Anda di halaman 1dari 11

PERSALINAN KALA III

Disusun oleh :

Sulistiawati NIM : 40019042

Pembimbing Lahan : Hj. Nayla, Amd.Keb

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH


PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat allah swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas Laporan Dinas di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Ruang Kebidanan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya
mengharapakan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan wassalamualikum wr wb.

Palembang, 10 Juni 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persalinan.....................................................................................3


2.2 Jenis-Jenis Persalinan.....................................................................................3
2.3 Pengertian kala III..........................................................................................3
2.4 Fisiologi Kala III............................................................................................3
2.5 Tanda-Tanda Lepasnya Plasenta....................................................................5
2.6 Manajemen Aktif Kala III..............................................................................5
2.7 Pemantauan Kala III.......................................................................................7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
Beberapa pengertian lain dari persalinan spontan dengan tenaga ibu, persalinan buatan
dengan bantuan, persalinan anjuran bila persalinan terjadi tidak dengan sendirinya tetapi
melalui pacuan. Persalinan dikatakan normal bila tidak ada penyulit (Sukarni K & P, 2013).
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I, kala II, kala III, dan kala IV. Kala-kala
persalinan bervariasi dalam durasi tergantung apakah ini persalinan pertama bagi wanita
(primigravida) atau persalinan kedua atau selanjutnya (multigravida). Kala I dimulai dengan
pembukaan persalinan, kala II dimulai dengan pembukaan penuh dan diakhiri dengan
lahirnya bayi, kala III terjadinya pelepasan plasenta, kala IV dimulai dengan pelepasan
plasenta dan diakhiri dengan pertanda stabilisasi organ vital ibu (Johnson, 2010).
Kala III persalinan adalah kala uri atau waktu pelepasan plasenta dari insersinya. Kala III
persalinan dimulai saat proses kelahiran janin selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara keseluruhan, tali pusat, dan ketuban. Lama kala III <10 menit pada sebagian besar
pelahiran dan <15 menit pada 95% pelahiran (Sinclair, 2009). Normalnya, saat plasenta
dilahirkan maka rahim berkontraksi (mengeras dan menyusut) untuk menghentikan
perdarahan dari tempat perlekatan plasenta.Sebagian besar perdarahan postpartum berasal
dari tempat perlekatan plasenta ataupun adanya retensio plasenta (Klein dkk, 2013).
Perdarahan postpartum merupakan penyebab sekitar 30% dari keseluruhan kematian
akibat perdarahan.Sebenarnya perdarahan postpartum dapat diturunkan dengan penanganan
yang optimal dari tenaga kesehatan.Akan tetapi dalam menurunkan angka kejadian
perdarahan postpartum akibat perdarahan tidak hanya mengurangi resiko kematian ibu,
tetapi juga menghindarkannya dari risiko kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan
postpartum.Jadi yang menjadi titik utama adalah keterampilan dari petugas dalam
menangani kejadian perdarahan postpartum. Pemantauan dilakukan pada ibu pasca
persalinan dan juga mempersiapkan diri akan adanya kejadian postpartum merupakan
tindakan yang sangat penting.
Oleh karena alasan tersebut, maka manajemen aktif kala III merupakan salah satu hal
yang sangat penting dalam upaya menurunkan kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan
perdarahan pasca persalinan.Hal itu membuat WHO merekomendasikan agar semua tenaga
kesehatan yang menolong persalinan baik dokter maupun bidan dapat melaksanakan
manajemen aktif kala III. Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu pada kala III,
mencegah perdarahan, dan mengurangi kehiangan darah kala III persalinan.Manajemen aktif
kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit
pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus
uteri (Rohani dkk, 2011).

1
Disamping pemberian suntikan oksitosin 10 IU secara intramuskuler, oksitosin alamiah
dapat dimanfaatkan untuk menunjang kelahiran plasenta yang cepat dan efektif. Oksitosin
alamiah tersebut dapat diperoleh dari rangsangan puting susu dengan IMD maupun dengan
pemilinan pada puting susu ibu. Rangsangan puting susu akan menyebabkan sel-sel
mioepitel sekitar alveoli di dalam kelenjar mamae memberikan refleks neurogenik kemudian
dihantarkan ke hipotalamus, lalu memicu hipofise posterior untuk mengeluarkan hormon
oksitosin ke dalam darah menimbukan kontraksi miometrium untuk melepas plasenta
(Prawirohardjo, 2011).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian persalinan ?
2. Apa saja jenis-jenis persalinan?
3. Apa yang dimaksud dengan kala III?
4. Apa saja tanda-tanda pelepasan plasenta?
5. Bagaimana cara manajemen aktif kala III?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian persalinan.
2. Mengetahui jenis-jenis persalinan.
3. Mengetahui pengetian kala III
4. Mengetahui tands-tanda pelepasan plasenta
5. Mengetahui bagaimana cara manajemen aktif kala III

1.4 Manfaat
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan memperbanyak khasanah ilmu
pengetahuan khususnya tentang persalinan kala III.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persalinan


Persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini di mulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang di tandai oleh
perubahan progresif pada serviks, dan di akhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2008).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37
sampai 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2001).

2.2 Jenis-Jenis Persalinan


Jenis persalinan sebagai berikut :
a. Persalinan spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir ibu.
b. Persalinan buatan
Persalinan yang di buat dengan tenaga dari luar misalnya vacum atau tindakan caesaria.
c. Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian piticin atau prostaglandin.

2.3 Pengertian kala III


Kala III disebut juga kala uri, merupakan stadium pelepasan dan kelahiran plasenta, kala
III berlangsung dari saat kelahiran bayi lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta secara
keseluruhan, tali pusat dan selaput ketuban. Kala III persalinan terdiri dari dua fase, yaitu
fase pelepasan plasenta dan ekapulsi (pengeluaran) plasenta.
a. Pelepasan plasenta
Ukuran plasenta tidak berubah, sehingga menyebabkan plasenta terlipat,menebal dan
akhirnya terlepas dari dinding uterus, plasenta terlepas sedikit demi sedikit terjadi
pengumpulan perdarahan diantara ruang plasenta disebut retroplacenter hematom.
Macam pelepasan plasenta
Mekanisme Schultz: pelepasan placenta yang dimulai dari sentral/bagian tengah sehingga
terjadi bekuan retroplacenta. Cara pelepasan ini paling sering terjadi. Tanda pelepasan
dari tengah ini mengakibatkan perdarahan tidak terjadi sebelum plasenta lahir.
Perdarahan banyak terjadi segera setelah plasenta lahir.
Mekanisme Duncan: terjadi pelepasan plasenta dari pinggir atau bersamaan dari pinggir
dan tengah plasenta. Hal ini mengakibatkan terjadi semburan darah sebelum plasenta
lahir.
Saat uterus yang isinya telah berkurang berkontraksi pada interval teratur, area tempat
menempelnya plasenta menjadi sangat berkurang. Perbedaan proporsi yang besar antara
menurunnya ukuran tempat penempelan plasenta dan ukuran plasenta menyebabkan
pelipatan atau penggantungan plasenta di permukaan maternal, dan pelepasan terjadi.

3
Pemeriksaan pelepasan plasenta:
Kustner : Tali pusat diregangkan dengan kanan, tangan kiri menekan atas syimpisis.
Penilaian :
a. Tali pusat masuk berarti belum lepas.
b. Tali pusat bertambah panjang atau tidak masuk berarti lepas.
Pengawasan perdarahan :
1. Selama hamil aliran darah ke uterus 500-800 ml/mnt.
2. Uterus tidak berkontraksi dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 350-500 ml
3. Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus diantara anyaman miometrium.

b. Pengeluaran plasenta
Pengeluaran plasenta mungkin terjadi dengan upaya mengejan ibu jika ia tidak
dianastesi. Jika tidak dapat dilakukan, pelepasan plasenta biasanya dicapai dengan
tangan yang menekan fundus uterus secara lembut. Jangan memberikan tekanan
berlebihan pada fundus untuk mencegah kemungkinan terjadinya inversi uterus.

2.4 Fisiologi kala III


Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri diatas pusat
beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai dengan pengeluaran
darah.

2.5 Tanda-Tanda Lepasnya Plasenta


1. Fundus uteri mengalami kontraksi kuat
2. Perubahan bentuk uterus. Bentuk uterus yang semula discoid menjadi globuler akibat dari
kontraksi uterus.
3. Tali pusat memanjang keluar dari vagina
4. Darah tersembur secara mendadak
5. Tinggi fundus turun sampai umbilikus
6. Perubahan posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan menempati segmen bawah rahim, maka
uterus muncul pada rongga abdomen.

2.6 Manajemen Aktif Kala III


Adalah proses pimpinan kala III persalinan yang dilakukan secara proaktif, meliputi
pemberian oksitosin, penanganan tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta. Tujuan
manajemen kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan
darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Sebagian
besar kasus kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan

4
pascapersalinan dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta
yang sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan manajemen aktif kala tiga.
Langkah utama:
1. Pemberian Suntikan Oksitosin
– Letakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan diperut bawah ibu
dan minta ibu atau pendampingnya untuk membantu memegang bayi tersebut.
– Pastikan tidak ada bayi lain (Undiagnosed twin) didalam uterus.
– Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik.
– Segera (dalam satu menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit
IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus lateralis).
– Dengan mengerjakan semua prosedur tersebut terlebih dahulu maka akan
memberi cukup waktu pada bayi untuk memperoleh sejumlah darah kaya zat besi
dan setelah itu (setelah dua menit) baru dilakukan tindakan penjepitan dan
pemotongan tali pusat.
– Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk inisiasi menyusu dini
dan kontak kulit dengan ibu.
– Tutup kembali perut bawah ibu dengan dengan kain bersih.
2. Penegangan Tali Pusat Terkendali
– Berdiri di samping ibu.
– Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala dua) pada tali pusat
sekitar 5-10cm dari vulva
– Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat di atas
simpisis pubis
– Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali (sekitar dua
atau tiga menit berselang) untuk mengulangi kembali penegangan tali pusat
terkendali.
– Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur) tegangkan tali
pusat kearah bawah, lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin
menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas
dan dapat dilahirkan.
– Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong
keluar melalui introitus vagina
– Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
mengangkat tali pusat ke atas dan menompang plasenta dengan tangan lainnya
untuk meletakkan dalam wadah penampung
– Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput
ketuban
3. Rangsangan Taktil (Masase) Fundus Uteri
– Letakkan telapak tangan pad fundus uteri.
– Jelaskan tindakan kepada ibu, katakana bahwa ibu mungkin merasa agak tidak
nyaman karena tindakan yang diberikan

5
– Dengan lembut tapi mantap gerakkan tangan dengan arah memutar pada fundus
uteri supaya uterus berkontraksi
– Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh
– Periksa uterus setelas satu hingga dua menit untuk memastikan uterus
berkontraksi.
– Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan
dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan.

Pemeriksaan Plasenta Meliputi

1. Selaput ketuban utuh atau tidak.


2. Plasenta: ukuran plasenta
a. Bagian maternal : jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon.
b. Bagian fetal : utuh atau tidak.
3. Tali pusat : jumlah arteri dan vena, adakan arteri atau vena yang terputus untuk
mendeteksi plasenta suksenturia. Insersi tali pusat, apakah sental, marginal serta
panjang tali pusat.

2.7 Pemantauan kala III


a. Perdarahan. Jumlah darah diukur, deisertai dengan bekuan darah atau tidak.
b. Kontraksi uterus: bentuk uterus, intensitas.
c. Robekan jalan lahir/laserasi, rupture perineum.
d. Tanda vital :
1) Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan.
2) Nadi bertambah cepat.
3) Temperature bertambah tinggi.
4) Respirasi: berangsur normal.
5) Gastrointestional: normal, pada wal persalinan mungkin muntah.
e. Personal hygiene.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

6
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
1. Persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini di mulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang di tandai oleh
perubahan progresif pada serviks, dan di akhiri dengan pelahiran plasenta. Persalinan
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 sampai 42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
2. Jenis persalinan yaitu persalinan spontan, anjuran dan buatan.
3. Kala III persalinan adalah kala uri atau waktu pelepasan plasenta dari insersinya. Kala III
persalinan dimulai saat proses kelahiran janin selesai dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara keseluruhan, tali pusat, dan ketuban. Lama kala III <10 menit pada
sebagian besar pelahiran dan <15 menit pada 95% pelahiran.

DAFTAR PUSTAKA

7
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1182/2/BAB%20I.pdf, diakses Tanggal 03 Juni 2021, pukul
21:35 WIB.

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=12774, diakses Tanggal 03 Juni 2021, pukul 21:55


WIB.

Buku Ajar Asuhan Persalinan & Manajemen Nyeri Persalinan

Anda mungkin juga menyukai