KALA III
DOSEN PEMBIMBING :
Hj. Sitti Asni, S.ST, SKM
1. JARNIATI (A.19.11.056)
2. JUSRIANI (A.19.11.057)
3. RAUDAH NOVAYANTI (A.19.11.060)
4. RHOYFATUL RIZQI D.A.N (A.19.11.061)
5. RISKI NOPRIANI (A.19.11.062)
6. WANDASARI (A.19.11.068)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Makalah yang berjudul “asuhan keperawatan persalinan kala III” ini, disusun sebagai salah
satu tugas kelompok mata kuliah keperawatan maternitas 1. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut membantu baik langsung maupun tidak
langsung.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari semua pihak ataupun pembaca sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan lebih dan bermanfaat bagi semuanya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
A. Definisi ............................................................................................................................
B. etiologi persalinan
C. patofisiologi persalinan kala III
D. Konsep Risiko Perdarahan pada Ibu Partus Spontan Kala III
E. tanda dan gelaja persalinan
F. pemeriksaan diagnostik
G. penatalaksanaan medik dan keperawatan
H. pathway persalinan kala III
A. Pengkajian .......................................................................................................................
B. Diagnosa keperawatan .....................................................................................................
C. Intervensi .........................................................................................................................
D. Implementasi ...................................................................................................................
E. Evaluasi ...........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………….....................
A. simpulan……………………………………………………………..…….....................
B. saran…………………………………………………………………….........................
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengetian persalinan kala III ?
2. Bagemana etiologi persalinan ?
3. Bagemana patofisiologi persalinan kala III ?
4. Bagemana Konsep Risiko Perdarahan pada Ibu Partus Spontan Kala III ?
5. Bagemana tanda dan gelaja persalinan ?
6. Bagemana pemeriksaan diagnostik ?
7. Bagemana penatalaksanaan medik dan keperawatan ?
8. Bagemana pathway persalinan kala III ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengetian persalinan kala III
2. Untuk mengetahui etiologi persalinan
3. Untuk mengetahui patofisiologi persalinan kala III
4. Untuk mengetahui Konsep Risiko Perdarahan pada Ibu Partus Spontan Kala III
5. Untuk mengetahui tanda dan gelaja persalinan
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medik dan keperawatan
8. Untuk mengetahui pathway persalinan kala III
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai
dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (“show”) dari
vagina. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Prawirohardjo, 2001)
Menurut WHO persalinan normal adalah : persalinan yang dimulai secara spontan,
beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Dari
seluruh persalinan, didapatkan lebih dari 80% proses persalinan berjalan normal dan sekitar
15-20% terjadi komplikasi persalinan. UNICEF dan WHO menyatakan bahwa hanya 5% -
10% saja yang membutuhkan seksio sesarea. Namun kenyataannya menurut sensus survey
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 bahwa kematian ibu penyebab utama
adalah komplikasi karena partus lama. Insiden ini menyebabkan persalinan sering
berlangsung ditengah proses persalinan dengan tindakan.
Kala III adalah tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta
lahir. Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban (Ilmiah, 2015).
B. ETIOLOGI
Sebab-sebab terjadinya persalinan sampai saat ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan
adanya banyak faktor yang saling berkaitan, sehingga pemicu persalinan menjadi multifaktor.
Beberapa teori yang kompleks yang dianggap berpengaruh terhadap kejadian persalinan,
yaitu faktor hormon, fetus, plasenta, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh tekanan pada
saraf dan nutrisi.
C. PATOFISIOLOGI
Kala tiga (pelepasan uri)
Kala tiga persalinan disebut juga dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala
tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban. Setelah kala dua persalinan, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai pelepasan plasenta pada lapisan Nitabuch, karena
sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan
tanda-tanda:
a. Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri.
1. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh dan umum tinggi fundus uteri di bawah pusat.
2. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berubah bentuk
menjadi seperti buah pear/alpukat dan tinggi fundus uteri menjadi di atas pusat.
b. Tali pusat bertambah panjang.
c. Terjadi semburan darah secara tiba-tiba perdarahan (bila pelepasan plasenta secara
Duncan/dari pinggir).
Masalah/komplikasi yang dapat muncul pada kala tiga adalah retensio plasenta,
plasenta lahir tidak lengkap, perlukaan jalan lahir. Pada kasus retensio plasenta, tindakan
manuak plasenta hanya dapat dilakukan dengan pertimbangan terdapat perdarahan.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah lengkap
3. Faktor RH = +/-
4. Waktu pembekuan
5. Protein urine
6. Urine reduksi
b. Ultrasonografi
Guna mengidentifikasi secara dini adanya kelainan kongenital yang dialami oleh janin
sehingga dapat ditentukan tindakan untuk terminasi kehamilan atau melanjutkan kehamilan.
d. Amnioskopi
Guna membantu menseleksi kasus secara cermat untuk dilakukan induksi persalinan bila
pada kehamilan ditemukan risiko janin.
1. Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru, dengan pemeriksaan shake
dan rasio L/S maka penangannya adalah sebagai berikut:
b. Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas magnesikus dapat diteruskan
lagi selama 24 jam sampai dicapai kriteria preeklampsi ringan (kecuali jika ada kontra-
indikasi).
c. Selanjutnya wanita dirawat diperiksa dan janin dimonitor, penimbangan berat badan
seperti pre-eklampsi ringan sambil mengawastii mbul lagi gejala.
d. Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan terminasi kehamilan : induksi
partus atau cara tindakan lain, melihat keadaan.
2.Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru janin, maka
penatalaksanaan kasus sama seperti pada kehamilan di atas 37 minggu. Sedangkan
penatalaksanaan untuk Pre-eklampsi berat pada kehamilan 37 minggu ke atas adalah
sebagai berikut:
2. Obat antihipertensif : injeksi katapres I ampul i.m dan selanjutnya dapat diberikan tablet
katapres 3x½ tablet sehari.
3. Diuretika tidak diberikan, kecuali terdapat edema umum, edema paru dan kegagalan
jantung kongestif. Untuk itu dapat disuntikkan inhavena lasix 1 ampul.
4. Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua, dilakukan induksi partus dengan
atau tanpa amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin (pitosin atau sintosinon) 10
satuan dalam infus tetes.
5. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau forseps, jadi wanita dilarang
mengedan
Kala III
(Pelepasan dan Pengeluaran Uri)
Nyeri
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
2. Sirkulasi
a. TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudia kembali normal dengan cepat
5.Keamanan
a. Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan danya robekan atau laserasi
6. Seksualitas
a. Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari endometrium,
biasanya 1-5 menit setelah bayi lahir
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake, muntah
dan diaphoresis
2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis melahirkan
3. Risiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi selama melahirkan,
kesulitan pelepasan plasenta
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake, muntah
dan diaphoresis
Tujuan : pemenuhan kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : TTV dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi utama : Manajemen cairan
Observasi
Monitor status hidrasi (misalnya, frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan mukosa,turgor kulit, tekanan darah)
Monitor berat badan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialysis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misalnya hematocrit, Na, K, Cl, berat ejnis
urine, BUN)
Monitor status hemodinamik (misalnya MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia).
Terapeautik
Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravana,jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretic,jika perlu
3. Risiko tinggi infeksi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi selama
melahirkan, kesulitan pelepasan plasenta
Tujuan : tidak terjadi cedera terhadap ibu
Kriteria hasil : Bebas dari cedera maternal
Intervensi utama : pencegahan infeksi
Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengu njung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemebrian immunisasi jika perlu
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Berdasarkan terminilogi Nursing Outcome Clacifikation (NIC), implementasi terdiri dari
melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus
yang diperlukan untuk melakukan intervensi (atau program keperawatan). Perawat
melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun
dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat
tindakan keperawatan dan respons pasien terhadap tindakan tersebut. Ketika
mengimplementasikan intervensi keperawatan, perawat harus mengadaptasikan tindakan
dengan pasien secara individual. Kepercayaan nilai, usia, status kesehatan dan lingkungan
pasien merupakan faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan tindakan keperawatan
(Kozier, 2010).
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008). Format yang dapat digunakan untuk evaluasi
keperawatan menurut Dinarti et al., (2009) yaitu format SOAP yang terdiri dari :
a. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada ibu partus spontan kala III
dengan risiko perdarahan tidak dicantumkan data subyektif karena pada diagnosa
keperawatan potensial (risiko) tidak memiliki data subyektif.
b. Objective, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. Pada ibu partus spontan
kala III, indikator evaluasi menurut Moorhead et al. (2013) yaitu :
3. Kontraksi baik.
c. Assesment, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala bentuk
masalah keperawatan). Ketika menentukan apakah tujuan telah tercapai, perawat dapat
menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan:
1. Tujuan tercapai; yaitu, respons pasien sama dengan hasil yang diharapkan
2. Tujuan tercapai sebagian;, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang berhasil
dicapai.
B. SARAN
Untuk pembaca, teman sejawat dan penulis agar dapat memprioritaskan masalah
sesuai kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, walaupun
pendokumentasian data tidak dapat dilakukan karena data yang diperoleh hanya berdasarkan
ilustrasi kasus secara luas tetapi rencana tindakan dapat dilakukan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA