Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

PEMANTAUAN KALA IV DI RUANG PONEK RUMAH SAKIT

ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Pendidikan Profesi Bidan

DISUSUN OLEH :

GRATIA ESTHER HENDY NOVYANTI

NIM. 23083017

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA


TAHUN 2024

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan mengenai “Asuhan Kebidanan Persalinan Pemantauan Kala IV di
Ruang Ponek RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda”.
Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini penulis mengalami beberapa
hambatan dan kesulitan, namun atas bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak
laporan pendahuluan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan pendahuluan ini.
Dalam hal ini menyadari di dalam laporan pendahuluan ini mungkin
terdapat kesalahan-kesalahan, Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
saya harapkan untuk hasil yang lebih baik. Harapan saya semoga laporan
pendahulua mengenai “Asuhan Kebidanan Persalinan Pemantauan Kala IV di
Ruang Ponek RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda”.ini dapat bermanfaat
terutama bagi saya dan untuk semua orang yang membaca.

Samarinda, 3 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................................

B. Tujuan..........................................................................................................................

C. Manfaat........................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................

A. Persalinan....................................................................................................................

B. Fisiologi Persalinan Kala IV.......................................................................................

C. Bentuk Kegawatdaruratan Kala III dan Kala IV.........................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan slaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sulfianti et al, 2020).
Pada masa nifas, sebagian besar kesakitan dan kematian ibu akibat
perdarahan pasca persalinan terjadi dalam 4 jam pertama setelah kelahiran bayi.
Karena alasan ini, sangatlah penting untuk memantau ibu secara ketat segera
setelah persalinan. Jika tanda-tanda vital dan kontraksi uterus masih dalam batas
normal selama dua jam pertama pasca persalinan, mungkin ibu tidak akan
mengalami perdarahan pasca persalinan. Penting untuk berada di samping ibu dan
bayinya selama dua jam pertama pasca persalinan dengan tujuan untuk memantau
tanda-tanda vital ibu, memastikan uterus berkontraksi dengan baik, suhu tubuh ibu
dalam keadaan normal, menilai perdarahan yang ke luar, serta memantau
keinginan ibu untuk berkemih (JNPK-KR, 2015 dalam Handayani 2020).
Kala IV adalah dimulai dari lahir plasenta sampai dua jam pertama
postpartum untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan
postpartum. Kala IV pada primigravida dan multigravida sama-sama berlangsung
selama dua jam (Jannah, 2017 dalam Defa 2018).
Observasi yang dilakukan pada kala IV meliputi evaluasi uterus,
pemeriksaan dan evaluasi serviks, vagina dan perineum, pemeriksan dan evaluasi
plasenta, selaput dan tali pusat, penjahitan kembali episotomi dan laserasi (jika
ada), pemantauan dan evaluasi lanjut tanda vital, kontraksi uterus, lokea,
perdarahan dan kandung kemih (Defa 2018).

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Mampu Memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan pada
persalinan sesuai dengan manajemen Asuhan Kebidanan dan
Mendokumentasikannya.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa Mampu :
a. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif.
b. Menganalisa data untuk menentukan diagnosis aktual dan diagnosis
potensial yang mungkin timbul pada ibu bersalin.
c. Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera.
d. Merencanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh berdasarkan
kebutuhan ibu bersalin
e. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun
f. Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang dilaksanakan
g. Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan

C. Manfaat
Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :
1. Bagi Pelayanan Kesehatan :
a. Sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan bagi bidan sebagai
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan keterampilan bagi bidan
sebagai tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam menyusun
SOAP tentang asuhan kebidanan persalinan di institusi pelayanan
kesehatan.
2. Bagi Pasien :
a. Sebagai bahan referensi menambah pengetahuan.
b. Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan menjadi yang lebih baik.

2
3. Bagi Penulis :
a. Sebagai bahan pembelajaran, menambah pengetahuan dan meningkatkan
asuhan kebidanan persalinan.
b. Memenuhi salah satu tugas praktek profesi bidan pada stase persalinan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Jannah,
2017 dalam Defa 2018).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu.Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu ) tampa disertai adanya penyulit
(Damayanti, 2014 dalam Defa 2018).
Persalinan kala IV dimulai dengan kelahiran plasenta dan berakhir 2 jam
kemudian. Periode ini merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu,
terutama kematian disebabkan perdarahan. Selama kala IV, bidan harus memantau
ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.
Setelah pengeluaran plasenta , uterus biasanya berada pada tengah dari abdomen
kira – kira 2/3 antara symphysis pubis dan umbilicus atau berada tepat diatas
umbilicus (Rosyanti,2018).
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta
lahir.Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus
kembali dalam bentuk normal.Hal ini dapat dilakukan dengan rangsangan
taktil(masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.Perlu juga
dipastikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang tersisa dalam
uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi perdarahan lanjut (Sumarah dalam
Walyani, 2015.dalam Defa 2018).

4
B. Fisiologi Persalinan Kala IV
Fisiologi persalinan kala IV adalah waktu setelah plasenta lahir sampai
empat jam pertama setelah melahirkan (Sri Hari Ujiiningtyas, 2009 Yulizawati,
2019). Menurut Reni Saswita, 2011 dalam Yulizawati,2019. Kala IV dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV:
a. Tingkat kesadaran
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya
tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
Asuhan dan Pemantauan pada Kala IV yaitu:
1) Lakukan rangsangan taktil (seperti pemijatan) pada uterus, untuk merangsang
uterus berkontraksi
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara
pusat dan fundus uteri.
3) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4) Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau
episotomi).
5) Evaluasi kondisi ibu secara umum
6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di
halaman belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah
penilaian dilakukan.
Pemantauan Keadaan Umum Ibu pada Kala IV Sebagian besar kejadian
kesakitan dan kematian ibu disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan dan
terjadi dalam 4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena alasan ini, penting
sekali untuk memantau ibu secara ketat segera setelah setiap tahapan atau kala
persalinan diselesaikan. Hal-hal yang perlu dipantau selama dua jam pertama
pasca persalinan.

5
1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam
kedua pada kala IV.
2) Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras, setiap 15 menit
dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala IV.
3) Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada jam kedua
pascapersalinan.
4) Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu
jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
5) Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan
uterus, juga bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek.

C. Bentuk Kegawatdaruratan Kala III dan Kala IV


1. Antonia Uteri
Antonia Uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim
yang menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir (Sri, 2020). Atonia
uteri dapat dicegah dengan Managemen aktif kala III, yaitu pemberian
oksitosin segera setelah bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM, atau 5U IM dan
5 U Intravenous atau 10-20 U perliter Intravenous drips 100-150 cc/jam.
Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan
pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat
tersebut sebagai terapi. Menejemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah
perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi
darah.Oksitosin mempunyai onset yang cepat, dan tidak menyebabkan
kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti preparat ergometrin.
Masa paruh oksitosin lebih cepat dari Ergometrin yaitu 5-15 menit.
Prostaglandin (Misoprostol) akhir-akhir ini digunakan sebagai pencegahan
perdarahan postpartum.
2. Retensio plasenta.
Retensio plasenta adalah plasenta masih berada didalam uterus
selama lebih dari setengah jam bayi lahir (Sri, 2020)

6
3. Emboli
Cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah
cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan
pernafasan yang akut dan shock. Dua puluh lima persen wanita yang
menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli cairan ketuban
jarang dijumpai. Kemungkinan banyak kasus tidak terdiagnosis yang dibuat
adalah shock obastetrik, perdarahan post partum atau edema pulmoner akut.
4. Robekan jalan lahir.
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan
kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari
perlukaan jalan lahir.
5. Robekan perineum
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama
dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum
umumnya terjadi di garis tengan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin
lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin
melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada
sirkumferensia suboksipito bregmatika.
Luka perinium, dibagi atas 4 tingkatan:
a. Tingkat I: Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa
mengenai kulit perineum
b. Tingkat II: Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea
transversalis, tetapi tidak mengenai spingter ani
c. Tingkat III: Robekan mengenai seluruh perinium dan otot spingter ani
d. Tingkat IV: Robekan sampai mukosa rectum
6. Robekan Serviks.
Bibir serviks uteri merupakan jaringan yang mudah mengalami
perlukaan saat persalinan karena perlukaan itu portio vaginalis uteri pada
seorang multipara terbagi menjadi bibir depan dan belakang. Robekan serviks
dapat menimbulkan perdarahan banyak khususnya bila jauh ke lateral sebab
di tempat terdapat ramus desenden dari arateria uterina. Perlukaan ini dapat
terjadi pada persalinan normal tapi lebih sering terjadi pada persalinan dengan

7
tindakan – tindakan pada pembukaan persalinan belum lengkap. Selain itu
penyebab lain robekan serviks adalah persalinan presipitatus. Pada partus ini
kontraksi rahim kuat dan sering didorong keluar dan pembukaan belum
lengkap. Diagnose perlukaan serviks dilakukan dengan speculum bibir
serviks dapat di jepit dengan cunam atromatik. Kemudian diperiksa secara
cermat sifat- sifat robekan tersebut. Bila ditemukan robekan serviks yang
memanjang, maka luka dijahit dari ujung yang paling atas, terus ke bawah.
Pada perlukaan serviks yang berbentuk melingkar, diperiksa dahulu apakah
sebagian besar dari serviks sudah lepas atau tidak. Jika belum lepas, bagian
yang belum lepas itu dipotong dari serviks, jika yang lepas hanya sebagian
kecil saja itu dijahit lagi pada serviks. Perlukaan dirawat untuk menghentikan
perdarahan.
7. Inversio uteri
Merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam cavum
uteri, dapat secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini biasany disebabkan
pada saat melakukan persalinan plasenta secara Crede, dengan otot rahim
belum berkontraksi dengan baik. Inversio uteri memberikan rasa sakit yang
dapat menimbulkan keadaan syok.Pada inversio uteri, uterus terputar balik,
sehingga fundus uteri terdapat dalam vagina dengan selaput lendirnya sebelah
luar uterus dikatakan inversi jika uterus terbalik selama pelahiran plasenta.
Reposisi uterus harus dilakukan segera. Semakin lama cincin konstriksi di
sekitar uterus yang inversi semakin kaku dan uterus lebih membengkak
karena terisi darah

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.D P1A0 DENGAN PEMANTAUAN


KALA IV DI RUANGAN IGD PONEK RSUD ABDOEL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA

Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2023


Jam :
Tempat Pengkajian : Ruang Ponek RSUD AWS
Nama Mahasiswa : Gratia Esther Hendy Novyanti
NIM : 230830017

Biodata
Ibu Suami
Nama : Ny. D
Umur :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Telpon/HP :

DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Masuk Ruangan
Keluar air-air dari jalan lahir
2. Keluhan utama

9
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT :
b. HPL :
c. Menarche umur 12 tahun, siklus 30 hari, lama 5-7 hari,
banyaknya 2 kali ganti pembalut
ANC teratur/tidak, frekuensi 7 kali

DAFTAR PUSTAKA

Defa. (2018). Asuhan kebidanan pada ny. n masa hamil sampai dengan nifas dan
pelayanan keluarga berencana di klinik Zahra kota Binjai. LTA
Nur, Z., Magfirah (2021). Asuhan Kebidanan Persalinan Normal di Desa Tanjung
Mulisa Kabupaten Aceh Timiang, Aceh. Jurnal Kebidanan Femina. 1(1)
Rosyanti, (2018). Persalinan. Buku Ajar.
‌Sri, H., Wiwin, R. (2020). Asuhan Kebidanan Komprehensif (Kehamilan, Persalinan,
Nifas dan Bayi Baru Lahir) Pada G3P2A0. Jurnal Ilmiah Multi Science
Kesehatan. 12(1)
Sulfianti (2020). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yayasan Kita Menulis.
Yulizawati, S., Aldina., Insani, A., Lusiana, S, E., Andriani, F. (2019). Kebidanan
Pada Persalinan, A. (n.d.). Buku Ajar.

10

Anda mungkin juga menyukai