Anda di halaman 1dari 18

i

HALAMAN JUDUL
Tugas Individu
Nama Dosen : Dr.PH. Hj. Tasnim,SKM.,M.PH
Mata Kuliah :

MAKALAH

HEALTH BELIEF MODEL

OLEH

HASDA
M202101013

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Makalah yang berjudul : “HEALTH BELIEF MODEL”, guna

memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada program

Pasca Sarjana di Universitas-MW Kendari.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan oleh karna itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya

membangun untuk meningkatkan mutu dari penulisan ini sangat penulis harapkan.

Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu untuk kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kendari, Oktober 2021

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

1. Pengertian Health Belief Model (HBM) ............................................................. 4

2. Gambaran Health Belief Model (HBM) .............................................................. 5

3. Health Belief Model (HBM) dipengaruhi oleh beberapa faktor .......................... 6

4. Komponen Health Belief ..................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 12

3.2 Saran .................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Model health belief ini perlu diblended dengan teori self regulation

agar perubahan perilaku yang terjadi dapat dikendalikan oleh remaja sehingga

perubahan tersebut dapat menetap. Remaja akan mampu mengontrol tingkah

lakunya dan melakukan pengaturan diri dengan mengamati,

mempertimbangkan, memberikan hukuman atau reward terhadap perilakunya

sendiri. Oleh karenanya perlu diaplikasikan teori regulasi diri (Self Regulation

Theory) (Nabavi, 2012).

Self regulation menurut Bandura adalah suatu kemampuan yang

dimiliki manusia berupa kemampuan berfikir. Remaja dapat memanipulasi

lingkungan untuk mengubah perilaku.

Manusia berespon secara positif dan negatif tehadap perilaku

bergantung pada bagaimana perilaku tersebut memenuhi standar personal

mereka. Regulasi juga berkaitan dengan kekuatan yang dimiliki oleh

seseorang dalm hal ini adalah remaja untuk bebas menciptakan gaya hidupnya.

Mereka bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan bagaimana tingkah

lakunya serta memiliki kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupannya.

Penerapan regulasi diri ini akan memampukan remaja dalam mengatur

sebagian dari pola tingkah laku dirinya sendiri (Attamimy dan Qomaruddin,

2018)
2

Perilaku kesehatan masyarakat merupakan faktor yang sangat

mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat. Belakangan ini, kualitas

kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami penurunan akibat perilaku

kesehatan masyarakat yang buruk (Pratiwi dan Wahyuni, 2019).

Dalam hal ini, model kepercayaan kesehatan (HBM) adalah teori

pertama di bidang kesehatan yang berhubungan dengan perilaku kesehatan.

HBM dapat menjelaskan perilaku pencegahan dan respon individu terhadap

penyakit. Health belife model menegaskan bahwa persepsi seseorang tentang

kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan

seseorang dalam perilaku terhadap kesehatannya (Thamaria, 2018)

Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akibat perilaku kesehatan

masyarakat yang buruk ini kemudian menjadi suatu hal yang sangat krusial

bagi petugas kesehatan. Perilaku yang buruk, rusaknya lingkungan, dan

penurunan kualitas kesehatan menjadi siklus yang harus diputus untuk

menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat (Darmawan, 2015).

Melalui teori Health Belief Model, kita mampu mempelajari perilaku

kesehatan masyarakat yang akan mempermudah pemahaman tehadap

perubahan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui pemahaman dan

pengaplikasian teori Health Belief Model yang baik akan tercipta kualitas

kesehatan masyarakat indonesia yg baik pula (Fitriany, Farouk dan Taqwa,

2016; Rumeyda Chitra Puspita, Tamtomo dan Indarto, 2017).


3

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Yang Di Maksud Health Belief Model (HBM) ?

2. Apa Gambaran Health Belief Model (HBM)

3. Factor factor yang mempengaruhi Health Belief Model (HBM) ?

4. Apa saja Komponen Health Belief ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Health Belief Model (HBM)

2. Untuk mengetahui Apa Gambaran Health Belief Model (HBM)

3. Untuk mengetahui Factor factor yang mempengaruhi Health Belief Model

(HBM)

4. Melihat Apa saja Komponen Health Belief


4

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Health Belief Model (HBM)

HBM dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian

disempurnakan oleh Becker 1970 dan 1980.Sejak tahun 1974, teori HBM

telah menjadi perhatian para peneliti. Model teori ini merupakan formulasi

konseptual untuk mengetahui persepsi individu apakah mereka menerima

atau tidak tentang kesehatan mereka. Variabel yang dinilai meliputi

keinginan individu untuk menghindari kesakitan, kepercayaan mereka

bahwa terdapat usaha agar menghindari penyakit tersebut. HBM

merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasan dari individu untuk

mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat. HBM juga dapat diartikan

sebagai sebuah konstruk teoretis mengenai kepercayaan individu dalam

berperilaku sehat (Hidayati dan Putri, 2020).

HBM adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan

kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu

akan melakukan perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupa

perilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas kesehatan. HBM ini

sering digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan

juga respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan

kronis.Namun akhir-akhir ini teori HBM digunakan sebagai prediksi

berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Konsep utama dari

HBM adalah perilaku sehat ditentukan oleh kepercaaan individu atau


5

presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersedia untuk menghindari

terjadinya suatu penyakit. Dari pengertian-pengertian mengenai HBM

yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa HBM adalah model

yang menspesifikasikan bagaimana individu secara kognitif menunjukkan

perilaku sehat maupun usaha untuk menuju sehat atau penyembuhan suatu

penyakit ( et al., 2016).

2. Gambaran Health Belief Model (HBM)

Gambaran HBM terdiri dari 4 dimensi, diantaranya (Attamimy dan

Qomaruddin, 2018):

a. Perceived susceptibility atau kerentanan yang dirasakan konstruk

tentang resiko atau kerentanan (susceptibility) personal. Hal

ini mengacu pada persepsi subyektif seseorang menyangkut risiko dari

kondisi kesehatannya. Di dalam kasus penyakit secara medis, dimensi

tersebut meliputi penerimaan terhadap hasil diagnosa, perkiraan

pribadi terhadap adanya resusceptibilily (timbul kepekaan kembali),

dan susceptibilily (kepekaan) terhadap penyakit secara umum.

b. Perceived benefitsm, manfaat yang dirasakan.Penerimaan

susceptibility sesorang terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat

menimbulkan keseriusan (perceived threat) adalah mendorong untuk

menghasilkan suatu kekuatan yang mendukung kearah perubahan

perilaku. Ini tergantung pada kepercayaan seseorang terhadap

efektivitas dari berbagai upaya yang tersedia dalammengurangi

ancaman penyakit, atau keuntungan-keuntungan yang dirasakan


6

(perceived benefit) dalam mengambil upaya-upaya kesehatan tersebut.

Ketika seorang memperlihatkan suatu kepercayaan terhadap adanya

kepekaan (susceptibility) dan keseriusan (seriousness), sering tidak

diharapkan untuk menerima apapun upaya kesehatan yang

direkomendasikan kecuali jika upaya tersebut dirasa manjur dan

cocok.

c. Health motivation dimana konstruk ini terkait dengan motivasi

individu untuk selalu hidup sehat. Terdiri atas kontrol terhadap

kondisi kesehatannya serta health value.

d. Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah, atau

apabila individu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam

mengambil tindakan tersebut. Sebagai tambahan untuk empat

keyakinan (belief) atau persepsi. Aspek-aspek negatif yang potensial

dalam suatu upaya kesehatan (seperti: ketidak pastian, efek samping),

atau penghalang yang dirasakan (seperti: khawatir tidak cocok, tidak

senang, gugup), yang mungkin berperan sebagai halangan untuk

merekomendasikan suatu perilaku.

3. Health Belief Model (HBM) dipengaruhi oleh beberapa faktor

a. Faktor Demografi

Faktor demografis yang mempengaruhi HBM individu adalah

usia, gender, kelas sosial ekonomi. Individu yang berasal dari kelas

sosial ekonomi menengah kebawah memiliki pengetahuan yang

kurang tentang faktor yang menjadi penyebab suatu penyakit.


7

b. Edukasi

Edukasi merupakan faktor yang penting sehingga

mempengaruhi HBM individu, Kurangnya pengetahuan akan

menyebabkan individu merasa tidak rentan terhadap gangguan.

c. Psikololgis

Tekanan rekan sebaya, gaya kepribadian dan lain-lain (Wibowo,

2017).

Edukasi merupakan faktor yang penting sehingga mempengaruhi

health belief model individu Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan

individu merasa tidak rentan terhadap gangguan, yang dalam suatu

penelitian yang dilakukan oleh Edmonds dan kawan – kawan adalah

osteoporosis. Karakteristik psikololgis merupakan faktor yang

mempengaruhi health belief model individu. Dalam penelitian ini,

karakteristik psikologis yang mempengaruhi health belief model kedua

responden adalah ketakutan kedua responden menjalani pengobatan secara

medis (Rachman, Noviati dan Kurniawan, 2021).

Beberapa factor Health belief model berbasis kognitif (seperti

keyakinan dan sikap) dan berkaitan dengan proses berfikir yang terlibat

dalam pengambilan keputusan individu dalam menentukan cara sehat

individu. Dalam kajian psikologi kesehatan, persepsi individu dalam

melakukan atau memilih perilaku sehat dikaji dalam teori Health belief

model (HBM). HBM adalah model kepercayaan kesehatan individu dalam


8

menentukan sikap melakukan atau tidak melakukan perilaku kesehatan

(Rodhiana dan Meiyun, 2019).

Teori Health belief model menghipotesiskan terdapat hubungan

aksi dengan faktor berikut:

1) Motivasi yang cukup kuat untuk mencapai kondisi yang sehat.

2) Kepercayaan bahwa seseorang dapat menderita penyakit serius dan

dapat menimbulkan sekuele.

3) Kepercayaan bahwa terdapat usaha untuk menghindari penyakit

tersebut walaupun hal tersebut berhubungan dengan finansial (Susanti,

2014).

Health belief model juga dapat menjelaskan tentang perilaku

pencegahan pada individu.Hal ini menjelaskan mengapa terdapat individu

yang mau mengambil tindakan pencegahan, mengikuti skrining, dan

mengontrol penyakit yang ada. Perilaku responden juga dapat ditinjau dari

pendekatan modelling dan operant conditioning, sehingga perilaku

berubah karena konsekuensinya. Modelling dilakukan dengan cara

memperhatikan perilaku orang lain, melakukan observasi dan melakukan

modelling terhadap urutan perilaku dapat merubah perilaku hidup sehat

secara efektif (Berhimpong, Rattu dan Pertiw, 2020).

Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock adalah

sebagai berikut:

a. Ancaman
9

1. Presepsi tentang kerentanan diri terhadap bahaya penyakit (atau

kesedian menerima diagnosa sakit)

2. Presepsi tentang keparahan sakit atau kondisi kesehatannya

b. Harapan

1. Presepsi tentang keuntungan suatu tindakan

2. Presepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan suatu

tindakan.

c. Pencetus tindakan : media, pengaruh orang lain dan hal-hal yang

mengingatkan (reminder)

d. Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin atau

gender, suku bangsa).

e. Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan

tindakan itu) (Ermayanti et al., 2020).

4. Komponen Health Belief

Pada health belef ini terdapat beberapa komponen diantaranya

adalah:

1. Perceived Susceptibility

Keyakinan individu terhadap kerentanan dirinya terhadap

komplikasi penyakit. Hal ini mengacu pada sejauh mana

seseorang berpikir bahwa ia akan mengembangkan masalah

kesehatan menurut kondisi mereka. Tiap individu memiliki

persepsi yang beragam mengenai kemungkinan dirinya

mengalami suatu kondisi yang dapat memperburuk kesehatan.


10

Secara statistik, mereka yang tergolong ekstrim rendah dari

perceived susceptibility menyangkal bahwa dirinya beresiko

untuk terkena penyakit.

2. Perceived Severity

Keyakinan yang dimiliki seseorang sehubungan dengan perasaan

akan keseriusan penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan

kesehatannya sekarang. Seseorang mengevaluasi seberapa besar

konsekuensi yang ditimbulkan dari penyakit tersebut, baik

konsekuensi medis, seperti kematian, cacat, dan rasa sakit,

maupun konsekuensi sosial, seperti efeknya terhadap

pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan sosial Penting

untuk memperhitungkan faktor emosional dan finansial ketika

mempertimbangkan tingkat keseriusan penyakit.

3. Perceived Benefit.

Keyakinan yang berkaitan dengan keefektifan dari beragam

perilaku dalam usaha untuk mengurangi ancaman penyakit atau

keuntungan yang dipersepsikan individu dalam menampilkan

perilaku sehat.

4. Perceived Barrier

Keyakinan seseorang terhadap hal-hal negatif dari perilaku sehat

atau rintangan yang dipersepsikan individu yang dapat bertindak

sebagai halangan dalam menjalani perilaku yang

direkomendasikan. Seseorang akan menganalisis untung-rugi


11

untuk menimbang-nimbang keektifan sebuah perilaku. Apakah

perilaku tersebut memakan biaya, tidak menyenangkan, sulit,

memberi rasa sakit, tidak nyaman, memakan banyak waktu,

dan sebagainya. Seseorang mungkin mengurungkan niatnya

untuk melakukan perilaku sehat walaupun ia percaya bahwa ada

keuntungan dalam menjalankan perilaku tersebut apabila

hambatan yang dipersepsikan individu melebihi keuntungan yang

diperoleh.

5. Cues to action.

Peringatan atau pemberitahuan mengenai potensi masalah

kesehatan dalam memahami ancaman serta mengambil tindakan.

Cues to action diduga tepat untuk memulai proses perilaku,

disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (Smet,

1994).

Terdapat banyak bentuk Cues to action seperti, media masa,

kampanye, nasehat dari orang lain, penyakit dari anggota

keluarga lain atau teman, artikel dari koran dan lain sebagainya

(Nugrahani, Budihastuti dan Pamungakasari, 2017).


12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

The Health Belief Model (HBM) adalah model psikologis yang

mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan. Hal ini

dilakukan dengan berfokus pada sikap dan keyakinan individu, Health Belief

Model dikembangkan pertama kali tahun 1950-an oleh seorang psikologf

sosial di layanan kesehatan Publik AS yaitu dimulai dengan adanya

kegagalan pada program Pencegahan dan pencegahan penyakit. Health belief

Model didasarkan atas 3 faktor esensial ; a. Kesiapan individu intuk merubah

perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko

kesehatan. b. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya

merubah perilaku. c. Perilaku itu sendiri. Ada beberapa model perilaku untuk

melindungi kesehatan yang umum digunakan yaitu : a. Teori Tindakan

Beralasan (Theory of Reasoned Action) disingkat dengan TRA. b. Teori

Motivasi perlindungan (Protection Motivation Theory) c. Teori manfaat yang

diharapkan dan subjektif (Subjective Expected Utility)

3.2 Saran

Mengingat besarnya manfaat dari teori Health Belief Model ini, maka

seharusnya teori Health Belief Model ini tidak hanya terbatas ilmu yang

dipelajari kemudian dilupakan begitu saja. tetapi seharusnya, seorrang yang

mengabdi dibidang kesehatan khususnya kesehatan masyarakat mampu

menerapkan konsep Health Belief Model dalam kehidupan nyata. Dan


13

melalui Health Belief Model, akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat

Indonesia yang baik pula.


14

DAFTAR PUSTAKA

Attamimy, H. B. dan Qomaruddin, M. B. (2018) “Aplikasi Health Belief Model


Pada Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue,” Jurnal
PROMKES, 5(2), hal. 245. doi: 10.20473/jpk.v5.i2.2017.245-255.
Berhimpong, M. J. A., Rattu, A. J. M. dan Pertiw, J. M. (2020) “Analisis
Implementasi Aktivitas Fisik Berdasarkan Health Belief Model oleh
Tenaga Kesehatan di Puskesmas,” Public Health and Community
Medicine, 1(August), hal. 54–62.
Darmawan, A. A. K. N. (2015) “FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU KUNJUNGAN MASYARAKAT
TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU DI
DESA PEMECUTAN KELOD KECAMATAN DENPASAR
BARAT,” Jurnal Dunia Kesehatan, 5(2), hal. 29–39.
Ermayanti et al. (2020) “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
masyarakat Sumatera Barat dalam mematuhi protokol kesehatan,”
Journal FISIP UNIVERSITAS ANDALAS, (September), hal. 1–70.
Tersedia pada: http://repo.unand.ac.id/39186/1/Ermayanti Laporan
Penelitian 2020 oke.pdf.
Fitriany, M., Farouk, H. dan Taqwa, R. (2016) “Perilaku Masyarakat dalam
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan (Studi di Desa Segiguk sebagai
Salah Satu Desa Penyangga Kawasan Hutan Suaka Margasatwa
Gunung Raya Ogan Komering Ulu Selatan),” Jurnal Penelitian Sains,
18(1), hal. 168118.
Hidayati, I. R. dan Putri, C. (2020) “Factors affecting in the use of
antihipertension drugs with the health belief model approach in
Puskesmas Pandanwangi Malang,” Farmasains : Jurnal Farmasi dan
Ilmu Kesehatan, 4(2), hal. 1–5. doi: 10.22219/farmasains.v4i2.10071.
Nabavi, R. T. (2012) “Theories of Developmental Psychology: Bandura ’ s Social
Learning Theory & Social Cognitive Learning Theory,” Research
Gate, (January 2012), hal. 1–24.
Nugrahani, R. R., Budihastuti, U. R. dan Pamungakasari, E. P. (2017) “Health
Belief Model on the Factors Associated With the Use of Hpv Vaccine
for the Prevention of Cervical Cancer Among Women in Kediri, East
Java,” Journal of Epidemiology and Public Health, 2(1), hal. 90. doi:
10.26911/theicph.2017.009.
Pratiwi, I. W. dan Wahyuni, S. (2019) “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self
Regulation Remaja Dalam Bersosialisasi,” … Psikologi Pendidikan
Dan …, 8(1), hal. 1–11.
15

Rachman, R. A., Noviati, E. dan Kurniawan, R. (2021) “Efektifitas Edukasi


Health Belief Models Dalam Perubahan Perilaku Pasien Hipertensi:
Literatur Review,” Healthcare Nursing Journal, 3(1), hal. 71–80. doi:
10.35568/healthcare.v3i1.1091.
Rodhiana, A. dan Meiyun, T. (2019) “FAKTOR-FAKTOR KOGNITIF DALAM
PERILAKU SEHAT LANSIA,” in, hal. 209–214.
Rumeyda Chitra Puspita, Tamtomo, D. dan Indarto, D. (2017) “Health Belief
Model for the Analysis of Factors Affecting Hypertension Preventive
Behavior among Adolescents in Surakarta,” Journal of Health
Promotion and Behavior, 02(02), hal. 183–196. doi:
10.26911/thejhpb.2017.02.02.08.
Susanti (2014) “PENERAPAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP
KEPUTUSAN KELUARGA UNTUK MELAKUKAN
KUNJUNGAN KE PUSKESMAS DALAM PENANGANAN DINI
DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF),” Encyclopedia of
Health Communication, 4(2), hal. 124–141. doi:
10.4135/9781483346427.n211.
Thamaria, N. (2018) ilmu prilaku dan etika farmasi. Jakarta: pusdik PPSDM
Kesehatan. Tersedia pada:
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf.
Wibowo, P. D. (2017) Health belief pada mahasiswa perokok aktif di universitas
negeri semarang skripsi, Skripsi.
et al. (2016) “Health Belief Model: Determinantsof Hypertension Prevention
BehaviorinAdults at Community Health Center, Sukoharjo, Central
Java,” Journal of Health Promotion and Behavior, 01(03), hal. 160–
170. doi: 10.26911/thejhpb.2016.01.03.03.

Anda mungkin juga menyukai