sakit. Umumnya,
masyarakat baru mengunjungi dokter ketika sakit melanda. Padahal, memelihara kesehatan wajib
dilakukan dalam keadaan apapun.

Perpindahan agent penyakit melalui berbagai media seperti air,udara,pangan,serangga


atau langsung kontak dengan tubuh manusia,memiliki jalur rumit dan memiliki jalur rumit dan
memiliki sifat khas masing-masing agent penyakit. Untuk tujuan pencegahan,setiap ahli
kesehatan masyarakat harus mampu memberikan gambaran dinamika transmisi tiap
penyakit,baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.kemudian melakukan
mamnejemen pencegahan penyakit tersebut dengan sebaik-baiknya.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.

1. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-organ tubuh.

2. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit yg di
deritanya.

3. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan pengetiannya thd
penyakitnya (illness).

Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di


Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan
individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak
yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang
dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong
kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3
bagian yaitu :

1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia

2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.

3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).

Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-
lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka
terhadap penyebab sakit.

2.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN SEHAT SAKIT

1. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat

a. Status perkembangan

Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap


perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.

Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatsainya.

Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk


melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku
selanjutnya

b. Pengaruh sosiokultural

Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang tua
pada anaknya.

Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang
Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa sehat.

c. Pengalaman masa lalu

Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan normal
karena pengalaman sebelumnya.

Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat

d. Harapan seseorang tentang dirinya.

Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun
psikososialnya jika mereka sehat.

2. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit

Kegiatan yang dilakukan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit. Dengan tujuan
untuk memperoleh kesehatan

Parsons memandang ada empat aspek dari peran sakit :

a. Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).

b. Klien dibebaskan dari fuyngsi tugas dan sosial

c. Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin

d. Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang yang berkompeten

Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit, yaitu :

a. Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.

b. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat istiadat.

c. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll.

d. Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

e. Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.


f. Faktor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.

g. Faktor yang menmpengaruhi tingkah laku sehat

Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang
tersebut.

Rentang sehat sakit :

· Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang

· Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual

· Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada titik
lain.

Rentang sehat sakit menurut model “ Holistik Health “

· Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa dirinya tidak sehat,
dan merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya.

Mempunyai 3 aspek :

1. Secara fisik : nyeri, panas tinggi

2. Kognitif : interpretasi terhadap gejala

3. Respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan

Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick rock ) penerimaan terhadap sakit, individu
mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman. Individu mencari pertolongan dari profesi
kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti naseht teman atau keluarga. Akhir tahap ini
dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih buruk. Individu masih mencari
penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan di penuhi atau di pengaruhi oleh
pengetahuan dn pengalaman.

Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari profesi
kesehatan atas inisiatif sendiri.
Ada 3 tipe informasi

1. Validasi sakit

2. Penjelasan gejala yang tidak di mengerti

3. Keyakinan bahwa mereka baik

Tahap ketergantungan jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan) bahwa


seseorang sakit maka yang menjadi pasien akan ketergantungan untuk memperoleh bantuan.

Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan peran sakit.

2.4 TINGKAT PENCEGAHAN SEHAT SAKIT

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit


di kenal tiga tahap pencegahan :

1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific
protection). Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya
yang dilakukan ialah:

a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap masalah kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya


penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja
untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.

2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan tersier: rehabilitasi. Pencegahan
sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.

a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama
dari tindakan ini ialah:

1. Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular.


2. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan
mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

3. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama
untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang
lebih buruk lagi.

Pencegahan tersier

a. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.

b. Dampak dirawat

Efek dari hospitalisasi dapat mengganggu :

a. Privacy seseorang

b. Autonomy

Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol dari luar

c. Gaya hidup

Adanya peraturan/ketentuan yang berlaku di RS

d. Peran

e. Ekonomi

Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan kesehatan yang
dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera mungkin.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan.
Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan
ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal
ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat
misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat
meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau
overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan
pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

3.2 SARAN

Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan
kesehatan pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan
pentingnya kesehatan dan sebagai upaya membantu para pembaca untuk mengingatkan
pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

http://911medical.blogspot.com/2007/06/konsep-sehat-sakit.html
http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/06/pengertian-sakit.html
http://askep-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-sehat-sakit.html
http://www.scribd.com/doc/55639140/8/tahapan-sakit-menurut-Suchman
Potter, A. Patricia dan Anne Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Soemanto, Wasty. 2006. Psiokologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Foster, George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Susanto, S Astrid. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta

Anda mungkin juga menyukai