Anda di halaman 1dari 34

REFLEKTIF LEARNING

STASE BBL (BAYI BARU LAHIR)


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
USIA 1 JAM FISIOLOGIS DENGAN PEMERIKSAAN FISIK
DI PMB ASMAH, S.Tr.Keb
KOTA BALIKPAPAN

DISUSUN OLEH :
PARTINEM
152221113

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


REGULER TRANSFER FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
NGUDI WALUYO
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Reflektif Learning Berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL


USIA 1 JAM FISIOLOGIS DENGAN PEMERIKSAAN FISIK
DI PMB ASMAH, S.Tr.Keb
KOTA BALIKPAPAN

DISUSUN OLEH :

PARTINEM
152221113

Telah dipresentasikan dengan Pembimbing Akademik Program Studi Pendidikan Profesi


Bidan Program Profesi pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 19 Mei 2023

Penguji/ Pembimbing Akademik


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan Rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Reflektif Learning Berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik Di
PMB Asmah, S.Tr.Keb Kota Balikpapan”
Dalam penulisan laporan ini penulis masih merasa banyak kekurangan- kekurangan
baik pada teknis penulisan dan pemaparan materi, mengingat kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan laporan ini.
Semoga segala amal dan kebaikkannya mendapatkan balasan yang berlimpah dari
Tuhan yang Maha Esa. Dan laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Balikpapan, 19 Mei 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah dimana kondisi bayi baru lahir (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis
kuat, nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara 2500-4000 gram. Neonatus
(BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.
Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system (Yulianti, 2021).
Bayi baru lahir ( BBL ) merupakan bayi dengan usia 0 sampai 28 hari yang mampu
berkembang dengan adaptasi penuh dari kehidupan intra uterin ke ekstra uterin. Bayi baru
lahir sangat rentan terhadap adanya gangguan kesehatan yang harus mendapatkan
perawatan atau layanan bidan yang optimal maka dari itu dibutuhkan kunjungan neonatus
secara lengkap (Ririn Ratnasari, Inna Sholicha, 2022). Bayi Baru Lahir ialah bayi yang
lahir normal mempunyai berat badan 2.5-4 kg, lahir tepat pada bulannya ,menangis kuat,
tidak memiliki cacat lahir (Agustina et al., 2022).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan
42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan
(Safitri et al., 2021)
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan
napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi,
dan pencegahan infeksi (Yulianti, 2021). Dalam melakukan perawatan bayi segera sesudah
lahir perlu dilakukannya pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir segera 1 jam setelah bayi
dilahirkan, hal ini dimaksudkan agar bayi dapat diketahui sejak dini apakah normal atau
mengalami kelainan. Sehingga dapat dilakukan intervensi sejak awal jika mengalami
gangguan atau kelainan. Asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama setelah
kelahiran bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus
ke kehidupan luar uterus dengan melakukan penialiaan apgar score.
Berdasarkan pengkajian data di PMB Asmah, S.Tr.Keb pada tanggal 16 Mei 2023
jam 00.00 WITA terdapat bayi baru lahir normal usia 1 jam dengan fisiologis, sehingga
penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang bayi baru lahir normal usia 1 jam
fisiologis dengan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir di PMB Asmah, S.Tr.Keb kota
Balikpapan.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan dan mengetahui Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik di PMB Asmah, S.Tr.Keb

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru

Lahir Normal Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik di PMB

Asmah, S.Tr.Keb

b. Melakukan pengkajian data objetif Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Normal Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik di PMB Asmah,

S.Tr.Keb

c. Menegakkan analisa pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik di PMB Asmah, S.Tr.Keb

d. Melakukan penatalaksaan pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Normal Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik di PMB Asmah,

S.Tr.Keb

e. Melakukan pendokumentasian pada Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Normal Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik di PMB Asmah,

S.Tr.Keb

C. Manfaat
a. Manfaat Teoritis

Menambah pengetauan, pengalaman, dan wawasan, serta informasi dalam

penerapan ilmu kebidanan tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Normal Usia 1 jam Fisiologis dengan Pemeriksaan Fisik di PMB Asmah,

S.Tr.Keb

b. Manfaat Praktis

Merupakan pengalaman belajar dan pengalaman berharga yang dapat

meningkatkan dan menambah wawasan serta keterampilan dalam penerapan

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Usia 1 jam Fisiologis dengan

Pemeriksaan Fisik di PMB Asmah, S.Tr.Keb


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Kebidanan BBL
a. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-42
minggu dengan berat badan 2500-4000 gram, lahir segera menangis, dan tidak ada
cacat bawaan (saputra, L. 2014 hal 46). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
pada usia kehamilan 37 - 42 minggu dan berat badannya 2.500- 4.000 gram. (Dewi
dkk, 2011, hal 1).
b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
1) Lahir aterm antara 37-42 minggu.
2) Berat badan 2.500 – 4.000 gram.
3) Panjang badan 48-52 cm.
4) Lingkar dada 30-38 cm.
5) Lingkar kepala 33-35 cm.
6) Lingkar lengan 11-12 cm.
7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.
8) Pernapasan ± 40-60 x/menit.
9) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
11) Kuku agak panjang dan lemas.
12) Nilai APGAR > 7.
13) Gerak aktif.
14) Bayi lahir langsung menangis kuat.
15) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
16) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
17) Refleks moro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik.
18) Refleks grasping (menggenggam) sudah baik.
19) Genetalia:
a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
dan penis yang berlubang.
b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.
20) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama
dan berwarna hitam kecoklatan.(Dewi dkk, 2010)
c. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Menurut Saifuddin (2010, hal. 136) tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah
untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta
tindak lanjut petugas kesehatan.
1) Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir
meliputi:
a) Kemampuan menghisap kuat atau lemah,
b) Bayi tampak aktif atau lunglai,
c) Bayi kemerahan atau biru.
2) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya
masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti: bayi kecil untuk masa
kehamilan atau bayi kurang bulan,gangguan pernapasan, hipotermia, infeksi, cacat
bawaan dan trauma lahir.
3) Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir
a) Suhu badan dan lingkungan
b) Tanda-tanda vital
(1) Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak.
(2) Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa
adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun
ekspirasi. Gerak pernapasan 30-50 kali per menit.
(3) Nadi dapat dipantau di semua titik-titik nadi perifer.
(4) Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi.
c) Berat badan
d) Mandi dan perawatan kulit
e) Pakaian
f) Perawatan tali pusat.
4) Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatdaruratan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/ kelainan yang
menunjukkan suatu penyakit.
a) Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa
tanda tanda seperti sesak napas, frekuensi pernapasan 60 kali/ menit, gerak
retraksi didada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang
aktif, berat lahir rendah (1500-2500 gram) dengan kesulitan minum.
b) Tanda-tanda bayi sakit berat
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda-tanda seperti sulit minum,
sianosis sentral (lidah biru), perut kembung, periode apneu, kejang/ periode
kejang - kejang kecil, merintih, perdarahan, sangat kuning, berat badan lahir <
1500 gram.
d. Tanda bahaya
Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang perlu diwaspadai serta dideteksi lebih
dini untuk segera diberi penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi.
Tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti tidak mau minum atau banyak muntah,
kejang, bergerak hanya jika dirangsang, mengantuk berlebihan, lemas, lunglai, napas
cepat > 60 kali permenit, napas lambat <30 kali permenit, tarikan dinding dada ke
dalam yang sangat kuat, merintih, menangis teru-menerus, demam (suhu aksil >37,5

), teraba dingin (suhu aksila ¿ 36 ℃), terdapat banyak nanah di mata, pusar
kemerahan bengkak keluar cairan berbau busuk berdarah, diare, telapak tangan dan
kaki tampak kuning, mekonium tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran,
berlendir, dan berdarah. Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama. (Saputra L.2014.
Hal 65)
B. Perawatan Bayi Baru Lahir
Menurut (Safitri et al., 2021) Asuhan bayi baru lahir esensial adalah persalinan

bersih dan aman, segera setelah bayi lahir lakukan penilaian awal secara cepat dan
tepat (0-30 detik) yaitu pernafasan spontan (apakah bayi menangis atau megap-megap)

serta penilain tonus tidak kehilangan panas ,melakukan pemotongan tali dan perawatan

tali pusat, memfasilitasi pemberian ASI, mencegah terjadi pendarahan dengan

pemberian Vit K, pencegahan infeksi mata, melakukan pemeriksaan fisik dan

pemberian imunisasi.

Standar Asuhan pada bayi baru lahir menurut (Safitri et al., 2021) yaitu:

a) Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan perawatan tali
pusat.

b) Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan.

c) Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.

d) Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.

e) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk
menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak
memungkinkan untuk hidup.

f) Mengatur posisi bayi pada waktu menyusui (IMD). Inisiasi menyusui dini yaitu
proses meletakan bayi baru lahir di atas dada atau perut ibu agar bayi secara alami
dapat mencari sendiri sumber air susu ibu atau ASI dan mulai menyusui maka bayi
juga akan mendapatkan kekebalan tubuh. Satu jam kehidupan pertama bayi di
lahirkan ke dunia (Eleuwarin et al., 2022).

g) Memberikan imunisasi pada bayi.

h) Memberikan salep mata/tetes mata Pemberian salep atau tetes mata diberikan
untuk pencegahan infeksi mata

i) Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi


baru lahir, seperti bernafas/asfiksia, hypotermi, hypoglikemia.

j) Rawat Gabung dengan ibu


k) Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.

l) Mencatat hasil di buku KIA dan lembar status pasien

Tabel 1 Skor APGAR


Nilai
Skor 0 1 2
Appearance
Badan merah muda Seluruh tubuh merah
(warna kulit) Biru pucat
ekstremitas biru muda

Pulse
Menangis dengan
(frekuensi Tidak ada Merintih
kuat, batuk/bersin
jantung)
Grimace Ekstremitas dalam fleksi
Lumpuh Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit
Respiration
(usaha nafas) Tidak ada Lemah,tidak teratur Menangis Kuat

Sumber : (Nila trisna Yulianti, dkk, 2020

C. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir


Menurut Muslihatun (2011), dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami
masalah apapun, segeralah melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada
saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa hendaknya
memperhatikan beberapa hal penting berikut ini :
a) Periksa bayi di bawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup, kecuali
ada tanda- tanda jelas bahwabayi sudah kepanasan.
b) Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir selama
pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta sebelum
melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit, frekuensi nafas, postur tubuh,
reaksi terhadap rangsangan dan abnormalitas yang nyata.
c) Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan.
e) Bersikap lembut pada waktu memeriksa.
f) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerahpemeriksaan Head To Toe secara
sistematis.
g) Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang
memang diperlukan.
h) Catat setiap hasil pengamatan Pemeriksaan Umum :

1. Pemeriksaan tanda-tanda vital: Denyut jantung bayi (120-160 kali per menit),
Suhu tubuh (36,5oC-37oC), Pernafasan (40-60 kali per menit).

2. Pemeriksaan antropometri: Berat badan (2500- 4000 gram), Panjang badan


(44-53 cm) Lingkar kepala (31-36 cm), Lingkar dada (30-33 cm), Lingkar
lengan (>9,5 cm).

3. Berikan vitamin K 1 mg IM dipaha kiri anterolateral dan setelah 1 jam


pemberian vitamin K1 dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg vitamin K1 per
1 ml, atau sediaan ampul yang berisi 2 mg per 1 ml, berikan suntikan imunisasi
hepatitis B dipaha kanan Anterolateral.

4. Kunjungan, KN 1, KN 2, KN 3. Kunjungan neonatal bertujuan untuk


meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau mengalami
masalah.KN 1 dari 6 hingga 48 jam , KN2 dari 3 sampai 7 hari, KN 3 dalam 8
sampai 28 hari

D. Standar operasional Prosedur (SOP) Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir

1) Melakukan anamnesa kepada klien dan menanyakan keluhan

2) Melakukan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir dengan cara sebelum
menangani bayi pasrtikan penolong persalinan telah menerapkan upaya pencegahan
infeksi cuci tangan efektif sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi baru lahir.
3) Setelah bayi lahir menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan
dengan cara memakaikan topi pada bayi dan selimuti dengan sarung bedong

4) Segera setelah bayi lahir melakukan penilaian skor APGAR

5) Memotong tali pusat dan letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak
dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD (InisisasI Menyusui Dini) selama
1 jam.

6) Melakukan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan fisik

7) Memberikan salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata. Beri
bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%,). Pemberian salep
atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata
tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran

8) Memberikan penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di


paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat
dialami oleh sebagian bayi baru lahir.

9) Memberikan Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah


penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B
melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.

10) Memberikan tanda pengenal pada lengan bayi warna pink untuk bayi perempuan

11) Melakukan cap kaki untuk kelengkapan buku KIA

12) Memakaikan pakaian dan bedong bayi dan melakukan rawat gabung bayi
dengan ibunya, untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayinya

13) Melakukan pendokumentasian di asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan SOAP
E. Standar operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir

No. Tindakan
A Sikap dan Perilaku
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2 Memperkenalkan diri pada klien
3 Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
B Content / isi
4 Menjelaskan maksud dan tujuan
5 Mengkaji tentang identitas bayi
6 Menanyakan kesediaan kepada keluarga pasien untuk prosedur
tindakan yang akan dilakukan
7 Mempersiapkan alat dan bahan, yaitu :
a. Meja periksa
b. Lampu sorot
c. Penlight
d. Kapas
e. Stetoskope
f. Jam tangan
g. Timbangan bayi
h. Bak instrument berisi handscoon bersih 1 pasang
i. Handscoon 1 pasang
j. Meteran (metline)
k. Selimut bayi
l. Kom tertutup yang berisi kapas DTT
m. Termometer anal
n. Tiga kom berisi : klorin 0.5 %, air sabun, air detergenmasing – masing berisi 200
cc
o. Nierbekken / bengkok
p. Alat tulis
8 Memastikan suhu ruangan tetap hangat
9 Mendekatkan alat ke pasien
10 Menutup sampiran untuk menjaga privacy
11 Menggunakan alat pelindung diri
12 Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
13 Menggunakan sarung tangan
Segera bayi baru lahir melakukan :
14 Penilaian bagaimana keadaan bayi sesuai prinsip:
a. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang
b. Bayi dalam kondisi telanjang, pastikan suhu normal 36,5 – 37,5 celcius
c. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan
• Menilai pernapasan
• Tarikan dinding dada ke dalam
• Denyut jantung dan Kondisi Perut
15 Lihat :
 Postur, tonus , Aktivitas (posisi tungkai dan lengan fleksi, bayi sehat akan bergerak aktif)
 Warna kulit (wajah, bibir, dan selaput lender, dada harus berwarna merah muda, tanpa adanya
kemerahan atau bisul).
PERIKSA KEADAAN KEPALA BAYI
16  Periksa ubun – ubun (rata/tidak menonjol), moulase, adanya benjolan dan daerah yang
mencekung, asimetris (hilang dalam 48 jam pertama)
 Periksa adanya trauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum/cephal hematoma.
 Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali
 Ukur lingkar kepala bayi dengan melingkarkan pita pengukur mulai dari pertengahan
frontalis hingga ketulang atas telinga,oksipitalis atau belakang kepala hingga kembali ke
frontalis
PERIKSA KEADAAN MATA BAYI
17  Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kumangonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
 Periksa jumlah, posisi atau letak mata
 Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
 Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian
sebagai kekeruhan pada kornea
 Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.
Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan
adanya defek retina
 Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
 Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayimengalami sindrom down.
PERIKSA KEADAAN MULUT
18  Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.Ketidaksimetrisan bibir
menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
 Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau granula (kista lunak yang berasal dari dasar
mulut)
 Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
 Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibat Epistein’s pearl atau gigi
 Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi denganedema otak atau
tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnyakeluar masuk (tanda foote)
 Reflex menghisap pada bayi (sucking reflex )
 Rooting reflex dinilai dengan menekan pipi si bayi maka bayi akan mengarahkan
kepalanya kearah jari anda atau pada saat si bayi menyusui dan dapat menilai reflex
menelan bayi )swallowing reflex)
PERIKSA KEADAAN ABDOMEN BAYI
19 Lihat dan Raba Perut :
 Bentuk (bulat, datar, ) Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika
 Lihat perut bayi apakah normal dan rasakan perut pada
saat menangis keras atau lembek
Lihat tali pusat :
 Adakah benjolan sekitar tali pusat pada saat menangis
 Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat atau
kemerahan sekitar tali pusat. Jika terdapat tanda-tanda tersebut identifikasi apakah
terjadi omfalitis atau tetanus neonatarum.
 Abdomen yang membuncit kemungkinan Karena hepatosplenomegali atau tumor
lainnya
 Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,omfalokel atau
ductus omfaloentriskus persisten
PERIKSA KEADAAN EKSTREMITAS
21  Hitung Jumlah jari tangan dan kaki
 Lihatlah apakah kaki posisinya baik atau bengkok kedalam atau keluar
 Lihat gerakan ekstremitas simetris atau tidak
GENETALIA DAN ANUS BAYI
22  Lihat dan Raba alat kelamin luar
 Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah kencing
(Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan sedangkan Bayi laki-
laki terdapat lubang uretra pada ujung penis)
 Pastikan bayi sudah kencing dalam 24 jam setelah lahir
 Lihat lubang anus
 Hindari memasukkan alat atau jari dalam memeriksa anus (terlihat lubang anus dan
periksa apakah mekonium sudah keluar)
 Tanyakan pada ibu apakah bayu sudah BAB (Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam setelah
lahir)
MENGUKUR PANJANG DAN LINGKAR KEPALA BAYI
23  Ukur lingkar kepala bayi dengan melingkarkan pita pengukur mulai dari pertengahan
frontalis hingga ketulang atas telinga,oksipitalis atau belakang kepala hingga kembali
ke frontalis (Normal lingkar kepala 33-37 cm)
 Panjang badan bayi menggunskan alat ukur (Normal panjang lahir 48-52 cm)
MENIMBANG BERAT BADAN
24 Timbang bayi menggunakan selimut, hasil dikurangi dengan berat selimut
 berat lahir 2,5-4kg
 dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun dahulu, kemudian naik kembali dan pada
usia 7-10 hari umumnya telah mencapai berat lahirnya.
 Penurunan berat badan maksimal untuk bayi baru lahir cukup bulan maksimal 10% untuk
bayi kurang bulan maksimal 15%
MENILAI CARA MENYUSUI
 Minta ibu untuk menyusui bayinya.
25 Pastikan bayi selalu dalam keadaan kering dan bersih
26 Merapikan pasien
27 Merapikan alat dan bahan
28 Melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik
29 Mencuci kedua tangan dan keringkan dengan handuk bersih dan
kering
30 Menjelaskan hasil tindakan kepada keluarga pasien
31 Melakukan pendokumentasian
C TEHNIK
33 Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
34 Mengadakan kontak mata
35 Bekerja dengan cermat dan teliti
36 Memperhatikan tehnik septik dan aseptic
37 Menjelaskan secara sistematik tindakan yang dilakukan.

(Modul Pelatihan Midwifery Update, 2021)


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
USIA 1 JAM FISIOLOGIS DENGAN PEMERIKSAAN FISIK
DI PMB ASMAH, S.Tr.Keb
KOTA BALIKPAPAN

A. Pengkajian
Hari/Tanggal :Selasa 16 Mei 2023

Waktu pengkajian :23.43 WITA


Identitas Pasien
Nama bayi : By. Ny. H
Tanggal/jam lahir : 16 Mei 2023/22.43 WITA Jenis
Kelamin : Laki-laki
Nama : Ny.H Nama Suami : Tn.A
Umur : 33 Tahun Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Security
Pendidikan : SMA Pendidikan : Sarjana Hukum
Alamat : Jalan Patriot gunung 1 Kelurahan Baru Ilir RT 12 No 53

B. Anamnesa (Data Subjektif)


1. Keluhan
a. Ibu mengatakan bayinya menangis kuat
b. Ibu mengatakan bayi lahir jam 22.43 Wita tanggal 16 Mei 2023.
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Riwayat Kehamilan

Ny. H Usia 33 Tahun G4P3A0, HPHT 31 Agustus 2022, TP 7 – 6- 2023, usia


kehamilan 36 minggu 5 hari, ini merupakan kehmailan anak ke empat, belum
pernah keguguran, TFU 29 cm, ibu melahirkan secara normal pada hari selasa 16
Mei 2023 jam 22.43 wita, ketuban pecah jernih saat pembukaan 10 cm,
dipecahkan dijam 22.23 wita, kontraksi 4 kali dalam waktu 10 menit durasi lebih
dari 45 detik, Djj teratur berkisar 120-150 kali per menit. Riwayat kehamilan
pertama sampai ke tiga melahirkan normal tidak ada komplikasi, dan ASI ekselusif
semua, anak pertama umur 16 tahun, jenis kelamin laki – laki berat lahir 2650
gram tahun 2006, anak kedua umur 9 tahun, jenis kelamin laki– laki , berat lahir
2700 gram tahun 2013, anak ketiga umur 4 tahun, jenis kelamin perempuan berat
lahir 2750 gram tahun 2018.
Riwayat Persalinan sekarang
a. Jenis persalinan : Spontan
b. Ditolong oleh : Bidan
c. Tanggal/Jam lahir : 16 Mei 2023/22.43 WITA
d. Tempat Persalinan : PMB Asmah, S.Tr.Keb
e. Lama persalinan:
1) Kala I : 7 jam
2) Kala II : 20 menit
3) Kala III : 10 menit
4) Kala IV : 2 jam
f. Ketuban pecah :
g. Spontan Jumlah : ± 800 mL
h. Warna :  jernih  Darah Mekonium
i. Bau :  Amoniak  Amis
j. Komplikasi persalinan
a. Pada Ibu : Tidak Ada Ada
b. Pada Bayi : Tidak Ada Ada
k. Keadaan bayi saat lahir
Segera menangis/tidak : ya segera menangis
BB lahir/PB lahir :BB : 2950 Gram/PB: 48 cm
Apgar score saat lahir : 9/10

l. Keadaan bayi baru lahir


Jumlah
Tanda 0 1 2 Nilai

Frekuensi jantung [ ] tak ada [ ] < 100 [√] > 100


Usaha bernafas [ ] tak ada [ ] lambat tak teratur [√] menangis kuat
Tonus otot [ ] Lumpuh [ ] ext. flexi sedikit [√] gerakan aktif
Menit 9
Reflex [ ] tak [√] gerakan sedikit [ ] menangis
ke 1
Warna bereaksi [ ] [√] tumbuh [ ] kemerahan
biru/pucat kemerahan tangan &
kaki
Frekuensi jantung [ ] tak ada [ ] < 100 [√] > 100
Usaha bernafas [ ] tak ada [ ] lambat tak teratur [√] menangis kuat
Menit Tonus otot [ ] Lumpuh [ ] ext. flexi sedikit [√] gerakan aktif 10
ke 5 Reflex [ ] tak [ ] gerakan sedikit [√] menangis
Warna bereaksi [ ] [√]tumbuh kemerahan [ ]kemerahan
biru/pucat tangan & kaki
m. Riwayat Resusitasi (bila diperlukan)
1) Pengisapan Lendir :  Ya  Tidak
2) Rangsangan :  Ya  Tidak
3) Oksigen :  Ya  Tidak
4) Ambu :  Ya  Tidak
5) Massage jantung :  Ya  Tidak
6) Intubasi Endotraheal :  Ya  Tidak
n. Status Imunisasi
Imunisasi yang sudah diberikan
Jenis Imunisasi Tanggal Tempat pelayanan
PMB Asmah,
Hepatitis B0 16 Mei 2023 S.Tr.Keb

Rencana Imunisasi berikutnya


Jenis Imunisasi Tanggal Tempat pelayanan
BCG 28 Mei 2023 PMB
Asmah,
Polio 1 28 Mei 2023
S.Tr.Keb

o. Status vitamin K1 : sudah diberikan segera setelah lahir 1 jam setelah


IMD di paha sebelah kiri
p. Data Kebutuhan Biologis
Kebutuhan Nutrisi
Pemberian ASI :  Ya  Tidak
Frekuensi : On Demand, rata-rata 12x/sehari
Cara pembeian :  Menetek Langsung
 Dengan Alat, Sebutkan....
Menerima Donor ASI :  Ya  Tidak
Pemberian minum 1 :  Ada
jam terakhir  Tidak
Hasil Pengamatan
Pemberian ASI
Posisi  Benar  Salah
Perlekatan  Tidak Melekat sama sekali
 Tidak melekat baik
 Melekat dengan Baik
Isapan Efektif  Tidak Mengisap Sama sekali
 Tidak mengisap efektif
 Mengisap efektif
q. Kebutuhan Eliminasi
a. BAB
Ibu mengatakan dan hasil pemeriksaan bayi belum BAB
b. BAK
Ibu mengatakan dan hasil pemeriksaan bayi belum BAK
3. Riwayat Kesehatan ibu dan keluarga
Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menahun maupun
menular seperti jantung, hipertensi, asma, malaria, DM, ginjal dan hepatitis.
4. Riwayat neonatal
Bayi diletakkan didada untuk dilakukan IMD, pergerakan aktif, warna kulit merah.

5. Faktor lingkungan
Ny. H tinggal di perkampungan yang bersih dan nyaman, sumber air yang digunakan
sehari – hari dari air PDAM, Ibu mempunyai fasilitas pembuangan sampah, dan tidak
memiliki hewan peliharaan.
C. Pemeriksaan Umum (Data Objektif)
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Tanda Vital :
N : 149 x/m
P : 42 x/m
Suhu : 36,7ºC
2. Pemeriksaan Antropometri Sekarang
a. Berat Badan :
Berat Saat Lahir : 2800 gram
Berat Saat ini : 2800 gram
b. PB : 49 cm
c. Lingkar kepala : 34 cm
d. Lingkar dada : 35 cm
e. LILA : 10 cm
3. Pemeriksaan khusus
a. Kepala
Sutura membuka, rata, tidak ada trauma kelahiran, dan tidak trauma
kongenital,kepala simetris,
b. Wajah
Simetris, tidak kuning, tidak ada trauma kelahiran, tidak ada trauma kongenital.
c. Mata
Tidak oedema, tidak ada kelainan, tidak ada tanda infeksi, jumlah dua,
simetris.
d. Hidung
Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada, tidak ada obstruksi jalan
nafas, tidak ada secret

e. Mulut
1) Bibir : Tidak sianosis, dan simetris
2) Lidah ; Tidak ada tanda foote
3) Kekuatan hisap : kuat
4) Tidak ada kelainan kongenital
f. Telinga
Simetris dan normal, tidak ada aurikel, fungsi pendengaran baik, terkejut
pada saat ada suara
g. Leher dan bahu
Keadaan bersih, pergerakan baik, tidak ada peningkatan vena jugularis,
tidak ada trauma jalan lahir
h. Dada
Tarikan nafas simetris, payudara dan putting simetris, tidak ada kelainan
kongenital
i. Perut
Bentuk bulat, gerakan seirama dengan dada saat bernafas, tidak ada bising
usus, tali pusat normal, tidak ada kelainan kongenital
j. Punggung
Tidak ada celah pada ruas tulang belakang (spina bifida)
k. Ekstremitas
Jumlah jari tangan dan kaki normal, pergerakan bebas, terdapat garis tengah
di telapak tangan dan kaki, tidak ada sianosis akral
l. Genetalia
Tidak ada kelainan kongenital, labia mayora sudah menutupi labia minora
m. Anus
Terdapat lubang anus, tidak ada kelainan kongenital
n. Kulit
Ada verniks kaseosa, ada lanugo, tidak ada ruam, tidak ada tanda lahir,
tidak ada pembengkakan

4. Pemeriksaan Refleks primitive


a. Refleks Moro : Normal, Bergerak ketika dikejutkan
b. Refleks Rooting : Normal, Bayi mencari ketika disentuh jari pada
mulutnya
b. Refleks Walking : Normal, Kaki bayi bergerak aktif
c. Refleks Graphs : Normal, Telapak tangan bayi menggenggam
jari
d. Refleks Sucking : Normal,bayi menggerakkan bibirnya ketika
menghisap ASI
e. Refleks Tonick Nec : Normal, Kepala bayi menolah kanan kiri.

D. Analisis Data
Diagnosa : Bayi Baru Lahir normal cukup bulan usia 1 jam
Fisiologis Dengan Pemeriksaan
Dasar : Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dan data subjektif
melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
E. Pelaksanaan
1. Melakukan anamnesa kepada klien dan menanyakan keluhan ibu mengatakan
mengatakan Ibu mengatakan bayinya baru lahir 1 jam yang lalu menangis kuat
dan daya hisap bayi kuat belum BAK dan BAB.
2. Melakukan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir dengan cara sebelum
menangani bayi pasrtikan penolong persalinan telah menerapkan upaya
pencegahan infeksi cuci tangan efektif sebelum dan sesudah bersentuhan dengan
bayi baru lahir. Telah dilakukan dengan baik dengan mencuci tangan 6 langkah
dengan benar
3. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan dengan cara
memakaikan topi pada bayi dan selimuti dengan sarung bedong
4. Segera setelah bayi lahir melakukan penilaian skor APGAR dengan hasil 9/10
5. Memotong tali pusat dan letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak
dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD (InisisasI Menyusui Dini)
selama 1 jam.

6. Melakukan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan fisik dengan hasil Denyut
jantung: 149 x/m, Respirasi : 39x/m, Temperatur :36,7ºC,Pemeriksaan
Antropometri Berat Saat Lahir: 2800 gram, PB: 49 cm, LK: 34 cm, LD : 35 cm,
LILA : 10 cm
Hasil Pemeriksaan Fisik
Kepala Sutura membuka, tidak ada trauma kelahiran, dan tidak
ada trauma kongenital
Wajah Simetris, tidak kuning, tidak ada trauma kelahiran, tidak
ada trauma kongenital
Mata Tidak oedema, tidak ada kelainan, tidak ada tanda infeksi
Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada, tidak ada
obstruksi jalan nafas, tidak ada secret
Mulut Bibir : Tidak sianosis, dan simetris
Lidah : Tidak ada tanda foote
Kekuatan hisap: kuat
Tidak ada kelainan kongenital
Telinga Simetris dan normal, tidak ada aurikel, fungsi
pendengaran baik, terkejut pada saat ada suara
Leher dan bahu Keadaan bersih, pergerakan baik, tidak ada eningkatan
vena jugularis, ridak ada trauma jalan lahir
Dada Tarikan nafas simetris, payudara dan putting simetris,
tidak ada kelainan kongenital
Perut Bentuk bulat, gerakan seirama dengan dada saat bernafas,
tidak ada bising usus, tali pusat normal, tidak ada
kelainan kongenital
Punggung Tidak ada celah pada ruas tulang belakang (spina bifida)
Ekstremitas Jumlah jari tangan dan kaki normal, pergerakan bebas,
terdapat garis tengah di telapak tangan dan kaki, tidak
ada sianosis akral
Genetalia Tidak ada kelainan kongenital, labia mayora sudah
menutupi labia minora
Anus Terdapat lubang anus, tidak ada kelainan kongenital
Kulit Ada verniks kaseosa, ada lanugo, tidak ada ruam, tidak
ada tanda lahir, tidak ada pembengkakan

1. Memberikan salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata. Beri
bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%,). Pemberian salep
atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata
tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran
2. Memberikan penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di
paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat
dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
3. Memberikan Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B
melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
4. Memberikan tanda pengenal pada lengan bayi warna pink untuk bayi perempuan
5. Melakukan cap kaki untuk kelengkapan buku KIA
6. Memakaikan pakaian dan bedong bayi dan melakukan rawat gabung bayi dengan
ibunya dan memberikan penilaian terhadap proses menyusui, untuk mempererat
hubungan antara ibu dan bayinya.
7. Melakukan pendokumentasian di asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan SOAP

BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil dari pengkajian pada bab ini akan menjelaskan tentang kesenjangan antara teori dan
hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan Asuhan kebidanan komplementer pada bayi baru
lahir normal usia 1 jam dengan fisiologis di TPMB Catur Widayanti, S.,SiT.,Bdn Kota
Balikpapan pada tanggal 11 November 2022. Untuk memudahkan memahami kesenjangan
dan kesesuaian yang terjadi pada kasus ini dalam memecahkan masalah- masalah yang
dihadapi agar tindakan direncanakan berdasarkan rasional yang relevan yang dapat
dianalisa secara teoritis menggunakan metode SOAP yang berupa pengkajian data
subyektif, data obyektif, menentukan analisis data, dan penatalaksanaan asuhan kebidanan
sampai evaluasi.
A. Data Subjektif
Pada pengkajian tanggal tanggal 11 November 2022 pukul 12.00 WITA pada
bayi baru lahir normal usia 1 jam , ibu mengatakan mengatakan bayinya baru saja
lahir 1 jam yang lalu menangis kuat dan daya hisap bayi kuat belum BAK dan BAB.
Menurut (Ririn Ratnasari, Inna Sholicha, 2022) Bayi baru lahir ( BBL )
merupakan bayi dengan usia 0 sampai 28 hari yang mampu berkembang dengan
adaptasi penuh dari kehidupan intra uterin ke ekstra uterin. Pada langkah ini tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan kasus dilahan praktik.

B. Data Objektif
Berdasarkan data objektif dari pemeriksaan klien secara menyeluruh 11
November 2022 pukul 12.00 WITA pada bayi Ny.H Denyut jantung: 149 x/m,
Respirasi : 39x/m, Temperatur :36,7ºC,Pemeriksaan Antropometri Berat Saat Lahir:
2800 gram, PB: 49 cm, LK: 34 cm, LD : 35 cm, LILA : 10 cm semua hasil dalam
keadaan normal

Hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu,


Hasil Pemeriksaan Fisik
Kepala Sutura membuka, tidak ada trauma kelahiran, dan tidak ada
trauma kongenital
Wajah Simetris, tidak kuning, tidak ada trauma kelahiran, tidak ada
trauma kongenital
Mata Tidak oedema, tidak ada kelainan, tidak ada tanda infeksi
Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada, tidak ada
obstruksi jalan nafas, tidak ada secret
Mulut Bibir : Tidak sianosis, dan simetris
Lidah : Tidak ada tanda foote
Kekuatan hisap: kuat
Tidak ada kelainan kongenital
Telinga Simetris dan normal, tidak ada aurikel, fungsi pendengaran
baik, terkejut pada saat ada suara
Leher dan bahu Keadaan bersih, pergerakan baik, tidak ada eningkatan vena
jugularis, ridak ada trauma jalan lahir
Dada Tarikan nafas simetris, payudara dan putting simetris, tidak
ada kelainan kongenital
Perut Bentuk bulat, gerakan seirama dengan dada saat bernafas,
tidak ada bising usus, tali pusat normal, tidak ada kelainan
kongenital
Punggung Tidak ada celah pada ruas tulang belakang (spina bifida)
Ekstremitas Jumlah jari tangan dan kaki normal, pergerakan bebas,
terdapat garis tengah di telapak tangan dan kaki, tidak ada
sianosis akral
Genetalia Tidak ada kelainan kongenital, labia mayora sudah menutupi
labia minora
Anus Terdapat lubang anus, tidak ada kelainan kongenital
Kulit Ada verniks kaseosa, ada lanugo, tidak ada ruam, tidak ada
tanda lahir, tidak ada pembengkakan

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR >7 dan tanpa
cacat bawaan (Safitri et al., 2021).
Adapun ciri bayi lahir normal menurut ((Nila Trisna yulianti, Karnilan Lestari
Ningsi.S, 2020) yaitu, Berat badan 2500-4000 gr, Panjang badan lahir 48-52 cm,
Lingkar dada 30-38 cm, Lingkar kepala 33-35 cm, Bunyi jantung dalam menit- menit
pertama kira-kira 180x/m kemudian menurun sampai 120-140x/m , Pernapasan pada
menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/m kemudian menurun setelah tenang kira-kira
40x/m, Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentukdan
diselimuti vernix carseosa , Rambut lanugo tidak terlihat, Kuku agak panjang dan
lemas, Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora bagi bayi perempuan
sedangkan bayi laki laki testis suda turun, Reflek isap dan menelan sudah terbentuk
dengan baik, Reflek moro sudah baik, Eliminasi baik,urin dan meconium akan keluar
dalam 24 jam pertama, meconium berwarna hitam kecoklatan. Sehingga dalam hal ini
tidak ada kesenjangan antara teori dengan lahan praktik.

C. Analisa Data
Pada bayi baru lahir normal usia 1 jam dengan fisiologis didapatkan dari data
subjektif dan objektif dengan hasil anamnesis ibu mengatakan mengatakan bayinya
baru saja lahir 1 jam yang lalu menangis kuat dan daya hisap bayi kuat belum BAK
dan BAB. Berdasarkan kasus yang dialami By. Ny.H maka perlu adanya dilakukan
asuhan kebidanan komplementer pada bayi baru lahir.

Berdasarkan teori (Safitri et al., 2021) Asuhan bayi baru lahir esensial adalah
persalinan bersih dan aman, segera setelah bayi lahir lakukan penilaian awal secara
cepat dan tepat (0-30 detik) yaitu pernafasan spontan (apakah bayi menangis atau
megap-megap) serta penilain tonus tidak kehilangan panas ,melakukan pemotongan
tali dan perawatan tali pusat, memfasilitasi pemberian ASI, mencegah terjadi
pendarahan dengan pemberian Vit K, pencegahan infeksi mata, melakukan
pemeriksaan fisik dan pemberian imunisasi. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan praktik Penatalaksanaan

Berdasarkkan tinjauan menajemen asuhan kebidanan bahwa melaksanakan


rencana Tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman pada pasien. Implementasi
dilaksanakan dengan bekerja sama dengan tim Kesehatan lainnya sesuai dengan
Tindakan yang telah direncanakan.
Melakukan anamnesa kepada Ny.H dan ibu bayinya baru saja lahir 1 jam yang
lalu menangis kuat dan daya hisap bayi kuat belum BAK dan BAB. Kemudian
Melakukan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir dengan cara sebelum menangani
bayi pasrtikan penolong persalinan telah menerapkan upaya pencegahan infeksi cuci
tangan efektif sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi baru lahir. Telah
dilakukan dengan baik dengan mencuci tangan 6 langkah dengan benar
Setelah bayi lahir menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan
dengan cara memakaikan topi pada bayi dan selimuti dengan sarung bedong, Segera
setelah bayi lahir melakukan penilaian skor APGAR dengan hasil 9/10, Memotong tali
pusat dan letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD (InisisasI Menyusui Dini) selama 1 jam.
Melakukan perawatan bayi baru lahir dan pemeriksaan fisik dengan hasil
Denyut jantung: 149 x/m, Respirasi : 39x/m, Temperatur :36,7ºC,Pemeriksaan
Antropometri Berat Saat Lahir: 2800 gram, PB: 49 cm, LK: 34 cm, LD : 35 cm,
LILA : 10 cm dan melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil normal dan tidak ada
kelaianan yang dialami bayi.

Memberikan salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata.
Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Memberikan
penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri,
Memberikan Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan vitamin K1, Memberikan tanda pengenal pada lengan bayi warna pink
untuk bayi perempuan, Melakukan cap kaki untuk kelengkapan buku KIA ,
Memakaikan pakaian dan bedong bayi dan melakukan rawat gabung bayi dengan
ibunya, untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayinya, Melakukan
pendokumentasian di asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan SOAP.

Memberitahu klien hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan saat ini klien
memerlukan asuhan kebidanan komplementer pada bayi baru lahir. Sehingga pada
penatalaksanaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus saat di lahan
praktik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan Asuhan kebidanan komplementer pada bayi baru
lahir normal usia 1 jam dengan fisiologis di TPMB Catur Widayanti, S.,SiT.,Bdn
Kota Balikpapan tanggal 11 November 2022 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Data Subjektif
Telah dilaksanakan pengkajian data subjektif yaitu Ibu mengatakan. bayinya
baru saja lahir 1 jam yang lalu menangis kuat dan daya hisap bayi kuat belum
BAK dan BAB. Data Objektif Telah dilaksanakan
2. Pengkajian data objektif
Diperoleh hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir berdasarkan hasil
pemeriksaan secara menyeluruh 11 November 2022 pukul 12.00 WITA pada
bayi Ny.H yaitu Denyut jantung: 149 x/m, Respirasi : 39x/m,
Temperatur:36,7ºC, Pemeriksaan Antropometri Berat Saat Lahir: 2800 gram,
PB: 49 cm, LK: 34 cm, LD : 35 cm, LILA : 10 cm dan melakukan
pemeriksaan fisik dengan hasil normal dan tidak ada kelaianan yang dialami
bayi.
3. Analisa
Telah dilaksanakan pengkajian didapatkan dari data subjektif dan objektif
Asuhan kebidanan Komplementer pada bayi baru lahir normal usia 1 jam
dengan fisiologis
4. Pelaksanaan
Penatalaksanaan asuhan kebidanan komplementer pada bayi aru lahir normal
usia 1 jam dengan fisiologis. Saat ini pasien telah dilakukan dengan baik dan
benar, Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilahan.

B. Saran
1. Bagi Tempat Praktik
Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan praktik kebidanan untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan,
sehingga tercapainya kepuasan bagi klien khususnya dengan klien bayi baru
lahir sudah baik dan sesuai standar asuhan kebidanan secara optimal melalui
penanganan yang cepat dan tepat.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga dapat
menambah pengetahuan untuk mahasiswa khususnya fakultas kesehatan.
tentang asuhan kebidanan terutama tentang asuhan kebidanan komplementer
pada bayi baru lahir normal usia 1 jam dengan fisiologis
3. Bagi Mahasiwa
Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang
nyata dalam memberikan asuhan kebidanan komplementer pada bayi baru
lahhir normal usia 1 jam dengan fisiologis
4. Bagi Keluarga Pasien/Masyarakat
Masyarakat hendaknya lebih peka khususnya para orang tua agar lebih
mengenali suatu masalah kesehatan khususnya pada kasus bayi baru lahir
normal
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, M. S., Hidayati, N., & Fitriani, I. S. (2022). Studi Penerapan Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir Ny F Dengan Masalah Ikterus Fisiologis. Health Sciences
Journal, 6(1), 25. https://doi.org/10.24269/hsj.v6i1.1156

Ahmar, Hamdiah., Mulia Sari, Etika., Oktarina, Mika., Raidanti, Dina., Trisna Yulianti,
Nila., Andariya Ningsih, Dewi., Andriani & Natalia, Shanty. (2020). Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir bagi Dosen dan Mahasiswa Kebidanan.
Serang. CV. AA. Rizky.

Eleuwarin, N. F., Masnilawati, A., & Thamrin, H. (2022). Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir pada Bayi Ny . M dengan Inisisasi Menyusui Dini Address : Phone : Article
history : 03(01), 70–78.

Modul pelatihan Midwfery Update. Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta : 2021

Ririn Ratnasari, Inna Sholicha, A. A. (2022). Penerapan Home Care Bayi Baru Lahir Usia
0-28 Hari Pasca. 12(2), 175–185.

Safitri, S., Triana, A., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Pekanbaru, H. (2021). Jurnal Kebidanan
Terkini ( Current Midwifery Journal ) ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL. 1,
79–86.

Yulianti, N. T. (2021). Prosedur Resusitasi Pada Neonatus Dengan Asfiksia. Jurnal IMJ:
Indonesia Midwifery Journal, 4(2), 41–46.

Yulianti, nila trisna dan Karnilan Lestari. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru lahir. Makassar: Cendekia Publisher

Anda mungkin juga menyukai