Anda di halaman 1dari 3

RESUME JURNAL

“ MANAJEMEN NYERI DENGAN KOMBINASI TEHNIK RELAKSASI NAPAS


DALAM DAN PEMBERIAN ANALGETIK DALAM MENURUNKAN NYERI PADA
CEDERA KEPALA RINGAN “
Dosen pembimbing :

NADIA ALFIRA S.Kep, Ns, M.Kep

Oleh :

WANDASARI ( A.19.11.068 )

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

KELAS DOMISILI SELAYAR

T.A. 2021/2022
ANALISIS P.I.C.O.T

1. Populasi
Subjek studi kasus ini adalah pasien yang dirawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat
sejumlah 1 orang , dengan kriteria: bersedia menjadi partisipan, pasien mengeluhkan
nyeri atau menunjukkan tanda objektif nyeri.
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan case study research (Studi
kasus) yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Penelitian studi kasus ini dilakukan di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.
Soehadi Prijonegoro Sragen. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 mei 2018
2. Intervensi
Metode pengumpulan data yang dipakai yaitu meliputi: observasi dan pemeriksaan,
wawancara, metode pengukuran, metode dokumentasi sedangkan instrumen yang
digunakan dalam studi kasus yaitu meliputi: lembar asuhan keperawatan Gadar, lembar
observasi/lembar perkembangan pasien nyeri dan SOP (standar operasional prosedur).
Intervensi yang digunakan yaitu manajemen nyeri dengan menggabungkan intervensi
farmakologi ( pemberian analgetik ) dan nonfarmakologi (teknik relaksai nafas dalam ).
Nyeri dengan mengkombinasikan pemberian analgetik dan pemberian teknik nafas
dalam. Hasil pengkajian yang dilakukan penulis sebelum dilakukan pemberian analgetik,
pasien mengeluh nyeri skala 5. Setelah dilakukan pemberian analgetik, pasien tidak
langsung dilakukan pengkajian apakah nyeri yang dirasakan sudah berkurang atau belum
skalanya dikarenakan menurut Burke et al cit Widodo (2011), puncak analgetik dicapai
dalam 2 jam. Sehingga sembari menunggu kerja analgetik, penulis memberikan latihan
teknik nafas dalam. Pemberian intervensi teknik relaksasi dalam mengontrol nyeri
dimaksudkan untuk melengkapi atau mendukung pemberian terapi analgetik agar
pengendalian nyeri menjadi efektif (Black & Hawk cit Mustikarani et al, 2017). Setelah
pasien diberikan latihan teknik nafas dalam, pasien langsung dilakukan pengkajian nyeri
apakah nyeri yang dirasakan sudah berkurang atau belum. Pada saat dilakukan
pengkajian nyeri setelah diberikan latihan nafas dalam pasien mengatakan merasa lebih
rileks dan skala nyeri berkurang menjadi skala 4. Setelah 2 jam pemberian analgetik
dilakukan pengkajian nyeri terhadap intervensi pemberian analgetik dan pemberian
teknik nafas dalam yaitu pasien mengatakan masih merasakan nyeri kepala dengan skala
nyeri 4. Kemudian sebelum pasien dipindah ke ruangan, dilakukan pengkajian akhir
tentang nyeri pasien dengan hasil pasien mengatakan nyeri kepala setelah kecelakaan
berkurang dengan nyeri skala 3 dengan data objektif ekspresi wajah pasien tampak lebih
rileks.
3. Comparation
Padaeneitian ini tidak terdapat comparation didalamnya
4. Out came
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan tindakan
manajemen nyeri pada Ny. S terdapat perubahan nyeri, yaitu pasien mengatakan nyeri
kepala setelah kecelakaan berkurang saat bergerak dan skala nyeri berkurang dari skala 5
menjadi skala 3. Secara objektif ekspresi wajah pasien tampak lebih rileks, hasil
pemeriksaan tandatanda vital yaitu tekanan darah : 120/80 mmHg, frekuensi nafas
20x/menit, nadi: 88x/menit, suhu : 36,8°C. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen nyeri
pada cedera kepala dapat menurunkan nyeri.
5. Critical thingking
 Kekurangan : `keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pada sampel penelitian yang
hanya mengambil satu orang pasien.
 Kelebihan : pelaksanaan intervensi manajemen nyeri dengan menggabungkan
pemberian analgetik dan tehnik nafas dalam dapat membantu meredakan nyeri pada
pasien dengan baik serta memberi pengetahuan kepada pasien dan keuarga

Anda mungkin juga menyukai