Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASKEP PERSALINAN KALA IV

DOSEN PENGAMPU :

Kelompok IV
1. ADE SINTIA
2. IVANA DWI REGITA
3. JELITA ROMAITO SIRAIT
4. M. NANDA YANIKO
5. NADIA SAVITRI
6. RIRIS NAPITUPULU
7. SARI TRIANDA
8. SHINTA HABIBAH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita, sehingga kami tim penyusun berhasil menyelesaikan makalah
sederhana ini.
Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat nya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca dan  mempelajari
tentang PENYAKIT DHF
Kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Makalah yang kami susun ini
tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai tim
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Jambi, Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................i


Daftar Isi..........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang........................................................................................................
B. Rumusan masalah...................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................

Bab II Pembahsan
A. Pengertian...............................................................................................................
B. Asuhan Dan Pemantauan Pada Kala IV.................................................................
C. Bentuk Tindakan.....................................................................................................
D. Pemantauan Lanjut Kala IV...................................................................................
E. Tanda Bahaya Kala IV...........................................................................................
F. Pemantauan Keadaan Umum Ibu pada Kala IV.....................................................
G. Rokemendasi Kebijakan Teknik Asuhan Persalinan dan Kelahiran......................
H. Perdarahan dalam kala IV.......................................................................................
I. Komplikasi..............................................................................................................

Bab III Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan
ilmu obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun beranak masih
mempunyai peranan penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama dinegara-
negara berkembang.
Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di
rumah atau di rumah sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya
dijumpai komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik
dapat mencegah komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara
berkembang adalah tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da sosio-medis
masih memegang peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju. (Sinopsis Obstetri
1998:101)
Jadi persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan
melalui jalan lahir atau jalan lainnya, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan kala
IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam setelah itu. Pemantauan pada kala
IV: kelengkapan plasenta dan selaput ketuban perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau
luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif. Keadan umum dan tanda-tanda
vital ibu.Untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian persalinan kala IV ?
2. Bagaimana asuhan dan pemantauan pada kala IV ?
3. Bagaimana bentuk tindakan pada persalinan kala IV ?
4. Bagaimana pemantauan lanjut kala IV ?
5. Bagaimana tanda bahaya kala IV ?
6. Bagaimana pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV ?
7. Bagaimana rokemendasi kebijakan teknik asuhan persalinan dan kelahiran ?
8. Bagaimana tindakan pada perdarahan dalam kala IV ?
9. Apa komplikasi pada persalinan kala IV ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian persalinan kala IV.
2. Untuk mengetahui asuhan dan pemantauan pada kala IV.
3. Untuk mengetahui bentuk tindakan pada persalinan kala IV.
4. Untuk mengetahui pemantauan lanjut kala IV.
5. Untuk mengetahui tanda bahaya kala IV.
6. Untuk mengetahui pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV.
7. Untuk mengetahui rokemendasi kebijakan teknik asuhan persalinan dan kelahiran.
8. Untuk mengetahui tindakan pada perdarahan dalam kala IV.
9. Untuk mengetahui komplikasi pada persalinan kala IV.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di
luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan
adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).

Macam-macam persalinan, yaitu :

1. Persalinan spontan      : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan sendiri dan


melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan        : Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
forcep
3. Persalinan anjuran       : Persalinan yang tidak dimulai sendiri, tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocyn / prostaglandin.

Tahapan persalinan adalah :

1. Kala I : Pembukaan Sevik – 10 cm (lengkap).


2. Kala II : Pengeluaran janin.
3. Kala III : Pengeluaran & pelepasan plasenta.
4. IV : dari lahirnya uri selama 1 – 2 jam
Kala IV persalinan adalah waktu setelah plasenta lahir sampai empat jam pertama
setelah melahirkan. (Sri Hari Ujiiningty1as, 2009)
Menurut Reni Saswita, 2011. Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:
a. Tingkat kesadaran
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.

B. Asuhan Dan Pemantauan Pada Kala IV

Menurut Reni Saswita, 2011 asuhan dan pemantauan pada kala IV yaitu:

 Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk merangsang uterus
berkontraksi.
 Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara pusat
dan fundus uteri.
 Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
 Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau episotomi).
 Evaluasi kondisi ibu secara umum
 Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di halaman
belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.

1. Fisiologi Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu.
2. Evaluasi Uterus
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika
masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus akan
mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan.
Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi
atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus
uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual.
3. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah
perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan,
oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan
terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.
 Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa anus
dengan rectal toucher.

        Laserasi dapat dikategorikan dalam :

1) Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2) Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum
(perlu dijahit).
3) Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.
4) Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.

C. Bentuk Tindakan

      Bentuk Tindakan Dalam Kala IV :

1) Mengikat tali pusat;


2) Memeriksa tinggi fundus uteri;
3) Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi;
4) Membersihkan ibu dari kotoran;
5) Memberikan cukup istirahat;
6) Menyusui segera;
7) Membantu ibu ke kamar mandi;
8) Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi
ibu maupun bayi.

Tindakan Yang Tidak Bermanfaat :

1) Tampon vagina                                    : menyebabkan sumber infeksi.


2) Pemakaian gurita                                 : menyulitkan memeriksa kontraksi.
3) Memisahkan ibu dan bayi.
4) Menduduki sesuatu yang panas          : menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
tekanan darah, menambah perdarahan dan menyebabkan dehidrasi.
D. Pemantauan Lanjut Kala IV
Hal yang harus diperhatikan dalam pemantauan lanjut selama kala IV adalah :
1) Vital sign – Tekanan darah normal < 140/90 mmHg; Bila TD < 90/ 60 mmHg, N >
100 x/ menit (terjadi masalah); Masalah yang timbul kemungkinan adalah demam
atau perdarahan.
2) Suhu – S > 380 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi ataupun
infeksi.
3) Nadi
4) Pernafasan
5) Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik maka uterus teraba
lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat; Uterus lembek
(lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitosin atau methergin).
6) Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau
seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari
jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).
7) Kandung kencing – Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik.

E. Tanda Bahaya Kala IV

      Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :

1) Demam.
2) Perdarahan aktif.
3) Bekuan darah banyak.
4) Bau busuk dari vagina.
5) Pusing.
6) Lemas luar biasa.
7) Kesulitan dalam menyusui.
8) Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

F. Pemantauan Keadaan Umum Ibu pada Kala IV


Menurut Reni Saswita, 2011 Sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan dan terjadi dalam 4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Karena alasan ini, penting sekali untuk memantau ibu secara ketat segera
setelah setiap tahapan atau kala persalinan diselesaikan.
Hal-hal yang perlu dipantau selama dua jam pertama pasca persalinan.

 Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua pada kala
IV.
 Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras, setiap 15 menit dalam satu
jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala IV.
 Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada jam kedua
pascapersalinan.
 Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
 Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus, juga
bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek.

G. Rokemendasi Kebijakan Teknik Asuhan Persalinan dan Kelahiran

Menurut Reni Saswita, 2011 rokemendasi kebijakan teknik asuhan persalinan dan


kelahiran yaitu:

 Asuhan sayang ibu dan sayang bayi harus dimasukkan sebagai bagian dari persalinan
bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang hanya
memberikan dukungan.
 Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi sebagai suatu
catatan / rekam medik untuk persalinan.
 Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika ada indikasi. Proseduri 
ni bukan dibutuhkan jika ada infeksi / penyulit.
 Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi.
 Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu setidak-tidaknya 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai keadaan ibu stabil. Fundus harus diperiksa setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Masase fundus
harus dilakukan sesuai kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap baik,
perdarahan minimal, dan dapat dilakukan tindakan pencegahan.
 Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus sering diperiksa dan
dimasase sampai tonus baik. Ibu atau anggota keluarga dapat diajarkan untuk
melakukan masase fundus.
 Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera diselimuti dan
dikeringkan, juga dijaga kehangatannya untuk mencegah hipotermi.
 Obat-obat esensial, bahan, dan perlengakapan harus disediakan oleh petugas dan
keluarga.

H. Perdarahan dalam kala IV

Menurut Reni Saswita, 2011 jika ada perdarahan dalam kala IV dan kontraksi
rahim kurang baik, segera disuntikkan 0,2 mg ergonovin atau metilergonovin
intramuskular, uterus ditekan untuk mengeluarkan gumpalan darah dan dilakukan masase.
Seandainya perdarahan belum berhenti juga ditambah dengan suntikan metil ergonovin
lagi, tetapi sekarang  intravena dan dipasang oksitosin drip 10 unit dalam 500 cc glukosa;
selama tindakan ini masase diteruskan.Jika masih ada juga perdarahan, jangan terus
terfiksasi pada atonia uteri, tetapi pertimbangkan juga kemungkinan lain, seperti robekan
serviks, sisa plasenta suksenturiata, ruptura uteri, dan koagulopati. Oleh karena itu, jika
kemungkinan ini belum dikesampingkan, dilakukan pemeriksaan in spekulo dan
eksplorasi kavum uteri.

Kita harus mencurigai adanya koagulopati dalam kala IV jika dengan usaha-usaha
yang lazim dan setelah dikesampingkan robekan serviks dan robekan rahim perdarahan
melampaui 1000 cc, walaupun darah. Yang keluar dari jalan lahir membeku.Dalam hal ini
kita suntikkan trasilol 200.000 unit intravena (proteinase inhibitor). Jika masih ada
perdarahan, dilaksanakan kompresi bimanual secara hamilton, yaitu : satu tangan masuk
ke dalam vagina dan tangan ini yang dijadikan tinju dengan rotasi merangsang dinding
depan rahim, sedangkan tangan luar menekan dinding perut di atas fundus hingga dapat
merangsang dinding belakang rahim. Dengan demikian, uterus ditekan dan dirangsang
antara tangan dalam dan tangan luar.Perasat ini sekurang-kurangnya dilakukan selama 15
menit.Selama perasat-perasat ini diusahakan darah hingga jika kompresi bimauil tidak
berhasil, keadaan pasien masih cukup baik untuk melakukan histerektomi.

I. Komplikasi
 Atonia Uteri
 Infeksi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002). Kala IV persalinan adalah
waktu setelah plasenta lahir sampai empat jam pertama setelah melahirkan. (Sri Hari
Ujiiningtyas, 2009).

Tahapan persalinan adalah :

1) Kala I : Pembukaan Sevik – 10 cm (lengkap).


2) Kala II : Pengeluaran janin.
3) Kala III : Pengeluaran & pelepasan plasenta.
4) Kala IV : dari lahirnya uri selama 1 – 2 jam
B. Saran

Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman
sesama mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Muslihatun Wafi, 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Yogyakarta.Fitramaya

Draft, Acuan Pelatihan Pelayanan Dasar Kebidanan. Dep.Kes. RI, 2004, Asuhan Persalinan
Normal, Jakarta.

Faisol, Abdul. 2012. http://icoel.wordpress.com/kebidanan/kala-ii-persalinan/.  Di akses


tanggal 21 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai