Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Dosen Pengampuh : Rosmina Situngkir, Ns.m M.Kes

Disusun Oleh
Imaniar Rosari
C1714201022

Tingkat III.A
(S1 Reguler)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris Makassar


Program Studi S1 Keperawatan
Tahan Ajaran 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi
Menurut WHO (World Health Oorganisation), lansia adalah seseorang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupan. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan.
Menurut (Hardywinoto dan Setiabudhi,1999), lansia (lanjut usia) adalah
kelompok penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Pada lanjut usia akan terjadi
akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti dan mempertahankan funsi normal secara perlahan-lahan
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi da memperbaiki kerusakan yang
terjadi.( Constantinides,1994).
B. Proses Terjadinya Penuaan Pada Lansia
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang di tandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembulu
darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut
disebabkan siring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya
mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada ekonomi dan social lansia. Sehingga secara umum akan
berpengaruh pada activity of daily living (fatmah,2010).
C. Penyebab Penyakit Gout Arthritis
Beberapa faktor yang menjadi penyebab asam urat/ gout arthritis, antara lain :
 Makanan yang berserat purin tinggi yang di konsumsi seperti jeraouan
hewan, hidangan laut, dan daging merah
 Banyak mengonsumsi minuman yang beralkhol
 Menggunakan obat-obatan kemotrapi
 Mempunyai riwayat penyakit asam urat pada anggota keluarga
D. Klasifikasi
1. Gout primer
Akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau
akibat penurunan ekskresi asam urat.
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakai obat tertentu.
E. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
( hiperuricemia ), sehingga mengakibatkan Kristal asam urat menumpuk dalam
tubuh. Pennimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan
responinflamasi. Hiperuricemia merupakan hasil :
 Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
 Menurunnya eksresi asam urat.
 Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka
asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam – garam urat
yang berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh,
penumpukan ini disebut tofi. Adanya Kristal memicu respon inflamasi akut dan
netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi
juga menyebabkan inflamasi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam
darah. Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara
berurutan, sebagai berikut :
 Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila
konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di
rawan, sonovium, janringan para – artikuler misalnya bursa, tendon dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus ( coate )
oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal.
 Respon leukosit polimorfonukuler ( PMN ). Pembentukan Kristal
menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit
PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.
F. Manifestasi Klinis
 Nyeri tulang sendi
 Kemerahan dan bengkak pada sendi
 Tofi pada ibu jari, dan mata kaki
 Peningkatan suhu bada
Gout Akut
 Nyeri hebat
 Benkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
 Sakit kepala
 Demam
Gout Kronik
 Serangan akut
 Hiperurisemia nyeri pegal
 Pembengkakan sendi membentuk noduler yang monosodium urat dalam
jaringan
G. Komplikasi
 Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan
berulang yang akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada
pada sekitar sendi).
 Batu ginjal
 Gagal ginjal kronis
 Hipertensi
H. Penatalaksanaan
farmakologi
 Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0 –
3,0 mg ( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.
 Terapi farmakologi ( analgetik dan antipiretik )
 Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari
Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
 Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan
inflamasi.
 Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk
mencegah serangan.
 Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat
akumulasi asam urat.
 Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane )
pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.
Non farmakologi
 Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang mengandung
purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ), sarden, kerang,
ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan daun melinjo.
 Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus
benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan
berat badan.
 Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
 Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak
 Anjurkan pasien untuk banyak minum.
 Hindari penggunaan alkohol.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK ( REVISI)

Tgl Pengkajian : 19 Juli 2020 Autoanamnese : √

Alloanamnese :

I. DATA BIOGRAFI KLIEN


A. Identitas Klien
Nama lengkap : Tn. SR Agama :Khatolik
Tempat/tgl. Lahir : Pinrang/4 januari 1957 Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Sudah Menikah Diagnosa medis : Gout Arthritis
Pendidikan terakhir : SMA Suku bangsa : Indonesia
Alamat Rumah : Jln. Sara’bakan. Kec. Sulewatang. Kab.Polewali Mandar. Prov.
Sulawesi Barat

B. Riwayat Keluarga
1. Pasangan
Hidup/Mati
Jika hidup Jika mati
Nama (Inisial) : Ny. MS Sebab kematian :
Umur : 50 Tahun Tahun kematian :
Pekerjaan : IRT
2. Anak
Jumlah anak : 3 (tiga) orang
Jumlah anak hidup : 3 (tiga) orang
Alamat : Jln. Sara’bakan. Kec. Sulewatang. Kab.Polewali Mandar.
Prov. Sulawesi Barat
Jumlah anak mati :-
Sebab kematian :-
3. Keluarga yang dapat dihubungi
Nama (Inisial) : Nn. YM
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Anak Pertama
Alamat rumah/tlp : Jln. Sara’bakan / 0823-4518-8980
C. Riwayat Pekerjaan
1. Pekerjaan sebelumnya : PNS
2. Pekerjaan saa tini/sumber pendapatan : Pensiunan PNS/3.706.900.-
D. Riwayat Keluarga (Genogram) dan Kesehatan Keluarga

63

E. Riwayat Lingkungan Hidup Sekarang


Tipe tempat rumah : permanen/ rumah sendiri
Jumlah kamar : 4 kamar, 3 dibawa, 1 diatas
Jumlah tingkat : 2 (dua) tingkat
Jumlah penghuni rumah : 5 (lima) orang
Kondisi rumah : kurang rapi, bersih, tentram/sunyi

II. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit serius/kronik : dilatasi uretra
Perawatan di RS (alasan, bulan,tahun dan lamanya) :
Susah buang air kencing dan nyeri saat BAK. Bulan Maret Tahun 2020. Selama 3 hari.
Operasi (alasan, jenis operasi, bulan, tahun, tempat, hasil) : -

B. Riwayat Kesehatan Sekarang


Alergi
Obat-obatan : tetracycline
Makanan : ikan cakalang
Lingkungan : tidak ada
Penyakit yang sedang diderita : Gouth Arthtitis (asam urat)
Obat-obatan yang sedang dikonsumsi : Allopurinol
Nutrisi (diet 24 jam) :
Masalah dalam pemenuhan nutrisi : tidak ada Masalah dalam pemenuhan Nutrisi
BB dan TB : BB 61 TB 171
*( TL ) Jika lansia bungkuk : tidak ada
IMT : 21.7
Kesimpulan : indeks massa tubuh memadai

III. PEMERIKSAAN FISIK melalui TINJAUAN SISTEM


A. Keadaan Umum
1. Inspeksi : tampak kaki bengkak dan kemerah-merahan
2. Keluhan Utama (saat ini) : klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya
B. Sistem Integumen
1. Keadaan kulit secara umum : tampak kulit bersih
2. Keadaan rambut :
tampak rambut bersih dan berwarna hitam sedikit beruban
3. Kuku : tampak kuku panjang, dan kotor
4. Keluhan/Gangguan kulit : tidak ada
5. Lain-lain :
C. Sistem Respirasi
1. Frekuensi pernafasan : 22x/mnt
2. Suara nafas : vesikuler
3. Suara tambahan : tidak ada
4. Alat bantu pernafasan : tidak ada
5. Keluhan pada fungsi pernafasan : klien agak sesak jika batuk-batuk
6. Lain-lain :-
D. Sistem Muskuloskeletal
1. Bentuk tulang belakang : normal
2. Tingkat mobilisasi :
klien agak sulit untuk berjalana dikarena asam urat klien kambu, tetapi jika tidak kambu
klien dapat bergerak dengan baik
3. Pergerakan sendi :
tampak klien dapat menggerakan kaki sebelah kanannya, sebelah kiri agak sulit digerekan
klien karena bengkak dan terasa nyeri akibat asam urat klien yang kambu
4. Kontraktur sendi : tidak dikaji
5. Uji kekuatan otot : tampak pada tungkai kiri lemah
Kanan Kiri
Tangan 5 5
Kaki 5 4

6. Refleks biseps :-
7. Refleks triseps :-
8. Reflex kuadriseps :-
9. Keluhan pada otot dan sendi : klien mengeluh nyeri pada tungkai kirinya dan agak
sulit untuk digerakan
10. Lain-lain :
- klien mengatakan tegang dibagian leher dan kadang terasa pusing
- klien mengatakan selama asam urat kambu klien di bantu oleh keluarganya saat
berjalan, atau saat ingin duduk
- ketika klien ingin berpindah tempat atau bejalan klien memegang kuursi sebagai
penopangnya
E. Sistem Kardiovaskuler
1. Frekuensi nadi : 87x/mnt
2. Frekuensi denyut jantung : 90x/mnt
3. Tekanan darah perifer : 170/90 mmHg
4. MAP : 116.6
Kesimpulan : perfusi ginjal tidak memadai
5. Kelainan bunyi jantung : tidak dikaji
6. Kelainan pembesaran jantung : tidak dikaji
7. Tanda-tanda edema : tidak dikaji
8. Tekanan vena jugularis : tidak dikaji
9. Acral (warna, kehangatan) : tidak dikaji
10. Keluhan pada fungsi kardiovaskuler : -
11. Lain-lain :
F. Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi secara umum :
pemenuhan status gizi klien terpenuhi, klien mengatakan paling suka makan dagin-
dagingan
2. Keadaan gigi :
tampak gigi bagian depan ompong (1 gigi keluar), klien mengatakan giginya patah saat
makan daging
3. Peristaltic dan bising usus : tidak dikaji
4. Distensi abdomen : tidak dikaji
5. Konstipasi/obstipasi :
klien mangatakan tidak mengalami masalah konstipasi
6. Diare : klien mangatakan tidak mengalami diare
7. Inkontinensia alvi :-
8. Keluhan mual/muntah : klien mangatakan tidak mengalami
9. Kemampuan mengunyah makanan : baik, klien mengatakan masih bisa mengunyah
makanan dengan baik
10. Asupan diit (jenis dan frekuensi) : tidak ada
11. Lain-lain :-
G. SistemPerkemihan
1. Jumlah intake cairan / 24 jam : kurang lebih 2,5-3 L/hari
2. Frekuensi berkemih dan jumlah output urine / 24 jam : bisa lebih dari 2 liter kerena
pasien sering minum
3. Warna urine : berwarna kuning jernih
4. Bau urine : bau khas amaniok
5. Distensi kandung kemih : tidak dikaji
6. Tanda-tanda disuria : tidak dikaji
7. Poliuri : klien mangatak sering merasa ingin BAK
8. Anuri :-
9. Lain-lain :-
H. Sistem Persyarafan
1. Paralisis : tidak dikaji
2. Parese/hemiplegic : tidak dikaji
3. Reflex babinski : tidak dikaji
4. Keluhan : klien hanya mengatakan susah berjalan karena
kaki kirinya yang bengkak dan terasa nyeri
5. Lain-lain : klien mengatakan sulit tidur jika asam urutnya
kambu lagi
Penglihatan
1. Jelas atau kabur : kabur, klien mangatakan memerlukan kaca
mata saat ingin membaca buku, Koran, Alkitab
2. Pandangan ganda :-
3. Jarak pandang untuk menulis dan membaca : jauh
4. Lain-lain :-
Pendengaran : pasien dapat mendengar dengan baik
Pengecapan : pasien dapat mengecap dengan baik
Penghiduan : pasien dapat menghidu dengan baik
Lain-lain :-

I. Sistem endokrin
1. Kelenjar getah bening leher, sub mandibula, dan sekitar telinga : tidak dikaji
2. Kelenjar tyroid : tidak dikaji
3. Kelenjar getah bening axial / mammae : tidak dikaji
4. Keluhan : tidak dikaji
5. Lain-lain :-
J. Sistem Genito reproduksi
1. Kelainan pada genitalia eksterna :-
2. Keluhan mengenai fungsi genitalia dan seksualitas :-
Lain-lain

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji : Imaniar Rosari


Nim : C1714201022
IV. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi Indeks Kemandirian Katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan orang
lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan, artinya
jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi
meskipun sebenarnya ia mampu.

N Mandiri Tergantung
Aktivitas
o (1) (2)
1 Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan
1
1 mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya
1
2
3 Memakan makanan yang telah disiapkan
1
3
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir
1
4rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis)
5 Buang air besar di WC (membersihkan dan mengeringkan
1
5 daerah bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)
1
6
7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan
1
7 mengeringkan daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
1
8
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan
2
9 tanpa alat bantu, seperti tongkat
1 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang
2
10 dianut
1 Melakukan pekerjaan rumah, seperti merapikan tempat tidur,
2
11 mencuci pakaian, memasak dan membersihkan ruangan
1 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga
2
12
1 Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang
1
13 sendiri)
1 Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian
1
14
1 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan
2
15 (takaran obat dan waktu minum obat tepat)
1 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan 1
16 keluarga dalam hal penggunaan, uang, aktivitas sosial yang
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
1 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan keagamaan,
2
17 sosial, rekreasi, olahraga dan menyalurkan hobi)
Jumlah 11 12

Analisis hasil : klien mengalami ketergantungan

 Skor 13-17 : mandiri


 Skor 0-12 : ketergantungan

V. PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF


Mendeteksi adanya kerusakan Intelektual dengan menggunakan : Short Portable Mental Status
Questionnaire (SPMSQ)
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan daya
orientasi terhadap waktu, orang, tempat serta daya ingat.

Petunjuk : Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien

N
Item pertanyaan Benar Salah
No
1 Jam berapa sekarang?

1 Jawab : sekarang jam 2 siang
2 Tahun berapa sekarang?

2 Jawab : tahun 2020
3 Kapan bapak/ibu lahir?
3 Jawab : saya lupa tanggal dan bulannya tahunnya itu 1957. Lalu √
keluarga klien mengtakan 4 januari 1957
4 Berapa umur bapak/ibu sekarang?

4 Jawab : umur saya ± 63
5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang?

5 Jawab : jln. Sara’bakan. Kec. sulewatang
6 Berapa jumlah anggota keluarga yg tinggal bersama bapak/ibu?

6 Jawab : ada 5 (lima) orang
7 Siapa nama anggota keluarga yg tinggal bersama bapak/ibu?
7 Jawab : ada istriku maria, anak ku 3 orang anak pertama Arsi, anak √
kedua Serli, anak terakhir Andi.
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia?

8 Jawab : tahun 45
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang?

9 Jawab : pak Jokowi
1 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
x
10 Jawab : 20, 19, 18, 17, 15, 16, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8, 5, 4, 3, 2, 1
Jumlah benar 9 1
Analisis hasil : tidak ada ganggua

 Skor benar 8-10 : tidak ada gangguan


 Skor benar 0-7 : ada gangguan

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


Pengukuran status afektif adanya depresi pada lansia menggunakan Skala Depresi Geriatric
Yesavage. (GDS) Long Version atau Geriatric Depresion scale
Keterangan :untuk setiap respon klien yang cocok dengan jawaban setelah pertanyaan
(Ya/Tidak) mendapatkan nilai 1.
Jika tidak cocok mendapatkan nilai 0.
Status Psikologis (modifikasi Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1986)

N
Apakah bapak/ibu dalam satu minggu terakhir : Ya Tidak
No
1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? Ya
1 √
2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas anda? Tidak
2 x
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak
3 x
4 Sering merasa bosan? Tidak
4 x
5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya
5 √
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu Ya
6 √
7 Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan? Tidak
7 x
8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya
8 √
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? Tidak
9 x
1 Sering kali merasa tidak berdaya? Tidak
10 x
1 Sering merasa gelisah dan gugup? Tidak
11 x
1 Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan sesuatu yang Tidak
12 bermanfaat? x
1 Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Tidak

13
1 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat Tidak
14 dibandingkan dengan orang lain? x
1 Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang? Ya
15 √
1 Sering kali merasa merana? Tidak
16 x
1 Merasa kurang bahagia? Tidak
17 x
1 Sangat kuatir terhadap masa lalu? Tidak
18 x
1 Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan?
Ya √
19
2 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru? Tidak
20 x
2 Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya
21 √
2 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak
22 x
2 Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? Tidak
23 x
2 Sering kali menjadi kesal oleh hal yang sepele? Tidak
24 x
2 Sering kali merasa ingin menangis? Tidak
25 x
2 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Tidak
26 x
2 Menikmati tidur? Ya
27 √
q Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? Tidak
28 x
2 Mudah mengambil keputusan? Ya
29 √
3 Mempunyai pikiran yang jernih? Ya
30 √
Jumlah 2

Keterangan : normal

: terganggu  nilai 1 Analisis hasil :

: normal  nilai 0

Analisis hasil :

 Nilai 16-30 : depresi berat


 Nilai 6-15 : depresi ringan sampai sedang
 Nilai 0-5 : normal
VII. PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL LANSIA
Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk mengkaji Fungsi Sosial lansia : Adaption,
Patnership, Growth,Affection,Resolve ( AFGAR )

N
PERNYATAAN Selalu KK HTP
No

Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada untuk
1. 2 n
membantu pasa waktu sesuatu yang menyusahkan saya (Adaptasi )

Saya puas dengan keluarga saya membicara sesuatu dan √


2.
mengungkapkan masalah saya ( Hubungan) 1

Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung √


3.
keinginan saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) 1

Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresiakn afek dan


4. berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai 2
(Afek )

Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu √
5.
bersama-sama 1

3 0
Jumlah 7

Keterangan : Selalu
Selalu : Nilai 2
Kadang-kadang : Nilai 1
Hampir tidak pernah : Nilai 0
Kesimpulan : Tidak ada disfungsi keluarga

Skor :

0-3 : Disfungsi Keluarga sangat tinggi

4-6 : Disfungsi keluarga sedang

7-10 : Tidak ada disfungsi keluarga


Polewali
Mahasiswa Yang Mengkaji

( Imaniar Rosari )

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DO : Agen cedera Nyeri Akut
- Tampak kaki kiri klien biologis
bengkak
- Tampak kaki kiri klien
kelihatan kemerah-merahan
DS :
- Klien mengatakan mimiliki
riwayat asam urat
- Klien mengatakan
mengonsumsi obat asam
urat (Allopurinol)
- Klien mengatakan nyeri
pada kaki kiri
- Skala nyeri 6
P : asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : nyeri menetap
S : skala nyeri 6
T : nyeri mendadak

2 DO : Hipertensi Katidakefektifan
- TD : 170/90 mmHg perfusi jaringan
serebral
DS :
- Klien mengatakan kadang
mersa sakit kepala
- Klien mengatakan lehernya
terasa tegang kadang-
kadang
- mangatakan suka makan
daging-dagingan
3 DO : Nyeri Hambatan
- tampak kaki kiri klien Mobilitas
bengkak
- tampak kaki kiri klien
kemerah-merahan
- tampak klien meringis
DS :
- Klien mengataka sulit
bernjalan karena nyeri yang
dirasakan
- Klien mengtakan kaki
kirinya agak sulit digerakan
dan terasa nyeri ketika
digerakan
- klien mengatakan selama
asam urat kambu klien di
bantu oleh keluarganya saat
berjalan, atau saat ingin
duduk dan berpindah tempat
- ketika klien ingin berpindah
tempat atau bejalan klien
memegang kuursi sebagai
penopangnya

DIAGNOSA

No Diagnosa

1 Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologi

2 Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dengan kodisi terkait Hipertensi

3 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri


INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
agen cedera keperawatan, …x 24 jam - lakukan pengkajian nyeri
biologis diharapkan komprenhensif yang
Control nyeri meliputi lokasi,
- mengenal kapan nyeri terjadi karakteristik,
diperthankan pada skala 1 onset/durasi, frekuensi,
ditingkatkan ke skala 4 kualitas, intensitas atau
- menggambarkan faktor beratnya nyeri dan faktor
penyebab dipertahankan pada pencetus
skala 2 ditingkatkan ke skala 4 - gali pengetahuan klien
- mengunakan tindakan mengenai nyeri
mengurangi (nyeri) tanpa - tentukan akibat dari
analgesi dipertahankan pada pengalaman nyeri
skala 2 ditingkatkan ke skala 4 terhadap kualitas hidup
- melaporkan gejala yang tidak pasien (misalnya, tidur
terkontrol pada pada nafsu makan, pengertian,
professional kesehatan perasaan, hubungan,
dipertahankan pada skala 3 performa kerja, dan
ditingkatkan ke skala 4 tanggung jawab peran)
- mengenali apa yang terkait - gali bersama pasien
dengan gejala nyeri faktor-faktor yang
dipertahankan pada skala 2 menurunkan atau
ditingkatkan ke skala 4 memperberat nyeri
- berikan informasi
mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
lama akan dirasakan, dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur
- ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
- berikan individu penurun
nyeri yang optimal
dengan peresepan
analgesic
- libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan
nyeri, jika
memungkinkan
2 Hambatan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan jatuh
mobilitas keperawatan, …x 24 jam - sarankan perubahan pada
berhubungan diharapkan gaya berjalanan
dengan nyeri Pergerekan (terutama kecepatan) dan
- keseimbangan diperthankan pergerska
pada skala 1 ditingkatkan ke - sediakan alat bantu
skala 4 (misalnya, tongkat dan
- gerakan sendi diperthankan walker) untuk
pada skala 2 ditingkatkan ke menyeimbangkan gaya
skala 3 berjalan (terutama
- kinerja transfer diperthankan kecepatan)
pada skala 2 ditingkatkan ke - dukung pasien
skala 3 menggunakan tungkat
Pergerakan Sendi dan walker dengan tepat
- jempol kiri diperthankan pada - instruksikan pasien
skala 2 ditingkatkan ke skala 3 memanggil bantuan
- pergelangan kaki kiri terkait pergerakan
diperthankan pada skala 2 dengan tepat
ditingkatkan ke skala 3 - ajarkan pasien
- lutut kiri diperthankan pada bagaimana jika jatuh
skala 2 ditingkatkan ke skala 3 untuk meminimalkan
cedera
3 Ketidakefektifan Setelah dilakukan asuhan Monitor tanda-tana vital
perfusi jaringan keperawatan, …x 24 jam - Monitor tekanan darah,
serebral dengan diharapkan nadi suhu, dan status
kodisi terkait Pengetahuan manajemen pernapasan dengan tepat
Hipertensi hipertensi - Monitor tekanan darah
- Komplikasi potensial saat pasien berbaring,
hipertensi dipertahankan pada duduk, dan
skala 2 ditingkatkan ke skala 4 berdiri,sebelum dan
- Tanda-tanda gejala eksaserbasi sesudah perubahan posisi
hipertensi dipertahankan pada - Monitor tekanan darah,
skala 2 ditingkatkan ke skala 5 denyut nadi, dan
- Manfaat modifikasi gaya pernapasan, sebelum,
hidup dipertahankan pada selama dan setelah
scalar 3 tingkatkan ke skala 5 beraktivitas dengan tepat
- Diet yang dianjurkan - Monitor irama dan
dipertankan pada skala 3 tekanan jantung
ditingkatkan ke skala 5 - Identifikasi
- Strategi untuk membatasi kemungkinan penyebab
intake sodium dipertahankan perubahan tanda-tanda
pada skala 3 ditingkatkan ke vital
skala 4
- Manfaat olaraga teratur
dioertahankan pada skala 3
ditingkatkan ke skala 4

TERAPI MODALITAS

1. Terapi Sinam Rematik


Nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari, pembengkakan pada sendi, kaku
sendi, kelelahan, bahkan kelainan bentuk tubuh sering dialami orag yang
menderita rematik. Focus penanganan penderita rematik adalah mengintrol rasa
nyeri, mengurangi kerusakan sendi, serta mempertahankan fungsi kualitas gerak.
Jika lansia enggan mengikuti kegiatan senam, justru dapat menyebabkan
kekakuan sendi dan tulang yang menjadi penyebab timbulnya nyeri persendian
pada lansia.
Kapasitas konsentrasi senam rematik terletak pada gerakan sendi yang
menggerakan dan menguatkan otot, karena otot-otot itulah yang membantu sendi
untuk menopang tubuh. Senam yang diberikan kepada lansia tidak perlu terlalu
berat cukup dengan gerakan pelan dan dapat diikuti oleh lansia serta mengandung
unsur pemansan dan pendinginan. Di dalam senam rematik untuk lansia sudah
mengandung unsur yang melibatkan kontraksi otot yand dinamis dan melibatkan
banyak otot yang dapat meningkan volume curah jantung. Senam rematik
memiliki 6 tahapan yaitu latihan pernapasan, latihan kekuatan, latihan pemanasan,
latihan kekuatan, latihan persendian, latihan cardio dan peregangan.

DAFTAR PUSTAKA
Nunarif Huda Amin.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan

Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Jl. King Road Barat,Godegan Rt 5 Tamantirto, Kasihan

Bantul

NANDA.2005/2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Ahli Bahasa Budi Santosa,

Prima Medika,NANDA

Sitinjak, Vivi. 2016. Terapi Modalitas Lansia. Online. 4 (2).139-150.

Kholifa Nur Siti.2016. KEPERAWATAN GERONTIK. Modul Cetak Bahan Ajar

Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai