Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

“KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN”

DOSEN PENGAMPU :

LIA ARTIKA SARI,SST,M.Keb

DISUSUN OLEH KEL 12 :

1. NUR HEZLINA PO71240220022


2. VERA HAIZAH PO71240220022
3. LESTIYA TRI DESMITA PO71240220034

KELAS A TINGKAT 1

POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN TAHUN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat,karunia
serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep kebidanan,meskipun
masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu
yLia Artika Sari,SST,M.Keb. selaku dosen mata kuliah konsep kebidanan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasanserta pengetahuan kita terhadap teori dan model konseptual
asuhan kebidanan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan yang membangun guna memperbaiki makalah yang akan kami buat di masa
mendatang.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pelajar. Dan juga
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya
kami mohon maaf sebesar-besarnya jika ada keselahan dalam penyusunan kata. Tak ada
yang yang sempurna di dunia ini terkecuali sang Maha Pencipta.

Jambi,18 agustus 20222

Penulis

 
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………i

KATA PENGANTAR..................................................ii

DAFTAR ISI................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................4

a. Latar Belakang Masalah............................................ 1

b. Rumusan Masalah...................................................... 2

c. Tujuan Penulisan......................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................... 5

a. ..............5

b. .............6

c. .....................7

d. .................... 8

BAB III PENUTUP...................................................................9

a. Kesimpulan ................................................................ 9

b. Saran.............................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

l.Latar Belakang

Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi


tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, bersalin,
nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana (Depkes RI, 2008). Asuhan
antenatal bertujuan memberikan asuhan yang efektif dan menyeluruh (holistik) bagi
ibu, bayi dan keluarganya melalui tindakan skrining, pencegahan dan penanganan
yang tepat (Holmes, dkk,2012 Hal. 256). Sedangkan tujuan asuhan persalinan
normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi
dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal)(JNPK-KR,
Persalinan, 2007).Pemberian asuhan selanjutnya adalah pada masa nifas dengan
mejaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis, mendeteksi
masalah, mengobati dan merujuk jika terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa model negara dengan
berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori dan model yang
bersumber dari masyarakat.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya dalam
pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan,
kematian  dan kejadian seksio sesaria pada persalinan.

Il.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian model konseptual asuhan kebidanan

2. Teori-teori dalam model dalam konseptual asuhan kebidanan

Ill.Tujuan

1. Memberikan pengetahuan mengenai pengertian teori dan konsep

2. Memberi pengetahuan pengertian konseptual model asuhan kebidanan kepada


masyarakat luas, khususnya di prodi kebidanan.

3. Memberikan pengetahuan kegunaan konseptual model asuhan kebidanan


4. Memberikan pengetahuan mengenai pelaksanaan teori konseptual asuhan kebidanan
dalam  praktik nyata kebidanan

BAB II

PEMBAHASAAN

1.Penegertian Konseptual Asuhan Kebidanan

Konseptual model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan yang


merupakan kerangka kerja seorang bidan  dalam memberikan asuhan kebidanan yang
dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur
yang terdapat dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan dan pelayanan
kesehatan.  

Model konseptual kebidanan adalah:


 Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
 Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerangka kerja, sistem, dan skema.
Menunjukkan pada ide global tentang individu, kelompok, situasi, dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu. Konseptual model biasanya berkembang dari wawasan intuitif,
keilmuan dan seringkali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu yang
bersangkutan (Fawcett, 1992) sehingga konseptual model memberikan gambaran abstrak
atau ide yang mendasari suatu disiplin ilmu.
 Model memberi kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik untuk
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus
dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukkan dengan banyak cara yaitu mental
model, fisikal model, dan simbolik.
Kegunaan Model Konseptual adalah:
 Untuk menggambarkan beberapa aspek (kongkret maupun abstrak) dengan mengartikan
persamaannya seperti struktur gambar, diagram, dan rumus. Model tidak seperti teori,
tidak memfokuskan pada hubungan antara dua fenomena tapi lebih mengarah pada
struktur dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya analogi atau gambar simbolik sebuah
ide.
 Merupakan gagasan mental sebagai bagian teori yang memberikan bantuan ilmu-ilmu
sosial dalam mengonsep dan menyamakan aspek-aspek dalam proses sosial.
 Menggambarkan sebuah kenyataan, gambaran abstrak sehingga banyak digunakan oleh
disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.

A. Paradigma Sehat

Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan
yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan
kesehatan.
Secara MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti pembangunan semua sektor
harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Secara MIKRO dengan adanya
Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan
preventif.

Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga
dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :

1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan
termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan
pentingnya upaya promotif dan preventif.

2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkaatkanderajat kesehatan di


Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga
yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan
paradigma sehat sebagai model.

3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan
paradigma sehat sebagai model atau acuan.

Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :

1. Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari HAM

2. sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan merupakan suatu


investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif secara sosial dan ekonomi.

3. Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi pandangan


bahwa kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka panjang.
4. Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi pandangan bahwa
Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan memandang manusia sebagai manusia
seutuhnya.

5. Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan


terpadu.

6. Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan mencakup
mental dan sosial.

7. Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung


segmen/permintaan pasar.

8. Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan bahwa


kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private).

9. Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa kesehatan


juga menjadi urusan swasta.

10. Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
ditanggung bersama pengguna jasa.

11. Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan dapat
dibiaya dimuka (JPKM).

12. Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga berfungsi
ekonomi.

13. Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan desentralisasi.

14. Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan bottom up.

15. Birokratis dirubah menjadi enterpreuner.

16. Masyarakat dibutuhkan peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan
Kemitraan.
B. Midwifery Care

Midwifery care ( Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi
setelah lahir, serta keluarga berencana.

Adapun prinsip-prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:

a. Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis.

b. Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan invertensi tanpa adanya indikasi
sebelum berpaling keteknologi.

c. Aman berdasarkan fakta dan member kontribusi pada keselamatan jiwa ibu

d. Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga (sayang ibu).

e. Menjaga privacy serta kerahasiaan ibu.

f. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.

g.        Memastikan bahwa kaum ibu mendapat informasi penjelasan dan konseling yang
cukup.

h.        Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan
setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan.

i.          Menghormati keyakinan agama mereka.

j.          Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial keluarga ibu selama
masa kelahiran anak.

k.        Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu :


a. Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur
social

b. Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalin ditolong tanpa intervensi

c. Mendukung dan Meningkatkan persalinan alami

d. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni

e. Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama untuk suatu


pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau keputusan terakhir
mengenai keadaan dirinya dan bayinya

f. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik

g. Berprinsip Women Center Care

Macam-macam asuhan kebidanan:

a. Asuhan kebidanan pada ibu hamil

b. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin

c. Asuhan kebidanan pada ibu nifas

d. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

e. Asuhan kebidanan pada neonatus & balita (sehat/sakit)

f. Asuhan kebidanan pada pelayanan KB

g. Asuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi.


1. Model Konseptual Asuhan Kebidanan

Model konseptual kebidanan adalah suatu gambaran abstrak yang menjadi ide dasar
suatu disiplin ilmu yang pada dasarnya samad engan pengertian konsep kerja, system kerja
dan skema yang menunjukkan ide global individu. Kelompok situasi dan kejadian yang
menarik untuk suatu ilmu

Model konseptual kebidanan biasanya berkembang dari teori wawasan intuitif


keilmuan yang sering kali memahami dan mengembangkan praktek guna membimbing
tindakan dalam pendidikan dan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam
penelitian.

Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta


kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan
berdasarkan teori yang sudah ada, sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai
dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga
sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan.

Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa model negara
dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori & model yang
bersumber dari masyarakat.Model asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat
sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman prasejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang
berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang
diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral
yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi
yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.

Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partner ship dalam asuhan kebidanan.
Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan
upaya-upaya promotif dan preventif.

Teori yang mempengaruhi model kebidanan adalah

a. Teori Reva Rubin mengenai pencapaian peran ibu.

b. Teori Ramona Mercer mengenai stress antepartum dan pencapaian peran ibu.

c. Teori Ernestine Wiedenbach mengenai model praktik kebidanan/keperawatan.

d. Teori Ela Joy Lerhman dan Morten

e. Teori Jean Ball

1.      Teori Ela Joy Lehrman

Dalam teori ini Lehrman menginginkan bidan dapat melihat semua aspek praktek
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1. Asuhan yang berkesinambunga

2. Keluarga sebagai pusat asuhan

3. Pendidikan dan konseling sebagai pusat asuhan

4. Tidak ada intervensi dalam asuhan (membiarkan ibu melakukan penentuan sendiri)

5. Fleksibilitas dalam asuhan

6. Keterlibatan dalam asuhan

7. Advokasi dari klien

8. Waktu

Marten menambahkan 3 komponen lagi dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman :

a. Teknik Terapeutik       :  Proses penyembuhan dengan komunikasi

b. Pemberdayaan             :  Proses pemberi kekuasaan dan kekuatan

c. Hubungan sesama       :  Menjalin hubungan yang baik dengan klien

2. Teori Ernestine Wieden Bach

Ernestine mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan


observasinya dalam praktek konsep yaitu :

a. The Agent                   :  Pelaksananya (Bidan atau Perawat)

b. The Recipient             :  Penerima Asuhan

c. The Goal                      :  Tujuan Intervensi


d. The Means                   :  Metode untuk mencapai tujuan

e. The Frame Work         :  Organisasi social dalam lingkungan professional

3.      Teori Jean-Ball

Tujuan asuhan Maternitas :Agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik
fisik maupun psikologis Teori Ball :

 Teori Perubahan

 Teori Stress, coping dan Suppor

 Teori dasar

Dalam teori kursi goyang, kursi dibentuk dalam 3 elemen :

1. Pelayanan Maternitas

2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga

3. Sisi penyangga / support terhadap kepribadian Wanita

Teori Jean Ball dalam Konsep

Women                 : Ball memusatkan perhatiannya terhadap perkembangan emosional dalam


proses melahirkan

Health                  :  Merupakan pusat dari model Ball, tujuan dari postnatal care agar mampu
menjadi ibu

Environment        :  Lingkungan sosial dan organisasi dalam sisi dukungan

Midwifery :  Penelitian postnatal


Self                       :  Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan dalam memberikan
dukungan dan membantu seseorang wanita untuk menjadi yakin dengan perannya sebagai
ibu.

4.      Teori Reva Rubin

Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai harapan sebagai berikut:

 Kesejahteraan

 Penerimaan Masyarakat

 Penentuan identitas diri

 Mengerti tentang arti memberi dan menerima

Perubahan yang terjadi pada wanita saat hamil :

 Cenderung lebih bergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih

 Membutuhkan Sosialisasi

Tahapan Psikososial

a. Anticipatory Stage      : Melakukan peran ibu dan anak (bersandiwara)

b. Honeymoon Stage      : Ibu memahami peran dasar, misalnya : menyusui, perawatan dan
ada dukungan dari keluarga.

c. Plateu Stage  Ibu mencoba sepenuhnya apakah ia mampu menjadi seorang ibu


membutuhkan beberapa minggu

d. Disenggagement         : Tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan


Rubin melihat beberapa tahap Fase aktivitas penting sebelum menjadi ibu :

a. Taking On      :  Wanita meniru melakukan peran ibu

b. Taking In        : Fantasi wanita (dia tidak hanya meniru melainkan membayangkan
sebagai ibu)

c. Letting Go     : Fase dimana wanita sudah melalui proses tadi dan mengingat kembali
aktivitas yang dilakukan tadi.

C.   Model Sehat Untuk Semua (Health For All-HFA)

Model sehat untuk semua yang dikemukakan oleh organisasi kesehatan dunia sejak
tahun 1978 belum banyak mendapat dukungan dan kemajuan yang jelas dalam pelayanan
kesehatan di Inggris, terlebih dalam praktik kebidanan (WHO, 1981). Fokus pelayanan
ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-
bidan negara lain. Model kedokteran berfokus pada individu dan proses penyakit. model ini
memilikipengaruh luas di tingkat asuhan, kebijakan pemerintah, dan bidang kesehatan
internasional. Sebaliknya, model sehat untuk semua berfokus pada
masyarakat ,lingkungan,dan strategi jitu yang dibutuhkan untuk mendukung dan
mempromosikan kesehatan seluas-luasnya.

Filosofi dasar model konseptual ini dinyatakan dalam deklarasi dan pernyataan yang
mendukung definisi WHO tentang kesehatan : Ditegaskan secara kuat bahwa sehat yang
merupakan keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara menyeluruh, dan bukan hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan fisik atau mental, adalah hak asasi manusia dan bahwa
tercapainya tingkat kesehatan tertinggi adalah tujuan sosial paling penting di seluruh dunia
yang untuk merealisasikannya tidak hanya membutuhkan tindakan dari sektor kesehatan
tetapi juga dari sektor sosial dan ekonomi lainnya.
Model sehat untuk semua yang dikembangkan oleh organisasi kesehatan dunia dan
dinyatakan dalam deklarasi Alma Ata tahun 1987 (WHO,1981) kemudian berkembang luas
dikalangan masyarakat

menurut Ewles dan Simnett (1992) menyebutkan lima tema dalam gerakan sehat
untuk semua :

a) Mengurangi ketidak adilan dalam Kesehatan

b) sehat yang positif melalui promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

c.partisipasi masyarakat

d) kerja sama antara pejabat kesehatan, pejabat setempat, serta pihak lain yang memiliki
pengaruh terhadap Kesehatan

e) fokus pada pelayanan kesehatan primer sebagai basis utama sistem layanan Kesehatan.

Deklarasi model KESUMA fokus dan titik berat dalam

 pemerataan upaya kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat.

 Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative

 Pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna

 Optimalisasi peran serta masyarakat

 kolaborasi lintas sektoral


Delapan wilayah untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan wilayah ini
adalah :

 Pendidikan tentang masalah kesehatan umum & pencegahan serta pengendalianya

 peningkatan kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak

 Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat

 Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

 program munisasi

 Pencegahan dan pengawasan penyakit endemic

 Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum

 ketentuan obat-obat essensial

Beberapa masalah akibat penerapan model ini dalam praktik pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut.
1. Partisipasi masyarakat, dengan penekanan pada perawatan diri, tidak konsisten
dengan pola pemberian layanan kesehatan konvensional dan sikap dominan
petugas kesehatan.
2. Kurang atau tidak ada kerja sama multisektoral yang dapat dijadikan teladan
dalam mengelola dan mengontrol masalah kesehatan.
3. Sering kali, jangkauan layanan yang diberikan untuk masyarakat yang
membutuhkan dan kelompok berisiko tidak tercapai karena tenaga profesional
kesehatan tidak memberikan layanan kesehatan langsung terhadap kelompok
tersebut tetapi menunggu kedatangan mereka ke fasilitan atau layanan kesehatan.

D. Medical Model dalam Asuhan Kebidanan

Medical model adalah salah satu model yang dikembangkanuntuk membantu


manusia dalam memahami proses sehat dans sakit dalam artikesehatan. Model ini lebih
banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih berfokus pada proses penyakit dan
mengobati ketidaksempurnaan. Yang tercakupdalam medical model adalah:
a. Berorientasi pada penyakit
b. Menganggap bahwa akal atau pikiran dan badan terpisah
c. Manusia menguasai alam
d. Yang tidak biasa menjadi menarik
e. Informasi yang terbatas pada klien
f. Pasien berperan pasif
g. Dokter yang menentukan
h. Tingginya teknologi menaikkan prestisei
i. Prioritas kesehatan individu darpada kesehatan komunitas
j. Penyakit dan kesehatan adalah berdominan pada dokter

E. Partnership

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan


yang telah diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan di negeri itu.

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan


asuhan kebidanan pada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari
kehamilan sampai Keluarga Berencana (KB) termasuk kesehatan reproduksi
perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

1. Kegiatan yang Berkaitan dengan Partnership Bidan dengan Perempuan dalam


Pelayanan Kebidanan

a. Woman Centred Care

a) Pengertian Woman Centred Care


Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang
dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh
WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Bidan
adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk
didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan
praktik bidan.

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia


merupakan seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Menurut Kep Menkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Bidan adalah seorang


wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
persyaratan yang berlaku. Bidan adalah seseorang yang telah mendapatkan lisensi
untuk melaksanakan praktek kebidanan.

Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung-jawab dan


akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada
bayi baru lahir, dan balita. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis
atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,


kepada masyarakat khususnya perempuan. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan
antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

Seorang pekerja profesional adalah seseorang yang terampil atau cukup


dalam kerjanya dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilan terutama
dalam memberikan pelayanan kebidanan. 

b) Prinsip-prinsip Women Centered Care

Prinsip-prinsip dasar Women Centered Care adalah:

 Memastikan perempuan adalah mitra sejajar dalam perencanaan dan pelayanan


kebidanan maternitas.
 Mengenali pelayanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
perempuan.
 Memberikan informasi kesehatan dan memberikan pilihan kepada perempuan
dalam hal : pemilihan terhadap kehamilan, persalinan, nifas, dll.
 Memberikan penyuluhan dan pelayanan kebidanan kepada perempuan sehingga
mereka mampu membentuk hubungan saling percaya antara sesama.
 Bidan memberikan kontrol atas keputusan-keputusan dalam memberikan pelayanan
kebidanan.

c) Sasaran Pelayanan Kebidanan


Sasaran pelayanan kebidanan adalah masyarakat khususnya perempuan yang
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.Upaya promotif meliputi ;
meningkatkan kesadaran individu, keluarga dan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat,
meningkatkan proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap sanitasi dan air bersih dan
melakukan upaya penyuluhan kesehatan baik dengan menggunakan media ataupun
langsung kepada masyarakat.

Upaya preventif meliputi ; meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh


tenaga kesehatan terlatih, melakukan kunjungan antenatal secara rutin, mengkonsumsi
makanan gizi seimbang, meningkatkan cakupan imunisasi dasar, meningkatkan pertolongan
persalinan yang aman dan bersih, meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan sebagainya.

Upaya Kuratif meliputi ; meningkatkan sistem rujukan dan kolaborasi yang


berkesinambungan, melakukan perawatan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawab.

Upaya Rehabilitatif meliputi ; pasien penderita lumpuh melakukan rehabilitasi


dengan mengikuti fisioterapi, pasien pasca operasi gangguan reproduksi (kanker rahim,
kista, dll)

  d) Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek
profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan KIA dalam
rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi  3 jenis yaitu :

1)  Pelayanan Kebidanan Primer adalah merupakan layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab bidan.Adapun pelayanan kebidanan primer sebagai berikut :
 Tugas mandiri
 Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dengan melibat
klien
 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
 Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan
klien/keluarga
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
 Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga
 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana
 Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan sistem reproduksi dan wanita
dalam masa klimaterium dan menopause
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga
 Pelayanan Kolaborasi / Kerjasama adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
2)      Pelayanan Kolaborasi / kerjasama terdiri dari :

·      Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.

·      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

·      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
·      Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan klien dan keluarga.

·      Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi yang melibatkan klien dan keluarga.

·      Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yangmengalami
komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan
melibatkan keluarga

3)      Pelayanan Rujukan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang
dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal
maupun vertikal atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

b. Continuity of Care

Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin
ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas
tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara
terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten
dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja
hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,
yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Siklus hidup reproduksi merupakan permasalahan yang tidak ditangani dapat
berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup dikenal
lima tahap, yaitu konsepsi, bayi dan Anak, remaja, usia subur, usia lanjut.

3.      Empowerment Woman

Pada bulan September 1994 di Kairo, 184 negara berkumpul untuk merencanakan suatu
kesetaraan antara kehidupan manusia dan sumber daya yang ada. Untuk pertama kalinya,
perjanjian internasional mengenai kependudukan memfokuskan kesehatan reproduksi dan
hak-hak perempuan sebagai tema sentral.

Konferensi Internasional ini menyetujui bahwa secara umum akses terhadap pelayanan
kesehatan reproduksi harus dapat diwujudkan sampai tahun 2015. Tantangan yang dihadapi
para pembuat kebijakan, pelaksana-pelaksana program serta para advokator adalah
mengajak pemerintah, lembaga donor dan kelompok-kelompok perempuan serta organisasi
nonpemerintah lainnya untuk menjamin bahwa perjanjian yang telah dibuat tersebut di
Kairo secara penuh dapat diterapkan di masing-masing negara.

Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan


perempuan dan laki-laki berhubungan dengan masalah seksualitas dan penjarangan
kehamilan. Tujuan dari program-program yang terkait serta konfigurasi dari pelayanan
tersebut harus menyeluruh, dan mengacu kepada program Keluarga Berencana (KB) yang
konvensional serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Komponen yang termasuk di dalam kesehatan reproduksi adalah:

·         Konseling tentang seksualitas, kehamilan, alat kontrasepsi, aborsi, infertilitas, infeksi dan
penyakit;

·         Pendidikan seksualitas dan jender;

·         Pencegahan, skrining dan pengobatan infeksi saluran reproduksi, penyakit menular


seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS dan masalah kebidanan lainnya.
·         Pemberian informasi yang benar sehingga secara sukarela memilih alat kontrasepsi yang
ada;

·         Pencegahan dan pengobatan infertilitas;

·         Pelayanan aborsi yang aman;

·         Pelayanan kehamilan, persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan pasca kelahiran; dan

·         Pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak-anak.

BAB III
PENUTUP

I.Kesimpulan

II.Saran

DAFTAR PUSTAKA
http://khoirunnisa26.blogspot.com/2015/06/makalah-konseptual-asuhan-
kebidanan.html?m=1

https://id.scribd.com/document/410414995/KELOMPOK-1-MEDICAL-MODEL-
DALAM-ASUHAN-KEBIDANAN-docx

http://nurjana-eviasty.blogspot.com/2014/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai