Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP SRES PADA MANUSIA

OLEH :

NAMA : ADINDA SAFITRI


M. KULIAH : KONSEP KEBIDANAN
DOSEN : VIDYA ASTUTI, S.tr. Keb

AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI


TAHUN AJARAN
2019-2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah

ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Konsep Stres

Pada Manusia. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah

ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun

mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Binjai, 11 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAN...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3. Tujuan Pembahasan.............................................................................. 1
1.3.1. Tujuan Umum.......................................................................... 1
1.3.2. Tujuan Khusus......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
2.1. Pengertian Paradigma Kebidanan......................................................... 2
2.2. Komponen Paradigma Kebidanan........................................................ 2
2.2.1. Wanita...................................................................................... 2
2.2.2. Lingkungan.............................................................................. 3
2.2.3. Prilaku...................................................................................... 4
2.2.4. Keturunan................................................................................. 5
2.2.5. Pelayanan Kebidanan............................................................... 5
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 8
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 8
3.2. Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada era globalisasi saat ini banyak sekali hal yang terkadang sulit untuk
diterima oleh beberapa orang tertentu. Terutama dalam hal ekonomi. Tentunya
orang-orang yang termasuk kedalam kalangan perekonomian atas tidak akan
terlalu memusingkan hal–hal yang terjadi dalam pengaruh globalisasi. Berbeda
dengan orang-orang yang termasuk kalangan perekonomian menengah kebawah
yang mungkin saja dengan keadaan ekonomi yang dapat dikatakan sulit akan
merasakan kesulitan dalam menerima hal-hal yang terjadi dalam pengaruh
globalisasi.
Tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat meningkatkan tekanan bagi
orang-orang yang tidak berpenghasilan. Perbedaan status sosial memang sangat
memicu tingkat stres pada seseorang. Untuk itu perlu bagi kita untuk mengetahui
apakah itu stres, cara mengatasi stres, cara mencegah stres dan faktor yang
memengaruhi stres.
Selain itu di era globalisasi juga terdapat beberapa perubahan yang harus
dihadapi oleh seluruh orang. Perlu adaptasi yang dilakukan agar individu atau
orang tersebut tidak terlalu stres dalam menghadapi perubahan yang terjadi akibat
proses globalisasi tersebut. Untuk itu perlu diketahui pula konsep adaptasi agar
kita lebih mengerti apa itu adaptasi. Khususnya untuk tenaga kerja kesehatan, agar
dapat memberikan dampak positif bagi pasien.
Sejalan dengan pemahaman dan pengetahuan kita, konsep sehat
dalam upaya penanganan kesehatan penduduk sudah mengalami banyak
perubahan. Banyak negara berkembang termasuk Indonesia , sampai saat ini
melakukan penanganan kesehatan masih berupa program-program
konvensional yang masih menekankan pada pengembangan rumah sakit-
rumah sakit, penanganan penyakit secara individual, spesialis, terutama
penanganan peristiwa sakit secara episodik.
Program kesehatan jangka panjang tidak menguntungkan karena
akan berkumpul di tempat yang banyak uang yaitu kota-kota besar, dari segi

1
ekonomi upaya kesehatan yang berorientasi kuratif bersifat konsumtif tidak
produktif.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Paradigma Sehat?
2. Apa macam-macam asuhan kebidanan?
3. Apa manfaat paradigm dikaitkan dengan asuhan kebidanan?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi paradigm sehat.
2. Mengetahui macam-macam asuhan kebidanan
3. Mengetahui manfaat paradigm dikaitkan dengan asuhan
kebidanan
1.4. Manfaat Penulisan
a. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah konsep kebidanan.
b. Menambahkan wawasan dan pengetahuan pembaca terutama
yang berkaitan dengan konsep kebidanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Paradigma Sehat


Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model
pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait
dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya
yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan
kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan.
Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah
kesehatan baik secara makro maupun mikro. Secara makro, berarti bahwa
pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang
kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan
dan perilaku sehat. Secara makro, berarti bahwa pembangunan kesehatan
harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif. Lebih dari itu, paradigma
sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara
keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam
pembangunan.
Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi (mindset),
yaitu sebagai berikut:
1. pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat
pasif, menjadi sesuatu yang bersifat aktif, yang mau tidak mau harus
diupayakan, karena kesehatan merupakan keperluan dan bagian dari
hak asasi manusia (HAM).
2. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi karena
menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
3. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat
jangka pendek ke depannya akan menjadi bagian dari upaya
pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.

3
4. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian
dari yang sakit/penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan
paripurna yang memandang manusia secara utuh.
5. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan sosial.
6. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi
terpadu (integrated).
7. Fokus kesehatan tidak hanya penyakit, tetapi juga bergantung pada
permintaan pasar.
8. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum
(pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga
masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan/pribadi,
misalnya homecare ).
9. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga
menjadi urusan swasta.
10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik
(seperti pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan),
sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan
pengguna jasa.
11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah pelayanan menjadi
pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat.
12. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi
ekonomi.
13. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi
berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).
14. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah
terdesantralisasi.
15. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreuner.
16. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan
sebagai mitra.

4
2.2. Macam-macam Asuhan Kebidanan
2.2.1. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan
Bidan pada ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk
mencegah dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada
saat kehamilan.
Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil
1. Tujuan umum
 Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan
ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus
 Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas
 Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin
 Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
 Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari
Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)
Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun
psikologis bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis
misalnya; pusing, mual, tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya.
Sedangkan perubahan psikologis yang menyertai ibu hamil diantaranya; ibu
menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah dengan kehamilannya
dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :
(a) mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan
kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil; (b) dengan
adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalahan

5
psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan; (c) membantu ibu sejak
pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk
menerima dan memelihara kehamilannya.
2.2.2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan
Observasi pada Ibu Bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.
1. kala I: Pembukaan 0-10
Pembukaan: 1. fase laten: 8jam : 0-3
2. fase Aktif: 6jam : 1. Akselerasi: (2jam) 3-4
2. Dilatasi max: (2jam) 4-9
3. Deselerasi: (2jam) 9-10
Asuhan yang diberikan :
 memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4jam
 2. mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan
30 menit pada fase aktif.
 palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit
pada fase aktif.
 memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah
pada fase laten dan fase aktif setiap 4jam.
 memonitoring pengeluaran urine setiap 2jam
 menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami,
keluarga atau temandekat untuk mendampingi ibu.
 Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan
selanjutnya serta kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu
untuk rencana asuhan selanjutnya.
 mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada
his.
 menjaga privasi ibu.
 menjaga kebersihan diri
 memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa
nyeri ketika his misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase.

6
 memberikan cukup minum dan makan
 memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong
 menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan
sentuhan.
2. kala II: Lahirnya janin
Asuhan yang diberikan :
 memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
 memastikan kecukupan makan dan minum
 mempertahankan kebersihan diri
 mempersiapkan kelahiran bayi
 membimbing meneran pada waktu his
 melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus
menerus
 melakukan amniotomi
 melakukan episiotomi jika diperlukan
 melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir
 melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada
kepala dan badan bayi.
 melahirkan bahu dan diikuti badan bayi
 nilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan
bernafas , denyut jantung, warna kulit
 klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting
steril/DTT
 menjaga kehangatan bayi
 merangsang pernafasan bayi bila diperlukan
3. kala III: Lahirnya Plasenta
Asuhan yang diberikan :
a. melaksanakan menagemen aktif kala III
 melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi
laindalam 2menit
 memberikan suntikan oksitosin 10 im

7
 segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika
bayi tunggal
 pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika
plasenta masih belum lahir.
 jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu
dan susukan bayi segera guna menghasilkan oksitosin
alamiah.
 melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
 setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan
dengan perasat brandt Andrew.
 setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri
b. memotong dan mengikat tali pusat
c. memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya.
d. meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir
bila memungkinkan.
4. kala IV: 2jam Post partum
Asuhan yang diberikan :
a. lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-
tanda Vital
 2-3 kali selama 10 menit pertama
 setiap 15 menit selam 1 jam
 setiap 20-30 menit selama jam kedua
 jika uters tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase
fundus dan berikan methyl-ergometrine 0,2 mg IM (jika ibu tidak
mengalami hipertensi).
b. melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum
c. melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya
d. ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus dan
memasasenya.
e. evaluasi darah yang hilang.
f. memantau pengeluaran klohkea biasanya tidak lebih dari darah haid

8
g. mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan
kateterisasi).
2.2.3. Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas
Asuhan kebidanan pada Ibu nafas adalah Asuhan yang di berikan
Pada Ibu Nifas. Biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6minggu.
Pada Asuhan ini Bidan memberikan Asuhan berupa Memantau Involusi Uteri,
Kelancaran ASI, dan Kondisi Ibu dan Anak.
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas.
Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis
maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat
nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas meliputi: proses pengembalian
fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb. Sedangkan perubahan psikologis
meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi
telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih
saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dsb).
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus
memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada
penerimaan kelahiran bayi, penyampaian informasi jelas dan mudah
dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.
2.2.4. Asuhan Kebidanan pada Bayi baru lahir
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di
berikan Bidan pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir Bidan memotong tali
plasenta, memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada
pernafasan dsb dan memakaikan pakaian dan membendong dengan kain.
Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran sejak bayi mulai
menangis sampai lancar berbicara. Fase pertumbuhan dan perkembangan
komunikasi bayi meliputi : (1) fase prelinguistic; (2) kata pertama; (3)
kalimat pertama; (4) kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat; (5)
perkembangan semantic Fase Prelinguistic
Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangisan.
Hal tersebut sebagai reaksi perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin.
Bayi menangis dikarenakan lapar, tidak nyaman oleh karena basah, kesakitan

9
atau minta perhatian. Bunyi refleksi (reflek vocal) juga termasuk dalam fase
prelinguistic, yang meliputi : (a) Babling (meraban), fase ini dimulai ketika
bayi tahu suaranya, senang mendengar suaranya dan kemudian diulang
seperti berbicara sendiri. (b) Echolalia, mengulang gema suara dari suara
yang diucapkan orang lain.
2.2.5. Asuhan kebidanan pada Neunatus dan Balita
Asuhan kebidanan pada neunatus dan balita adalah Asuhan yang di
berikan Bidan pada Neunatus dan balita. Pada balita Bidan memberikan
Pelayanan, informasi tentang Imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neunatus
dan balita.
2.2.6. Asuhan kebidanan pada Pelayanan KB
Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah Asuhan yang diberikan
Bidan pada Ibu yang akan melakukan pelayanan KB. Bidan memberikan
asuhan tentang macam-macam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB,
serta memberikan wewenang terhadap IBu untuk memilih macam-macam
KB yang akan di gunakan.
Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam
menggunakan alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik
secara fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi.
Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek samping
penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misalnya pusing, BB bertambah,
timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan libido,
dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau
ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian
alat kontrasepsi.
2.2.7. Asuhan kebidanan pada Wanita dengan gangguan Reproduksi
Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan Reproduksi adalah
Asuhan yang di berikan Bidan pada wanita yang mengalami gangguan
reproduksi. Bidan memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi) tentang
gangguan-gangguan reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti
keputihan, menstruasi yang tidak teratur.

10
Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami
gangguan atau perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis.
Perubahan fisiologis yang terjadi seperti keputihan, gangguan haid, penyakit
menular seksual, dll. Sedangkan perubahan yang bersifat psikologis
diantaranya ibu cemas, takut akan masalah-masalah yang terjadi dan
ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang
dialaminya, deteksi dini terhadap kelainan sehubungan dengan gangguan
reproduksi, pemberian informasi tentang layanan kesehatan, membantu
dalam pengambilan keputusan dan pemberian support mental.
2.3. MAnfaat Paradigma dikaitkan dengan Asuhan Kebidanan
Dengan paradigma kebidanan maka asuhan yang diberikan bidan
harus berdasarkan pemikiran kritis, pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab dengan ukuran rasional untuk menghindari intervensi
yang tidak perlu sehingga praktik kebidanan harus berdasarkan bukti
(evidence based).
Salah satu manifestasi dari evidence based dalam Asuhan Sayang Ibu
(ASI) selama persalinan termasuk antara lain:
a. Memberikan dukungan emosional
b. Membantu pengaturan posisi
c. Memberikan cairan dan nutrisi
d. Memperbolehkan ke kamar mandi secara teratur
e. Pencegahan terjadinya infeksi (Susanti, dkk, 2009; 55)
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan antara lain :
a. Manfaat Bagi Bidan
 Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien

11
 Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
 Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang
berkualitas sesuai dengan kondisi klien.
b. Manfaat Bagi Pasien
 klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima
asuhan kebidanan
 Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta
sebagai individu yang bertanggungjawab atas kesehatannya
 Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan
kesehatan ibu dan anak
Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan
a. Orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
b. Orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
c. Manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
d. Lingkungan /masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk
mengetahui bagaimana diri sendiri.
f. Dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat
memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap
objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita.
g. Sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran
antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.
h. Interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan
bidan dengan wanita.
i. Bidan–pasien saling membutuhkan.
j. Bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik,
menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja
dalam interaksi bidan–pasien dan dalam bekerja dengan teman-teman
dan tim kesehatan lain.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah
suatu cara pandang bidan dalam member pelayanan. Keberhasilan bidan
dalam bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada paradigm, berupa
pada pandangan terhadap manusia/ perempuan,lingkungan perilaku,
pelayanan, kesehatan/kebidanan & keturunan.
1. orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
2. orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
3. manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
4. lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
5. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk
mengetaui bagaimana diri sendiri.
6. dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat
memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap
objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita.
7. sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran
antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.
8. interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan
bidan dengan wanita.
9. bidan – pasien saling membutuhkan.
10. bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik,
menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja
dalam interaksi bidan – pasien dan dalam bekerja dengan teman-teman
dan tim kesehatan lain..
3.2. Saran
Sebaiknya paradigma benar-benar dijunjung tinggi bidan di seluruh
Indonesia. Dikarenakan paradigm sangat berpengaruh terhadap sudut
pandangcara kerja bidan

13
DAFTAR PUSTAKA

http://qomariahnurul.blogspot.co.id/p/113-macam-macam-asuhan-
kebidanan.html?m=1
http://rudi-febryanto.blogspot.co.id/2010/10/tugas-makalah-paradigma-
asuhan.html
(http://bidanshop.blogspot.com. 2010; page 5)
https://nurqueensha.wordpress.com/2011/03/20/manfaat-paradigma-
dikaitkan-askeb/

14

Anda mungkin juga menyukai