Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO BUNUH DIRI”

Dosen Pengampu : Daryanto, S.Kp.,M.Kep

Kelompok III

1. Ade sintia
2. Jelita romaito sirait
3. Nadia savitri
4. Riris napitupulu
5. Sari trianda
6. Shinta habibah

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARANA TERAPAN EPERAWATAN TINGKAT II

POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI

2021
KASUS

Tn.K berusia 30 tahun merupakan penulis terkenal yang memiliki banyak


penggemar. Kesuksesannya tidak diimbangi dengan keharmonisan keluarga yang
diidamkan setiap keluarga. Tn.K memiliki riwayat masa lalu yang bisa dikatakan
suram. Ketika dia duduk di sekolah dasar, ibunya menikah lagi dengan laki-laki
kasar yang suka memukul. Hampir setiap hari dia, kakak, dan ibunya dipukul oleh
ayah tirinya tersebut. Sampai pada akhirnya ketika Tn.K dipukul oleh ayahnya,
kakaknya marah dan mengambil pisau, dan setelah terjadi beberapa kali
perdebatan, sang ayah tertusuk pisau dan meninggal. Karena sang kakak ingin
melindungi adiknya maka dia rela dipenjara, akan tetapi ternyata hukuman yang
dijatuhkan lama dan akhirnya sang kakak menghabiskan waktu 13 tahun
dipenjara. Karena kejadian itu, kakak Tn.K memiliki dendam kepada adiknya
yang pada akhirnya pada saat keluar penjara kakak Tn.K menyerang Tn.K dengan
menusuknya. Sejak kejadian itu, Tn.K mempunyai teman anak SMA yang
mengaku fansnya yang ternyata memiliki kisah yang sama dengan dirinya yaitu
sering dipukuli oleh ayahnya. Setelah teman-temannya menyelidiki, ternyata anak
SMA yang dimaksud Tn.K hanyalah teman khayalan yang dia ciptakan sendiri.
Dan karena teman khayalannya tersebut, Tn.K seringkali melukai dirinya demi
menyelamatkan anak SMA tersebut, sampai pernah kejadian dia menabrakkan
mobilnya untuk melindungi anak SMA tersebut dari bahaya. Sehingga Tn.K
seringkali mengalami bahaya sampai orang yang melihatnya Tn.K seperti bunuh
diri karena sering membahayakan dirinya sendiri. Dan Tn.K tidak mempercayai
ketika teman-temannya mengatakan bahwa anak SMA itu tidak nyata. Sehingga
dia dipaksa untuk dibawa di rumah sakit dan ternyata didiagnosis skizofrenia.
1. Pengkajian
a. Factor predisposisi
1) Diagnosis psikiatri
Tn.K dalam kasus tersebut didiagnosis skizofrenia.
2) Sifat kepribadian
Sifat kepribadian pada Tn.K yang meningkatkan resiko bunuh diri
adalah adanya teman khayalan sehingga Tn.K selalu berusaha
melindunginya dengan mengorbankan dirinya sendiri yang bisa
membahyakan.
3) Lingkungan psikososial
Tn.K mulai mengalami gangguan adalah ketika dia diserang dan
dicoba dibunuh oleh kakaknya yang baru keluar penjara dimana
kakaknya mengalami dendam terhadapnya.
4) Biologis
Tidak ada keturunan dari Tn.K yang sama memiliki gangguan
seperti dirinya.
5) Psikologis
Perilaku yang ditujukan oleh Tn.K dengan selalu melindungi
teman khayalannya yang merupakan cerminana dirinya tersebut karena
dia ingin teman khayalan tersebut tidak seperti dirinya sekarang. Dia
juga merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada kakaknya sehingga
dia juga tertekan. Tn.K akan selalu berusaha melindungi dengan cara
yang membahayakan dirinya tanpa dia sadari tersebut. Karena pada
dunia Tn.K, teman khayalan yang dia lihat itu nyata dan perlu
perlindungannya.
6) Sosiokultural:
Hubungan dengan orang disekitarnya, Tn.K memiliki hubungan
yang baik dan Tn.K merupaka tokoh yang diidolakan karena karya
bukunya. Akan tetapi, hubungan Tn.K dengan kakaknya sangat tidak
baik. Dan hal tersebut salah satu yang melatarbelakangi apa yang
dialaminya sekarang.
b. Factor prepitasi
Faktor pencetus dari kasus diatas adalah adanya rasa bersalah
terhadap kakaknya, dan adanya perasaan dendam dari kakaknya yang terus
ingin menyerang Tn.K, sehingga teman khayalan Tn.K muncul sebagai
cerminan dirinya.
c. Respon terhadap stress
1) Kognitif
Kognitif klien sejak mengalami gangguan ini terganggu, yaitu
kemampuan menulisnya sangat menurun dan cenderung hanya
mengulang tulisan yang sudah pernah dia tulis sebelumnya.
2) Afektif
Tn.K seringkali merasakan cemas akan serangan dari kakaknya,
dan selain itu bayangan dari masa lalunya terus saja datang
membayangi
3) Fisiologis:
Tn.K sering kali merasakan keringat dingin dan susah tidur ketika
bayangan dari masa lalunya sudah mulai ada, dan Tn.K selalu
mencemaskan teman bayangannya.
4) Perilaku
Tn.K sehari-harinya berperilaku seperti orang normal lainnya
dalam menjalani aktivitas hariannya, hanya saja orang sekeliling Tn.K
sering melihat Tn.k mengobrol sendiri seolah ada orang lain
didepannya yang diajak mengobrol. Selain itu, Tn.K sering berperilaku
yang membahayakn seperti menabrakkan mobilnya sendiri dan
menjatuhkan dirinya sendiri seperti orang yang sedang dipukuli
5) Sosial
Hubungan sosial Tn.k dengan sekitar baik, tidak mengalami gangguan
d. Kemampuan mengatasi masalah atau sumber koping
1) Kemampuan personal:
Tn.K kurang bisa mengendalikan dirinya apabila sudah
menyangkut dengan teman bayangannya, sehingga menurut orang
sekitar Tn.K sering melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya.
2) Dukungan social:
Pada awalnya, keluarga dan temannya tidak mengetahui apa yang
sedang dialami Tn.K, akan tetapi ketika mengetahui Tn.K sedang sakit
keluarga dan temannya memberikan dukungan penuh pada Tn.K agar
cepat sembuh.
3) Asset material:
Tn.K merupakan penulis terkenal, sehingga memiliki penghasilan
yang cukup untuk kehidupannya dan keluarganya
4) Keyakinan positif:
Tn.K memiliki keyakinan penuh bahwa dirinya akan sembuh
dengan keyakinan padaNya, selain itu dukungan dari keluarga dan
orang sekitar juga menjadi penyemangat tersendiri baginya.

2. Diagnose keperawatan
Resiko bunuh diri

3. Intervensi keperawatan

Diagnose NOC NIC


Resiko Bunuh 1. Pengendalian diri 1. Membantu klien untuk
Diri terhadap bunuh mengenali masalah yang
diri sedang dialami.
2. Manajemen perilaku
a. Bantu klien untuk
menurunkan resiko perilaku
destruktif yang diarahkan
pada diri sendiri dengan
cara:
1) Kaji tingkatan resiko
yang dialami klien:
tinggi, sedang, rendah
2) Kaji level Long-Term
Risk: lifestyle,
dukungan sosial,
tindakan yang bisa
membahayakan dirinya
b. Bantu klien untuk
meningkatkan harga diri
1) Tidak menghakimi dan
bersikap empati
2) Mengidentifikasi aspek
positif yang dimiliki
3) Berikan jadwal
aktivitas harian yang
terencana untuk klien
dengan control impuls
yang rendah
4) Lakukan terapi
kelompok dan terapi
kognitif serta perilaku
bila diindikasikan
3. Surveillaince : safety
a. Berikan lingkungan yang
aman (safety)
1) Tempatkan klien di
ruang perawatan yang
mudah dipantau
2) Mengidentifikasi dan
mengamankan benda-
benda yang dapat
membahayakan klien
3) Berikan ruangan yang
nyaman, dan aman yaitu
dengan situsi
lingkungan yang cukup
cahaya dan jendela yang
tidak terbuka lebar
untuk menghindari
kemungkinan klien lari
dari ruang perawatan
4) Ketika memberikan
obat oral, dampingi
klien dan pastikan
semua obat telah
diminum
5) Monitor keadaan klien
scara kontinyu
6) Batasi orang dalam
ruangan klien
4. Active listening
a. Bantu klien untuk
mendapatkan dukungan
sosial
1) Informasikan kepada
keluarga dan saudara
bahwa klien
membutuhkan
dukungan sosial yang
adekuat
2) Dorong klien
melakukan aktivitas
sosial
3) Jadilah pendengar yang
baik bagi klien dan
bantu klien untuk
mengatasi masalah
5. Afirmasi positif
6. Berikan reinforcement positif
kepada klien

4. Implementasi
Melakukan apa yang sudah direncanakan di intervensi kepada klien

5. Evaluasi
S : Tuliskan apa yang masih dirasakan klien
a. Klien masih sering melihat teman bayangannya setiap waktu yang
seolah- olah selalu meminta bantuannya
O : Klien masih terlihat sering berbicara sendiri seolah ada lawan bicara
didepannya.
A : Tanda gejala yang masih ada atau yang sudah hilang
a. klien masih terlihat murung dan melakukan hal yang mengarah pada
mencedari diri dengan alasan melindungi temannya
b. klien masih sering mengobrolsendiri
c. klien masih menaganggap bahwa temannya itu nyata

P : Lanjutkan intervensi no 2, 4, 5, 6

Anda mungkin juga menyukai