Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“INPARTUS” DI RUANG KAMAR BERSALIN


RSUD LANTO DG PASEWANG JENEPONTO

NUR AZISAH RAMLI RUKKA


D.19.07.049

PRESEPTOR KLINIK PRESEPTOR INSTITUSI

............................................... ................................................

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

INPARTUS

A. Definisi
Persalinan normal menurut WHO (2010) adalah persalinan yang dimulai secara
spontan berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi sehat.
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dan serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran
plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah (Rohani, 2011 dalam Oktarina,

2016).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di
luar uterus melalui vagina. Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi
lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta
tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam
(Wiknjasastro, 2012 dalam Oktarina, 2016).
Jadi, persalinan merupakan proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang
dapat keluar dengan tenaga ibu sendiri dan plasenta, tanpa alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
B. Etiologi Persalinan
1. Teori oxytocin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
2. Teori keregangan
Otot rahum mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tersebuh, terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Teori
keregangan ini juga menjelaskan bahwa keregangan disebabkan karena terjadinya
pembesaran uterus dengan majunya kehamilan maka semakin terganggulah otot-otot
rahim dan menimbulkan kontraksi untuk mengeluarkan janin.
3. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan
progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
4. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di keluarkan.
5. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang
mengakibatkan iskemia otot – otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang
dapat menggangu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi degenerasi
C. Klasifikasi Persalinan
1. Persalinan spontan
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat,
serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.
2. Persalinan buatan
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat alat atau melalui dinding perut
dengan operasi secio caesaria.
3. Persalinan anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan
ketuban.
D. Manifestasi Klinis
1. Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa (pengeluaran lendir, lendir bercampur darah).
3. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks (ada pembukaan).
4. Dapat disertai ketuban pecah.
E. Proses Persalinan
1. Kala I
a. Inpartus ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka, dilatasi dan mendatar.
b. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis
karena pergeseran ketika serviks mendatar dan membuka.
Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase yaitu :
1) Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3
cm berlangsung dalam 7-8 jam.
Perubahan fisiologis :
a) His interval 10-15 menit yang lamanya 20-40 detik
b) Pembukaan serviks 0-3 cm, PP 8-10 jam, MP 3-5 jam
2) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam, dibagi atas 3 sub fase :
a) Periode akselerasi: Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal (steady): Selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi: Berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap.
Tanda dan gejala persalinan kala I aktif :
i. His sudah adekuat
ii. Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm.
iii. Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah.
iv. Sering BAK
v. Akhir kala I primigravida keluar darah menetes.
2. Kala II
Kala II adalah kala pengeluaran janin yang ditandai dengan pembukaan
serviks secara lengkap (10 cm) hingga lahirnya janin secara keseluruhan.
a. Tanda dan gejala :
1) His lebih kuat dan cepat
2) Ibu ingin mengedan
3) Perineum menonjol
4) Vulva dan anus membuka
5) Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
6) Kepala telah turun di dasar panggul
b. Fisiologi kala II
Bila kepala janin sampai di dasar panggul, vulva mulai membuka, rambut
kepala kelihatan. Tiap his kepala lebih maju, anus terbuka, perineum meregang,
penolong harus menahan perineum dengan tangan kanan beralaskan kain kasa
atau kain duk steril, supaya tidak terjadi robekan.
3. Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi lengkap dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dengan lengkap. Pada orang normal, menurut Galdeyro-Barcla,
plasenta akan lahir spontan dalam 6 menit. Ada juga yang mengatakan bahwa
plasenta akan lahir spontan dalam 10-15 menit. Dapat ditunggu sampai 1 jam. Tetapi
bila terjadi perdarahan maka plasenta harus segera dilahirkan.
a. Mekanisme pelepasan uri
Kontraksi rahim akan mengurangi area plasenta, karena rahim bertambah
kecil dan dindingnya bertambah berat beberapa cm. Kontraksi-kontraksi tadi
menyebabkan bagian-bagian yang longgar dan lemah dari uri pada dinding rahim.
Bagian ini akan terlepas, mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya dan
tinggal bebas dalam cavum uteri. Kadang-kadang ada sebagian kecil uri yang
masih melekat pada dinding rahim.
Proses pelepasan uri ini biasanya setahap demi setahap dan pengumpulan
darah dibelakang uri akan membantu pelepasan uri ini. Bila pelepasan sudah
komplit, maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas di SBR, lalu ke
vagina dan dilahirkan. Selaput ketubanpun dikeluarkan, sebagian oleh kontraksi
rahim, sebagian sewaktu keluarnya uri.
b. Kala III terdiri dari 2 fase yaitu :
1) Fase pelepasan uri
Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini yang paling sering ada
sekitar 80% yang lepas duluan adalah bagian tengah, lalu terjadi retroplasental
hematoma yang menolak uri mula-mula bagian tengah, kemudian seluruhnya.
Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak
setelah uri lahir.
2) Fase pengeluaran uri
Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong ke bawah,
yang oleh rahim sekarang dianggap sebagai benda asing. Hal ini dibantu pula
oleh tekanan abdominal atau mengedan, maka uri akan dilahirkan, 20% secara
spontan dan selebihnya memerlukan pertolongan.
Tanda dan gejala :
a) Bentuk uterus dan TFU
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta di dorong kebawah,
bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi diatas pusat (seringkali
mengarah kesisi kanan).
b) Tali pusat memanjang
Semburan darah yang tiba-tiba yang diikuti dengan memanjangnya
tali pusat keluar vagina menandakan pelepasan plasenta dari dinding
uterus.
c) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari gravitasi. Semburan
darah yang tiba-tiba menandakan bahwa kantung retroplasenta telah robek
ketika plasenta memisah.
4. Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa kritis ibu dan anak, bukan hanya proses
secar fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu
sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive
karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia, uteri, robekan pada serviks
dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal 100-300 cc, bila perdarahan diatas
500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan
belum boleh dipindahkan ke kamarnya.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan, waktu
pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis.
G. Komplikasi
1. Pusing kemungkinan ibu menderita anemia yang bisa menyebabkan perdarahan post
partum.
2. Ketuban pecah sebelum waktunya
3. Persalinan prematur
4. Kehamilan post matur dan post maturitas
5. Tidak ada kemajuan dalam persalinan
6. Emboli cairan ketuban
7. DJJ yang abnormal
KONSEP KEPERAWATAN

INPARTUS

A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Biodata klien meliputi :
Nama, umur : dalam kategori usia subur (15-49 tahun). Bila didapatkan
terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun)
merupakan kelompok resiko tinggi. Pendidikan, pekerjaan dan alamat klien.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan
selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.
c. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38-
42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah
pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show
(pengeluaran darah campur lendir), kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat
persalinan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan hamil
kembar pada klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan penyakit
tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya.
f. Riwayat Obstetri
Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu), prematur
kurang dari 37 minggu. Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa
pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada primigravida persalinan berlangsung
13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung
8 jam dengan 2 cm / jam.
2. Pola Kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi : Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang
menurun.
b. Istirahat tidur : Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada
letak punggung anak,klien sulit tidur terutama kala I-IV.
c. Aktivitas : Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat
lelah, capai, lesu.Pada kala I apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam
PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk/berjalan-jalan disekitar
ruangan/kamar bersalin. Pada kala II kepala janin sudah masuk rongga PAP klien
dalam posisi miring ke kanan/kiri .
d. Eliminasi : Adanya perasaan sering/susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
e. Personal Hygiene : Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu/alas kaki dengan tumit tinggi
agar tidak dipakai lagi.
f. Seksual : Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual /
fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis
2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
3. Ansietas berhubungan denganKekhawatiran mengalami kegagalan
4. Ketidaknyamanan Pasca Partum berhubungan dengan Trauma perineum selama
persalinan dan kelahiran
C. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Manajemen nyeri
Observasi
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
d. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
e. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
f. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
g. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
Terapi Relaksasi
Observasi
a. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
b. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
c. Gunakan pakaian longgar
Edukasi
d. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia
e. Anjurkan mengambil posisi nyaman
f. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi nafas dalam
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
Reduksi Ansietas
Observasi
a. Monitor tanda-tanda ansietas
Terapeutik
b. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
c. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi
d. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
e. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Kolaborasi
f. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
4. Ketidaknyamanan Pasca Partum berhubungan dengan Trauma perineum selama
persalinan dan kelahiran
Perawatan Pascapersalinan
Observasi
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Monitor keadaan lokia (warna, jumlah, bau)
c. `Periksa perineum atau robekan
d. Monitor nyeri
Terapeutik
e. Berikan kenyamanan pada ibu
f. Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa postpartum
Edukasi
g. Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
h. Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
i. Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara nonfarmakologis
Kolaborasi
j. Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Oktarina, Mika (2016) Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta:
Deepublish.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. PPNI 2017
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan Keparawatan Edisi 1. PPNI
2017
Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1
Cetakan II. PPNI 2017
https://doplayer.info/73051328-Lp-intra-natal-laporan-pendahuluan-intra-natal.html

Anda mungkin juga menyukai