REHIDRASI
Oleh:
HAFIDHOTUSSADIAH
NPM. 11310150
DISUSUN OLEH:
Hafidhotussadiah, S.Ked
PEMBIMBING:
dr. H. Imam Ghozali, Sp.An., M.kes
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dehidrasi ..........................................................................................................2
2.1.1. Definisi ...................................................................................................2
2.1.2. Klasifikasi Dehidrasi ..............................................................................5
2.1.3. Derajat Dehidrasi....................................................................................5
2.1.4. Penyebab Dehidrasi................................................................................8
2.1.5. Gejala dan Tanda Dehidrasi ...................................................................8
2.2. Rehidrasi ..........................................................................................................9
2.2.1. Definisi ...................................................................................................9
2.2.2. Terapi Dehidrasi......................................................................................9
BAB III KESIMPULAN......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dehidrasi
Kehilangan cairan terjadi setiap saat dan mutlak diganti agar metabolisme
tubuh dapat berlangsung normal. Harus ada keseimbangan antara jumlah air yang
berasal dari masukkan serta dari hasil oksidasi karbohidrat, lemak, protein dan
pada satu pihak lain dengan keluarnya air melalui ginjal, paru, kulit dan saluran
cerna. Keseimbangan air ini dikelola dengan pengaturan
masukkan dan
pengeluaran. Air tubuh terdapat didalam sel (intrasel) dan diluar sel (extrasel).
Cairan extraselular meliputi cairan interstisial dan plasma yang mempunyai
komposisi yang sama. Natrium merupakan kation terpenting sedangkan anion
terpenting adalah klorida dan bikarbonant. Kation terpenting pada intrasel adalah
kalium dan magnesium
sedangkan anion
berbagai
penyakit
yang berupa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada
tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu:
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran klinisnya turgor kurang,
suara serak (vox cholerica), pasien belum jatuh dalam presyok.
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8%): turgor buruk, suara serak, pasien jatuh
dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah
kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
Tanda dari kehilangan cairan dilihat dari presentasi berat badan:
Tanda
Membran mukosa
Sensorium
Perubahan
5%
10 %
15 %
Kering
Normal
Normal
Sangat kering
Lemas
Ada
Terpanggang
Sangat lemas
ortostatik
Nadi
Tekanan darah
Rata-rata aliran
urin
Rata-rata nadi
Tekanan darah
Penurunan
Penurunan nyata
Normal / meningkat
Meningkat >100
Peningkatan nyata
Normal
bpm
Peningkatan ringan
>120 bpm
Penurunan
dengan variasi
pernapasan
Bpm (beats per minute)
Cara 1
Jika ada rasa haus dan tidak ada tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya, maka
kehilangan air diperkirakan 2% dari berat badan pada waktu itu. Misalnya
berat badan 50 kg maka defisit air sekitar 1 liter atau 1000 ml.
Jika seseorang berpergian 3-4 hari tanpa air dan ada rasa haus, mulut kering,
oligouria, maka defisit air diperkirakan sekitar 6% atau 3000 ml pada orang
dengan berat badan 50 kg.
Bila ada tanda-tanda diatas ditambah dengan kelemahan fisis yang nyata,
perubahan mental seperti bingung atau delirium maka defisit air sekitar 7-14%
atau sekitar 3,5-7 liter pada orang dengan berat badan 50 kg.
Cara 2
Jika pasien dapat ditimbang tiap hari, maka kehilangan berat badan 4 kg pada fase
akut sama dengan defisit air 4 liter.
Cara 3
Dengan kenyataan bahwa konsentrasi natrium dalam plasma berbanding terbalik
dengan volume air ekstraseluler dengan pengertian bahwa kehilangan air tidak
disertai dengan perubahan konsentrasi natrium dalam plasma, maka dapat
dihitung dengan rumus:
Di mana:
Na1
BW1
: volume air badan yang normal, biasanya 60% dari berat badan pria dan
Na2
: kadar natrium plasma sekarang 8w2: volume air berat badan sekarang.
Contoh: seorang
pria dengan
= Na1 x 8w1
162 x
= 142 x 42
(x)
(x)
= 37 L
1
2
1
2
2
90 mmHg
Nadi lebih atau sama dengan 120x/menit
Napas kussmaul (lebih dari 30x/menit)
Turgor kulit kurang
Facies cholerica
Ekstremitas dingin
Jari tangan keriput
Sianosis
Umur 50 tahun atau lebih
Umur 60 tahun atau lebih
1
1
1
2
1
1
2
-1 (negative)
-2 (negative)
Rehidrasi
menurut
Morgan-Watten
5
Contoh:
Seorang pria dengan berat badan 40 kg dan berat jenis plasma pada waktu itu 1,030,
maka kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial:
1,030 1,025 x 40 x 4 ml = 800 ml
0,001
Dehidrasi WHO
1. Dehidrasi Ringan
Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus,
dan agak rewel.
2. Dehidrasi Sedang
Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala berikut:
Gelisah, cengeng
Kehausan
Mata cekung
Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke
posisi semula.
3. Dehidrasi berat
Tandanya ditemukan 2 atau lebih gejala berikut:
Muntah terus-menerus
Tidak kencing 6 jam atau lebih / frekuensi buang air kecil berkurang / kurang dari
6 popok / hari.
75% dari total berat badan. Cairan ini terdistribusi sedemikian rupa sehingga mengisi
hampir di setiap rongga yang ada pada tubuh manusia. Dehidrasi terjadi jika cairan yang
dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk.
Namun karena mekanisme yang terdapat pada tubuh manusia sudah sangat unik
dan dinamis maka tidak setiap kehilangan cairan akan menyebabkan tubuh dehidrasi.
Dalam kondisi normal, kehilangan cairan dapat terjadi saat kita :
o
Bernafas
Berkeringat
Sehingga setiap hari kita harus minum cukup air guna mengganti cairan yang hilang saat
aktifitas normal tersebut. Untungnya, tubuh mempunyai mekanisme unik bila kekurangan
cairan. Rasa haus akan serta merta muncul bila keseimbangan cairan dalam tubuh mulai
terganggu. Tubuh akan menghasilkan hormon ADH guna mengurangi produksi kencing
oleh ginjal. Tujuan akhir dari mekanisme ini adalah mengurangi sebanyak mungkin
kehilangan cairan saat keseimbangan cairan tubuh terganggu.
Penyebab dehidrasi
Dehidrasi terjadi
bila kehilangan
cairan sangat kurang. Beberapa kondisi yang sering menyebabkan dehidrasi antara lain :
Diare.
Diare merupakan
kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak
mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
o
pemasukan
kondisi dehidrasi.
o
Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing
manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui
kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering ke belakang untuk
kencing.
Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya
cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu
sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
Mulut kering.
Berkurangnya keringat.
Kekakuan otot.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa
gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka
akan sangat sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
2. REHIDRASI
2.1 Definisi
Rehidrasi adalah usaha mengembalikan ke keadaan hidrasi yang normal
dari keadaan dehidrasi.
Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka hanya diberikan cairan
peroral (sebanyak mungkin sedikit demi sedikit). Bila skor lebih atau sama
dengan 3 disertai syok diberikan cairan per intravena. Cairan rehidrasi dapat
diberikan melalui oral, enteral melalui selang nasogastrik atau intravena.
utama
pengobatan
dehidrasi
adalah
penggantian
cairan.
Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka
dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah
penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman. Keputusan menggunakan
cairan infus sangat tergantung dari kondisi pasien berdasarkan
pemeriksaan
11
hipotonik:
osmolaritasnya
lebih
rendah
dibandingkan
serum
(konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam
serum, dan menurunkan osmolaritas serum . Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari
osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel
yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya
pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.
Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari
dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya
adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
2) Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum
(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh
12
b.
Koloid
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan
keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka
sifatnya hipertonik,
Contohnya adalah albumin dan steroid. Disebut juga sebagai plasma ekspander,
karena memiliki kemampuan besar dalam mempertahankan volume intravaskuler. Contoh cairan ini antara lain: Dekstran, Haemacel, Albumin, Plasma,
Darah. Cairan koloid ini digunakan untuk menggantikan kehilangan cairan intravaskuler.
13
Keunggulan:
1.Lebih mudah tersedia dan murah
2. Komposisi serupa dengan plasma (Ringer asetat/ringer laktat)
3. Bisa disimpan di suhu kamar
4. Bebas dari reaksi anafilaktik
5. Komplikasi minimal
Kekurangan:
1. Edema bisa mengurangi ekspansibilitas dinding dada
2. Oksigenasi jaringan terganggu karena bertambahnya jarak kapiler dan sel
3. Memerlukan volume 4 kali lebih banyak 1. Anafilaksis
2. Koagulopati
3. Albumin bisa memperberat depresi miokard pada pasien syok (mungkin
dengan mengikat kalsium, mengurangi kadar ion Ca++
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemberian cairan diusahakan secara oral dan pada keadaan yang tidak
memungkinkan diberikan secara intravena.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Daldiyono.
Diare.
Dalam:
Sulaiman
HA-Dsdaldiyono-Akbar
HN-Rani AA
6. http://www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/
16