Dosen Pengampu
Endah Wijayanti, M.Keb.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Allisya Salma P07224322234
Yuspita Sari Mangesa P07224322255
Yunita Dwi Mujiastuti P07224322241
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan limpahan Rahmat, Karunia, Taufiq dah Hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Jenis-Jenis Kasus Patologi Kala III Persalinan
dengan baik. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Endah Wijayanti,
M.Keb. selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kolaborasi pada Kasus
Patologi dan Komplikasi yang telah memberikan arahan dan dukungan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca. Oleh sebab itu, kami berharap adanya saran
dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa
yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan maupun penyampaian materi
terdapat kekeliruan. Kami mengucapkan terimakasih.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................…...ii
DAFTAR ISI...........................................................................................……….iii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Retensio Plasenta...............................................................................3
B. Inversio Uteri.....................................................................................7
BAB III PENUTUP............................................................................................13
A. Kesimpulan......................................................................................13
B. Saran................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan postpartum paling sering diartikan sebagai keadaan
kehilangan darah lebih dari 500 ml (Marmi 2011). Perdarahan postpartum
adalah perdarahan yang berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada
jalan lahir, dan jaringan sekitarnya (Prawirohardjo 2014). Berdasarkan waktu
terjadinya perdarahan postpartum dapat dibagi menjadi perdarahan primer
dan perdarahan sekunder. Perdarahan primer adalah perdarahan yang terjadi
dalam 24 jam pertama dan biasanya disebabkan oleh atonia uteri, robekan
jalan lahir, sisa sebagian plasenta dan gangguan pembekuan darah.
Perdarahan sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam
persalinan. Penyebab utama perdarahan postpartum sekunder biasanya
disebabkan sisa plasenta (Satriyandari and Hariyati 2017)
Dari data rekam medik RSUD Syekh Yusuf Gowa pada tahun 2016,
didapatkan jumlah ibu nifas sebanyak 1578 orang dan yang mengalami
perdarahanpostpartum sebanyak 57 orang. Pada tahun 2017 jumlah ibu nifas
sebanyak 1638 orang dan yang mengalami perdarahan postpartum meningkat
yaitu sebanyak 63 orang. Kemudian pada tahun 2018 jumlah ibu nifas
sebanyak 1845 orang dan yang mengalami perdarahan postpartum yaitu
sebanyak 4 orang. Pada tahun 2018 perdarahan postpartum di RSUD Syekh
Yusuf mengalami penurunan. Angka inimenunjukkan adanya fluktuasi dari 3
tahun terakhir. Dari data rekam medik RSUD Syekh Yusuf Gowa,
didapatkan, 50 % pasien yang mengalami perdarahan postpartum berasal dari
pasien rujukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan pokok
makalah ini dapat dirumuskan dalam pernyataan “Apa saja jenis-jenis Kasus
Patologi dalam Kala III Persalinan?”
C. Tujuan
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Kolaborasi dalam Kasus Patologi
pada Kala III Persalinan
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. Retensio Plasenta
a) Pengertian
Perdarahan post partum karena retensio plasenta adalah kondisi
dimana plasenta tertahan dalam rahim dan belum keluar selama 30
menit setelah bersalin disebabkan uterus tidak berkontraksi dengan
baik. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui keadaan tipe
perdarahan mana yang terjadi dan faktor risikonya terkait. Resiko
meninggal akibat perdarahan post partum tidak hanya tergantung pada
jumlah kehilangan darah, tetapi juga status kesehatan wanita. Sosial
ekonomi,gaya hidup, malnutrisi sebagai hal yang tak terhindarkan dan
tidak dapat diubah serta kecepatan dan ketepatan penanganan
mempengaruhi keberhasilan penanganan dari pasien dengan
haemorarghia post partum. Oleh karena itu penting sekali melakukan
upaya untuk mencegah retensio plasenta pada persalinan melalui
deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan dan penatalaksanaan
manajemen aktif kala III dengan tepat dan benar. (Agustin Dwi,2021)
Keterlambatan uri untuk dilahirkan dalam waktu lebih dari 30
menit di namakan retensio plasenta (perlengkatan plasenta). Retensio
plasenta merupakan satu penyebab haemorarghia post partum.
Retensio plasenta terjadi dikarenakan plasenta memang belum lepas
dari dinding uterus dan sudah lepas sebagian sehingga tampak
perdarahan yang keluar dari vagina sebagai tanda plasenta harus segera
dilahirkan secara manual. Plasenta yang belum terlepas atau hanya
sebagian karena kontraksi yang tidak adekuat. Jika perlekatan plasenta
terlalu kuat dan penempelannya sampai dengan myometrium atau
dinding abdomen dinamakan plasenta akreta dan perkreta. Kondisi
seperti ini tidak dianjurkan untuk dilakukan manual plasenta (F.A.
Permatasari, S. Handayani, 2017).
Retensio plasenta dapat mengakibatkan perdarahan postpartum
(HPP) pada ibu bersalin. Perdarahan postpartum sendiri merupakan
perdarahan pervaginam 500 ml atau lebih sesudah bayi lahir
(Henny,Jurnal Kebidanan 2020)
b) Etiologi
Berdasarkan penyebabnya retensio plasenta dapat dibagi menjadi
secara fungsional dan patologi anatomi. Secara fungsional dapat dibagi
menjadi 2 yaitu disebabkan karena his yang kurang kuat atau plasenta
yang sukar terlepas dari tempatnya (insersi di sudut tuba); bentuknya
(plasenta membranasea, plasenta anularis); dan ukurannya (plasenta
yang sangat kecil). Plasenta yang sukar lepas karena penyebab di atas
disebut plasenta adhesive. Secara patologi anatomi dapat dibagi
menjadi plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta. Sebab-
sebab plasenta belum lahir bisa oleh karena plasenta belum lepas dari
dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan.
Apabila plasenta belum lahir sama sekali, tidak terjadi perdarahan; jika
lepas sebagian, terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya.
c) Faktor Risiko
Faktor risiko kejadian perlengketan plasenta terdiri dari faktor
maternal (usia, paritas, anemia, jarak kehamilan kurang dari 2 tahun,
pendidikan), sosial ekonomi, faktor uterus (rahim yang besar) dan
Riwayat komplikasi persalinan yang lalu. Hasil penelitian Riyanto
(2015) menunjukkan bahwa usia, paritas dan anemia berpengaruh
terhadap kejadian retensio plasenta. Usia kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun berisiko terjadi perlengkatan plasenta karena alat
reproduksi usia muda perkembangan belum sempurna dan usia tua
sudah mengalami penurunan pada desidua yang mengganggu
perlekatan plasenta pada rahim. Selain itu hamil pada usia tua
menyebabkan kontraksi uterus kurang adekuat dan endometrium
mengalami kemunduran dalam pemenuhan nutrisi untuk janin
sehingga plasenta memperluas pertumbuhan dan daerah implantasi dan
vili khorialis menembus sampai dengan myometrium. Ibu yang
melahirkan lebih dari 2 kali meningkatkan risiko perlengkatan plasenta
karena jaringan fibrosa menggantikan serat otot dalam rahim,
penurunan kontraktilitas, kompresi pembuluh darah lebih sulit dan
terjadilah perlengkatan pada daerah implantasi.
1. IVFDRL 28 tpm
2. Amoxicilin 500 mg 3x1
3. Asammefenamat 500 mg 3x1
4. Drips oxytocin 1 ampuldalam 500cc RL/D5 28 tpm
5. Cek HB 6 jam post transfusi,
6. Transfusi 1 bag PRC
c) Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara jangan terlalu mendorong
rahim atau melakukan perasat crede berulangulang dan hati-hatilah
dalam menarik tali pusat serta melakukan pengeluaran plasenta dengan
tajam. (Jurnal Dunia Kesmas Volume 3. Nomor 4. 2014)
d) Tata Laksana
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau
seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri. Penyebab utama inversio uteri
belum sepenuhnya diketahui dengan baik dan dianggap memiliki hubungan
dengan kelainan dari miometrium. Sebagian besar kondisi ini terjadi secara
mendadak dan lebih sering karena prosedur tindakan persalinan.
Pencegahannya dengan mengatasi keadaan umum penderita sehingga tidak
terjadi syok, bahkan kematian serta perlunya berkolaborasi dengan dokter
SPOG
B. Saran
Dari beberapa penjelasan diatas tentang penulisan “Jenis-Jenis Kasus
Patologi dalam Persalinan Kala III” pasti tidak lepas dari kesalahan penulisan
dan rangkain kalimat dan penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh pembaca
dalam khususnya pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Kolaborasi
pada Kasus Patologi dan Komplikasi. Oleh karena itu penulis makalah ini
berharap kepada pembaca mahasiswa dan pembibing mata kuliah ini terdapat
kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam terselesainya makalah
selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA