Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kasus

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN – ATRIAL SEPTUM DEFEK


(ASD)

KEPERAWATAN ANAK

Oleh :
KELOMPOK 1

Sitti Miftah Rivai


Sunaryan M. Gani
Zuriyyah Iqdam Musa

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

T.A 2020-2021
KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek)
pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi
septum interatrial semasa janin.Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu lubang pada
dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan).
Kelainan jantung ini mirip seperti Ventrikel Septal Defect (VSD), tetapi letak
kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan keluhan
yang lebih ringan dibanding VSD.
Atrial Septal Defect (ASD) adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat
yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri.Kelainan jantung bawaan yang
memerlukan pembedahan jantung terbuka adalah defek sekat atrium.
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan dan kiri
melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek
sinus venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale terbuka pada
umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum yaitu kegagalan
pembentukan septum sekundum dan defek septum primum adalah kegagalan penutupan
septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada bantalan endokard.

B. MACAM-MACAM DEFEK
Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum
terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tanda
timbulnya sindrome Eisenmenger.Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka
pembedahan dikontraindikasikan.Tindakan bedah berupa penutupan dengan menjahit
langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan sepotong dakron.
Berdasarkan lokasi lubang, diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu:
1. Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum, mungkin disertai
kelainan katup mitral.
2. Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum.
3. Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan Atrium Kanan.

C. ETIOLOGI
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD, faktor – faktor
tersebut diantaranya:
1. Faktor prenatal
a. Ibu menderita infeksi rubella
b. Ibu Alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 Tahun
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
b. Ayah atau ibunya menderita penyakit jantung bawaan
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain

ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada
peredaran darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga
darah tidak perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya menutup.
Jika lubang ini tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan
(shunt). Penyebab dari tidak menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak diketahui.

D. PATOFISIOLOGI
Penyakit Jantung Bawaan dipengaruhi oleh faktor yaitu faktor genetik dan
maternal. Pada kelainan struktur jantung digolongkan menjadi penyakit jantung bawaan
asianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan asianotik
kondisi ini disebabkan oleh lesi yang memungkinkan darah shuntdari kiri ke sisi kanan
sirkulasi atau yang menghalangi aliran darah dengan penyempitan katup serta
pencampuran darah dari arteri (Padila, 2013).
Terdapat lubang antara atrium kanan dan kiri menimbulkan tekanan atrium kiri
kiri lebih besar ketimbang atrium kanan, sehingga darah akan mengalir dari atrium kiri
ke kanan. Darah yang mengalir dari atrium kiri ke kanan menimbulkan volume atrium
kanan meningkat menyebabkan hipertropi atrium kanan dan selain itu meningkatnya
volume dan tekanan atrium kanan maka darah akan mengalir ke ventrikel kanan dan
paru-paru juga meningkat. Hal ini menyebabkan penumpukan darah dan oksigen di paru
sehingga alveoli membesar dan terjadi pola nafasnya tidak efektif.

Volume di ventrikel kiri menurun disebabkan darah mengalir dari atrium kanan ke
atrium kiri. Hal ini akan menyebabkan kontraktilitas ventrikel kiri menurun sehingga
terjadi penurunan curah jantung.

Penurunan curah jantung menjadikan tubuh akan kurang oksigen dan kurang nafsu
makan. Kurangnya suplai oksigen ke tubuh membuat tubuh akan terasa lemas dan
pusing. Kurangnya nafsu makan menjadikan nutrisi tidak adekuat sehingga pertumbuhan
akan terhambat dan menyebabkan gangguan pertumbuhan perkembangan (Irnizarifka,
2011).

E. PATHWAY
Defek

Darah yg mengandung oksigen


Atrium kiri Atrium kanan

Pembesaran complain ventrikel kanan

Berkurangnya ketebalan dinding ventrikel kanan

Proses pembesaran volume, ukuran dan complain atrium kanan

Tekanan ventrikel kanan menurun


( meningkatkan shunt dari kiri ke kanan )

Vascular paru meningkat( sindrom eisenmenger)


Sirkulasi darah sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen
Hipotensi dan sianosis
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Rontgen dada
2. Ekokardiografi
3. Doppler berwarna
4. Ekokardiografi trans esophageal
5. Kateterisasi jantung
6. MRI dada
7. Foto thorax

G. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.
Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi sindrome
Eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis buruk.
2. Amplazer Septal Ocluder
3. Sadap jantung (bila diperlukan).
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
Bukti penambahan BB yang buruk, makan buruk, intoleransi aktivitas, postur
tubuh tidak umum, atau infeksi saluran pernapasan yang sering. Observasi anak
terhadap manifestasi ASD Pada Bayi.
a. Dispnea, khususnya setelah kerja fisik seperti makan, menangis, mengejan
b. Keletihan
c. Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)
Sebagian anak menderita KJB dapat tumbuh dan berkembang secara
normal. Pada kasus yang spesifik seperti VSD, ASD dan TF, pertumbuhan fisik
anak terganggu, terutama berat badannya. Anak kelihatan kurus dan mudah sakit,
terutama karena mengalami infeksi saluran pernapasan. Sedangkan untuk
perkembangannya yang sering mengalami gangguan adalah aspek motoriknya.
d. Pola Aktivitas
Anak-anak yang menderita TF sering tidak dapat melaksanakan aktivitas
sehari-hari secara normal. Apabila melakukan aktivitas yang membutuhkan
banyak energi, seperti berlari, bergerak, berjalan-jalan cukup jauh,
makan/minum yang tergesa-gesa, menangis atau tiba-tiba jongkok (squating),
anak dapat mengalami serangan sianosis. Hal ini dimaksudkan untuk
memperlancar aliran darah ke otak. Kadang-kadang tampak pasif dan lemah,
sehingga kurang mampu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari dan perlu
dibantu.

2. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap jantung.


a. Denyut arteri pulmonalis dapat diraba di dada
b. Pemeriksaan dengan stetoskop menunjukkan bunyi jantung yang Abnormal.
c. Bisa terdengar murmur akibat peningkatan aliran darah yang melalui katup
pulmonalis
d. Tanda-tanda gagal jantung
e. Jika shuntnya besar, murmur juga bisa terdengar akibat peningkatan aliran darah
yang mengalir melalui katup trikuspidalis
3. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital.
4. Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi:
a. Inspeksi
1) Status nutrisi–Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk
berhubungan dengan penyakit jantung.
2) Warna – Sianosis adalah gambaran umum dari penyakit jantung kongenital,
sedangkan pucat berhubungan dengan anemia, yang sering menyertai penyakit
jantung.
3) Deformitas dada – Pembesaran jantung terkadang mengubah konfigurasi dada.
4) Pulsasi tidak umum – Terkadang terjadi pulsasi yang dapat dilihat.
5) Ekskursi pernapasan – Pernapasan mudah atau sulit (mis; takipnea, dispnea,
adanya dengkur ekspirasi).
6) Jari tabuh – Berhubungan dengan beberapa type penyakit jantung kongenital.
7) Perilaku – Memilih posisi lutut dada atau berjongkok merupakan ciri khas dari
beberapa jenis penyakit jantung.
b. Palpasi dan perkusi
1) Dada – Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan karakteristik
lain (seperti thrill-vibrilasi yang dirasakan pemeriksa saat mampalpasi)
2) Abdomen – Hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin terlihat.
3) Nadi perifer – Frekwensi, keteraturan, dan amplitudo (kekuatan) dapat
menunjukkan ketidaksesuaian.
c. Auskultasi
1) Jantung – Mendeteksi adanya murmur jantung.
2) Frekwensi dan irama jantung – Menunjukkan deviasi bunyi dan intensitas
jantung yang membantu melokalisasi defek jantung.
3) Paru-paru – Menunjukkan ronki kering kasar, mengi.
4) Tekanan darah – Penyimpangan terjadi dibeberapa kondisi jantung (mis;
ketidaksesuaian antara ekstremitas atas dan bawah) Bantu dengan prosedur
diagnostik dan pengujian – mis; ekg, radiografi, ekokardiografi, fluoroskopi,
ultrasonografi, angiografi, analisis darah (jumlah darah, haemoglobin, volume
sel darah, gas darah), kateterisasi jantung.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
3. Gangguan Tumbuh Kembang berhubungan dengan ketidak adekuatan oksigen dan
nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan status fisik yang lemah
5. Resiko cedera (komplikasi )berhubungan dengan kondisi jantung dan terapi
6. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak dengan penyakit
jantung (ASD)
PATHWAY
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama : Dada kiri terasa sakit
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Sakit pada dada sebelah kiri ketika batuk, sesak nafas, lemas, wajah pasien
tampak pucat, pasien terlihat lesu, SB: 36 oC, TD awal 120/80 mmHg, tekanan darah
akhir 90/60 mmHg, nadi awalnya 96 x/menit, nadi akhir 106 x/menit, nadi teraba
cepat, ada retraksi dada, pernafasan awalnya 19 x/menit dan pernafasan akhir 25
x/menit, menggunakan otot pernafasan, membran mukosa kering, capillary refill >3
detik, dahak berwarna kuning kental, terdengar bising jantung murmur dan hasil EKG
diperoleh LVH V2-V5 T inverted V5-V6.
3. Riwayat Kesehatan dahulu
Tidak ada
4. Aktivitas/ Istirahat
Tidak ada
5. Integritas Ego
Tidak ada
6. Eliminasi
Tidak ada
7. Makanan/Cairan
Tidak ada
8. Personal Hygine
Tidak ada
9. Neurosensori
Tidak ada
10. Nyeri/Kenyamanan
Tidak ada
11. Interaksisosial
Tidak ada
12. Pemeriksaan fisik
Tanda Tanda Vital :
Td : 120/80 Mmhg
N : 96 x/m
R : 19 x/m
Sb : 36 oC
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
a. Sistem Penginderaan :
Tidak ada
b. Sistem Pernapasan :
Sesak nafas, pernafasan awalnya 19 x/menit dan pernafasan akhir 25 x/menit,
dahak berwarna kuning kental, menggunakan otot pernafasan.
c. Sistem Kardiovaskuler :
Terasa sedikit sakit pada dada sebelah kiri ketika batuk, takanan darah awal
120/80 mmHg, tekanan darah akhir 90/60 mmHg, nadi awalnya 96 x/menit, nadi
akhir 106 x/menit, nadi teraba cepat, ada retraksi dada, membran mukosa kering,
capillary refill >3 detik dan terdengar bising jantung murmur.
d. Sistem Pencernaan
Tidak ada
e. Sistem Endokrin
Tidak ada
f. Sistem Saraf
Tidak ada
g. Sistem Perkemihan
Tidak ada
h. Sistem Integumen
Tidak ada
i. Sistem Reproduksi
Tidak ada
13. Pemeriksaan Penunjang
Hasil EKG diperoleh LVH V2-V5 T inverted V5-V6
ANALISA DATA

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


DS: Penurunan Curah
- sedikit sakit pada dada Jantung berhubungan
sebelah kiri ketika batuk dengan malformasi
DO: jantung
- nadi 106x/menit,nadi
teraba cepat,
- ada retraksi dada,
membran mukosa kering,
- capilaryrefill>3 detik,
- terdengar bising jantung
murmur
- hasil EKG diperoleh LVH
V2-V5 T
inverted V5-V6.
DS: Pola Nafas Tidak
- sesak nafas, Efektif dengan
DO: kongesti pulmonal
- pernafasan 25x/menit,
- dahak berwarna kuning
kental,
- menggunakan otot
pernafasan
DS: Intoleransi Aktivitas
- b.d
DO: ketidakseimbangan

- Tampak lemas, wajah pemakaian oksigen

pasien tampak pucat, oleh tubuh dan suplai

- pasien terlihat lesu, okigen ke sel

- takanan darah awal 120/80


mmHg, tekanan darah akhir
90/60 mmHg,
- EKG diperoleh LVH V2-
V5 T inverted V5-V6,
- nadi awalnya 96 x/menit,
nadi akhir 106 x/menit,
- pernafasan awalnya 19
x/menit dan pernafasan
akhir 25 x/menit.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. penurunan curah jantung berhubungan dengan etiologi malformasi jantung ditandai
dengan terasa sedikit sakit pada dada sebelah kiri ketika batuk, nadi 106x/menit,nadi
teraba cepat,adaretraksi dada, membran mukosa kering, capilaryrefill>3 detik,
terdengar bising jantung murmur dan hasil EKG diperoleh LVH V2-V5 T inverted
V5-V6.
2. pola nafas tidak efektif dengan etiologi kongesti pulmonal ditandai dengan sesak
nafas, pernafasan 25x/menit,dahak berwarna ku-ning kental, menggunakan otot
pernafasan.
3. intoleransi aktivitas berhubungan dengan etiologi ketidakseimbangan pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai okigen ke sel ditandai dengan lemas, wajah pasien
tampak pucat, pasien terlihat lesu, takanan darah awal 120/80 mmHg, tekanan darah
akhir 90/60 mmHg, EKG diperoleh LVH V2-V5 T inverted V5-V6, nadi awalnya 96
x/menit, nadi akhir 106 x/menit, pernafasan awalnya 19 x/menit dan pernafasan akhir
25 x/menit.
C. IMPLEMENTASI

SDKI SLKI SIKI


Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda
Jantung keperawatan 3x24 jam, Masalah vital
Curah jantung meningkat dengan 2. perawat melakukan
kriteria hasil: pemeriksaan EKG,
1. Kekuatan nadi perifer 3. mengkaji
meningkat capilaryrefill,
2. Gambaan EKG aritmia 4. mengobservasi
menurun kualitas dan
3. Lelah menurun kekuatan denyut
4. Pucat menurun jantung
5. Batuk menurun
6. Tekanan darah membaik
7. CRT membaik
Pola Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Memberikan oksigen
Efektif keperawatan 3x24 jam, Masalah dengan via kanul
Pola Napas membaik dengan nasal 5 liter,
kriteria hasil: 2. memberikan posisi
1. Dispnea menurun semi fowler,
2. Penggunaan otot bantu 3. mengajarkan nafas
menurun dalam,
3. Pemanjangan fase 4. memonitor tanda-
ekspirasi menurun tanda vital dan
4. Frekuensi napas 5. mengkolaborasi
membaik dengan dokter dalam
5. Kedalaman napas pemberian terapi
membaik oksigen.
Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Memonitor tanda-
keperawatan 3x24 jam, Masalah tanda vital,
Toleransi Aktivitas meningkat 2. Menganjurkan pasien
dengan kriteria hasil: untuk istirahat bila
1. Frekuensi nadi meningkat
2. Keluhan lelah menurun terjadi kelelahan,
3. Dispnea saat aktivitas 3. Membantu
menurun mengidentifikasi
4. Dispnea setelah aktivitas aktivitas pasien yang
menurun disukai,
4. Membantu pasien
memilih posisi yang
nyaman untuk istirahat

D. EVALUASI
a. Proses : langsung setalah setiap tindakan
b. Hasil : tujuan yang diharapkan saat evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 15
April sampai 17 April 2015
- Berdasarkan respon perkembangan yang di tunjukan oleh pasien masalah
keperawatan belum teratasi dengan terpenuhinya kriteria hasil yang ada yaitu
pasien mengatakan masih sedikit terasa sakit di dada sebelah kirinya ketika batuk,
nadi 106 x/menit, ada retraksi dada, EKG LVH V2-V5 T inverted V5 V6,mukosa
bibir kering. Maka intervensi dilanjutan dengan tindakan yang dilakukan monitor
tanda-tanda vital, observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, kaji
capilaryrefill.
- Diagnosa kedua pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kongesti pulmonal.
Berdasarkan respon perkembangan yang ditunjukan oleh pasien. Masalah
keperawatan teratasi sebagian karena sesak napas berkurang, ada dahak,
menggunakan otot pernafasan.
- Diagnosa ketiga intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel. Berdasarkan
respon perkembangan yang ditunjukan oleh pasien. Masalah keperawatan teratasi
karena wajah tidak pucat, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jantung merupakan sebuah organ muskuler berongga yang terdiri dari otot-otot. Otot
jantung merupakan jaringan istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan susunannya
sama dengan otot serat lintang, dan cara kerjanya dipengaruhi oleh susunan saraf otonom
atau diluar kemauan kita.
a. Atrium Septal Defect (ASD)
Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek)
pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan fungsi
septum interatrial semasa janin.Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu lubang pada
dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium
kanan).
b. Ventrikel septal defect (VSD)
Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel
kanan.Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat
dan resistensi sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan resistensi
pulmonal.Hal ini mengakibatkan darah mengalir ke arteri pulmonal melalui defek
septum.Volume darah di paru akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah
paru. Dengan demikian tekanan diventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting
dari kiri kekanan. Ini akan beresiko endokarditis dan mengakibatkan terjadinya
hipertropi otot ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan
workload sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya workload,
terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi yang disebabkan oleh
pengosongan atrium yang tidak sempurna.

B. Saran
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan jantung ASD/
VSD Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menanganinya
secara efektif dan efisien .
a. Mahasiswa kesehatan sebaiknya memahami dan mnegetahui konsep. Atrium septum
defek/ ventrikel septum defek dan askep nya guna unttuk mengaplikasikan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien
b. Perawat memiliki pengetahuan tentang ASD/ VSD untuk dapat mempengaruhi orang
tua dalam menjalani pengobatan untuk sehingga penyakit lebih berat dapat dihindari .
c. Pelayanan keperawatan dapat memberikan anjuran kepada orang tua untuk melalukan
terapi agar ASD/ VSD dapat teratasi.

DAFTAR PUSTAKA
Djer, M Mulyadi. 2014. Penanganan Penyakit Jantung Bawaan Tanpa Operasi (Kardiologi
Interveni) Petunjuk Praktis Menangani Pasien Dan Mengeduksi Keluarga.
Jakarta : Sagung Ceto.
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik volume II. Jakarta : EGC.

Kurniawan, Riski R. 2015. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN GANGGUAN


KARDIOVASKULER : PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DI RUANG CEMPAKA
III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI. Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai