Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadir at Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Keterampilan Dasar Kebidanan dengan topik Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
Persiapan untuk Pemeriksaan tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memahami mengenai apa saja penghargaan
serta sanksi dalam praktik kebidanan.
Sebagai manusia yang jauh dari kata sempurna dan tidak jauh dari segala
kesalahan, kami menyadari keterbatasan dalam makalah ini, untuk itu kami harapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak terutama Bapak/Ibu Dosen dan teman-teman
mahasiswi semua, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata kami mengucapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
seluruh mahasiswi Jurusan Kebidanan bahkan masyarakat luas, bahwa pentingnya
memahami pengetahuan tentang bagian organ-organ reproduksi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB I. PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. pemeriksaan USG
2. Kardiotokografi (CTG)
3. Pemeriksaan laparoskopi
1
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ultrasonografi (USG)
3
1.2 Manfaat USG
4
1.2.2 Pada kehamilan trimester II & III:
a. Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu cepat
disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
b. Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan
terhambatnya perkembangan janin.
c. Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur, lebih ke
arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.
d. Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas,
banyaknya cairan amnion, dsb.
e. Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum
persalinan.
f. Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
g. Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya, dsb).
Pada dasarnya ada delapan uji USG namun pada proses utamanya sama.
1. Transvaginal
2. Ultrasonografi standar
3. Ultrasonografi lanjutan
Uji ini mirip dengan USG standar, namun uji ini lebih ditujukan untuk
memeriksa penyakit tertentu dan menggunakan peralatan yang lebih canggih.
4. USG Doppler
5
5. USG 3-D
6. USG 4-D
7. Echokardiografi Janin
8. Sabuk Sonogram
Alat ini Dirancang agar terlihat seperti sebuah sabuk besar, PreVue
cinches di belakang dan cocok di gunakan di perut. Dengan menekan sebuah
tombol, lapisan ultrasonik khusus akan memunculkan gambar bayi dan
kemudian menempatkan gambar ini ke sebuah tekstil elektronik yang dapat
tumbuh . Pada setiap tahap pertumbuhan bayi, orang tua dapat melihat
reaksinya terhadap rangsangan buah hati mereka, melihatnya menendang,
berputar, tersenyum dan berkembang di depan mata para orang tua sang bayi.
a. 2D USG
b. 3D USG
USG 3D adalah metode canggih yang menangkap gambar tiga dimensi
yang sebenarnya dari bayi. USG jenis ini memungkinkan untuk melihat fitur
wajah tertentu dan formasi yang terdefinisi dengan baik. Bayi akan muncul
dalam warna kuning atau cokelat.
6
c. 4D USG
d. 5D USG
Picture Me Baby menjelaskan, 5D adalah teknologi baru dan
mengasyikkan yang memungkinkan orang tua melihat bayi dalam tampilan
realistis atau apa yang oleh banyak orang disebut tone look. Dirancang dengan
teknologi crystal clear review yang mampu memberikan hasil gambar dalam
tampilan yang realistis. Mengingat hasil gambar tampak begitu nyata, ibu bisa
terkoneksi langsung dengan si kecil
Alat ini akan menunjukkan bayi dengan warna kemerahan atau merah
muda, seolah-olah ibu bisa melihat langsung bayi di dalam rahim. USG 5D
baik dilakukan saat usia kehamilan memasuki 24 minggu, sehingga ibu dapat
melihat jelas rupa dan kondisi fisik dari jabang bayi. Meski begitu, sayangnya
belum banyak rumah sakit di Indonesia yang menyediakan USG 5D.
5D menangkap dan menggabungkan data volume definisi tinggi untuk
membuat gambar otomatis dengan warna dan kejernihan luar biasa. Ikatan
antara bayi baru dan keluarga semakin kuat ketika keluarga dapat melihat
gambar realistis bayi dalam USG 5D.
1. Trimester Pertama
7
2. Trimester Kedua
3. Trimester Ketiga
1. Menanggalkan baju (dari semua baju atau hanya pada area yang diperiksa).
Ultrasonographer menutupi dengan kain di atas area yang akan disinari saja
dan tidak untuk yang akan diperiksa.
2. Ultrasonographer menuangkan suatu mineral minyak jelly ke kulit untuk
mengeliminasi udara antara probe dan kulit dan untuk membantu melewatkan
gelombang suara ke dalam tubuh. Ultrasonographer menutup probe dengan
tutup plastik.
3. Melewatkan probe di atas kulit untuk memperoleh gambar yang dikehendaki.
Tergantung dari jenis pemeriksaan, mungkin probe disisipkan di bagian lekuk
tubuh.
4. Mungkin diminta untuk mengubah posisi guna mendapatkan penglihatan dan
penggambaran yang lebih baik.
8
5. Setelah gambar diperoleh dan pengukuran telah dilakukan data disimpan
dalam disk, dan pasien dapat memperoleh hardcopy gambar.
Pemeriksaan USG dapat dilakukan pada perut atau vagina; kadang- kadang,
jika ada kebutuhan khusus, dokter dapat melakukannya melalui kedua cara ini.
Prosedurnya cepat (berlangsung 5-30 menit), tidak nyeri, kecuali rasa tidak nyaman
karena kandung kemih harus terisi penuh pada pemeriksaan melalui perut pada
trimester pertama.
Cara Pemeriksaan :
9
8. Bila pada pemeriksaan obstetrik (trimester pertama dan kedua), pelvis dan
ginjal pasien dianjurkan untuk minum 4 gelas air dan tidak boleh berkemih
sementara untuk trimester ketiga, pemeriksaan pada pasien dilakukan pada
saat kandung kemih kosong.
9. Bila pada otak lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari
kepala.
10. Bila pada jantung anjurkan untuk bernapas perlahan dan menahan setelah
inspirasi dalam.
1) Pervaginam
2) Perabdominan
1. Kemampuan penggambaran otot dan jaringan lembut sangat baik sekali dan
bermanfaat untuk menggambarkan alat penghubung antara zat padat dan
cairan pengisi ruang.
2. Kemampuan memandang gambar hidup, dimana operator dapat secara
dinamis memilih bagian paling bermanfat untuk mendiagnosa dengan cepat.
3. Kemampuan menunjukkan susunan organ tubuh
4. Tidak memiliki efek samping dan ketidaknyamanan yang dirasakan pasien.
10
5. Peralatan ini secara luas komparatif fleksibel.
6. Kecil dan mudah dibawa untuk menyediakan keperluan scan, pemeriksaan
atau pengujian dapat dilakukan disamping tempat tidur.
7. Harga relatif lebih murah bila dibandingkan dengan mode investigasi lain
seperti CAT, DEXA atau MRI.
11
a. Peningkatan panas jaringan atau air menyerap energi ultrasonik,
sehingga menambah temperatur local.
b. Pembentukan gelembung (rongga) ketika gas di keluarkan
2. Cardiotography (CTG)
2.1 Pengertian
Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan
apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan
minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi. Cardiotokografi
merupakan pemeriksaan denyut jantung janin untuk menilai kesejahteraanya (fetal-
wellbeing).
Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat
dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG
diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin
dan kontraksi rahim. Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas
pelayanan persalinan.
Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan
kondisi janin terutama dalam keadaan:
12
a. Denyut jantung janin
b. Kontraksi Rahim
c. Gerakan janin.
Pemeriksaan detak jantung bayi ini secara tidak langsung adalah cara
mengetahui bayi mendapat cukup oksigen dari plasenta. Tes ini melihat bagaimana
detak jantung bayi dipengaruhi oleh kontraksi. Alat ini digunakan saat ibu hamil
menginjak trimester ketiga dan bermanfaat untuk mendeteksi apakah ada gangguan
atau tidak pada bayi sebelum atau selama persalinan.
a. Ibu
• Pre-eklampsia
• Ketuban pecah
• Diabetes mellitus
• Kehamilan > 40 minggu
• Vitium cordis
• Asthma bronkhiale
• Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
• Infeksi TORCH
• Bekas SC
• Induksi atau akselerasi persalinan
• Persalinan preterm.
• Hipotensi.
• Perdarahan antepartum.
• Ibu perokok.
• Ibu berusia lanjut.
• Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit
paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.
b. Janin
13
• Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
• Hidrops fetalis
• Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
• Mekoneum dalam cairan ketuban
• Riwayat lahir mati
• Kehamilan ganda
• Dan lain-lain
14
e. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan
punctum maksimum DJJ.
f. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera
setelah kontraksi berakhir..
g. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
punktum maksimum.
h. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak,
pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman cardiotokografi.
i. Hidupkan komputer dan Cardiotokograf.
j. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang
ingin dicapai).
k. Lakukan pencetakkan hasil rekaman Cardiotokografi.
l. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
m. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
alat pada tempatnya.
n. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
a. Prosedur :
15
medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan
lisan).
2) Kosongkan kandung kencing.
3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
4) Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau
gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan
punktum maksimum DJJ.
6) Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera
setelah kontraksi berakhir..
7) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
punktum maksimum.
8) Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak,
pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG.
9) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
10) Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang
ingin dicapai).
11) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
12) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
13) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
14) Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik
membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada
dokter.
15) Paramedik (bidan) dilarang memberikan interpretasi hasil ctg kepada pasien.
3. Laparoskopi
3.1 Pengertian
16
dinding depan perut dan organ viscera, sehingga memberikan akses endoskopi ke
dalam rongga peritoneum tersebut.
Anestesi secara umum artinya suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh.
a. Laparoskopi Diagnostik
Ketika tes lain tidak dapat menyediakan data yang cukup untuk kebutuhan diagnosis,
laparoskopi dapat menyediakan data yang diperlukan dengan rinci. Tes ini juga dapat
dilakukan untuk mengambil biopsi.
1. usus buntu
2. kandung empedu
3. hati
4. pankreas
5. usus kecil dan besar
6. limpa
7. perut
8. organ panggul atau reproduksi
1. sakit perut
2. massa perut atau tumor
3. cairan dalam rongga perut
4. sakit hati
5. efektivitas pengobatan tertentu
6. perkembangan kanker
17
7. Pencegahan & peringatan
Risiko infeksi dapat terjadi. Anda mungkin akan diberikan antibiotik untuk mencegah
komplikasi terjadi. Laparoskopi diagnostik mungkin dilakukan jika usus Anda
membengkak, terdapat cairan di perut (ascites), atau Anda pernah melakukan operasi
sebelumnya.
Tes darah, rontgen, dan CT scan mungkin diperlukan untuk mengetahui penyebab
gejala-gejala tertentu yang terjadi pada Anda.
Proses
Dokter mungkin akan meminta Anda untuk tidak mengonsumsi apa pun 8 jam
sebelum tes. Dokter juga akan meminta Anda untuk berhenti minum obat tertentu,
termasuk obat pereda nyeri sebelum tes dilakukan. Anda tidak boleh mengganti atau
mengonsumsi obat tanpa seizin dokter. Ikuti saran dari dokter dengan benar.
Operasi ini biasanya dilakukan di bawah anestesi umum dan membutuhkan waktu
sekitar 20 menit.
Laparoskopi diagnostik dapat dilakukan di rumah sakit atau pusat bedah yang
memiliki peralatan memadai. Prosedur ini membutuhkan bius total, yang berarti
pasien akan tertidur dan tidak merasakan sakit selama prosedur.
Pertama, dokter bedah akan membuat sayatan kecil, biasanya di bawah pusar. Lalu,
tabung khusus dimasukkan melalui sayatan tersebut untuk mengalirkan gas karbon
dioksida. Tujuannya adalah untuk memompa organ. Pada beberapa kasus, dokter
bedah juga menyuntikkan zat pewarna melalui tabung; biasanya pada laparoskopi
leher rahim untuk memeriksa tuba fallopi.
Kemudian, video kamera kecil dimasukkan melalui tabung. Kamera ini digerakkan di
dalam tubuh untuk mengambil gambar dari organ dalam. Hasilnya akan digunakan
oleh dokter untuk mencari penyakit atau kelainan pada tubuh.
Tergantung pada kondisi setiap pasien, dokter dapat menggunakan alat bedah lain dan
membuat sayatan tambahan. Jika ditemukan masalah tertentu, seperti pertumbuhan
18
abnormal, maka dokter akan mengambil sampel jaringan dari lapisan perut. Sampel
ini akan dianalisis dengan biopsi.
Untuk mengakhiri pemeriksaan, dokter bedah akan mengeluarkan laparoskop dan alat
lainnya. Lalu, sayatan akan dijahit. Area pemeriksaan akan diberi perban untuk
perlindungan dan kenyamanan pasien selama pemulihan. Suatu hal yang wajar jika
bekas sayatan terasa nyeri selama beberapa hari. Namun, karena sayatan yang dibuat
sangat kecil, nyeri tidak akan terlalu menyakitkan. Biarpun begitu, dokter dapat
memberikan obat pereda nyeri bagi pasien yang membutuhkan.
Laparoskopi diagnostik biasanya dilakukan secara rawat jalan, yang berarti pasien
tidak perlu menginap di rumah sakit. Namun, biasanya pasien dianjurkan untuk
diantarkan pulang agar keamanannya terjaga.
Anda dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi. Dokter akan memberi tahu
Anda tentang apa hasil laparoskopi dan mendiskusikan pengobatan yang tepat untuk
Anda. Anda boleh beristirahat selama satu sampai dua hari. Anda juga boleh
mengonsumsi obat pereda rasa sakit jika Anda membutuhkannya. Olahraga teratur
akan membantu Anda kembali melakukan aktivitas normal segera. Sebelum Anda
mulai berolahraga, mintalah saran tim kesehatan atau dokter.
3.2 Komplikasi
Komplikasi yang paling umum terjadi adalah perdarahan dan infeksi, jarang terjadi.
Namun, setiap operasi memiliki risiko komplikasi, misalnya:
Ada risiko tertusuknya organ, yang dapat menyebabkan usus bocor. Perdarahan
dalam rongga perut juga mungkin terjadi. Operasi terbuka (laparotomy) sebaiknya
segera dilakukan jika terjadi komplikasi ini.
19
3.3 Manfaat Teknik Laparoskopi
1. Terletak di pusar.
2. Kira-kira letaknya 2-4 cm dari tulang dada (antara dada dan pusar) selebar 5-
10 mm.
3. Dipasang di pertengahan trocar kedua agak ke sebelah kanan (di bawah tulang
iga), selebar 2-3 atau 5 mm.
20
4. Keempat, bilamana diperlukan, akan dipasang di sebelah kanan bawah,
selebar 5 mm.
Melalui trocar inilah alat-alat, dimasukkan dan digerakkan. Trocar pertama berfungsi
sebagai ‘mata’ dokter, yaitu tempat dimasukkannya kamera. Sementara itu, trocar
kedua sampai keempat merupakan trocar kerja.
Penggunaan Gas CO2 dalam Laparoskopi. CO2 merupakan gas pilihan untuk
insuflasi karena:
- Level CO2 dalam darah mudah diukur. Selain itu, CO2 menimbulkan efek
lokal maupun sistemik, dapat terjadi hipertensi, takikardi, vasodilatasi pembuluh
serebral, ↑ CO, hiperkarbi, dan respiratory acidosis.
21
secara cepat. Gas yang tidak larutterakumulasi didalam jantung kanan
menyebabkan hipotensi dan cardiac arrest.
Intervensi dapat dengan menghentikan insuflasi CO2, hiperventilasi dengan
100% O2 dan resusitasi cairan, merubah posisi pasien right side up dan
memasang kateter vena central untuk aspirasi gas.
Hal serius lain adalah pneumothorak, jika gas masuk ke dalam rongga thorax
melalui luka atau insisi yang dibuat sewaktu pembedahan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan
aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam
membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Terdapat faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil
laboratorium yaitu :
Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter.
Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
2. Persiapan penderita
3. Cara pengambilan sampel
4. Penanganan awal sampel dan transportasi
23
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38054568/
Srywulpasienry_Rabu_31_Desember_2014_BAHAN_AJAR_KETERAMPIL
AN_DASAR_KEBIDANAN_2_Program_Studi_DIII_Kebidanan
https://dokumen.tips/documents/usg-rontgen-ctg-laparoskopidocx.html
https://www.alodokter.com/laparoskopi-ini-yang-harus-pasien-ketahui
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/radiologi/ct-scan-kepala/indikasi
https://www.alodokter.com/usg-ini-yang-harus-anda-ketahui
https://www.alodokter.com/ketahui-hal-hal-yang-berkaitan-dengan-laparoskopi-
kandungan