Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 2

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KEBIDANAN

PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Dosen Pengampu :

DISUSUN OLEH :

Cindy Nur Lela Sari 2119003

Desi Maharani 2119005

Nehredilsha Kirana Dara Pramudiva 2119015

Via Yuka Zeta Damanik 2119025


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadir at Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Keterampilan Dasar Kebidanan dengan topik Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
Persiapan untuk Pemeriksaan tepat pada waktunya. Adapun maksud dan tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memahami mengenai apa saja penghargaan
serta sanksi dalam praktik kebidanan.

Sebagai manusia yang jauh dari kata sempurna dan tidak jauh dari segala
kesalahan, kami menyadari keterbatasan dalam makalah ini, untuk itu kami harapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak terutama Bapak/Ibu Dosen dan teman-teman
mahasiswi semua, agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata kami mengucapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
seluruh mahasiswi Jurusan Kebidanan bahkan masyarakat luas, bahwa pentingnya
memahami pengetahuan tentang bagian organ-organ reproduksi.

Bandar Lampung, 10 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2

BAB I. PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Pengertian Pemeriksaan Diasnnostik...........................................................................3


1. Ultrasonografi (USG).............................................................................................3
2. Cardiotography (CTG)...........................................................................................12
3. Laparoskopi............................................................................................................16

BAB II. PENUTUP.................................................................................................................23

A. Kesimpulan...................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon individu,keluarga,dan


komunikanterhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan actual maupun
potensial.

Contoh pemeriksaan diagnostic:

1. pemeriksaan USG

Ultrasonografi atau disingkat USG adalah suatukaidah pemeriksaan tubuh


menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi. USG iniadalah salah satu
aplikasi teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih jauh kearah
medis, USG medis (sonografi) dapat diartikan sebagai sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakanorgan internal
dan otot, struktur, dan luka patologi, sehingga teknik ini berguna untuk memeriksa
organ. Namun biasanya sonografi obstetrik digunakan ketika masakehamilan

2. Kardiotokografi (CTG)

Cardiotocography adalah sebuah alat yang digunakan oleh dokter kandungan


untuk memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi berada di dalam
kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung antara 110
dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika bayi bergerak.

3. Pemeriksaan laparoskopi

Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat rongga peritoneum. Struktur


rongga pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif. Sejak pertama kali
dicatat melihat rongga abdomen dengan alat optic dengan dilakukannya incisi
kuldotomi pada tahun 1901, konsep visualisasi rongga pelvis baik untuk prosedur
diagnostik maupun operatif mengalami perkembangan yang pesat.

1
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana persiapan pemeriksaan diagnostic ?


2. Indikasi pemeriksaannya apa - apa saja ?

C. Tujuan

1. Untuk memenusi tugas KDPK


2. Untuk mengetahui persiapan diagnostic seperti apa
3. Untuk mengetahui indikasi pemeriksaan diagnostic

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu


terhadap suatu masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam
membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.

Jenis-jenis pemeriksaan diagnostik :

3. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)


4. Kardiotokografi (CTG)
5. Laparaskopi

1. Ultrasonografi (USG)

USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan


kulit atau di atas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound di dalam
jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau
analisis dari gelombang Doppler.

Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada


pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus, atau pelvis. Selain
itu, USG dapat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. Pada
kehamilan, cairan amnion dapat mengidentifikasi pada fetus mengenai ukuran bentuk
dan posisi kemudian dapat mendeteksi pankreas, 5, tiroid dan lain-lain.

Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam


tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai
13 megahertz. Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh
energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi.

3
1.2 Manfaat USG

a. Menentukan penyebab pendarahan di awal atau pertengahan akhir kehamilan


b. Melihat lokasi alat KB yang masih terpasang pada saat pembuahan
c. Melihat lokasi janin sebelum CVS atau amniosentesis
d. Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung yang terdengar pada
minggu ke 14 dengan alat doppler atau tidak ada gerakan janin sampai minggu
ke-22
e. Menentukan apakah ibu mengandung lebih dari 1 janin
f. Mengukur jumlah cairan ketuban
g. Memeriksa adanya fibroid jika pertumbuhan rahimnya tidak normal
h. Mengukur ukuran janin jika ada kemungkinan bahwa bayi akan lahir prematur
atau terlambat
i. Mendeteksi perubahan leher rahim yang menunjuk pada kemungkinan
persalinan premature
j. Mengenali lokasi, ukuran, kematangan, atau kemungkinan
ketidaknormalan plasenta
k. Mengevaluasi kondisi janin melalui pengamatan kegiatan janin, gerakan
pernapasan, volume cairan ketuban
l. Mengenali kondisi sungsang atau posisi yang tidak normal dari janin dan tali
pusat sebelum kelahiran

1.2.1 Pada kehamilan trimester I:

a. Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.


b. Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat
bawaan.
c. Meyakinkan adanya kehamilan.
d. Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan
muda, misalnya kehamilan ektopik.
e. Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
f. Menentukan lokasi janin, di dalam kandungan atau di luar rahim.
g. Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
h. Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
i. Mendeteksi berbagai hal yang mengganggu kehamilan, misalnya adanya kista,
mioma, dsb.

4
1.2.2 Pada kehamilan trimester II & III:

a. Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu cepat
disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
b. Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta akan menyebabkan
terhambatnya perkembangan janin.
c. Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur, lebih ke
arah pertumbuhan janinnya normal atau tidak.
d. Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, gerak nafas,
banyaknya cairan amnion, dsb.
e. Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum
persalinan.
f. Untuk melihat adanya tumor di panggul atau tidak.
g. Untuk menilai kesejahteraan janin (bagaimana aliran darah ke otaknya, dsb).

1.3 Macam-macam Jenis Ultrasonografi (USG)

Pada dasarnya ada delapan uji USG namun pada proses utamanya sama.

Kedelapan tipe prosedur tersebut adalah:

1. Transvaginal

Sebuah alat pemindai yang dirancang khusus digunakan di dalam


vagina untuk menghasilkan citra sonogram. Paling sering digunakan di masa
awal kehamilan.

2. Ultrasonografi standar

Uji USG umum yang menggunakan sebuah pemindai untuk


menghasilkan citra dua dimensi dari janin yang berkembang.

3. Ultrasonografi lanjutan

Uji ini mirip dengan USG standar, namun uji ini lebih ditujukan untuk
memeriksa penyakit tertentu dan menggunakan peralatan yang lebih canggih.

4. USG Doppler

Prosedur pencitraan ini mengukur perubahan pada frekuensi gelombang


ultrasonografi saat dipantulkan obyek bergerak, seperti sel darah.

5
5. USG 3-D

Dilakukan dengan menggunakan pemindai yang dirancang khusus dan


piranti lunak untuk menghasilkan citra tiga dimensi dari janin yang sedang
berkembang.

6. USG 4-D

Dilakukan dengan pemindai yang dirancang khusus untuk melihat


wajah dan pergerakan bayi sebelum kelahiran.

7. Echokardiografi Janin

Menggunakan gelombang suara ultra untuk mengetahui fungsi dan


anatomi jantung bayi. Ini digunakan untuk membantu pemeriksaan dugaan
cacat jantung kongenital.

8. Sabuk Sonogram

Alat ini Dirancang agar terlihat seperti sebuah sabuk besar, PreVue
cinches di belakang dan cocok di gunakan di perut. Dengan menekan sebuah
tombol, lapisan ultrasonik khusus akan memunculkan gambar bayi dan
kemudian menempatkan gambar ini ke sebuah tekstil elektronik yang dapat
tumbuh . Pada setiap tahap pertumbuhan bayi, orang tua dapat melihat
reaksinya terhadap rangsangan buah hati mereka, melihatnya menendang,
berputar, tersenyum dan berkembang di depan mata para orang tua sang bayi.

1.4 Jenis-jenis USG

Pada dasarnya, ultrasonografi (USG) memiliki beberapa jenis, yaitu:

a. 2D USG

USG jenis ini adalah ultrasound tradisional yang telah digunakan


selama bertahun-tahun. 2D menghasilkan gambar bayi yang lebih datar, dua
dimensi, hitam dan putih.

b. 3D USG
USG 3D adalah metode canggih yang menangkap gambar tiga dimensi
yang sebenarnya dari bayi. USG jenis ini memungkinkan untuk melihat fitur
wajah tertentu dan formasi yang terdefinisi dengan baik. Bayi akan muncul
dalam warna kuning atau cokelat.

6
c. 4D USG

Teknologi USG ini memungkinkan live streaming gambar 3D. Dengan


kata lain, pasien dapat melihat gerak hidup dari katup janin, aliran darah
dinding jantung, dan lain sebagainya. Teknologi USG 4D adalah USG 3D
bergerak. Kebanyakan orang mencari 4D ultrasound untuk video kenang-
kenangan, sebuah praktek yang saat ini dianjurkan oleh beberapa pengawas
medis. Ini juga bisa meningkatkan ikatan orangtua dengan bayi yang belum
lahir dan meningkatkan perilaku sehat sebagai hasil dari melihat bayi secara
real time.

d. 5D USG
Picture Me Baby menjelaskan, 5D adalah teknologi baru dan
mengasyikkan yang memungkinkan orang tua melihat bayi dalam tampilan
realistis atau apa yang oleh banyak orang disebut tone look. Dirancang dengan
teknologi crystal clear review yang mampu memberikan hasil gambar dalam
tampilan yang realistis. Mengingat hasil gambar tampak begitu nyata, ibu bisa
terkoneksi langsung dengan si kecil
Alat ini akan menunjukkan bayi dengan warna kemerahan atau merah
muda, seolah-olah ibu bisa melihat langsung bayi di dalam rahim. USG 5D
baik dilakukan saat usia kehamilan memasuki 24 minggu, sehingga ibu dapat
melihat jelas rupa dan kondisi fisik dari jabang bayi. Meski begitu, sayangnya
belum banyak rumah sakit di Indonesia yang menyediakan USG 5D.
5D menangkap dan menggabungkan data volume definisi tinggi untuk
membuat gambar otomatis dengan warna dan kejernihan luar biasa. Ikatan
antara bayi baru dan keluarga semakin kuat ketika keluarga dapat melihat
gambar realistis bayi dalam USG 5D.

1.5 Tujuan Pemeriksaan Menggunakan Ultrasonografi (USG)

USG bisa dilakukan pada saat masa kehamilan:

1. Trimester Pertama

a. Meyakinkan kemungkinan kehamilan


b. Meyakinkan detak jantung
c. Mengukur usia perkembangan atau panjang crown-rump
d. Meyakinkan adanya hamil ektopik (hamil di luar rahim) atau hamil anggur
e. Menguji perkembangan yang tidak normal

7
2. Trimester Kedua

a. Diagnose cacat pada janin


b. Minggu ke-13 - ke14 untuk karakteristik kemungkinan sindrom Down
c. Minggu ke-18 ke-20 untuk cacat kongenital
d. Mengetahui cacat struktural
e. Meyakinkan kehamilan kembar
f. Meyakinkan tanggal dan pertumbuhan
g. Meyakinkan kematian dalan rahim
 Mengidentifikasi hydramnios atau oligohydramnios – air ketuban yang kurang
atau berlebihan
 Menentukan jenis kelamin bayi

3. Trimester Ketiga

a. Mengidentifikasi lokasi janin


b. Meyakinkan kematian dalam rahim
c. Mengobservasi kehadiran janin
d. Mengobservasi gerakan janin
e. Mengidentifikasi ketidaknormalan panggul dan uterine sang ibu selama masa
kehamilan.

1.6 Prosedur Pemeriksaan Dengan Ultrasonography

Untuk pemeriksaan dengan ultrasonography, dilakukan dalam suatu


ruangan dengan teknisi dan mesin ultrasonography. Adapun prosedurnya
sebagai berikut :

1. Menanggalkan baju (dari semua baju atau hanya pada area yang diperiksa).
Ultrasonographer menutupi dengan kain di atas area yang akan disinari saja
dan tidak untuk yang akan diperiksa.
2. Ultrasonographer menuangkan suatu mineral minyak jelly ke kulit untuk
mengeliminasi udara antara probe dan kulit dan untuk membantu melewatkan
gelombang suara ke dalam tubuh. Ultrasonographer menutup probe dengan
tutup plastik.
3. Melewatkan probe di atas kulit untuk memperoleh gambar yang dikehendaki.
Tergantung dari jenis pemeriksaan, mungkin probe disisipkan di bagian lekuk
tubuh.
4. Mungkin diminta untuk mengubah posisi guna mendapatkan penglihatan dan
penggambaran yang lebih baik.

8
5. Setelah gambar diperoleh dan pengukuran telah dilakukan data disimpan
dalam disk, dan pasien dapat memperoleh hardcopy gambar.

Pemeriksaan USG dapat dilakukan pada perut atau vagina; kadang- kadang,
jika ada kebutuhan khusus, dokter dapat melakukannya melalui kedua cara ini.
Prosedurnya cepat (berlangsung 5-30 menit), tidak nyeri, kecuali rasa tidak nyaman
karena kandung kemih harus terisi penuh pada pemeriksaan melalui perut pada
trimester pertama.

Selama pemeriksaan, ibu akan berbaring terlentang. Untuk pemeriksaan USG


yang melintang perut, perut ibu akan diolesi selapis tipis gel yang akan meningkatkan
induksi suara. Kemudian, transduser dimasukkan ke dalam vagina. Pada kedua
pemeriksaan ini alat akan mencatat gema dari gelombang suara ketika mereka
memantul dari bagian-bagian tubuh bayi dan diterjemahkan ke dalam gambar pada
layar pantau. Dengan bantuan teknisi atau dokter, anda akan dapat melihat jantung
berdenyut; lengkungan tulang punggung, lengan dan tungkai kaki. Mungkin anda
akan dapat melihat bayi mengisap jempolnya. Pada banyak keadaan, anda dapat
mendapatkan “foto”, rekaman video, atau mungkin gambaran komputer 3 dimensi
dari bayi anda untuk ditunjukkan pada keluarga dan teman- teman. Sekarang ini,
karena gambarnya sudah semakin jelas, bahkan bukan para ahli sekalipun (para orang
tua) dapat membedakan kepala dari bokong dan selanjutnya. Seringkali, organ genital
pun dapat dikenali sehingga jenis kelamin bayi dapat diduga, meskipun tidak dapat
diandalkan 100%. (jika anda belum mengetahui jenis kelamin bayi anda, beritahukan
terlebih dahulu kepada dokter atau teknisinya).

Cara Pemeriksaan :

Persiapan dan pelaksanaan

1. Lakukan informed consent


2. Anjurkan untuk puasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG
aorta abdomen, kandung empedu, hepar, limpa dan pankreas.
3. Oleskan jeli konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakkan ke depan dan ke belakang
di atas permukaan kulit.
5. Lakukan anatra 10-30 menit
6. Premedikasi jarang dilakukan hanya bila pasien dalam keadaan gelisah
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya
udara.

9
8. Bila pada pemeriksaan obstetrik (trimester pertama dan kedua), pelvis dan
ginjal pasien dianjurkan untuk minum 4 gelas air dan tidak boleh berkemih
sementara untuk trimester ketiga, pemeriksaan pada pasien dilakukan pada
saat kandung kemih kosong.
9. Bila pada otak lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari
kepala.
10. Bila pada jantung anjurkan untuk bernapas perlahan dan menahan setelah
inspirasi dalam.

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1) Pervaginam

a) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan


dalam.
b) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
c) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
d) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
e) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
f) Tidak menyebabkan keguguran.

2) Perabdominan

a) Probe USG di atas perut.


b) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
c) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak
baru menembus rahim.

1.7 Kelebihan Ultrasonography

Kelebihan atau keunggulan dari Ultrasnography antara lain sebagai berikut:

1. Kemampuan penggambaran otot dan jaringan lembut sangat baik sekali dan
bermanfaat untuk menggambarkan alat penghubung antara zat padat dan
cairan pengisi ruang.
2. Kemampuan memandang gambar hidup, dimana operator dapat secara
dinamis memilih bagian paling bermanfat untuk mendiagnosa dengan cepat.
3. Kemampuan menunjukkan susunan organ tubuh
4. Tidak memiliki efek samping dan ketidaknyamanan yang dirasakan pasien.

10
5. Peralatan ini secara luas komparatif fleksibel.
6. Kecil dan mudah dibawa untuk menyediakan keperluan scan, pemeriksaan
atau pengujian dapat dilakukan disamping tempat tidur.
7. Harga relatif lebih murah bila dibandingkan dengan mode investigasi lain
seperti CAT, DEXA atau MRI.

1.8 Kelemahan Ultrasonography

Disamping memiliki kelebihan ultrasonography juga memiliki


kelemahan, kelemahan-kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Alat ultraonography memiliki masalah dalam menembus tulang.


Sebagai contoh, sonography otak orang dewasa sangat terbatas.
2. Performansi ultasonography kurang baik bila terdapat gas diantara
transducer dan organ tubuh yang diamati, keduanya mempunyai
perbedaan akustik impedansi yang ekstrim. Sebagai contoh, gas-gas
trointestinal sering terbaca pankreas karena ultrasonography sulit
melacak, dan tidak memungkinkan melakukan penggambaran paru-
paru.
3. Tanpa adanya tulang atau udara, kedalaman penetrasi ultrasonography
terbatas, sehingga kesulitan membuat gambar kedalaman susunan
tubuh, khususnya pasien gemuk.
4. Metoda yang digunakan operator dependent. Diperlukan ketrampilan
dan pengalaman untuk memperoleh gambar berkualitas dan membuat
diagnosa akurat.
5. Tidak ada panduan penggambaran seperti halnya pada CT scan dan
MRI.

1.9 Bahaya Ultrasonography

Terdapat banyak hal yang berkaitan dengan keselamatan


ultrasonography. Karena ultrasonography merupakan energi, pertanyaannya
bagaimanakah energi ini bekerja dalam jaringan tubuh atau bayi?. Banyak
laporan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu yang sering melakukan
pemeriksaan ultrasonography selama kehamilan mempunyai berat badan yang
rendah. Ada dua kemungkinan besar dengan penggunaan ultrasonography
yaitu :

11
a. Peningkatan panas jaringan atau air menyerap energi ultrasonik,
sehingga menambah temperatur local.
b. Pembentukan gelembung (rongga) ketika gas di keluarkan

Walaupun demikian tidak ada pengaruh rasa sakit dari penggunaan


ultrasonogrphy, hal ini diperkuat dengan dokumentasi hasil penelitian pada
manusia ataupun hewan. Dinyatakan bahwa ultrasonography akan digunakan
hanya bila diperlukan saja dengan prosedur yang lebih baik dan hati-hati.

2. Cardiotography (CTG)

2.1 Pengertian

Cardiotocography adalah sebuah alat yang digunakan oleh dokter kandungan


untuk memantau denyut jantung dan kontraksi rahim saat bayi berada di dalam
kandungan. Biasanya, bayi di dalam kandungan memiliki detak jantung antara 110
dan 160 denyut per menit dan meningkat ketika bayi bergerak.

Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan
apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan
minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi. Cardiotokografi
merupakan pemeriksaan denyut jantung janin untuk menilai kesejahteraanya (fetal-
wellbeing).

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal Monitor adalah alat yang
digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat
dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG
diperoleh informasi berupa signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin
dan kontraksi rahim. Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada fasilitas
pelayanan persalinan.

Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan
kondisi janin terutama dalam keadaan:

a. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit


infeksi kronis, dll)
b. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)
c. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)z
d. Polihidramnion (air ketuban berlebih)

Dalam Cardiotokografi terdapat 3 hal yang di catat :

12
a. Denyut jantung janin
b. Kontraksi Rahim
c. Gerakan janin.

Pemeriksaan detak jantung bayi ini secara tidak langsung adalah cara
mengetahui bayi mendapat cukup oksigen dari plasenta. Tes ini melihat bagaimana
detak jantung bayi dipengaruhi oleh kontraksi. Alat ini digunakan saat ibu hamil
menginjak trimester ketiga dan bermanfaat untuk mendeteksi apakah ada gangguan
atau tidak pada bayi sebelum atau selama persalinan.

2.2 Indikator pemeriksaan CTG

Pemeriksaan Cardiotokografi biasanya dilakukan pada kehamilan resiko


tinggi, dan indikasinya terdiri dari :

a. Ibu

• Pre-eklampsia
• Ketuban pecah
• Diabetes mellitus
• Kehamilan > 40 minggu
• Vitium cordis
• Asthma bronkhiale
• Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
• Infeksi TORCH
• Bekas SC
• Induksi atau akselerasi persalinan
• Persalinan preterm.
• Hipotensi.
• Perdarahan antepartum.
• Ibu perokok.
• Ibu berusia lanjut.
• Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit
paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.

b. Janin

• Pertumbuhan janin terhambat (PJT)


• Gerakan janin berkurang
• Suspek lilitan tali pusat

13
• Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
• Hidrops fetalis
• Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
• Mekoneum dalam cairan ketuban
• Riwayat lahir mati
• Kehamilan ganda
• Dan lain-lain

2.3 Syarat Pemeriksaan Cardiotokografi

a. Usia kehamilan > 28 minggu.


b. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan).
c. Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui.
d. Prsedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
e. Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
f. Waktu pemeriksaan selama 20 menit.
g. Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu
maupun bayi.
h. Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera
diberikan pertolongan yang sesuai.
i. Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

2.4 Kontra Indikasi Cardiotokografi

Sampai saat ini belum ditemukan kontra-indikasi


pemeriksaan Cardiotokografi terhadap ibu maupun janin.

2.5 Persiapan Pasien

a. Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara


pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak
medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan
lisan).
b. Kosongkan kandung kencing.
c. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
d. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau
gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.

14
e. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan
punctum maksimum DJJ.
f. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera
setelah kontraksi berakhir..
g. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
punktum maksimum.
h. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak,
pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman cardiotokografi.
i. Hidupkan komputer dan Cardiotokograf.
j. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang
ingin dicapai).
k. Lakukan pencetakkan hasil rekaman Cardiotokografi.
l. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
m. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
alat pada tempatnya.
n. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.

o. Berikan hasil rekaman cardiotokografi kepada dokter penanggung jawab atau


paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap
kepada dokter.

2.6 Cara Melakukan

1) Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.


2) Waktu pemeriksaan selama 20 menit.
3) Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu
maupun bayi.
4) Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera
diberikan pertolongan yang sesuai.
5) Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

a. Prosedur :

1) Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara


pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak

15
medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan
lisan).
2) Kosongkan kandung kencing.
3) Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
4) Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau
gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit.
5) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan
punktum maksimum DJJ.
6) Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera
setelah kontraksi berakhir..
7) Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
punktum maksimum.
8) Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak,
pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG.
9) Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
10) Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil yang
ingin dicapai).
11) Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah sakit).
12) Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali
13) Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
14) Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik
membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada
dokter.
15) Paramedik (bidan) dilarang memberikan interpretasi hasil ctg kepada pasien.

3. Laparoskopi

3.1 Pengertian

Laparaskopi adalah suatu tindakan bedah minimal yang umumnya ditujukan


untuk mengurangi resiko yang didapatkan pada operasi besar. Proses penyembuhan
dengan laparoskopi jauh lebih cepat dibandingkan dengan operasi besar. Pada kasus
kandungan laparoskopi dilakukan dengan menggunakan teropong yang
dimasukkan kedalam luka sayatan kecil berukuran 0.5-1 cm di pusar dan bagian
bawah perut.

Laparoskopi adalah sebuah prosedur pembedahan minimally invasive dengan


memasukkan gas CO2 ke dalam rongga peritoneum untuk membuat ruang antara

16
dinding depan perut dan organ viscera, sehingga memberikan akses endoskopi ke
dalam rongga peritoneum tersebut.

Anestesi secara umum artinya suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh.

a. Laparoskopi Diagnostik

Laparoskopi diagnostik adalah operasi menggunakan sebuah teleskop medis


untuk melihat bagian perut dan organ panggul. Pada beberapa wanita, perawatan
ringan dapat dilakukan pada waktu yang sama.

Laparoskopi diagnostik dilakukan untuk mencari tahu penyebab nyeri perut


bagian bawah dan nyeri panggul, masalah tertentu, dan infertilitas. Operasi ini juga
dilakukan untuk memeriksa apakah Anda mengalami endometriosis, infeksi panggul,
adhesi, kerusakan saluran tuba fallopi, kehamilan ektopik, kista ovarium atau fibroid.

Kapan saya perlu menjalani laparoskopi diagnostik?

Ketika tes lain tidak dapat menyediakan data yang cukup untuk kebutuhan diagnosis,
laparoskopi dapat menyediakan data yang diperlukan dengan rinci. Tes ini juga dapat
dilakukan untuk mengambil biopsi.

Dokter akan merekomendasikan tes laparoskopi untuk memeriksa organ berikut:

1. usus buntu
2. kandung empedu
3. hati
4. pankreas
5. usus kecil dan besar
6. limpa
7. perut
8. organ panggul atau reproduksi

Dengan mengamati bagian-bagian tersebut, dokter dapat memeriksa:

1. sakit perut
2. massa perut atau tumor
3. cairan dalam rongga perut
4. sakit hati
5. efektivitas pengobatan tertentu
6. perkembangan kanker

17
7. Pencegahan & peringatan

Apa yang harus saya ketahui sebelum menjalani laparoskopi diagnostik?

Risiko infeksi dapat terjadi. Anda mungkin akan diberikan antibiotik untuk mencegah
komplikasi terjadi. Laparoskopi diagnostik mungkin dilakukan jika usus Anda
membengkak, terdapat cairan di perut (ascites), atau Anda pernah melakukan operasi
sebelumnya.

Apakah ada alternatif untuk laparoskopi diagnostik?

Tes darah, rontgen, dan CT scan mungkin diperlukan untuk mengetahui penyebab
gejala-gejala tertentu yang terjadi pada Anda.

Proses

Apa yang harus saya lakukan sebelum laparoskopi diagnostik?

Dokter mungkin akan meminta Anda untuk tidak mengonsumsi apa pun 8 jam
sebelum tes. Dokter juga akan meminta Anda untuk berhenti minum obat tertentu,
termasuk obat pereda nyeri sebelum tes dilakukan. Anda tidak boleh mengganti atau
mengonsumsi obat tanpa seizin dokter. Ikuti saran dari dokter dengan benar.

Bagaimana proses laparoskopi diagnostik?

Operasi ini biasanya dilakukan di bawah anestesi umum dan membutuhkan waktu
sekitar 20 menit.

Laparoskopi diagnostik dapat dilakukan di rumah sakit atau pusat bedah yang
memiliki peralatan memadai. Prosedur ini membutuhkan bius total, yang berarti
pasien akan tertidur dan tidak merasakan sakit selama prosedur.

Pertama, dokter bedah akan membuat sayatan kecil, biasanya di bawah pusar. Lalu,
tabung khusus dimasukkan melalui sayatan tersebut untuk mengalirkan gas karbon
dioksida. Tujuannya adalah untuk memompa organ. Pada beberapa kasus, dokter
bedah juga menyuntikkan zat pewarna melalui tabung; biasanya pada laparoskopi
leher rahim untuk memeriksa tuba fallopi.

Kemudian, video kamera kecil dimasukkan melalui tabung. Kamera ini digerakkan di
dalam tubuh untuk mengambil gambar dari organ dalam. Hasilnya akan digunakan
oleh dokter untuk mencari penyakit atau kelainan pada tubuh.

Tergantung pada kondisi setiap pasien, dokter dapat menggunakan alat bedah lain dan
membuat sayatan tambahan. Jika ditemukan masalah tertentu, seperti pertumbuhan

18
abnormal, maka dokter akan mengambil sampel jaringan dari lapisan perut. Sampel
ini akan dianalisis dengan biopsi.

Untuk mengakhiri pemeriksaan, dokter bedah akan mengeluarkan laparoskop dan alat
lainnya. Lalu, sayatan akan dijahit. Area pemeriksaan akan diberi perban untuk
perlindungan dan kenyamanan pasien selama pemulihan. Suatu hal yang wajar jika
bekas sayatan terasa nyeri selama beberapa hari. Namun, karena sayatan yang dibuat
sangat kecil, nyeri tidak akan terlalu menyakitkan. Biarpun begitu, dokter dapat
memberikan obat pereda nyeri bagi pasien yang membutuhkan.

Laparoskopi diagnostik biasanya dilakukan secara rawat jalan, yang berarti pasien
tidak perlu menginap di rumah sakit. Namun, biasanya pasien dianjurkan untuk
diantarkan pulang agar keamanannya terjaga.

Apa yang harus saya lakukan setelah laparoskopi diagnostik?

Anda dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi. Dokter akan memberi tahu
Anda tentang apa hasil laparoskopi dan mendiskusikan pengobatan yang tepat untuk
Anda. Anda boleh beristirahat selama satu sampai dua hari. Anda juga boleh
mengonsumsi obat pereda rasa sakit jika Anda membutuhkannya. Olahraga teratur
akan membantu Anda kembali melakukan aktivitas normal segera. Sebelum Anda
mulai berolahraga, mintalah saran tim kesehatan atau dokter.

3.2 Komplikasi

Komplikasi apa yang dapat terjadi?

Komplikasi yang paling umum terjadi adalah perdarahan dan infeksi, jarang terjadi.
Namun, setiap operasi memiliki risiko komplikasi, misalnya:

a. reaksi terhadap anestesi umum


b. peradangan pada dinding perut
c. pembekuan darah, yang dapat menjalar ke panggul, kaki, paru-paru.
Pembekuan darah bisa menjalar ke jantung atau otak (jarang terjadi)

Ada risiko tertusuknya organ, yang dapat menyebabkan usus bocor. Perdarahan
dalam rongga perut juga mungkin terjadi. Operasi terbuka (laparotomy) sebaiknya
segera dilakukan jika terjadi komplikasi ini.

19
3.3 Manfaat Teknik Laparoskopi

Terdapat beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan tindakan


laparoskopi adalah :

a. Meringankan rasa nyeri, sehingga konsumsi obat-obatan pereda nyeri akan


berkurang.

b. Meminimalisir timbulnya perdarahan yang bisa muncul setelah operasi.


c. Meminimalisir timbulnya perdarahan saat operasi.
d. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk rawat inap.
e. Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan pasca operasi akan lebih cepat.

3.4 Prosedur laparoskopi

a. Praoperasi laparoskopi  Pasien harus puasa 4 – 6 jam sebelumnya. Sebelum


puasa pasien makan makanan cair / bubur, makanan yang mudah diserap, tapi
rendah sisa, mengurangi jumlah kotoran.
b. Setelah teranestesi, tindakan pertama dilakukan membuat sayatan di bawah
lipatan pusar 10 mm, kemudian jarum veres disuntikkan memasukkan gas
CO2 sampai batas 12-15 mmHg untuk menggembungkan perut pasien.
c. Bertujuan agar usus tertekan ke bawah dan menciptakan ruang di dalam perut.
Setelah perut terisi gas CO2, alat trocar dimasukkan, pipa dengan klep untuk
akses kamera dan alat-alat lain selama pembedahan.

Ada empat trocar yang dipasang di tubuh:

1. Terletak di pusar.
2. Kira-kira letaknya 2-4 cm dari tulang dada (antara dada dan pusar) selebar 5-
10 mm.
3. Dipasang di pertengahan trocar kedua agak ke sebelah kanan (di bawah tulang
iga), selebar 2-3 atau 5 mm.

20
4. Keempat, bilamana diperlukan, akan dipasang di sebelah kanan bawah,
selebar 5 mm.

Melalui trocar inilah alat-alat, dimasukkan dan digerakkan. Trocar pertama berfungsi
sebagai ‘mata’ dokter, yaitu tempat dimasukkannya kamera. Sementara itu, trocar
kedua sampai keempat merupakan trocar kerja.

Penggunaan Gas CO2 dalam Laparoskopi. CO2 merupakan gas pilihan untuk
insuflasi karena:

- tidak mudah terbakar

- tidak membantu pembakaran

- mudah berdifusi melewati membrane

- mudah keluar dari paru-paru

- mudah larut dalam darah dan risiko embolisasi CO2 kecil

- Level CO2 dalam darah mudah diukur. Selain itu, CO2 menimbulkan efek
lokal maupun sistemik, dapat terjadi hipertensi, takikardi, vasodilatasi pembuluh
serebral, ↑ CO, hiperkarbi, dan respiratory acidosis.

3.5 Keuntungan Prosedur Laparoskopi

 Dibandingkan dengan bedah terbuka, laparoskopi lebih menguntungkan


karena insisi yang kecil dan nyeri pasca operasi yang lebih ringan.
 Fungsi paru pasca operasi tidak terganggu dan sedikit kemungkinan terjadi
atelektasis setelah prosedur laparoskopi.
 Setelah operasi fungsi pencernaan pasien pulih lebih cepat, masa rawat inap
rumah sakit pendek, serta lebih cepat kembali beraktivitas.

3.6 Kerugian Prosedur Laparoskopi

 Komplikasi dapat terjadi langsung / tidak langsung karena kebutuhan insuflasi


CO2 untuk membuat ruang operasi. CO2 masuk kedalam pembuluh darah

21
secara cepat. Gas yang tidak larutterakumulasi didalam jantung kanan
menyebabkan hipotensi dan cardiac arrest.
 Intervensi dapat dengan menghentikan insuflasi CO2, hiperventilasi dengan
100% O2 dan resusitasi cairan, merubah posisi pasien right side up dan
memasang kateter vena central untuk aspirasi gas.
 Hal serius lain adalah pneumothorak, jika gas masuk ke dalam rongga thorax
melalui luka atau insisi yang dibuat sewaktu pembedahan.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan
aktual maupun potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam
membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Terdapat faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil
laboratorium yaitu :

Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter.
Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
2. Persiapan penderita
3. Cara pengambilan sampel
4. Penanganan awal sampel dan transportasi

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38054568/
Srywulpasienry_Rabu_31_Desember_2014_BAHAN_AJAR_KETERAMPIL
AN_DASAR_KEBIDANAN_2_Program_Studi_DIII_Kebidanan

https://dokumen.tips/documents/usg-rontgen-ctg-laparoskopidocx.html

https://www.alodokter.com/laparoskopi-ini-yang-harus-pasien-ketahui

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/radiologi/ct-scan-kepala/indikasi

https://www.alodokter.com/usg-ini-yang-harus-anda-ketahui

https://www.alodokter.com/ketahui-hal-hal-yang-berkaitan-dengan-laparoskopi-
kandungan

Anda mungkin juga menyukai