DOSEN PENGAMPU :
Pauline Kusmaryati, S, SiT, M.Bmd
KELOMPOK 8 :
Putri Nadya Gladys (PO71240220020)
Nur Hassanah (PO71240220028)
Annisya Putri Salsabila (PO71240220016)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah Keterampilan Dasar Kebidanan yang
berjudul “Pemeriksaan USG,CTG,Rontegn dan Laparascopi”.
Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
Dosen kami. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu
Pauline Kusmaryati, S, SiT, M.Bmd selaku Dosen mata kuliah makalah Keterampilan Dasar
Kebidanan dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan tugas ini hingga selesai.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan di dalamnya. Karena kami menyadari bahwa dalam
penyusunannya makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah kami selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri umumnya dan
khususnya bagi pembaca.
24 Januari 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga,dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan actual maupun potensial.
Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960, dirintis oleh
Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan kemajuan teknologi bidang komputer, maka
perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah
dihasilkan USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG 4D).
1. Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG
dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester pertama
(kehamilan 10 – 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18
– 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk memantau
tumbuh kembang janin.
2. Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan
kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik
tidak jelas adanya kelainan tersebut.
3. Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk
mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi infertilitas, dan
pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
4. Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin
ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan kecurigaan
metastasis dari organ ginekologi dll.
Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8
November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen,
menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini
mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret
bagian-bagian dalam tubuh. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa
diselamatkan, hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901. Pada prinsipnya sinar
yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring
dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa
film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai
belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.
CTG dalam arti khusus adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ pada
saat kontraksi maupun tidak sedangkan dalam arti umum
CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim,
dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau
kontraksi rahim.
Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam
dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat
perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah
tidak baik
Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang
ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi kontraksi,
alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit
2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar pembaca dapat menjelaskan tentang
pemeriksaan diagnostic
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Terdapat faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal ini
karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
b. Persiapan penderita
c. Cara pengambilan sampel
d. Penanganan awal sampel dan transportasi
2.1.4 Laparaskopi
Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat
berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah
melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut. Untuk melihat organ
di dalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini
dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan di
rongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan
melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan
kedua tangannya.
Tujuan
• Mendiagnosis adanya kelainan (laparoskopi diagnostik)
– Diagnosis: untuk melihat adanya kelainan pada kasus infertilitas
( susah punya anak)
• Tindakan operasi tertentu (laparoskopi operatif) masalah yang dapat
ditangani dengan teknik ini misalnya :
Mioma uteri
Tumor ovarium
Nyeri haid
Endometriosis
Adenomiosis
Infertilitas
Sterilisasi tuba
Memperbaiki perlengketan saluran tuba
Melepaskan perlengketan organ genitalia
Kehamilan di luar kandungan
Pengangkatan rahim
Persiapan laparoskopi
Pasien di rawat minimal 12 jam pra-operasi dengan membawa hasil
pemeriksaan laboratorium
Puasa selama 8 jam sebelum tindakan operasi
Kulit bagian pusar di bersihkan dan di tutup dengan kain kassa yang
telah di bahasi dengan alkohol
Di lakukan pengosongan usus besar untuk membuang sisa-sisa kotoran
Di berikan obat pencahar, premedikasi , antibiotik profilaksis
Prosedur Laparoskopi
1) Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang
dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke
layar monitor
2) Dua lubang yang lain untuk instrumen bedah yang lain
3) Selanjutnya di gunakan gas karbondioksida (CO2) untuk mengembangkan
rongga perut sehingga mudah melakukan tindakan
4) Teknik anestesi (pembiusan) yang digunakan umumnya anestesi umum