Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMANTAUAN KALA IV PERSALINAN

DOSEN PEMBIMBING : NURUL QAMARIA, SST.M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. IPON ASTRIANI (062402S22020 )


2. FIRA YUNIAH (062402S22017 )
3. DELLA PUSPIRA SARI (062402S22012 )
4. KAMELIA SARI (062402S22023 )
5. SURYANI (062402S22059 )

AKADEMI KEBIDANAN DIPLOMA III (D-III) SURYA MANDIRI BIMA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikun Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini .Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PEMANTAUAN KALA
IV PERSALINAN”. Harapan kami semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat.
Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah yang kami buat ini. Oleh karena itu
kami dengan senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir .Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.

Wasalamualaikum Wr.wb

Bima, November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengartian Persalinan ..................................................................... 2
B. Penantauan Kala IV ...................................................................... 4
C. Pemantauan Kala IV Lanjutan....................................................... 5
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Sarwono dkk, 2007).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau
persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa
melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan
umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam Sarwono dkk, 2007).
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam
setelah itu. Pemantauan pada kala IV: kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau luka episiotomi pada perineum dengan
perdarahan aktif. Keadan umum dan tanda-tanda vital ibu.Untuk mencegah
perdarahan lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Persalinan
2. Apasaja Pemantauan Kala IV
C. TUJUAN
Untuk Mengetahi Pengertian Dan Pemantauan Kala IV Persalinan

1
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu ataupun janin.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Komariah, k .2005).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di
luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan
adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam
1. Tahapan Persalinan
Pada persalinan kita mengenal beberapa tahapan pada proses persalinan.
Dimana proses tersebut meliputi:
a. Kala I
Kala 1 dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukanan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap. Pada kala ini di bagi menjadi 2 fase
yaitu:
1). Fase laten adalah fase yang dimulai sejak awal terjadinya kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Pembukaan serviks kurang
dari 4 cm biasanya berlangsunghingga 8 jam.
2).Fase aktif adalah fase dimana frekuensi dan lama kontraksi uterus
meningkat. Serviks membuka dari 4 cm menjadi 10 cm, terjadi penurunan
bagian terendah janin. Pada fase aktif di bagi menjadi 3: fase akselerasi, fase
dilatasi maksimal, fase deselerasi.
b. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap 10cm hinggga bayi lahir.
2
c. Kala III
Kala III biasanya disebut juga dengan kala uri.
d. Kala IV
Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah plasenta lahir lengkap.
2. Evaluasi Uterus
a. Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput
ketuban. Jika masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal
dalam uterus akan mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan
perdarahan.
b. Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan
terjadi atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil
(massase) fundus uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual.
c. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa
daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami
peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan
tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak
dan mengalami lecet-lecet.
Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa
anus dengan rectal toucher.
Laserasi dapat dikategorikan dalam :
a. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu
dijahit.
b. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum
(perlu dijahit).
c. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.
d. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.

3
B. Pemantauan kala IV
Pemantauan selama kala IV dilakukan secara menyeluruh. Pemantauan
dilakukan pada tekanan darah, suhu, dan tanda vital lainnya; tonus uterus dan
kontraksi; tinggi fundus uteri; kandung kemih; serta perdarahan pervagina.
Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat
perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post
partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum.
Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir
dan 30 menit kedua setelah persalinan.
Setelah plasenta lahir, berikan asuhan yang berupa :
1. Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.
2. Evaluasi tinggi fundus uteri – Caranya : letakkan jari tangan Anda secara
melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan
pusat atau dibawah pusat.
3. Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.
4. Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka
episiotomi).
5. Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.
6. Pendokumentasian.
Bentuk Tindakan Dalam Kala IV :
1. Mengikat tali pusat;
2. Memeriksa tinggi fundus uteri;
3. Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi;
4. Membersihkan ibu dari kotoran;
5. Memberikan cukup istirahat;
6. Menyusui segera;
7. Membantu ibu ke kamar mandi;
8. Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik
bagi ibu maupun bayi.
Tindakan Yang Tidak Bermanfaat :
1. Tampon vagina – menyebabkan sumber infeksi.
2. Pemakaian gurita – menyulitkan memeriksa kontraksi.
4
3. Memisahkan ibu dan bayi.
4. Menduduki sesuatu yang panas – menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
tekanan darah, menambah perdarahan dan menyebabkan dehidrasi.
C Pemantauan Kala IV Lanjutan
. Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Kala IV
Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post partum.
Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat
perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post
partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum.
Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir
dan 30 menit kedua setelah persalinan. selama 1 jam pertama setelah persalinan,
tanda-tanda vital ibu, uterus, lochea, perineum, dan kandung kemih dipantau dan
dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam kisaran normal. (Komariah, k
.2005).
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah
Tekanan darah normal < 140/90 mmHg, Bila TD < 90/ 60 mmHg, N > 100
x/ menit (terjadi masalah), Masalah yang timbul kemungkinan adalah
demam atau perdarahan. Sedikit berubah atau menetap, sistol dan diastole
dapat meningkat sedikit hingga 4 hari post partum
b.Suhu
S > 38˚ C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi ataupun
infeksi. Normal <38˚ C, 24 jam pertama dapat mencapai 38˚ C karena efek
dehidrasi persalinan, ( karena perslinan yang lama dan tidak cukup minum )
atau ada infeksi
c. Nadi
setelah melahirkan nadi < 100X / menit karena kelelahan. Frekuensi nadi
yang cepat atau semakin meningkat >100 x/mnt dapat menunjukkan
hipovolemia karena perdarahan
d. Pernafasan
bila suhu dan denyut nadi tidak normal, maka pernapasan akan
mengikutinya
5
Pernapasan normal, teratur,cukup dalam frekuensi 18x/m. Fungsi pulmonal
kembali ke status sebelum hamil setelam 6 bulan post partum.
e. Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik maka uterus
teraba lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat;
Uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitosin
atau methergin).
f Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut
atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi
penyebab (dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).
g. Kandung kencing – Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak
baik.
2. Konsistensi Uterus
Setelah kelahiran plasenta uterus biasanya akan berada pada garis tengah
dari abdomen kira-kira ¾ naik ke atas antara symphysis pubis dan umbilicus
Untuk membantu uterus berkontraksi dapat dilakukan dengan masase
agar uterus tidak menjadi lembek dan mampu berkontraksi dengan kuat.
Menyusui merupakan metode efektif untuk meningkatkan tonus uterus,
selain itu dapat dilakukan dengan cara mempertahankan massase ringan yang
juga dapat mengurangi perdarahan. Perdarahan normal selama 6 jam pertama
yaitu satu pembalut atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal
identifikasi penyebab ( dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing )
3. Perdarahan
Perdarahan yang normal setelah kelahiran mungkin hanya akan sebanyak satu
pembalut perempuan per jam, selama 6 jam pertama atau seperti darah haid
yang banyak. Jika perdarahan lebih banyak dari ini, ibu hendaknya diperiksa
lebih sering dan penyebab – penyebab perdarahan berat harus diselidiki.
Apakah ada laserasi pada vagina atau serviks, apakah uterus berkontraksi
dengan baik, apakah kandung kencingnya kosong.
4. Lochea
Lochea (Darah nifas). Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas
yang dikeluarkan pervaginam. Sifat lochea mempunyai reaksi basa / alkalis
yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam
6
yang ada pada vagina normal. Lochea ini biasanya berbau anyir / amis.
Jenis - Jenis Lochea :
 Lochea Rubra : berwarna merah, berisi darah segar, sisa - sisa selaput
ketuban, sel - sel desidua, sisa - sisa amnion, lanugo, vernix casiosa, dan
mekonium. Lochea rubra biasanya terjadi pada hari 1-2 hari pasca
persalinan.
 Lochea Sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir.
Lochea Sanguinolenta biasanya terjadi pada 3-7 hari pasca peralinan.
 Lochea Serosa : berwarna kuning, biasanya cairan sudah tidak berdarah
lagi. Lochea Serosa biasanya terjadi pada 7-14 hari pasca peralinan.
 Lochea Alba : berwarna putih, mengandung leukosit, selaput lendir serviks,
dan serabut jaringan yang mati. Lochea Alba biasanya terjadi setelah 2
minggu pasca peralinan.
 Lochea Purulenta : Keluarnya cairan seperti nanah, berbau busuk, dan
telah terjadi infeksi.
 Locheostasis : jika lochea tidak lancar keluarnya.
5.Perineum
perinium dievaluasi untuk melihat adanya edema, memar dan pembentukan
hematoma serta untuk memeriksa apakah ada perdarahan pada jahitan perinium
6. Kandung Kemih
Jika kandung kencing penuh dengan air seni, uterus tidak dapat
berkontraksi dengan baik. Jika uterus naik di dalam abdomen dan tergeser ke
samping, ini biasanya merupakan pertanda bahwa kandung kencing penuh.
Bantu ibu untuk bangun dan coba apakah ia bisa buang air kecil. Jika tidak bisa
buang air kecil, bantulah ia agar merasa rileks dengan meletakkan jari – jarinya
di dalam air hangat, mengucurkan air ke atas perinium, dengan menjaga
privasinya. Jika ia tetap tidak dapat kencing, lakukan katerisasi. Setelah
kandung kencing kosong, uterus akan dapat berkontraksi dengan baik.
Kandung kemih dikaji sekali lagi menjelang akhir waktu ini dan harus
dikosongkan jika
kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik akan
mengganggu proses involusi
7
6. Perkiraan darah yang hilang
Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena
darah bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap handuk,
kain atau sarung. Tak mungkin menilai kehilangan darah secara akurat melalui
penghitungan jumlah sarung karena ukuran sarung bermacam-macam dan
mungkin telah diganti jika terkena sedikit darah atau basah oleh darah.
Meletakkan wadah atau pispot di bawah bokong ibu untuk mengumpulkan darah,
bukanlah cara efektif untuk mengukur kehilangan darah dan cerminan asuhan
sayang ibu karena berbaring di atas wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan
menyulitkan ibu untuk memegang dan menyusukan bayinya.
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat volume
darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat
menampung semua darah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu telah
kehilangan satu liter darah. Jika darahbisa mengisi setengah botol, ibu kehilangan
250 ml darah. Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk
menilai kondisi ibu.
Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah adalah melalui
penampakan gejala dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan ibu
lemas, pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih dari
10 mmHg dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari 500
ml. Bila ibu mengalami syok hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah 50%
dari total jumlah darah ibu (2000-2500 ml). Penting untuk selalu memantau
keadaan umum dan menilai jumlah kehilangan darah ibu selama kala empat
melalui tanda vital, jumlah darah yang keluar dan kontraksi uterus.

8
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Kala IV adalah dimulai sejak plasenta lahir 1-2 jam sesudahnya,hal-hal ini
yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk
normal.Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan taktil (masase)
untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.perlu juga diperhatikan
bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa sedikitpun dalam
uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut. Perkiraan
pengeluaran darah, laserasi atau luka episiotomi serta pemantauan dan evaluasi
lanjut juga perlu diperhatikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Komariah, k (2005). Perawatan ibu masa nifas dan bayi baru lahir. Jakarta.

Sarwono dkk, 2007. Buku Ilmu kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

http://isanisnurlia.blogspot.co.id/2015/06/dokumentasi-asuhan-persalinan.html

10

Anda mungkin juga menyukai