DOSEN PENGAMPU :
Kelompok IV
1. ADE SINTIA
2. IVANA DWI REGITA
3. JELITA ROMAITO SIRAIT
4. M. NANDA YANIKO
5. NADIA SAVITRI
6. RIRIS NAPITUPULU
7. SARI TRIANDA
8. SHINTA HABIBAH
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita, sehingga kami tim penyusun berhasil menyelesaikan makalah
sederhana ini.
Shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat nya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca dan mempelajari
tentang PENYAKIT DHF
Kami menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak. Makalah yang kami susun ini
tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai tim
penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab II Pembahsan
A. Pengertian...............................................................................................................
B. Asuhan Dan Pemantauan Pada Kala IV.................................................................
C. Bentuk Tindakan.....................................................................................................
D. Pemantauan Lanjut Kala IV...................................................................................
E. Tanda Bahaya Kala IV...........................................................................................
F. Pemantauan Keadaan Umum Ibu pada Kala IV.....................................................
G. Rokemendasi Kebijakan Teknik Asuhan Persalinan dan Kelahiran......................
H. Perdarahan dalam kala IV.......................................................................................
I. Komplikasi..............................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan
ilmu obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun beranak masih
mempunyai peranan penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama dinegara-
negara berkembang.
Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di
rumah atau di rumah sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya
dijumpai komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik
dapat mencegah komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara
berkembang adalah tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da sosio-medis
masih memegang peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju. (Sinopsis Obstetri
1998:101)
Jadi persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan
melalui jalan lahir atau jalan lainnya, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Persalinan kala
IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam setelah itu. Pemantauan pada kala
IV: kelengkapan plasenta dan selaput ketuban perkiraan pengeluaran darah, laserasi atau
luka episiotomi pada perineum dengan perdarahan aktif. Keadan umum dan tanda-tanda
vital ibu.Untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian persalinan kala IV ?
2. Bagaimana asuhan dan pemantauan pada kala IV ?
3. Bagaimana bentuk tindakan pada persalinan kala IV ?
4. Bagaimana pemantauan lanjut kala IV ?
5. Bagaimana tanda bahaya kala IV ?
6. Bagaimana pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV ?
7. Bagaimana rokemendasi kebijakan teknik asuhan persalinan dan kelahiran ?
8. Bagaimana tindakan pada perdarahan dalam kala IV ?
9. Apa komplikasi pada persalinan kala IV ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian persalinan kala IV.
2. Untuk mengetahui asuhan dan pemantauan pada kala IV.
3. Untuk mengetahui bentuk tindakan pada persalinan kala IV.
4. Untuk mengetahui pemantauan lanjut kala IV.
5. Untuk mengetahui tanda bahaya kala IV.
6. Untuk mengetahui pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV.
7. Untuk mengetahui rokemendasi kebijakan teknik asuhan persalinan dan kelahiran.
8. Untuk mengetahui tindakan pada perdarahan dalam kala IV.
9. Untuk mengetahui komplikasi pada persalinan kala IV.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di
luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan
adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam
waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).
Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk merangsang uterus
berkontraksi.
Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara pusat
dan fundus uteri.
Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau episotomi).
Evaluasi kondisi ibu secara umum
Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di halaman
belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
1. Fisiologi Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu.
2. Evaluasi Uterus
Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika
masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus akan
mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan.
Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi
atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus
uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual.
3. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah
perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan,
oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan
terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.
Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa anus
dengan rectal toucher.
1) Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
2) Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum
(perlu dijahit).
3) Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.
4) Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.
C. Bentuk Tindakan
Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :
1) Demam.
2) Perdarahan aktif.
3) Bekuan darah banyak.
4) Bau busuk dari vagina.
5) Pusing.
6) Lemas luar biasa.
7) Kesulitan dalam menyusui.
8) Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua pada kala
IV.
Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras, setiap 15 menit dalam satu
jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala IV.
Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada jam kedua
pascapersalinan.
Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus, juga
bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek.
Asuhan sayang ibu dan sayang bayi harus dimasukkan sebagai bagian dari persalinan
bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang yang hanya
memberikan dukungan.
Partograf harus digunakan untuk memantau persalinan dan berfungsi sebagai suatu
catatan / rekam medik untuk persalinan.
Selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika ada indikasi. Proseduri
ni bukan dibutuhkan jika ada infeksi / penyulit.
Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu dan bayi.
Penolong persalinan harus tetap tinggal bersama ibu setidak-tidaknya 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai keadaan ibu stabil. Fundus harus diperiksa setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua. Masase fundus
harus dilakukan sesuai kebutuhan untuk memastikan tonus uterus tetap baik,
perdarahan minimal, dan dapat dilakukan tindakan pencegahan.
Selama 24 jam pertama setelah persalinan, fundus harus sering diperiksa dan
dimasase sampai tonus baik. Ibu atau anggota keluarga dapat diajarkan untuk
melakukan masase fundus.
Segera setelah lahir, seluruh tubuh terutama kepala bayi harus segera diselimuti dan
dikeringkan, juga dijaga kehangatannya untuk mencegah hipotermi.
Obat-obat esensial, bahan, dan perlengakapan harus disediakan oleh petugas dan
keluarga.
Menurut Reni Saswita, 2011 jika ada perdarahan dalam kala IV dan kontraksi
rahim kurang baik, segera disuntikkan 0,2 mg ergonovin atau metilergonovin
intramuskular, uterus ditekan untuk mengeluarkan gumpalan darah dan dilakukan masase.
Seandainya perdarahan belum berhenti juga ditambah dengan suntikan metil ergonovin
lagi, tetapi sekarang intravena dan dipasang oksitosin drip 10 unit dalam 500 cc glukosa;
selama tindakan ini masase diteruskan.Jika masih ada juga perdarahan, jangan terus
terfiksasi pada atonia uteri, tetapi pertimbangkan juga kemungkinan lain, seperti robekan
serviks, sisa plasenta suksenturiata, ruptura uteri, dan koagulopati. Oleh karena itu, jika
kemungkinan ini belum dikesampingkan, dilakukan pemeriksaan in spekulo dan
eksplorasi kavum uteri.
Kita harus mencurigai adanya koagulopati dalam kala IV jika dengan usaha-usaha
yang lazim dan setelah dikesampingkan robekan serviks dan robekan rahim perdarahan
melampaui 1000 cc, walaupun darah. Yang keluar dari jalan lahir membeku.Dalam hal ini
kita suntikkan trasilol 200.000 unit intravena (proteinase inhibitor). Jika masih ada
perdarahan, dilaksanakan kompresi bimanual secara hamilton, yaitu : satu tangan masuk
ke dalam vagina dan tangan ini yang dijadikan tinju dengan rotasi merangsang dinding
depan rahim, sedangkan tangan luar menekan dinding perut di atas fundus hingga dapat
merangsang dinding belakang rahim. Dengan demikian, uterus ditekan dan dirangsang
antara tangan dalam dan tangan luar.Perasat ini sekurang-kurangnya dilakukan selama 15
menit.Selama perasat-perasat ini diusahakan darah hingga jika kompresi bimauil tidak
berhasil, keadaan pasien masih cukup baik untuk melakukan histerektomi.
I. Komplikasi
Atonia Uteri
Infeksi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002). Kala IV persalinan adalah
waktu setelah plasenta lahir sampai empat jam pertama setelah melahirkan. (Sri Hari
Ujiiningtyas, 2009).
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman
sesama mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Draft, Acuan Pelatihan Pelayanan Dasar Kebidanan. Dep.Kes. RI, 2004, Asuhan Persalinan
Normal, Jakarta.