Disusun oleh :
MARFUAH
19110015
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat,
serta penyertaan-Nya, sehingga makalah “DIABETES MILLETUS” ini dapat kami selesaikan
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana,
singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini.
Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan
layak sebagaimana mestinya.
32
LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI
a. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) merupakan keadaan hiperglikemia
kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik yang
diakibatkan oleh gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
macam komplikasi kronik pada organ mata, ginjal, saraf, pembuluh
darah disertai lesi padda membran basalis dalam dengan menggunakan
pemeriksaan dalam mikroskop (Arief Mansjoer dkk, 2005).
Menurut Arif Mansjoer (2005), klasifikasi pada penyakit
diabetes mellitus ada dua antara lain: Diabetes Tipe I (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)). Diabetes tipe ini juga jenis
diabetes yang sering disebut DMTI yaitu Diabetes Mellitus Tergantung
Pada Insulin. Pada tipe ini yaitu disebabkan oleh distruksi sel beta
pulau langerhans diakibatkan oleh proses autoimun serta idiopatik.
Diabetes Mellitus Tipe II, diabetes tipe II atau Non Insulin Dependent
Diabetes mellitus (NIDDM) atau jugu DMTTI yaitu Diabetes Mellitus
Tak Tergantung Insulin. Diabetes tipe II ini disebabkan karena adanya
kegagalan relativ sel beta dan resistensi insulin. Resistensi
insulinmerupakan turunnya kemampuan insulin dalam merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer, untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Sel beta tersebut tidak dapat mengimbangi
resistensi insulin ini seutuhnya, yang dapat diartikan terjadi nya
defensiensi insulin, adanya ketidakmampuan ini terlihat dari
berkurangnya sekresi insulin terhadap rangsangan glukosa maupun
glukosa bersama perangsang sekresi insulin yang lain, jadi sel beta
pancreas tersebut mengalami desentisisasi terhadap glukosa.
b. Anatomi fisiologi
b. Imunologi
c. Lingkungan
Faktor-faktor resiko :
th)
b. Obesitas
35
c. Riwayat keluarga
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan
menjadi 2 yaitu:
ingin makan
36
atau dehidrasi.untu mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan
2015) .
2015) adalah:
a) Kesemutan
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
38
4. Patofisiologi
DM tipe I DM tipe II
Defisiensi Insulin
Jaringan
Gangguan mobilitas
fisisk
39
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
3. Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
4. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
6. Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
dua berdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik
(Smeltzel dan Bare, 2015; PERKENI , 2015)
a. Komplikasi Akut
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
(PERKENI,2015).
2) Hipoglikemi
2015).
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-
dari:
serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
e. Ulkus
Nyeri
1. Pengertian
Nyeri suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual. Selain itu
a. Transduksi
(panas)ataukimia(substansinyeri).
b. Transmisi
c. Modulas
d. Persepsi
3. Manifestasi nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
2) Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama drpd
b. Berdasarkan lokalisasi/letak
kanker maligna)
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien
direkomendasikan patokan 10 cm
b. Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi.
VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus
1) 0 :Tidak nyeri
3) dengan baik.
berkomunikasi, memukul.
Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan
c. Respon nyeri
6) Dilatasi pupil
7) Penurunan motilitas GI
1) Muka pucat
2) Otot mengeras
3) Penurunan HR dan BP
Mendengkur)
7. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Keperawatan
pedoman 3 J yaitu:
ditambah
TB(cm) -100
Keterangan :
b. Olahraga
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
c. Edukasi/penyuluhan
d. Pemberian obat-obatan
a) Pengertian
hiperhidrasi
B. Penatalaksanaan Medis
pengobatan insulin pada pasien lanjut usia tidak berbeda dengan pasien
pasien lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin
yang tepat yaitu dengan menggunakan jarum suntik insulin premixed atau
pada tiap pasien. Oleh karena itu, jenis insulin dan frekuensi
sendiri, maka tersedia campuran tetap dari kedua jenis insulin regular (R)
basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan.
fisiologis.
1. Sulfonilurea
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena
metabolit yang lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak
4. Thiazolidinediones Thiazolidinediones
telah terbukti aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak
Pengkajian
perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data
1. Riwayat Kesehatan
a. Pola persepsi
tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki diabetik bahkan mereka takut
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
c. Pola eliminasi
Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada
f. Kongnitif persepsi
i. Seksualitas
pada vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko
j. Koping toleransi
kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
3. Pemeriksaan fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal,
Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
f. Pemeriksaan Abdomen
Sering BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa
baal
j. Pemeriksaan Neurologi
60
benar
Edukasi:
- Jelaskan mamfaat dan efek samping
pengobatan
- Anjurkan mengosomsi obat sesuai
indikasi
2 Nyeri Akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1 Manajemen nyeri
fisik x24 jam diharapkan nyeri menurun
KH : Observasi :
Tingkat nyeri menurun - Identifikasi identifikasi lokasi,
Penyembuhan luka membaik karakteristik, durasi, frekuensi,
Tingkat cidera menurun kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan periode dan
pemicu nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Edukasi teknik nafas dalam
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan mamafaat teknik
nafas dalam
- Jelaskan prosedur teknik nafas dalam
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian terapy jika perlu
2.2.3 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam
2011).
2.2.4 EVALUASI
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
66
67