Anda di halaman 1dari 24

Makalah sehat sakit

1. 1. i MAKALAH KONSEP SEHAT SAKIT Oleh: 1. Asti Nurjanah P 2. Ayu Putri


Hermanto 3. Cici Nariska 4. Devi Novianti KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEBIDANAN TAHUN 2015
2. 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yangberjudul
“Konsep Sehat dan Sakit” Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi Kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin Bandar
Lampung, September 2015 Penulis
3. 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN
JUDUL .....................................................................................i KATA
PENGANTAR ..................................................................................ii DAFTAR
ISI................................................................................................iii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................1 B.
Tujuan Masalah.........................................................................2 C. Rumusan
masalah....................................................................2 BAB II KONSEP MANUSIA
SEHAT DAN SAKIT A. Definisi Sehat ............................................................................3
B. Model Sehat Sakit.....................................................................3 C. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keyakinan dan Tindakan
Kesehatan................................................................8 D. Sakit dan perilaku
sakit.........................................................12 E. Dampak
sakit..........................................................................17 F. Peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit..............19 BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan ...............................................................................23 B.
Saran..........................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA
4. 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memang sulit untuk
mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang bilang Sehat Itu Mahal,
tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat para Ilmu Kesehatan Dunia
(WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus memakan- makanan yang penuh
dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan lain-lain. Sementara itu kita harus membeli
makanan itu dengan harga yang cukup mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras,
lauk pauk, dll, mungkin sedang melonjak harganya di pasar-pasar tradisional. Untuk itu
hiduplah dengan jaga kesahatan anda karena itu sangat penting bagi anda dan keluarga
anda. Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa
sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor
atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya
dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan
sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan
menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Konsep sehat dan sakit
sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar
kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua
pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam
konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedok-
teran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian
tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat
dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan
manusia beradap-tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosial
budaya.
5. 5. 2 B. Tujuan Masalah Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul yaitu: b.
Membedakan definisi sehat dan sakit menurut para ahli c. Kontinum sehat sakit d.
Mempertahankan status sehat e. Factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat
sakit f. Tingkat pencegahan C. Rumusan masalah a. Apa perbedaan pengertian sehat
menurut para ahli ? b. Bagaimana terjadinya rentang sehat sakit ? c. Apa saja yang dapat
menyebabkan perilaku sehat dan sakit? d. Bagaimana perilaku sehat dan sakit itu ?
6. 6. 3 BAB II KONSEP MANUSIA SEHAT DAN SAKIT A. DEFINISI SEHAT Sehat
merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik
berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. 2. Memandang
sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. 3. Penghargaan
terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. UU No.23,1992 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka
kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)
dalam mempertahankan kesehatannya. B. MODEL SEHAT SAKIT 1. Model Rentang
Sehat-Sakit (Neuman) Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan
tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi
sejahtera yang optimal , dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian
yang menandakan habisnya energi total”
7. 7. 4 Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus
menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan
internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual,
sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan Sakit merupakan proses
dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan
atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Karena sehat dan
sakit merupakan kualitas yang relatif dan mempunyai tingkatan sehingga akan lebih
akurat jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada skala Rentang Sehat-Sakit. Dengan
model ini perawat dapat menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan rentang sehat-
sakitnya. Sehingga faktor resiko klien yang merupakan merupakan faktor yang penting
untuk diperhatikan dalam mengidentifikasi tingkat kesehatan klien. Faktor-faktor resiko
itu meliputi variabel genetik dan psikologis. Kekurangan dari model ini adalah sulitnya
menentukan tingkat kesehatan klien sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua
titik ekstrim pada rentang itu (Kesejahteraan Tingkat Tinggi – Kematian). Misalnya:
apakah seseorang yang mengalami fraktur kaki tapi ia mampu melakukan adaptasi
dengan keterbatasan mobilitas, dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan
dengan orang yang mempunyai fisik sehat tapi mengalami depresi berat setelah kematian
pasangannya. Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya. Sehingga Kematian
Prematur Kesejahteraan, TingkatTinggi Model Tindakan Model sejahtera Ketidakma
mpuan Gejala Tanda Kesadaran pendidikan Pertumbuhan
8. 8. 5 bermanfaat bagi perawat dalam menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan
yang lebih baik dimasa yang akan datang. 2. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan
potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku. Pada pendekatn model ini
perawat melakukan intervnsi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah
perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan Model ini berhasil
diterapkan untuk perawatan lansia, dan juga digunakan dalam keperawatan keluarga
maupun komunitas. 3. Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.) Menurut
pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh
hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan Agen :Berbagai faktor internal-
eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit.
Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial.  jadi Agen ini
bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan
kesehatan (nutrisi, dll). Pejamu: Sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap
penyakit/sakit tertentu. Faktor pejamu antara lain: situasi atau kondisi fisik dan
psikososoial yang menyebabkan seseorang yang beresiko menjadi sakit. Pejam u
LingkunganAgen
9. 9. 6 Misalnya: Riwayat keluarga, usia, gaya hidup dll. Lingkungan: seluruh faktor yang
ada diluar pejamu.  Lingkungan fisik: tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal,
penerangan, kebisingan  Lingkungan sosial: Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi
sosial, misalnys: stress, konflik, kesulitan ekonomi, krisis hidup. Model ini menyatakan
bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel
tersebut. Menurut Berne et al (1990) respon dapat meningkatkan kesehatan atau yang
dapat merusak kesehatan berasal dari

KATA PENGANTAR
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta
pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah kami dengan judul “Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia” dengan lancar. Kami pun
menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca
untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut
mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang
selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.I LATAR BELAKANG

Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita
sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan.
Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah
suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan
mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak
memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga
beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard
gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika
dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam
kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan
seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang
dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.

Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri
dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis),
atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.      Apa sajakah definisi tentang sehat sakit?

2.      Bagaimana paradigma tentang sehat sakit?

3.      Apa sajakah factor yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit?

4.      Sebutkan apa sajakah tingkat pencegahan sehat sakit itu?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1.      Untuk mengetahui definisi tentang sehat sakit

2.      Untuk mengetahui paradigma tentang sehat sakit

3.      Untuk mengetahui yang berpengaruh terhadap perunbahan sehat sakit


4.      Untuk mengetahui tingkat pencegahan sehat sakit
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     DEFINISI SEHAT DAN SAKIT

1. Definisi Sehat

Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/ kondisi seluruh. badan
serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun
1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat
hidup secara sosial dan ekonomis. konsep “sehat”, World Health Organization (WHO) merumuskan
dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar terbebas
dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia
semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial

Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ tubuh yang berfungsi
secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Sedangkan konsep sehat secara ekologi adalah
sehat berarti proses penyesuaian individu dengan lingkungannya yang berjalan terus menerus dan
berubah-ubah sesuai dengan perubahan lingkungannya.

Untuk meningkatkan sumber daya alam (SDM)sebagai sebagian dari upaya mewujudkan kualitas
hidup yang lebih baik,salah satu unsur yang harus mendapat perhatian adalah faktor kesehatan.hal ini
disebabkan beberapa pertimbangan seperti:

a.  Kesehatan merupakan unsur vital dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

b.  Usaha perbaikan tidak akan terlaksana jika kesehatan individu dan masyarakat tidak terjamin.

Untuk penjagaan kesehatan perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:mengkonsumsi


makanan dan minuman yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh,menghirup udara bersih dan
segar,melakukan aktivitas olahraga secara rutin,menjaga diri dari kemungkinan tertular suatu
penyakit,menghindarkan diri dari kemungkinan cedera dan keracunan serta menghindarkan atau
meminimalisir stres.

2.      Definisi Sakit

Istilah penyakit (disease)  dan keadaan sakit (illness) sering tertukar dalam penggunaannya


sehari-hari padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Penyakit adalah istilah medis yang
digambarkansebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit
terjadi ketika keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan. Keadaan sakit terjadi pada saat 
seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang normal. Contohnya pada penderita penyakit asma,
ketika tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka orang tersebut tidak berada dalam
keadaan sakit. Unsur penting dalam konsep penyakit adalah pengukuran bahwa penyakit tidak
melibatkan bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru secara lengkap melainkan perluasan dari
proses-proses kehidupan normal pada individu. Dapat dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah
proses fisiologi yang sudah diubah.

Penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan
manusia dengan bahan,kekuatan,atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar
tubuhnya.kekuatan,zat,atau bahan yang masuk dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau
benda mati.akibatnya,bisa secara langsung menimbulkan gangguan,atau mengeluarkan bahan
beracun(toxin)dalam tubuh manusia,sehingga mengganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ.

Menurut Parsors ( 1972 ) Sakit adalah Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas,
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya,sedangkan
menurut Baursams ( 1965 )

Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

1.      Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri.

2.      Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit

3.      Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja atupun sekolah


2.2     PARADIGMA SEHAT SAKIT

1. Paradigma Sehat

Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik. Cara pandang ini menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor.

Mengacu kepada paradigma kesehatan,ada beberapa variabel yang harus diperhitungkan dalam
setiap kejadian atau petagonesis penyakit,yakni variabel iklim,temporal,spasial dan suprasystem
lainnya.variabel ini dengan kata lain juga harus diperhitungkan dalam setiap upaya manajemen penyakit.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

1.      Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif

2.      Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat produktif sosial
ekonomis.

3.      Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif.

4.      Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus.
5.      Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health program for
survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif merupakan “Health Program
for human development”. Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal 15 September 1998.

Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang


menguntungkan karena :

a. Melakukan intervensi setelah sakit

b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.

c. Dari segi ekonomi lebih cost effective

d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang penyakit.

2. Paradigma Sakit

Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang mengutamakan upaya kuratif
dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan penduduk menekankan pada penyelenggaraan pelayanan di
rumah sakit, penanganan penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal ini menjadikan
kesehatan sebagai suatu yang konsumti

Sehingga menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream) pembangunan (Does
Sampoerna, 1998).
Hingga saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata masih mengusung paradigma sakit.
Umumnya, masyarakat baru mengunjungi dokter ketika sakit melanda. Padahal, memelihara kesehatan
wajib dilakukan dalam keadaan apapun.

Perpindahan agent penyakit melalui berbagai media seperti air,udara,pangan,serangga atau


langsung kontak dengan tubuh manusia,memiliki jalur rumit dan memiliki jalur rumit dan memiliki sifat
khas masing-masing agent penyakit.

Untuk tujuan pencegahan,setiap ahli kesehatan masyarakat harus mampu memberikan


gambaran dinamika transmisi tiap penyakit,baik penyakit menular maupun penyakit tidak
menular.kemudian melakukan mamnejemen pencegahan penyakit tersebut dengan sebaik-baiknya.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.

1.      Disease adalah gangguan & penyimpangan dari  struktur dan fungsi organ-organ tubuh.

2.      Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit yg di deritanya.

3.      Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan pengetiannya thd penyakitnya
(illness).

Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di


Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu
mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai
dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika
lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punya uang).
Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia

2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.

3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).

Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan
obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk
penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian
upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.

2.3     FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERUBAHAN SEHAT SAKIT

1.      Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat

a.       Status perkembangan

Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap perubahan dalam
kesehatan dikaitkan dengan usia.

Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatsainya.

Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan


pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya

b.      Pengaruh sosiokultural

Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.
Contoh : Orang Cina, sehat adalah keseimbangan antara Yin dan Yang

Orang dengan ekonomi rendah memandang flu sesuatu yang biasa dan merasa sehat.

c.       Pengalaman masa lalu

Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan normal karena
pengalaman sebelumnya.

Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat

d.      Harapan seseorang tentang dirinya.

Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika
mereka sehat.

2.      Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sakit

Kegiatan yang dilakukan oleh individu yang mempertimbangkan dirinya sakit. Dengan tujuan untuk
memperoleh kesehatan

      Parsons  memandang ada empat aspek dari peran sakit :

       

a.       Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi mereka (selama sakit).

b.      Klien dibebaskan dari fuyngsi tugas dan sosial


c.       Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin

d.      Klien dan keluarga harus mencari bantuan orang yang berkompeten

Blum, mengemukakan terdapat 6 faktor yang mempengaruhi status sehat-sakit, yaitu :

a.       Faktor politik meliputi keamanan, tekanan, tindasan dll.

b.      Faktor perilaku manusia meliputi kebutuhan manusia, kebiasaan manusia, adat istiadat.

c.       Faktor keturunan meliputi genetic, kecacatan, etnis, fator resiko, ras  dll.

d.      Faktor pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

e.       Faktor lingkungan meliputi udara, air, sungai dll.

f.       Faktor social ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dll.

g.      Faktor yang menmpengaruhi tingkah laku sehat

Sehat dan sakit berada pada suatu rentang dimana setiap orang bergerak sepanjang rentang tersebut.

Rentang sehat sakit :

         Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang

         Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat individual

         Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada satu titik dan kematian pada titik lain.
Rentang sehat sakit menurut model “ Holistik Health “

         Tahap transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa dirinya tidak sehat, dan
merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya.

Mempunyai 3 aspek :

1.      Secara fisik : nyeri, panas tinggi

2.      Kognitif : interpretasi terhadap gejala

3.      Respon emosi terhadap ketakutan atau kecemasan

         Tahap asumsi terhadap peran sakit ( sick rock ) penerimaan terhadap sakit, individu mencari kepastian
sakitnya dari keluarga atau teman. Individu mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain
mengobati sendiri, mengikuti naseht teman atau keluarga.

Akhir tahap ini dapat di tentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih buruk. Individu masih
mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan di penuhi atau di pengaruhi
oleh pengetahuan dn pengalaman.

         Tahap kontak pelayanan kesehatan individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan atas
inisiatif sendiri.

Ada 3 tipe informasi

1.      Validasi sakit

2.      Penjelasan gejala yang tidak di mengerti


3.      Keyakinan bahwa mereka baik

         Tahap ketergantungan jika profesi kesehatan memvalidasi ( menetapkan) bahwa seseorang sakit maka
yang menjadi pasien akan ketergantungan untuk memperoleh bantuan.

         Tahap penyembuhan pasien, pda tahap ini pasien belajar untuk melepaskan peran sakit.

2.4 TINGKAT PENCEGAHAN SEHAT SAKIT

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di


kenal tiga tahap pencegahan :

 Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (specific
protection).

Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit,    

upaya yang dilakukan ialah:

a. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
masalah kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah
ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.
Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment),
pembatasan cacat (disability limitation) Pencegahan tersier: rehabilitasi.

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.

a. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari
tindakan ini ialah:

1.      mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular.

2.      untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah
terjadinya komplikasi dan cacat.

3.      Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk
mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi

Pencegahan tersier

a.       Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga
individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.

b.      Dampak dirawat    

Efek dari hospitalisasi dapat mengganggu      :

a.    Privacy seseorang

b.    Autonomy
Keadaan kemandirian dan mengatur diri sendiri tanpa adanya kontrol dari luar

c.    Gaya hidup

Adanya peraturan/ketentuan yang berlaku di RS

d.   Peran

e.    Ekonomi

Perawat dapat memberi support terhadap aktivitas yang meningkatkan kesehatan yang
dapat mengembalikan klien terhadap aktivitas normal sesegera mungkin.
BAB III

PENUTUP

3.1     KESIMPULAN
  Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua kebudayaan. Sehat
dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu
kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan
mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak
memiliki keluhan-keluahan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga
beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard
gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam masyarakat.

3.2     SARAN
Cara yang paling tepat dan mudah untuk kita lakukan guna mendapatkan jaminan kesehatan
pada diri kita masing-masing,semoga makalh ini dapat menjadi wadah akan pentingnya kesehatan dan
sebagai upaya membantu para pembaca untuk mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan agar tidak
terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

http://911medical.blogspot.com/2007/06/konsep-sehat-sakit.html

http://portalkesehatanku.blogspot.com/2012/06/pengertian-sakit.html
http://askep-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-sehat-sakit.html

http://www.scribd.com/doc/55639140/8/tahapan-sakit-menurut-Suchman

Potter, A. Patricia dan Anne Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Soemanto, Wasty. 2006. Psiokologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Foster, George M. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Susanto, S Astrid. 1988. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta

Anda mungkin juga menyukai