Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

PEMERIKSAAN USG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS MEDOKAN AYU
Jl. Medokan Asri Utara IV no.31, Surabaya

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul .....................................................................................................................


1

Daftar Isi ..............................................................................................................................


2

BAB I. DEFINISI ...........................................................................................................


3

A. Pendahuluan .................................................................................................
3

B. Definisi ...........................................................................................................
3

C. Tujuan ............................................................................................................
3

BAB II. RUANG LINGKUP ..............................................................................................


4

A. Jadwal Pemeriksaan .................................................................................


4

B. Indikasi Pemeriksaan ................................................................................


4

BAB III TATA LAKSANA..................................................................................................


6

A.Persiapan Pemeriksaan ............................................................................


6

1. Pencegahan Infeki........................................................................
7

2. Persiapan Alat .............................................................................


8

3. Persiapan pasien .........................................................................


8

4. Persiapan Pemeriksa...................................................................
8

B.Tehnik Pemeriksaan ................................................................................


9

BAB IV DOKUMENTASI ...........................................................................................


10

2
BAB I
DEFINISI

A. PENDAHULUAN
Pada setiap pemeriksaan USG, diperlukan persiapan yang baik dari pasien, pemeriksa,
maupun peralatan yang akan dipergunakan. Bila salah satu tidak siap, kemungkinan
adanya gangguan dalam proses pemeriksaan USG tersebut dapat saja terjadi. Misalnya,
bila pemeriksa sedang dalam kondisi kelelahan atau sakit, maka pemeriksaan USG
harus dihentikan. Bila klien belum memberikan persetujuan untuk pemeriksaan USG,
maka pemeriksaan USG tersebut tidak dapat dilaksanakan.
Sebelum memulai pemeriksaan, perhatikan setting mesin USG. Jangan memakai setting
obstetri untuk pemeriksaan ginekologi, atau setting jantung untuk pemeriksaan obstetri.
Settingyang salah akan menyebabkan kesalahan dalam diagnosis semakin besar. Selain
itu, buku manual harus diletakkan didekat mesin USG agar bila terjadi masalah dapat
dicari penyelesaiannya pada buku manual tersebut. Kesamaan teknik dasar
pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi diperlukan agar dapat dicapai suatu
standarisasi dalam pemeriksaan USG tersebut.

B. DEFINISI
Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik
yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam
menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit
(non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif), relatif murah,
pemeriksaannya relatif cepat,dan persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah.

C. TUJUAN

3
1. Mampu menyebutkan langkah-langkah persiapan pemeriksaan USG obstetri
ginekologi,termasuk persiapan alat, persiapan pasien, dan persiapan pemeriksa,
dan prosedur pencegahan infeksi universal.
2. Mengetahui cara kerja gelombang suara, artefak, dan proses perubahannya
sehingga menjadi sebuah gambar yang dapat dianalisa.
3. Mengetahui keamanan pemeriksaan USG, terutama bagi janin.
4. Mampu menyebutkan indikasi pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi.
5. Mampu menyebutkan manfaat lain dari pemeriksaan USG.
6. Mampu melakukan pemeriksaan dasar USG Dasar obstetri dan ginekologi
dengan baik dan benar.
7. Mampu menjelaskan dengan baik tata cara pemeriksaan USG Obstetri
Ginekologi Dasar sehingga klien bersedia memberikan persetujuan tindak medik
pemeriksaan USG Obstetri dan Ginekologi
BAB II
RUANG LINGKUP

A. JADWAL PEMERIKSAAN

Dalam bidang USG obstetri, waktu pemeriksaan USG adalah :


1. Melakukan pemeriksaan USG begitu diketahui hamil atau belum pernah di USG
2. Penapisan USG pada trimester pertama (kehamilan 10 – 14 minggu),
3. Penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 22 minggu)
4. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan, misalnya untuk memantau tumbuh
kembang janin pada kasus pertumbuhan janin terhambat atau pemeriksaan ulang
plasenta praevia pada kehamilan 36 minggu.

B. INDIKASI PEMERIKSAAN

Indikasi pemeriksaan USG merupakan salah satu prasyarat penting yang harus dipenuhi
sebelum pemeriksaan USG dilakukan.
1. Menentukan usia gestasi secara tepat pada kasus yang akan menjalani
seksio sesare berencana, indikasi persalinan atau pengakhiran kehamilan
secara elektif.
2. Evaluasi pertumbuhan janin pada pasien yang telah diketahui
menderita insufisiensiuteroplasenter, misalnya preeklampsia berat, hipertensi
kronik, penyakit ginjal kronik, diabetes militus berat atau menderita gangguan
nutrisi sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin terhambat atau
makrisomia.
3. Perdarahan pervaginam pada kehamilan yang penyebabnya belum diketahui.
4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan bagian
terendahnya sulit untuk diketahui atau janin masih berubah-ubah pada
trimester ketiga.
5. Dicurigai adanya janin ganda
4
6. Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan
tanggal terakhir haid.
7. Teraba massa pada daerah pelvic.
8. Kecurigaan adanya mola hidatidosa.
9. Suspek kehamilan ektopik.
10. Pengamatan lanjutan plasenta pada kasus plasenta previa.
11. Kecurigaan adanya kematian janin.
12. Kecurigaan adanya abnormal uterus.
13. Lokasi alat kontrasepsi dalam rahim.
14. Pemantauan perkembangan folikel.Penilaian profil biofisik janin di atas 28
minggu.
15. Observasi pada tindakan intra partum, contoh ekstrasi pada janin gemeli,
plasenta manual dll.
16. Kecurigaan adanya hidramion, atau oligohidramion.
17. Kecurigaan adanya solusio plasentae.
18. Alat bantu pada lindakan versi lain pada presentasi bokong.
19. Menentukan taksiran berat janin.
20. Pengamatan lanjutan pada kasus ditemukannya kelainan bawaan.
21. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya.
22. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda.
23. Pengamatan janin pada wanita usia lanjut (diatas 35 tahun)

5
BAB III
TATALAKSANA

A. PERSIAPAN PEMERIKSAAN
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan USG adalah :
a. Pencegahan infeksi
b. Persiapan alat
c. Persiapan pasien
d. Persiapan pemeriksa

1. PENCEGAHAN INFEKSI
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan
darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti dapat
mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV/AIDS telah menjadikan pencegahan infeksi
kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana
infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu
pemeriiksaan USG transvaginal karena terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa
vagina.
a. Risiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya
punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang
dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan
dipergunakan sekali pakai dibuang.
b. Risiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan
kontak dengan mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang
dipakai minimal memerlukan desinfeksi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan
sterilisasi).
c. Risiko penularan ringan terjadi pada pemeriksaan kontak langsung dengan
kulit intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup
dibersihkan dengan alkohol70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus
mengandung lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun
dan air.
Panduan di bawah ini dapat membantu mencegah penyebaran infeksi
a. Semua jeli yang terdapat pada transduser harus selalu dibersihkan, bisa
memakai kain halus atau kertas tissue halus.

6
b. Semua peralatan yang terkontaminasi atau mengandung kotoran harus
dibersihkan dengan sabun dan air. Perhatikan petunjuk pabrik tentang
tatacara membersihkan peralatan USG.
c. Transduser kemudian dibersihkan dengan alkohol 70% atau direndam
selama dua menit dalam larutan yang mengandung sodium hypochlorite
(kadar 500 ppm10 dan diganti setiap hari), kemudian dicuci dengan air
mengalir dan selanjutnya dikeringkan.
d. Transduser harus diberi pelapis sebelum dipakai untuk pemeriksaan USG
transvaginal, bisa memakai sarung tangan karet, atau kondom.
e. Pemeriksa harus memakai sarung tangan sekali pakai (tidak steril) pada
tangan yang akan membuka labia sebelum transduser vagina dimasukkan.
Perhatikan jangan sampai sarung tangan tersebut mengotori peralatan USG
dan tempat pemeriksaan.
f. Setelah melakukan pemeriksaan, kondom atau sarung tangan harus
dimasukkan pada tempat khusus untuk mencegah penyebaran infeksi, dan
kemudian pemeriksa mencuci tangan .
g. Pada pemeriksaan USG invasif, misalnya ovum pick-up persiapan yang
dilakukan sama seperti akan melakukan tindakan operasi, misalnya peralatan
yang dipakai harus steril, operator mencuci tangan dengan larutan
mengandung khlorheksidine 3%, memakai sarung tangan dan masker, serta
memakai kacamata. Kulit dibersihkan dengan memakai etil alkohol 70%,
isopropil alkohol 60%, khlorheksidin alkohol, atau povidone iodine.Transduser
dibersihkan dan dilakukan desinfeksi, kemudian dibungkus dengan plastic
khusus yang steril. Mem. bran mukosa vagina dibersihkan dengan larutan
yang mengandung khlorheksidin 0,015% ditambah larutan cetrimide 0,15%
.
2. PERSIAPAN ALAT
a. Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap
baik. Mesin USG diletakkan disebelah kanan tempat tidur pasien, bila pemeriksa
bertangan kiri, maka mesin diletakkan disisi kiri pasien. Hidupkan peralatan USG
sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut.
b. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat mesin
USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat
ketidaktahuan operator USG.
c. Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-
turun akan membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang
stabilisator tegangan listrik dan UPS (uninterrupted power supply).
d. Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan
dengan hati hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak .

7
e. Bersihkan transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan
larutan anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh
dari setiap pabrik pembuat mesin USG).
f. Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan
kabel -kabelnya,jangan sampai terinjak atau terjepit .
g. Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini
penting untuk mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya.Agar
alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab
pemeliharaan alat tersebut.

3. PERSIAPAN PASIEN
a. Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh
informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya.
Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil
pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien), akurasi ketepatan
diagnostik, perlu tidaknya pemeriksaan USG 3D, dan berapa biaya pemeriksaan.
b. Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui
penjelasan secara langsung oleh dokter pemeriksa. Sebelum melakukan
pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan
memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya.
c. Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah
ia seorang nona atau nyonya ?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian
kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah
penularan infeksi).
d. Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah,
hal ini penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
e. Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat
yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk
menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien
mengeluh “Kok sudah dikomputer masih juga tidak dikatahui adanya cacat
bawaan janin atau ada kista indung telur ?” USG hanyalah salah satu dari alat
bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan
pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan
cepat.

4. PERSIAPAN PEMERIKSA
a. Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan
USG, apa indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat
gawat, misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik.
b. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan
pemeriksaan USG transvaginal.

8
c. Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang
ada; kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak
medik yang akan dilakukan.
d. Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini
hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif
misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
e. Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG transvaginal memerlukan
persetujuan tertulis dari pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk
mencegah penularan penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit
menular seksual akibat semakin banyaknya seks bebas dan pemakaian
NARKOBA.
f. Setiap mesin mempunyai konfigurasi tampilan tombol-tombol yang berbeda,
sehingga setiap pemeriksa harus menyesuaikan dengan peralatan yang
dipakainya serta mengenali semua lokasi dan fungsi tombol-tombol yang tersedia
g. Transduser dipegang oleh tangan yang terdekat dengan tubuh pasien, hal ini
untuk mencegah terjatuhnya transduser tersebut. Sebaiknya pemeriksa duduk
dikursi ergonomis yang dapat bergerak, berputar, dan dapat diatur ketinggiannya
agar posisi tangan sama tinggi dengan dinding perut pasien (pemeriksaan USG
transabdominal) atau duduk di depan perineum pada saat melakukan
pemeriksaan USG transvaginal. Mesin USG harus dapat dijangkau oleh tangan
kiri pemeriksa agar pemeriksaan tersebut dapat optimal dan tidak membuat lekas
lelah.
h. Pemeriksa juga harus berlatih dengan baik agar dapat merasakan bahwa
transduser tersebut merupakan kepanjangan dan bagian dari tangannya
(terutama transduser transvaginal) sehingga adanya tahanan, konsistensi masa,
atau perlekatan dapat dirasakan.
i. Jangan memegang transduser terlalu kaku dan kuat karena akan menimbulkan
cedera pada lenga dan bahu.
j. Pemeriksa juga harus mengetahui program pencegahan infeksi universal.
k. Selain itu, pemeriksa diharapkan selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur
mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-
seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir
(continuing professional development / CPD). Kemampuan diagnostik seorang
sonografer dan sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan
latihan yang dilakukannya.

B. TEKNIK PEMERIKSAAN
Pemeriksaan USG obstetri dan ginekologi pada umumnya dilakukan melalui cara :
Pemeriksaan USG transabdominal

9
a. Sebelum memulai pemeriksaan perhatikan pengaturan pemindaian, pada layer
monitor akan tampak gambaran tampilan USG transabdominal. Tentukan mana
posisi kanan transduser kemudian samakan dengan posisi kanan pasien dan kanan
layar monitor
b. Setelah pasien tidur terlentang, perut bagian bawah ditampakkan dengan batas
bawah setinggi tepi atas rambut pubis, batas atas setinggi sternum, dan batas lateral
sampai tepi abdomen
c. Letakkan kertas tissue besar pada perut bagian bawah dan bagian atas untuk
melindungi pakaian wanita tersebut dari jelly yang kita pakai. Taruh jelly secukupnya
pada kulit perut, kemudian lakukan pemeriksaan secara sistematis
d. Pertama-tama gerakkan transduser secara longitudinal ke atas dan ke bawah,
selanjutnya horizontal ke kiri dan ke kanan. Penjejak digerakkan dari bawah ke atas,
dimulai dari garis tengah perut (panah nomor
1) kemudian setelah sampai daerah perut atas transduser digeser ke sisi kanan
kemudian digerakkan ke bawah
2) selanjutnya transduser digeser kesisi kiri abdomen dan digerakkan kembali ke
arah atas
3) Selanjutnya gerakan transduser dilakukan kearah lateral kanan secara horizontal
dan sistematis
4) kemudian dari kanan ke arah kiri
5) dan terakhir dari kiri bawah ke arah kanan

Secara garis besar, ada empat gerakan dasar transduser pada pemeriksaan USG
transabdominal, yaitu bergeser (sliding), berputar (rotating), membentuk sudut (angling), dan
ditekan (dipping),

BAB IV
DOKUMENTASI

Kegiatan USG di Poli KIA-KB didokumentasikan setiap hari Kamis di dalam buku register
pelayanan USG yang secara akumulatif dilaporkan satu bulan sekali dalam rapat
minilokakarya

10

Anda mungkin juga menyukai