Anda di halaman 1dari 6

Nama : Adheya Putrindashafa

NIM : 1910017041

STASE ANESTESI
Tugas Pembelajaran 6
Seorang anak laki-laki, 3 thn, BB 12 kg, dibawa oleh neneknya ke IGD dalam keadaan lemah.
Anak dilaporkan diare selama 2 hari, lebih dari 10x per hari. Riwayat kelahiran anak ini normal,
dan sampai usia 3 tahun tidak ada masalah tumbuh kembang maupun penyakit yang lain. Nenek
panik karena anak tidak selalu menyahut saat dipanggil.
1. Apa yang anda lakukan ?
Penatalaksanaan awal dengan cek kesadaran menggunakan metode AVPU, lalu bisa
mengecek airway, breathing, and circulation dengan look, listen, and feel. Keluhan yang
dialami pasien adalah diare selama 2 hari dengan frekuensi >10 kali per hari, anak dalam
keadaan lemah dan tidak menyahut ketika saat dipanggil oleh neneknya. Karena pasien diare,
maka perlu dicari tanda-tanda adanya dehidrasi pada anak seperti mata cowong, mulut
kering, turgor kulit baik atau tidak, dan menilai tanda-tanda vital. Pada kasus ini, anak dapat
dicurigai mengalami dehidrasi berat karena terjadi penurunan kesadaran yang jika dipanggil
sering tidak menyahut. Jika benar pasien mengalami dehidrasi berat maka harus dilakukan
resusitasi cairan dengan cairan intravena segera (rencana terapi C). Jika anak bisa minum,
beri oralit melalui mulut sementara infus disiapkan. Beri cairan RL atau ringer asetat (atau
jika tidak tersedia, gunakan larutan NaCl) sebanyak 100 ml/kgBB, yang dibagi menjadi
pemberian pertama 30ml/kgBB selama 30 menit dan 70ml/kgBB selama 2,5 jam. Pada pasien
ini dengan BB 12 kg maka untuk
30 menit pertama, diberikan cairan sebanyak 360 ml dan 2,5 jam berikutnya sebanyak 840
ml.
2. Apa perbedaan prinsip-prinsip penanganan dehidrasi pada anak dibandingkan dengan
dewasa?
Konsep fisiologi apa yang mendasari perhitungan tersebut?
Prinsip penanganan dehirasi pada anak dibandingkan dewasa adalah perbedaan total body
water. Pada dewasa total body water sebanyak 60 % pada dewasa laki-laki dan 50% pada
dewasa perempuan, sedangkan pada anak-anak total body water sebesar 70%, sehingga bayi
dan anak lebih rentan mengalami dehidrasi.
Fungsi ginjal belum sempurna, suplai darah ke daerah juksta medular lebih banyak
dibandingkan korteks, padahal volume korteks 3 x lebih besar dibandingkan medula dan
secara mikroskopis membran basal glomerolus bayi tipis dan belum berkembang sempurna.
Hal tersebut menyebabkan fungsi ginjal pada bayi lebih mudah terganggu terutama pada
keadaan stres dan masih bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan cairan
tubuhnya, selain itu penurunan berat badan juga relatif lebih besar.
Pada anak yang lebih tua, tanda dehidrasi lebih cepat terlihat dibandingkan bayi karena kadar
cairan ekstrasel lebih rendah. Derajat dehidrasi dapat dilihat melalui tanda klinis. Gangguan
hemodinamik, produksi urin dan kesadaran dapat menjadi tolok ukur penilaian klinis
dehidrasi

Prinsip penatalaksanaan dehidrasi adalah mengganti cairan yang hilang, mengembalikan


keseimbangan elektrolit, serta mengoreksi status osmolaritas pasien. Pada anak pemberian
cairan harus disesuaikan dengan usia dan berat badan. Kebutuhan cairan maintenance anak
dapat menggunakan rumus holiday segar yaitu :

Berat Badan Kebutuhan cairan per hari


10 kg pertama 100 ml/kgBB
10kg – 20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB
>20 Kg 1500 ml + 20 ml/kgBB
Sedangkan pada orang dewasa, kebutuhan cairan maintenance harian adalah 30-50
ml/kgBB/hari.
Kebutuhan cairan basal (rutin, rumatan) ialah :
4 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama
2 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg kedua
1 ml/kgBB/jam untuk sisa berat badan

3. Apa perbedaan prinsip-prinsip penanganan resusitasi cairan pada kasus trauma dan non
trauma
?
Pada kasus trauma, kehilangan cairan berasal dari intravaskular yaitu kehilangan darah
(eritrosit) dan plasma darah. Sehingga jika terjadi kehilangan darah, diganti dengan cairan
yang dapat masuk atau bertahan di intravascular dan mempertahankan volume darah dan
plasma seperti cairan koloid, dan kristaloid (kristaloid hanya bertahan 5% sisanya akan ke
ruang interstisial).

Luka bakar
Kebocoran vaskuler dan meningkatnya permeabilitas sehingga cairan berpindah dari
intraseluler ke interstisial. Sehingga prinsip terapinya adalah pemberian cairan hipertonik
untuk meninggikan tekanan osmotik sehingga mengurangi perembesan cairan keluar dan
menarik kembali cairan yang telah keluar ke dalam intravaskuler.

Perdarahan
Terjadi hipovolemia akibat kehilangan darah, sehingga prinsip terapinya adalah mengantikan
hilangnya cairan darah dan cairan tubuh.
Contoh:
Kristaloid (kehilangan darah 0-20% EBV): RL, NaCl 0,9%
Koloid (kehilangan darah 20-30% EBV): Albumin, dextran, gelatin, HES
Transfusi darah (kehilangan darah >30% EBV).

Pada kasus non trauma biasanya disebabkan oleh dehidrasi, yaitu kehilangan cairan yang
berasal dari ruang interstisial atau intrasel sehingga cairan yang paling sering digunakan
adalah cairan kristaloid karena 15% cairan tersebut akan berada di interstisial untuk
menggantikan elektrolit yang hilang karena dehidrasi.
Terapi cairan yang diberikan berdasarkan hasil laboratorium yang didapat dan klasifikasi
dehidrasinya. Penanganan terhadap dehidrasi, dibagi dalam 2 tahap:
Tahap awal mengatasi kedaruratan dehidrasi, yaitu syok hipovolemia yang membutuhkan
penanganan cepat. Pada tahap ini dapat diberikan cairan kristaloid isotonik, seperti ringer
lactate (RL) atau NaCl 0,9% sebesar 20 mL/kgBB untuk mengganti cairan intravaskuler.
Tahap selanjutnya, fokus pada mengatasi defisit, pemberian cairan pemeliharaan dan
penggantian kehilangan yang masih berlangsung. Kebutuhan cairan pemeliharaan diukur dari
jumlah kehilangan cairan (urin, tinja) ditambah IWL. Jumlah IWL adalah antara 400-500
mL/m2 luas permukaan tubuh

4. Jika dibutuhkan keputusan dan informed consent untuk suatu tindakan medis pada anak,
bagaimana aturan yang mendasari proses informed consent tersebut? Demonstrasikan cara
Anda berkomunikasi dengan keluarga pasien pada sesi synchronous.
Persetujuan Tindakan Kedokteran Telah Diatur Dalam UU No.29 Tahun 2014 Tentang
Praktek Kedokteran
Pasal 1 :
1. Penjelasan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.
2. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung atau pengampunya.
Pasal 2 :
1. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan.
2. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan secara tertulis maupun
lisan.
3. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan kedokteran dilakukan.
Pasal 7 :
1. Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan secara langsung kepada pasien
dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta.
2. Dalam hal ini pasien adalah anak-anak atau orang yang tidak sadar, penjelasan diberikan
kepada keluarganya atau yang mengantar.
3. Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain, dan risikonya;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Perkiraan pembiayaan

Selamat sore, saya dr. Adheya yang menangani anak bapak/ibu. Berdasarkan keluhan dan
tanda klinis yang ditemukan, pada anak bapak/ibu mengalami diare, tampak terjadi dehidrasi
derajat berat. Dehidrasi berat tersebut disebabkan oleh diare yang dialamu oleh anak. Namun,
untuk menilainya kita membutuhkan pemeriksaan terlebih dahulu, seperti pengukuran
tekanan darah, suhu, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan anak bapak/ ibu. Selain itu juga
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk pengambilan darah. Untuk penanganan awal
pada anak bapak/ibu akan diberikan cairan infus untuk menggantikan cairan yang hilang
akibat dari dehidrasinya dan diberikan juga larutan oralit untuk diminum. Anak ibu akan
dipantau selama beberapa jam untuk melihat kondisi dan respon/perbaikan yang terjadi.
Berdasarkan penjelasan ini, apakah bapak/ibu mengerti? Apakah ada pertanyaan atau
hal yang tidak dimengerti oleh bapak/ibu? Jika tidak ada, bapak/ibu bisa membaca lembar
persetujuan dan menandatanganinya, terima kasih sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai