Disusun oleh:
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.I LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SEHAT DAN SAKIT
1. Definisi Sehat
2. Definisi Sakit
2.2 PARADIGMA SEHAT SAKIT
1. Paradigma Sehat
2. Paradigma Sakit
2.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN SEHAT SAKIT
1. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat
2. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
KATA PENGANTAR
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami
meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia” dengan
lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada
makalah kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap
pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan
kualitas makalah di masa yang selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita
sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan
meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam
kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang
gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada
dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam
masyarakat.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika
dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya
dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil
pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
PEMBAHASAN
1. Definisi Sehat
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh.
badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No
23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health Organization
(WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik,
mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi
ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun
tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik,
mental, maupun sosial
Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ tubuh yang
berfungsi secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Sedangkan konsep sehat secara
ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian individu dengan lingkungannya yang berjalan
terus menerus dan berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungannya.
Untuk meningkatkan sumber daya alam (SDM)sebagai sebagian dari upaya mewujudkan
kualitas hidup yang lebih baik,salah satu unsur yang harus mendapat perhatian adalah faktor
kesehatan.hal ini disebabkan beberapa pertimbangan seperti:
b. Usaha perbaikan tidak akan terlaksana jika kesehatan individu dan masyarakat tidak terjamin.
Istilah penyakit (disease) dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam
penggunaannya sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah istilah
medis yang digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya
kapasitas. Penyakit terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan
sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya
pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka
orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah
pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru
secara lengkap melainkan perluasan dari proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat
dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah diubah.
Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan
manusia dengan bahan,kekuatan,atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar
tubuhnya.kekuatan,zat,atau bahan yang masuk dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup
atau benda mati.akibatnya,bisa secara langsung menimbulkan gangguan,atau mengeluarkan
bahan beracun(toxin)dalam tubuh manusia,sehingga mengganggu fungsi ataupun bentuk suatu
organ.
Menurut Parsors ( 1972 ) Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya,sedangkan menurut Baursams ( 1965 )
1. Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini menekankan pada melihat masalah kesehatan
yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor.
1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif
2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat
prdouktif sosial ekonomis.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health program
for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif merupakan
“Health Program for human development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal
15 September 1998.
2. Paradigma Sakit
Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada penyelenggaraan
pelayanan di rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal
ini menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumtif. Sehingga menempatkan sektor
kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan (Does Sampoerna, 1998). Hingga saat
ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata masih mengusung paradigma sakit. Umumnya,
masyarakat baru mengunjungi dokter ketika sakit melanda. Padahal, memelihara kesehatan wajib
dilakukan dalam keadaan apapun.
1. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-organ tubuh.
2. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit yg di
deritanya.
3. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan pengetiannya thd
penyakitnya (illness).
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-
lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka
terhadap penyebab sakit.
a. Status perkembangan
Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatsainya.
b. Pengaruh sosiokultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang tua
pada anaknya.
Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang
Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa sehat.
Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan normal
karena pengalaman sebelumnya.
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun
psikososialnya jika mereka sehat.
Kegiatan yang dilakukan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit. Dengan tujuan
untuk memperoleh kesehatan
a. Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).
b. Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat istiadat.
c. Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras dll.
d. Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang
tersebut.
· Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang
· Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada titik
lain.
· Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa dirinya tidak sehat,
dan merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick rock ) penerimaan terhadap sakit, individu
mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman. Individu mencari pertolongan dari profesi
kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti naseht teman atau keluarga. Akhir tahap ini
dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih buruk. Individu masih mencari
penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan di penuhi atau di pengaruhi oleh
pengetahuan dn pengalaman.
Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari profesi
kesehatan atas inisiatif sendiri.
Ada 3 tipe informasi
1. Validasi sakit
Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan peran sakit.
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific
protection). Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya
yang dilakukan ialah:
a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap masalah kesehatan.
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan tersier: rehabilitasi. Pencegahan
sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.
a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama
dari tindakan ini ialah:
3. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama
untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang
lebih buruk lagi.
Pencegahan tersier
a. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
b. Dampak dirawat
a. Privacy seseorang
b. Autonomy
Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol dari luar
c. Gaya hidup
d. Peran
e. Ekonomi
Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan kesehatan yang
dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera mungkin.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan.
Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan
ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal
ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat
misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat.
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat
meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau
overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga mempengaruhi pemahaman dan
pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.
3.2 SARAN
Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan
kesehatan pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan
pentingnya kesehatan dan sebagai upaya membantu para pembaca untuk mengingatkan
pentingnya menjaga kesehatan agar tidak terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://911medical.blogspot.com/2007/06/konsep-sehat-sakit.html
http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/06/pengertian-sakit.html
http://askep-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-sehat-sakit.html
http://www.scribd.com/doc/55639140/8/tahapan-sakit-menurut-Suchman
Potter, A. Patricia dan Anne Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Soemanto, Wasty. 2006. Psiokologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Foster, George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Susanto, S Astrid. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta