Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperaawatan Jiwa
Dosen pengampu : Ns. Siti Nuryanti, S,Kep.,M.Pd
Disusun Oleh :
NUR AINUN
NIM. P07220116109
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Trend Keperawatan Jiwa” . Meskipun masih banyak kekurangan di
dalamnya.
Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan
memberi tugas ini. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi tersebut. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna.
Oleh sebab itu saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat dan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, serta sistematika
penulisan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
4
pengobatan yang baik banyak penderita yang dapat kembali ke
masyarakat dan berfungsi optimal. Salah satu kendala dalam mengobati
skizofrenia optimal adalah keterlambatan penderita datang ke klinik
pengobatan. Timbul pertanyaan, mungkinkah penyakit ini dideteksi
sedini mungkin dan dicegah perkembangannya? Tahun 1988, Mednick
dkk dalam penelitian epidemiologi melaporkan penemuan yang
menarik, yaitu hubungan antara skizofrenia dengan infeksi virus dalam
kandungan. Laporannya didasarkan atasepidemi virus influenza pada
tahun 1957 di kota Helsinki.epidemi ini sangat spesial mengingat
pertama, terjadinya dalam kurun waktu yang pendek, dimulai pada
tanggal 8 oktober dan berakhir 5 minggu kemudian 14 November.
Kedua, epidemi ini sangat menyebar. Hampir dua pertiga penduduk
kota ini terkena infeksi dalam berbagai tingkatan. Kondisi ini
memungkinkan dilakukannya evaluasi efek jangka panjang.
Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi
sedang berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko
yang leih tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari.
Penemuan penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi
pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko
menderita skizofrenia.Mednick menghidupkan kembali teori
perkembangan neurokognitif, yang menyebutkan bahwa pada penderita
skizofrenia terjadi kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam
kandungan. Beberapa kelainan neurokognitif seperti berkurnagnya
kemampuan dalam mempertahankan perhatian, membedakan suara
rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsi-fungsi eksekusi
sering dijumpai pada penderita skizofrenia.
Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam
kandungan dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh
lingkungan, misalnya, tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak,
trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak
seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini
menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi,
kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan
gangguan emosi.
5
2) Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa
6
tinggi, disusul kasus neurosis yang cenderung meningkat, rekam medis
di RSJ Sumsel mencatat, jumlah klien yang dirawat meningkat dari
jumlah 4.101 orang (2003) menjadi 4.384 orang (2004). Dari
keseluruhan jumlah klien yang dirawat selama 2004, sebanyak 1.872
pasien diantaranya dirawat inap di RSJ itu. Sebanyak 1.220 orang
adalah sebagai pasien lama ang sebelumnya pernah dirawat. Kondisi
lingkungan yang semakin keras, dapat menjadi penyebab meningkatnya
jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan. Apalagi untuk
individu yang rentan terhadap kondisi lingkungan dengan timgkat
kemiskinan terlalu menekan.Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang
ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJ menunjukkan bahwa
penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia. Ada orang
kaya yang mengalami tekanan hebat, setelah kehilangan semua harta
bendanya akibat kebakaran. Selain itu kasus neurosis pada anak dan
remaja, juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Neurosis adalah
bentuk gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya
mengalami stress, kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan
keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Neurosis
menyebabkan merosotnya kinerja individu. Mereka yang sebelumnya
rajin bekerja, rajin belajar menjadi lesu, dan sifatnya menjadi
emosional.
Melihat kecenderungan penyakit jiwa pada anak dan remaja
kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan nonfisik. Trauma nonfisik
bisa berbentuk musibah, kehilangan orang tua, atau masalah
keluarga.Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan
psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal
secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan
melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain,
seperti mengamuk.
7
3) Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa
8
1. Gangguan fisik, biologis atau organic. Penyebabnya antara lain
berasal dari faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi
(tifus, hepatitis, malaria dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol
dan lain-lain.
2. Gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya,
karena salah dalam pola pengasuhan (pattern of parenting)
hubungan yang patologis di antara anggota keluarga disebabkan
frustasi, konflik, dan tekanan krisis.
3. Gangguan sosial atau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa
stressor psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan
antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup,
dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor
keluarga, penyakit fisik, dan lain-lain).
Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas
antara negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan
politik. Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan
bebas yang merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sector
termasuk sektor kesehatan.
9
tetapi kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi
social Paradigma sehat Depkes, lebih menekankan upaya proaktif untuk
pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upaya kesehatan jiwa
lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif. Penangan kesehatan
jiwa bergeser dari hospital base menjadi community base.
Empat Ciri Pembentuk Struktur Masyarakat Yang Sehat :
a. Suatu masyarakat yang di dalamnya tak ada seorang manusia pun
yang diperalat oleh orang lain. Oleh karena itu seharusnya tidak ada
yang diperalat/ memperalat diri sendiri, dimana manusia itu menjadi
pusat dari semua aktivitas ekonomi maupun politik diturunkan pada
tujuan perkembangan diri manusia.
b. Mendorong aktivitas produktif setiap warganya dalam pekerjaannya,
merangsang perkembangan akal budi dan lebih jauh lagi, mampu
membuat manusia untuk mengungkapkan kebutuhan batinnya
berupa seni dan perilaku normatif kolektif.
c. Masyarakat terhindar dari sifat-sifat rakus, eksploitatif, pemilikan
berlebihan, narsisme, tidak mendapatkan kesempatan meraup
keuntungan material tanpa batas.
d. Kondisi masyarakat yang memungkinkan orang bertindak dalam
dimensi-dimansi yang dapat dipimpin dan diobservasi. Partisipasi
aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat. Untuk
mewujudkan struktur masyarakat sehat, kuncinya : Setiap orang
harus meningkatkan kualitas hidup yang dapat menjamin terciptanya
kondisi sehat yang sesungguhnya mandiri dan tidak bergantung pada
orang lain merupakan orientasi paradigma kesehatan jiwa.
10
masalah. Dengan adanya indikator baru, yaitu DALY (Disabilitty
Adjusted Life Year) diketahuilah bahwa gangguan jiwa merupakan
masalah kesehatan utama secara internasional. Perubahan sosial
ekonomi yang amat cepat dan situasi sosial politik yang tidak menentu
menyebabkan semakin tigginya angka pengangguran, kemiskinan, dan
kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan
gangguan jiwa dalam kehidupan manusia ( Antai Otong, 1994).
Untuk menjawab tantangan ini diperlukan tenaga-tenaga
kesehatan seperti psikiater, psilolog, social Worker, dan perawat
psikiatri yang memadai baik dari segi kuantitas. Saat terjadinya tsunami
di Aceh, banyak orang yang terpapar dengan kejadian Traumatis, yang
mengalami, menyaksikan kejadian-kejadian yang berupa ancaman
kematian atau kematian yang sebenarnya dan mereka yang cedera serta
yang dalam ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang
lain. Respons yang terjadi berupa rasa takut yang kuat serta tidak
berdaya, sedangkan bagi anak-anak apa yang menghadapinya akan
dieksperikan dengan perilaku yang kacau.
11
No. 23 1992 tentang Kes. Dan Ilmu Psikiatri, masalah kesehatan jiwa
secara garis besar digolongkan menja
a. Masalah perkembangan manusia yg harmonis dan peningkatan
kualitas hidup, yaitu masalah kejiwaan yang berkaitan dengan makna
dan nilai2 kehidupan manusia
b. Masalah psikososial yaitu masalah psikis atau kejiwaan yang timbul
akibat terjadinya perubahan sosial, meliputi :
• Psikotik gelandangan
• Pemasungan penderita gangguan jiwa
• Masalah anak jalanan
• Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan)
• Penyalaggunaan Narkotik dan psikotropik
• Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll)
• Tindak kekerasan sosial (kemiskinan, penelantaran tdk diberi nafkah,
korban kekerasan pd anak, dll)
12
10) Masalah AIDS dan NAPZA
13
12) Perspektif life span history
14
m. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan,
memaksimalkan fungsi (meminimalkan
kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri.
n. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan
pertumbuhan pada individu
13) Kekerasan
15
Hal ini bisa dibuktikan bahwa saat terjadi kenaikan BBM selalu
dsertai dengan peningkatan dua kali lipat angka gangguan jiwa. Hal ini
diperparah dengan biaya sekolah yang mahal, biaya pengobatan tak
terjangkau dan penggusuran yang kerap terjadi.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Yosep Iyus, S.Kp, M.Si. 2009. Keperawatan Jiwa,Edisi Revisi.Bandung. PT. Refika
Aditama.
Frisch & Frisch. (2002). Psychiatric Mental Health Nursing. (2nd ed). New York:n
Thomson Learning, Inc.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott-RavenPublisher:philadelphia..
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta
18