Anda di halaman 1dari 26

Perhitungan Cairan

Disampaikan dalam Kegiatan Pembekalan / Pra Klinik


Praktek Klinik Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Tahun 2023
Cairan Tubuh
Tubuh manusia terdiri dari
sebagian besarnya berupa cairan.

Hampir 60% BB orang dewasa


tdd cairan. Jumlah cairan tubuh
total pada setiap individu
bervariasi menurut usia, BB, JK,
dan jumlah lemak tubuh.

Wanita > cairan dibandingkan pria 


jumlah jaringan adiposa Wanita >>
Usia >>  semakin berkurang presentase
cairan tubuhnya.
Pembagian Cairan Tubuh
Kebutuhan dan Keseimbangan Harian Cairan Tubuh

Cairan masuk  makanan dan minuman yang masuk dalam tubuh


dengan cara oral
Cairan keluar  urin, insensible water loss. Kondisi Patologis 
muntah, diare, trauma, perdarahan aktif

Kebutuhan cairan setiap hari dapat ditentukan dengan rumus Holiday


Segar.
Tabel Kebutuhan Cairan per Hari

Sebagai contoh:
Ny. S dengan BB 62 kg maka kebutuhan cairannya:
10 kg pertama = 100 ml x 10 kg = 1000 ml
10 kg kedua = 50 ml x 10 kg = 500 ml
62 – 20 kg = 42 kg, maka 20 ml x 42 kg = 840 ml
Kebutuhan cairan Ny. S yaitu 2340 ml / hari
Untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh dapat dilakukan dengan
mengurangi total cairan masuk dan cairan keluar. Balance cairan sebaiknya
tidak melebihi 200-400 ml/hari.
Insesibel water loss yang termasuk ke dalam cairan keluar, dihitung dengan
perkiraan 15 m//kgBB/hari.

Kehilangan akibat peningkatan suhu tubuh dihitung kurang lebih 10% dari
kebutuhan cairan per hari.
Homeostasis Cairan
Keseimbangan normal cairan dan elektrolit harus bekerja sesuai kontrol
fisiologis normal agar fungsi seluler dan organ dapat berlangsung dengan
efektif.
Fx yang mempengaruhi proses homeostasis tubuh: penyakit, cedera
ataupun respons stress.
Pasien yang sakit mungkin mengalami peningkatan kehilangan cairan akibab
demam, muntah, diare ditambah dengan penurunan asupan oral dikarenakan
mual.
Pemberian cairan intravena merupakan tindakan yang dibutuhkan pasien
dengan tujuan memulihkan kondisi patologis yang terjadi dan mengembalikan
pasien dalam keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal
Terapi Cairan

Terapi cairan merupakan pilihan terapi yang bertujuan mempertahankan


sirkulasi atau mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolis yang
adekuat pasa pasien yang tidak mampu mengendalikan keseimbangan
cairan dalam tubuhnya. Misal, pada pasien yang mengalami kehilangan
cairan yang banyak seperti dehidrasi karena muntah, diare, dan syok.
Jenis Cairan Intravena

Cairan intravena dibagi menjadi dua, yaitu: cairan


kristaloid dan cairan koloid.
Cairan Kristaloid
Elektrolit (contoh kalium, natrium, kalsium, dan klorida) merupakan
komponen dari kristaloid. Cairan kristaloid ditandai dengan
pengaruhnya terhadap status asam basa. Kristaloid digunakan untuk
menggantikan kehilangan sodium atau mempertahankan status
quo.
Keuntungan: murah, mudah dibuat, tidak menimbulkan reaksi imun.
Kerugian: jika memberikan NS dlm jumlah besar  asidosis metabolic.
Cairan kristaloid digunakan sebagai cairan resusitasi awal pada
pasien dengan hemoragik dan syok septic, luka bakar, cedera kepala.
Jenis Cairan Kristaloid
1. Isotonis (iso = sama, tonis = konsentrasi)
Apabila jumlah elektrolis plasma terisi kristaloid pada jumlah yang
sama dan memiliki konsentrasi yang sama maka disebut sebagai
isotonis.
Tidak terjadi perpindahan signifikan antara cairan di dalam sel
dengan intravascular saat pemberian kristaloid isotonis. Jika
diberikan dalam jumlah besar  efek samping: edema perifer,
edema paru.
Contoh: Ringer Laktat, Normal Saline (NaCl 0,9%), dan Dextrose
5% dalam ¼ NS
2. Hipertonis (hiper=tinggi, tonis=konsentrasi)

Kristaloid disebut hipertonis apabila jumlah elektrolit dari kristaloid


lebih banyak dibandingkan dengan plasma tubuh. Apabila ini diberikan
akan menyebabkan terjadinya penarikan cairan dari sel ke ruang
intravaskuler. Hal ini dapat menyebabkan perbaikan aliran darah ke
organ-organ vital. Efek samping: hypernatremia, dan hyperkloremia.
Contoh: Dextrose 5% dalam ½ NS, Dextrose 5% dalam NS, Saline 3%,
Saline 5%, dan Dextrose 5 % dalam RL
3. Hipotonis (hipo=rendah, tonis=konsentrasi)

Jika plasma memiliki elektrolit yang lebih banyak dibandingkan


kristaloid dan kurang terkonsentrasi maka disebut hipotonis. Ketika
cairan ini diberikan, cairan dengan cepat akan berpindah dari
intravaskuler ke sel.

Contoh: Dextrone 5% dalam air, ½ NS


Cairan Koloid
Cairan koloid membantu mempertahankan tekanan onkotik koloid plasma
sehingga sebagian besar tetap berada di ruang intravaskuler.
Pasien dengan deficit cairan berat seperti pd syok hipovolemik sblm
diberikan transfuse darah dapat diberikan cairan koloid sebagai
salah satu langkah resusitasi.
Cairan koloid merupakan turunan dari plasma protein dan sintetik.
Berdasarkan jenis pembuatannya, larutan koloid tdd:
1. Koloid alami  fraksi albumin (5% dan 25%) dengan protein plasma
5%
2. Koloid sintetik  dextran, hydroxylethyl starch, gelatin
Perbandingan Kristaloid dan Koloid
Cairan Infus
Berdasarkan penggunaannya, dibagi menjadi 4 kelompok:

1. Cairan pemeliharaan
2. Cairan pengganti
3. Cairan untuk tujuan khusus
4. Cairan nutrisi
1. Cairan pemeliharaan

Digunakan untuk pemeliharaan rutin mengacu pd


penyediaan cairan dan elektrolis intravena untuk pasien
yang terjaga keseimbangan cairan dan elektrolitnya namun
tidak mampu memenuhi kebutuhan cairannya via
enteral

Jenis yang bisa diberikan NaCl 0,9%, glukosa 5%, ringer


laktat. Cairan rumatan ini dibutuhkan sekitar 25-30
ml/kg/hari.
2. Cairan pengganti

Digunakan jika ada kasus kehilangan cairan tubuh. Terapi


cairan pengganti intravena memiliki tujuan untuk menjaga
dan mengembalikan homeostasis yang adekuat dengan
cara memenuhi kebutuhan ekstra dari cairan dan elektrolit.
4. Cairan nutrisi

Pasien yang tidak mengkonsumsi makanan peroral ataupun


yang tidak boleh makan dapat diberikan cairan nutrisi.
Syarat pemberian nutrisi parenteral: gangguan absorpsi
makanan (cth: obstruksi usus halus), kondisi dimana usus
harus diistirahatkan (cth: diare berulang), gangguan
motilitas usus (cth: gg pd ileus yang berkepanjangan)
Contoh:
Pasien L bermaksud diberikan cairan NaCl 0,9% sebanyak 250 cc dalam
2 jam. Diketahui faktor tetes infusan adalah 15 tetes / menit. Jumlah
tetesan per menit (TPM) adalah…

Jumlah TPM = 250 cc x 15 tetes/menit / 2 x 60 menit


= 3750 / 120
= 31,25
= 32 tetes / menit
Terima kasih …

Anda mungkin juga menyukai