Anda di halaman 1dari 7

Contoh Kasus

Tn.K berusia 28 tahun merupakan penulis terkenal yang memiliki banyak


penggemar. Kesuksesannya tidak diimbangi dengan keharmonisan keluarga yang
diidamkan setiap keluarga. Tn.K memiliki riwayat masa lalu yang bisa dikatakan suram.
Ketika dia duduk di sekolah dasar, ibunya menikah lagi dengan laki-laki kasar yang
suka memukul. Hampir setiap hari dia, kakak, dan ibunya dipukul oleh ayah tirinya
tersebut. Sampai pada akhirnya ketika Tn.K dipukul oleh ayahnya, kakaknya marah dan
mengambil pisau, dan setelah terjadi beberapa kali perdebatan, sang ayah tertusuk pisau
dan meninggal. Karena sang kakak ingin melindungi adiknya maka dia rela dipenjara,
akan tetapi ternyata hukuman yang dijatuhkan lama dan akhirnya sang kakak
menghabiskan waktu 13 tahun dipenjara. Karena kejadian itu, kakak Tn.K memiliki
dendam kepada adiknya yang pada akhirnya pada saat keluar penjara kakak Tn.K
menyerang Tn.K dengan menusuknya. Sejak kejadian itu, Tn.K mempunyai teman anak
SMA yang mengaku fansnya yang ternyata memiliki kisah yang sama dengan dirinya
yaitu sering dipukuli oleh ayahnya. Setelah teman-temannya menyelidiki, ternyata anak
SMA yang dimaksud Tn.K hanyalah teman khayalan yang dia ciptakan sendiri. Dan
karena teman khayalannya tersebut, Tn.K seringkali melukai dirinya demi
menyelamatkan anak SMA tersebut, sampai pernah kejadian dia menabrakkan mobilnya
untuk melindungi anak SMA tersebut dari bahaya. Sehingga Tn.K seringkali mengalami
bahaya sampai orang yang melihatnya Tn.K seperti bunuh diri karena sering
membahayakan dirinya sendiri. Dan Tn.K tidak mempercayai ketika teman-temannya
mengatakan bahwa anak SMA itu tidak nyata. Sehingga dia dipaksa untuk dibawa di
rumah sakit dan ternyata didiagnosis skizopfrenia.
Pengkajian
a. Faktor predisposisi
1) Diagnosis psikiatri
Tn.K dalam kasus tersebut didiagnosis skizofrenia.
2) Sifat kepribadian
Sifat kepribadian pada Tn.K yang meningkatkan resiko bunuh diri adalah
adanya teman khayalan sehingga Tn.K selalu berusaha melindunginya
dengan mengorbankan dirinya sendiri yang bisa membahyakan.
3) Lingkungan psikososial
Tn.K mulai mengalami gangguan adalah ketika dia diserang dan dicoba
dibunuh oleh kakaknya yang baru keluar penjara dimana kakaknya
mengalami dendam terhadapnya.
4) Biologis
Tidak ada keturunan dari Tn.K yang sama memiliki gangguan seperti
dirinya.
5) Psikologis
Perilaku yang ditujukan oleh Tn.K dengan selalu melindungi teman
khayalannya yang merupakan cerminana dirinya tersebut karena dia ingin
teman khayalan tersebut tidak seperti dirinya sekarang. Dia juga merasa
bersalah dengan apa yang terjadi pada kakaknya sehingga dia juga
tertekan. Tn.K akan selalu berusaha melindungi dengan cara yang
membahayakan dirinya tanpa dia sadari tersebut. Karena pada dunia Tn.K,
teman khayalan yang dia lihat itu nyata dan perlu perlindungannya.
6) Sosiokultural:
Hubungan dengan orang disekitarnya, Tn.K memiliki hubungan yang baik
dan Tn.K merupaka tokoh yang diidolakan karena karya bukunya. Akan
tetapi, hubungan Tn.K dengan kakaknya sangat tidak baik. Dan hal
tersebut salah satu yang melatarbelakangi apa yang dialaminya sekarang.
b. Faktor prepitasi
Faktor pencetus dari kasus diatas adalah adanya rasa bersalah terhadap
kakaknya, dan adanya perasaan dendam dari kakaknya yang terus ingin
menyerang Tn.K, sehingga teman khayalan Tn.K muncul sebagai cerminan
dirinya.
c. Respon terhadap stres
1) Kognitif
Kognitif klien sejak mengalami gangguan ini terganggu, yaitu
kemampuan menulisnya sangat menurun dan cenderung hanya
mengulang tulisan yang sudah pernah dia tulis sebelumnya.
2) Afektif
Tn.K seringkali merasakan cemas akan serangan dari kakaknya, dan
selain itu bayangan dari masa lalunya terus saja datang membayangi
3) Fisiologis:
Tn.K sering kali merasakan keringat dingin dan susah tidur ketika
bayangan dari masa lalunya sudah mulai ada, dan Tn.K selalu
mencemaskan teman bayangannya.
4) Perilaku
Tn.K sehari-harinya berperilaku seperti orang normal lainnya dalam
menjalani aktivitas hariannya, hanya saja orang sekeliling Tn.K sering
melihat Tn.k mengobrol sendiri seolah ada orang lain didepannya yang
diajak mengobrol. Selain itu, Tn.K sering berperilaku yang
membahayakn seperti menabrakkan mobilnya sendiri dan menjatuhkan
dirinya sendiri seperti orang yang sedang dipukuli
5) Sosial
Hubungan sosial Tn.k dengan sekitar baik, tidak mengalami gangguan
d. Kemampuan Mengatasi Masalah/ Sumber Coping
1) Kemampuan personal:
Tn.K kurang bisa mengendalikan dirinya apabila sudah menyangkut
dengan teman bayangannya, sehingga menurut orang sekitar Tn.K sering
melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya.
2) Dukungan social:
Pada awalnya, keluarga dan temannya tidak mengetahui apa yang sedang
dialami Tn.K, akan tetapi ketika mengetahui Tn.K sedang sakit keluarga
dan temannya memberikan dukungan penuh pada Tn.K agar cepat
sembuh.
3) Asset material:
Tn.K merupakan penulis terkenal, sehingga memiliki penghasilan yang
cukup untuk kehidupannya dan keluarganya
4) Keyakinan positif:
Tn.K memiliki keyakinan penuh bahwa dirinya akan sembuh dengan
keyakinan padaNya, selain itu dukungan dari keluarga dan orang sekitar
juga menjadi penyemangat tersendiri baginya.
Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
Intervensi Keperawatan
Diagnosa NOC NIC

Resiko Bunuh 1. Pengendalian Diri 1. Membantu klien untuk mengenali


Diri Terhadap Bunuh masalah yang sedang dialami.
Diri 2. Manajemen perilaku
a. Bantu klien untuk menurunkan
resiko perilaku destruktif yang
diarahkan pada diri sendiri
dengan cara:
1) Kaji tingkatan resiko yang
dialami klien: tinggi, sedang,
rendah
2) Kaji level Long-Term Risk:
lifestyle, dukungan sosial,
tindakan yang bisa
membahayakan dirinya
b. Bantu klien untuk meningkatkan
harga diri
1) Tidak menghakimi dan
bersikap empati
2) Mengidentifikasi aspek
positif yang dimiliki
3) Berikan jadwal aktivitas
harian yang terencana untuk
klien dengan control impuls
yang rendah
4) Lakukan terapi kelompok
dan terapi kognitif serta
perilaku bila diindikasikan

3. Surveillance: safety
a. Berikan lingkungan yang aman
(safety)
1) Tempatkan klien di ruang
perawatan yang mudah
dipantau
2) Mengidentifikasi dan
mengamankan benda-benda
yang dapat membahayakan
klien
3) Berikan ruangan yang
nyaman, dan aman yaitu
dengan situai lingkungan
yang cukup cahaya dan
jendela yang tidak terbuka
lebar untuk menghindari
kemungkinan klien lari dari
ruang perawatan
4) Ketika memberikan obat oral,
dampingi klien dan pastikan
semua obat telah diminum
5) Monitor keadaan klien scara
kontinyu
6) Batasi orang dalam ruangan
klien
4. Active Listening
a. Bantu klien untuk
mendapatkan dukungan sosial
1) Informasikan kepada
keluarga dan saudara bahwa
klien membutuhkan
dukungan sosial yang
adekuat
2) Dorong klien melakukan
aktivitas sosial
3) Jadilah pendengar yang baik
bagi klien dan bantu klien
untuk mengatasi masalah
5. Afirmasi Positif
6. Berikan reinforcement positif kepada
klien

Implementasi
Melakukan apa yang sudah direncakan di intervensi kepada klien
Evaluasi
S : Tuliskan apa yang masih dirasakan klien
a. Klien masih sering melihat teman bayangannya setiap waktu yang seolah-
olah selalu meminta bantuannya

O : Klien masih terlihat sering berbicara sendiri seolah ada lawan bicara
didepannya.
A : Tanda gejala yang masih ada atau yang sudah hilang
a. klien masih terlihat murung dan melakukan hal yang mengarah pada
mencedari diri dengan alasan melindungi temannya
b. klien masih sering mengobrolsendiri
c. klien masih menaganggap bahwa temannya itu nyata

P : Lanjutkan intervensi no 2, 4, 5,

Anda mungkin juga menyukai