Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

KEDOKTERAN KELUARGA

Osteoartritis Genue

Disusun Oleh :
Izzaty Firdawati
1810029011

Pembimbing :
dr. Riries Choiru P. Y., M.Kes
dr. Opiansyah

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ilmu Kedokteran Komunitas
Puskesmas Palaran / Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman Samarinda
Februari 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan rahmat, anugrah, dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan
laporan kasus dokter keluarga ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Ika Fikriah, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman.
2. dr. Soehartono, Sp. THT-KL selaku Ketua Program Pendidikan Profesi
Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
3. Dr. Krispinus Duma, SKM, M.Kes, sebagai Kepala Laboratorium Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
4. dr. Riries Choiru P. Y., M.Kes sebagai pembimbing selama belajar di
Laboratarium Ilmu Kesehatan Masyarakat.
5. dr. Opiansyah selaku Pimpinan Puskesmas Palaran dan sebagai dokter
pembimbing di Puskesmas Palaran.
6. Seluruh dokter pengajar di Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat yang
telah mengajarkan ilmunya dan memberikan masukan kepada penyusun.
7. Seluruh staf Puskesmas Palaran yang telah menerima kami di Puskesmas
Palaran dalam rangka kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
8. Rekan sejawat dokter muda yang telah bersedia memberikan saran kepada
penulis.
Kami membuka diri untuk berbagai saran dan kritik yang membangun guna
memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Samarinda, Februari 2020

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi. Osteoartritis yang juga disebut sebagai penyakit
degeneratif merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi
dan menimbulkan gejala pada orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi
pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita dan merupakan
penyebab tersering pada penyebab disabilitas jangka panjang pada pasien dengan
usia lebih daripada 65 tahun.1
WHO melaporkan 40% penduduk dunia yang lansia akan menderita OA,
dari jumlah tersebut 80% mengalami keterbatasan gerak sendi. Prevalensi
Osteoartritis di Indonesia cukup tinggi yaitu 5% pada usia > 40 tahun, 30% pada
usia 40-60 tahun dan 65% pada usia > 61 tahun. Degenerasi sendi yang
menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan,
panggul, kaki, dan spine meskipun bisa terjadi pada sendi sinovial mana pun.
Prevalensi kerusakan sendi sinovial ini meningkat dengan pertambahan usia.
Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang usia lanjut di Indonesia menderita cacat
karena OA. Oleh karena itu tantangan terhadap dampak OA akan semakin besar
karena semakin banyaknya populasi yang berusia tua.1
Osteoartritis seringkali terjadi tanpa diketahui penyebabnya yang dikenali
sebagai idiopatik. Osteoartritis sekunder dapat terjadi akibat trauma pada sendi,
infeksi, perkembangan, kelainan neurologi dan metabolik. Osteoartritis
merupakan sekuen retrogresif dari perubahan sel dan matriks yang berakibat
kerusakan struktur dan fungsi kartilago artikular, diikuti oleh reaksi perbaikan dan
remodeling tulang. Karena reaksi perbaikan dan remodeling tulang ini, degenerasi
permukan artikuler pada OA tidak bersifat progresif, dan kecepatan degenerasi
sendi bergantung pada tiap individu dan sendi.1
Pengobatan OA yang ada pada saat ini adalah bersifat simtomatik dengan
obat anti inflamasi non steroid dikombinasi dengan program rehabilitasi dan
proteksi sendi. Pada stadium lanjut dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif.1
1.2 Tujuan
Penyusunan laporan kedokteran keluarga tentang “Osteroartritis genue” ini
bertujuan untuk mengetahui penegakkan dan penatalaksanaan serta edukasi yang
tepat pada kasus osteoarthritis genue dan sebagai pembelajaran sebagai dokter
keluarga yang merupakan kompetensi wajib bagi seorang dokter umum.
BAB 2
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny. SH
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Cempaka RT 39 Rawa Makmur
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Agama : Islam

2.2 Identitas Keluarga


Tabel Identitas keluarga yang tinggal serumah dengan pasien.
NO Nama Status Umur Suku Pendidikan Pekerjaan
1 Tn. S Ayah 49 tahun Jawa SMA Pedagang jajanan SD
2 Ny. SH Ibu 46 tahun Jawa SD Ibu Rumah Tangga
3 Nn. S Anak 16 tahun Jawa SMA Pelajar
4 Tn. D Anak 13 tahun Jawa SMP Pelajar

2.3 Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 5 Februari 2020 pukul 12.00
WITA.
2.3.1 Keluhan Utama
Nyeri lutut kanan
2.3.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami keluhan pada lutut kanannya sejak 2 hari.
2.3.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
2.3.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga, tetangga, dan orang sekitar pasien yang
mengalami keluhan serupa.
2.3.5 Riwayat Kebiasaan dan Psikosoial
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan sering membantu suaminya
dalam menyiapkan bahan jual jajanan di SD terdekat rumah. Kebiasaan merokok
tidak ada.

2.4 Pemeriksaan Fisik


Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : 142 cm
Berat Badan : 58 kg
IMT : 28.7 (Overweight)
Lingkar perut : 94 cm
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x/ menit, kuat angkat
Frekuensi Napas : 20 x/ Menit
Suhu : 36,7 OC

2.4.1 Status Generalis


Kepala
Bentuk : Normocephali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
refleks cahaya (+/+)
Hidung : Deviasi septum (-), nafas cuping hidung -|- , sekret (-)
Telinga : Membran timpani perforasi (-)
Mulut : Ukuran gigi dalam batas normal, mukosa basah, tidak pucat,
faring tidak hiperemis,
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thorax
 Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
 Palpasi : Vokal fremitus sama kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor di semua lapangan paru, batas jantung normal
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), Ronkhi (-/-),
bunyi jantung I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
 Inspeksi : Bentuk normal, simetris, distended (-), scar (-)
 Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
tidak teraba
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
 Auskultasi : Bising usus normal
Ekstremitas
 Superior : Akral dingin, CRT > 2 detik, tidak edema, petekie (-)
 Inferior : Akral dingin CRT > 2 detik, tidak edema, petekie (-)
Hiperemis (-), krepitasi (+) saat digerakkan pada genue
dekstra, nyeri tekan (-), nyeri saat digerakkan (+)
Kulit : Tidak ada kelainan pada kulitnya

2.5 Diagnosis
ICD 10 (M17.9) Ostheoarthritis of knee

2.6 Penatalaksanaan
1. Farmakologis
Dokter:
a. Piroxicam 2x10mg
2. Non-farmakologis
a. Edukasi mengenai penyakit osteoarthritis terdiri dari definisi,
penyebab, serta menyakinkan bahwa penyakit ini bisa dikontrol.
b. Edukasi pasien untuk meminum obat hanya saat keluhan nyeri
muncul dan makan sebelum meminum obatnya.
c. Edukasi untuk menurunkan berat badan penderita hingga
mencapai berat badan idealnya, dengan menurunkan 0,5-1
kg/minggu.
d. Edukasi untuk peningkatan kegiatan olahraga kecil dan rajin
mengkonsumsi kalsium pada penderita untuk mencegah
pengeroposan tulang dini.

2.7 Prognosis
Dubia ad bonam
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
No I. KEPALA KELUARGA II. PASANGAN
1 Nama Tn. S Ny. SH
2. Umur 49 tahun 46 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
4. Status perkawinan Menikah Menikah
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Jawa Jawa
7. Pendidikan SMA SD
8. Pekerjaan Pedagang jajanan SD Ibu Rumah Tangga
9. Alamat lengkap Jl. Cempaka RT 39 Rawa Makmur

ANGGOTA KELUARGA
NO Nama Status Umur Suku Pendidikan Pekerjaan
1 Tn. S Ayah 49 tahun Jawa SMA Pedagang jajanan SD
2 Ny. SH Ibu 46 tahun Jawa SD Ibu Rumah Tangga
3 Tn. MF Anak 20 tahun Jawa SMA Pelajar
4 Tn. SG Anak 18 tahun Jawa SMA Pelajar
5 Nn. S Anak 16 tahun Jawa SMP Pelajar
6 Tn. D Anak 13 tahun Jawa SD Pelajar

GENOGRAM

Keterangan :
Laki-laki Tinggal satu rumah
Perempuan Pasien

STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI, KELUARGA, DAN LINGKUNGAN

No Ekonomi Keluarga Keterangan

1 Luas tanah 10 x 20 meter


2 Luas bangunan 6 x 12 meter
3 Pembagian ruangan Rumah adalah rumah milik pribadi,
dengan lantai keramik, terdiri dari 1
lantai, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1
ruang tamu, 1 ruang tv, dan 1 kamar
mandi.
4 Besarnya daya listrik 900 Watt
5 Tingkat pendapatan keluarga :
a. Pengeluaran rata-rata/bulan Rp. 1.000.000,00
Bahan makanan: beras, lauk, sayur, air
minum
Diluar bahan makanan Rp. 2.000.000,00
- Kesehatan
- Listrik
- Air
- Lain-lain
b. Penghasilan keluarga/bulan Rp.3.000.000,00

No Perilaku Kesehatan

1 Pelayanan promotif/preventif Puskesmas


2 Pemeliharaan kesehatan anggota keluarga lain Puskesmas/Klinik

3 Pelayanan pengobatan Puskesmas/Klinik

4 Jaminan pemeliharaan kesehatan BPJS


No Pola Makan Keluarga

1 Pasien dan anggota keluarga Makan 3 kali sehari (pagi, siang dan
malam). Nasi, lauk seperti tahu,
tempe, ikan, ayam, telur, sayur.
Keluarga jarang mengkonsumsi
buah.
No Aktivitas Keluarga

1 Aktivitas fisik
a. Pasien Bangun pagi pukul 05.00, sholat
subuh, memasak makanan pagi untuk
keluarga & membantu menyiapkan
jajanan bersama suami, mengurus
rumah tangga, menonton TV, tidur
malam pukul 22.00.

b. Ayah Bangun pagi pukul 05.00, sholat


subuh, memasak dagangan, berjualan
di SD, tidur malam pukul 22.00.

2 Aktivitas mental Seluruh anggota keluarga rutin


melaksanakan shalat 5 waktu dan
mengikuti kegiatan pengajian.
No Lingkungan
1 Sosial Hubungan dengan lingkungan sekitar
baik.
2 Fisik/Biologik
Perumahan dan fasilitas Cukup
Luas tanah 10 x 20 meter
Luas bangunan 6 x 12 meter
Jenis dinding terbanyak Beton.
Jenis lantai terluas Keramik.
Sumber penerangan utama Lampu listrik.
Sarana MCK Mempunyai 1 kamar mandi, untuk
kegiatan mandi dan WC.
Sarana Pembuangan Air Limbah Mempunyai septic tank.
Sumber air sehari-hari Air PDAM.
Sumber air minum Air isi ulang.
Pembuangan sampah Sampah dikumpulkan menjadi satu
kemudian dibuang di tempat
pembuangan di dekat rumah.

PENILAIAN APGAR KELUARGA


Hampir
Hampir Kadang
tidak
Kriteria Pernyataan Selalu Kadang
pernah
(2) (1)
(0)
Adaptasi Saya puas dengan √
keluarga saya karena
masing-masing anggota
keluarga sudah
menjalankan sesuai
dengan seharusnya
Kemitraan Saya puas dengan √
keluarga saya karena
dapat membantu
memberikan solusi
terhadap permasalahan
yang dihadapi
Pertumbuhan Saya puas dengan √
kebebasan yang diberikan
keluarga saya untuk
mengembangkan
kemampuan yang saya
miliki
Kasih saying Saya puas dengan √
kehangatan dan kasih
sayang yang diberikan
keluarga saya
Kebersamaa Saya puas dengan waktu √
n yang disediakan keluarga
untuk menjalin
kebersamaan
Jumlah 9

Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor ≤ 5 = Fungsi keluarga sakit

Kesimpulan :
Nilai skor keluarga ini adalah 9, artinya keluarga ini menunjukan fungsi keluarga
sehat.

POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA

Jawaban
No Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
A. Perilaku Sehat
1 Tidak merokok
Ada yang memiliki kebiasaan Ada, pasien merokok. √
merokok ?
2 Persalinan
Dimana ibu melakukan Bersalin ditolong oleh √
persalinan? bidan di Puskesmas.
3 Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di Imunisasi lengkap √
imunisasi lengkap ? (BCG,DPT 1,2,3,Polio,
Hepatitis, Campak)
dilakukan semua.
4 Balita di timbang
Apakah balita ibu sering Posyandu dan √
ditimbang? Dimana? Puskesmas
5 Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota keluarga Rutin sarapan pagi √
memiliki kebiasaan sarapan pagi?
6 Dana sehat / Askes
Apakah anda ikut menjadi peserta Ya √
jaminan kesehatan ?
7 Cuci tangan
Apakah anggota keluarga Semua anggota keluarga √
mempunyai kebiasaan mencuci rutin mencuci tangan
tangan menggunakan sabun dengan sabun sesudah
sebelum makan dan sesudah buang buang air besar, namun
air besar ? jarang mencuci tangan
sebelum makan.
8 Sikat gigi
Apakah anggota keluarga memiliki Seluruh anggota √
kebiasaan gosok gigi keluarga rutin
menggunakan odol melakukan kebiasaan
menggosok gigi.
9 Aktivitas fisik/olahraga Tidak semua anggota
Apakah anggota keluarga keluarga melakukan √
melakukan aktivitas fisik atau olah olahraga secara teratur.
raga teratur
B. Lingkungan Sehat
1 Jamban
Apakah dirumah tersedia jamban Tersedianya 1 jamban √
dan seluruh keluarga sekaligus dengan kamar
menggunakannya ? mandi.
2 Air bersih dan bebas jentik
Apakah dirumah tersedia air bersih Di rumah menggunakan
dengan tempat/tendon air tidak ada sumber air yang berasal √
jentik ? dari air PDAM, tidak ada
tempat penampungan air
yang berjentik.
3 Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia tempat Rumah terlihat bersih √
sampah? Dan di lingkungan sekitar dan tidak terlihat sampah
rumah tidak ada sampah berserakan di sekitar
berserakan? rumah.
4 SPAL Tersedia SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL √
disekitar rumah
5 Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara Terdapat ventilasi yang √
didalam rumah memadai di rumah.
6 Kepadatan
Apakah ada kesesuaian rumah Rumah cukup luas untuk
dengan jumlah anggota keluarga? 4 orang penghuni. √
7 Lantai
Apakah lantai bukan dari tanah? Seluruh lantai rumah dari √
keramik.
C. Indikator tambahan
1 ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6 bulan Ya √
hanya mendapat ASI saja sejak
lahir sampai 6 bulan
2 Konsumsi buah dan sayur
Apakah dalam 1 minggu terakhir Semua anggota keluarga √
anggota keluarga mengkonsumsi mengkonsumsi sayur
buah dan sayur? dan buah.
Jumlah 15 3
Klasifikasi
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 11-15 pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban ”Ya” antara 16-18pertanyaan (Biru)

Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab ”Ya” ada 15 pertanyaan
yang berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan
Sehatnya masuk dalam klasifikasi SEHAT III.

Analisa Aspek Diagnosis Holistik


1 Alasan kedatangan pasien Keluhan utama : Nyeri punggung bawah
Apa yang diharapkan pasien & keluarga :
Pasien dan keluarga ingin sembuh karena
keluhan tersebut membuat pasien tidak dapat
bekerja dan beraktivitas seperti biasa.
Apa yang dikhawatirkan pasien : Pasien
khawatir jika keadaannya tidak dapat kembali
seperti semula.
2 Diagnosis klinis - ICD 10 (M.17.9) Osteoathritis of knee
Biological - Proses degeneratif sendi
- Pengetahuan terkait penyakit osteoarthritis
Psikomental pada lutut
Intelektual - IMT 28.7 (Overweight)
Nutrisi
Derajat keparahan
3 Perilaku individu dan gaya hidup  Pasien mempunyai aktivitas yang tinggi
yang menunjang terjadinya berdiri lama
penyakit dan beratnya penyakit  Pasien jarang berolahraga
(faktor risiko internal)
4 Pemicu psikososial & lingkungan Pasien langsung berobat ke Puskesmas saat
dalam kehidupan (faktor risiko mengalami keluhan nyeri pada lutut yang tidak
eksternal) kunjung reda selama 2 hari berturut-turut &
rasa nyeri tersebut mengganggu aktivitas
sehari-hari pasien.
5 Fungsi sosial Skala 3 : Ada beberapa kesulitan, perawatan
diri masih bisa dilakukan, hanya dapat
melakukan pekerjaan/aktivitas ringan.

Diagnosis Keluarga
Pasien bernama Tn. AS merupakan pasien dengan jaminan BPJS di
Puskesmas Palaran yang didiagnosis Spondilitis TB. Secara umum keluarga
pasien memiliki kesadaran PHBS cukup baik dan fungsi keluarga yang sehat.
Keluarga ini memiliki penerapan hygiene pribadi yang baik. Keluarga ini
menempati rumah yang cukup sehat. Pengetahuan pasien mengenai cara
penyebaran, pengobatan penyakit dan komplikasinya kurang baik. Pasien tidak
langsung dibawa ke fasilitas kesehatan setelah timbulnya keluhan utama namun
lebih memilih pengobatan alternatif.
MANDALA OF HEALTH

GAYA HIDUP
 Mempunyai aktivitas berdiri
lama
PERILAKU KESEHATAN  Jarang berolahraga
Pengetahuan terkait penyakit OA lutut kurang  Jarang mencuci tangan dg
sabun & air mengzlir
LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI
Memiliki jaminan kesehatan
Pendapatan keluarga kategori menengah

PASIEN
BIOLOGI Pasien didiagnosis dengan
Proses degeneratif OA of knee

ICD 10 :
M 17.9

LINGKUNGAN FISIK
Kondisi rumah pasien memiliki ventilasi yang memadai
PELAYANAN KESEHATAN
uh anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan

KOMUNITAS
Pemukiman dengan sanitasi yang baik
Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah dalam Keluarga
No Masalah yang Rencana Sasaran Skor Upaya penyelesaian Resume hasil akhir Skor
dihadapi Pembinaan Pembinaan awal perbaikan akhir
1. Kurangnya Edukasi dan Pasien dan 3 - Edukasi mengenai - Pasien dan keluarga 5
pengetahuan pasien motivasi keluarga penyakit yang diderita paham mengenai
dan keluarga pasien. penyakit yang diderita
mengenai penyakit - Edukasi mengenai pasien.
yang diderita pasien. pengobatan yang - Pasien patuh
didapatkan pasien. menjalani
pengobatan.
- Keluarga
memberikan
dukungan terhadap
pengobatan pasien.
2. Kurangnya aktivitas Edukasi dan Pasien dan 3 - Edukasi mengenai - Pasien dan keluarga 5
fisik pasien dan motivasi keluarga pentingnya aktivitas paham mengenai
keluarga. fisik. pentingnya aktivitas
fisik.
- Pasien dan keluarga
rutin berolahraga.
3. Kurangnya konsumsi Edukasi dan Pasien dan 3 - Edukasi mengenai - Pasien dan keluarga 5
buah pasien dan motivasi keluarga pentingnya konsumsi paham mengenai
keluarga. buah. pentingnya konsumsi
buah.
- Pasien dan keluarga
menerapkan pola
makan sehat.
4. Kurangnya kesadaran Edukasi dan Pasien dan 3 - Edukasi mengenai - Pasien dan keluarga 5
untuk mencuci motivasi keluarga pentingnya mencuci paham mengenai
tangan sebelum tangan sebelum makan. pentingnya mencuci
makan. tangan sebelum
makan.
- Pasien dan keluarga
menerapkan
kebiasaan mencuci
tangan sebelum
makan.
Keterangan:
Skor 1 : Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi
Skor 2 : Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, hanya ada keinginan; penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider
Skor 3 : Keluarga mau melakukan namun perlu pengendalian sumber yang belum dimanfaatkan; penyelesaian masalah dilakukan
sebagian oleh provider
Skor 4 : Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya; masih tergantung pada upaya provider
Skor 5 : Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga
BAB 4
PEMBAHASAN

Pada laporan kasus ini membahas salah satu pasien rawat jalan di
Puskesmas Palaran atas nama Ny. SH berusia 46 tahun yang terdiagnosis dengan
osteoarthritis genue. Pasien mengalami keluhan nyeri pada lutut kanan terutama
saat berjalan sejak 2 hari yang lalu. Berdasarkan teori, gejala dari serangan
osteoarthritis adalah persendian terasa kaku dan nyeri saat digerakkan. Pada
mulanya terjadi pada pagi hari, tetapi jika dibiarkan akan memburuk dan
menimbulkan rasa nyeri di setiap pergerakan terutama saat menopang berat badan,
namun dapat membaik jika diistirahatkan.2,3,4
Dari dokter umum di Puskesmas Palaran diberikan berupa
pemberian obat analgesik golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS),
Piroksikam. Menurut teori, untuk kasus OA biasa digunakan analgetika
golongan OAINS. Untuk nyeri yang ringan dapat digunakan asetaminofen
tidak lebih dari 4 mg merupakan pilihan pertama. Untuk nyeri sedang hingga
berat, atau ada inflamasi bisa diberikan OAINS golongan COX-2 non-selektif
juga bisa diberikan dengan adanya perhatian khusus untuk terjadinya
komplikasi gastrointestinal dan jika ada risiko harus dikombinasi dengan
inhibitor pompa proton atau misoprostol. Injeksi kortikosteroid intraartikuler
bisa diberikan terutama pada pasien yang tidak mengalami perbaikan setelah
pemberian asetaminofen & OAINS. Tramadol bisa diberikan tersendiri atau
dengan kombinasi dengan analgetik.4,5
Selain pengobatan medikamentosa, dilakukan pula edukasi
mengenaik penyakit OA pada pasien. Tujuan dari edukasi adalah bagaimana
penderita dapat mengatasi nyeri dan disabilitas. Pemberian edukasi (KIE)
sangat penting karena dengan edukasi diharapakan pengetahuan pasien
penyakit OA menjadi meningkat dan pengobatan menjadi lebih mudah serta
bisa mencegah untuk kerusakan organ sendi lebih lanjut. Edukasi yang bisa
diberikan pada pasien adalah mengenai pengertian bahwa OA merupakan
penyakit yang bersifat kronik dan bisa kembali kambuh serta pada derajat
tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku, kemerahan dan keterbatasan gerak
serta fungsi. 4,5
Selain itu, dapat dilakukan pula menganjurkan pada pasien untuk
menghindari olahraga yang membebani berat badan seperti lari ataupun
jogging. Hal ini dikarenakan dapat menambah inflamasi, meningkatkan
tekanan intraartikular bila efusi sendi dan bahkan bisa dapat menyebabkan
robekan kapsul sendi. Pada pasien OA disarankan untuk melakukan senam
aerobic low impact intensitas rendah tanpa membebani tubuh selama 30 menit
sehari, tiga kali seminggu. Hal ini bisa dilakukan dengan olahraga sepeda atau
dengan melakukan senam lantai. Senam lantai bisa dilakukan dimana pasien
mengambil posisi telentang sambil meregangkan lututnya dengan cara
mengangkat kaki dan serta perlahan menekuk dan meuluruskan lututnya. 4,5
Untuk diet sendiri bisa dianjurkan pada penderita OA yang
mengalami kelebihan berat badan. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi keluhan dan peradangan. Pada pasien OA disarankan untuk
mengurangi berat badan dengan mengatur diet rendah kalori hingga mungkin
mendekati berat badan ideal. Penurunan energy intake yang aman dianjurkan
pemberian deficit kalori antara 500-1000 kal per hari, sehingga diharapkan
akan terjadi pembakaran lemak tubuh dan penurunan berat badan 0.5-1
kg/minggu. 4,5
DAFTAR PUSTAKA

1. S Joewono, I Haryy, K Handono, B Rawan, P Riardi. Chapter 279 :


Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV FKUI 2006. 1195-
1202
2. Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiology of
Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7, 33–42 (2011)
3. B Mandelbaum, W David. Etiology and Pathophysiology of Osteoarthritis.
ORTHO Supersite Februari 5 2020.
4. DB Kenneth. Harrison Principle of Internal Medicine 16th edition. Chapter
312 : Osteoartritis. Mc Graw Hills 2005. 2036-2045
5. Subcommittee on Osteoarthritis Guidelines. Recommendations for the Medical
Management of Osteoarthrits of the Hip and Knee. American College of
Rheumatology January 29, 2000
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai