Anda di halaman 1dari 16

MATERI 5

Pengenalan dan perhitungan terapi


cairan dan elektrolit pasien kritis

NAMA : ESTER ANGELINA MARPAUNG


NIM : P05130218019
Air merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Total air tubuh
bervariasi menurut umur dan jenis kelamin. Pada laki-laki dewasa kandungan air
adalah 60% dari berat badan, sedangkan pada wanita 52% dari berat badan.
Perbedaan ini disebabkan kandungan lemak yang lebih tinggi pada wanita.
Pada bayi yang baru lahir, kandungan air adalah 90% dari berat badan, yang
kemudian akan berkurang dengan bertambahnya usia. Pengurangan air
terbanyak terjadi sampai usia 6 bulan. Pada usia 1 tahun kandungan air sudah
sama seperti usia dewasa.

Air dalam tubuh (endogen) didapat dari hasil oksidasi makanan dalam
tubuh. Pada setiap 2 gram lemak dihasilkan 1 ml air, dari protein 0,8 ml air, dan
dari karbohidrat sekitar 0,6 ml air. Mekanisme keseimbangan cairan dan
elektrolit di dalam tubuh diatur terutama oleh ginjal, kelenjar supra renal, kelenjar
hipofisis, dan paru
Cairan tubuh dapat dibagi kedalam dua kompartemen, cairan
intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler
merupakan kompartemen utama, yaitu 55% dari cairan tubuh,
sedangkan CES 45% dari cairan tubuh. Cairan ekstraseluler terdiri dari 3
kompartemen, yaitu cairan intravaskuler yang merupakan 15% dari CES,
cairan interstitial yang merupakan 45% dari CES, dan cairan transeluler
yang merupakan 40% dari cairan ekstraseluler.Cairan intravaskuler
terdiri atas plasma, komponen darah, hormon, dan nutrisi.
Penatalaksanaan pemberian cairan dan elektrolit harus
berdasarkan penyebab, setelah ditentukan, maka disusun suatu rencana
pemberian meliputi jenis cairan/elektrolit, jumlah, dan kecepatan
pemberian. Penatalaksanaan harus dilakukan secara sistematik meliputi
evaluasi status hemodinamik, pemasangan infus yang baik, bila perlu
memasang tekanan vena sentral (CVP), periksa kadar elektrolit, analisis
gas darah. Pada kondisi gawat, kateter urin harus terpasang untuk
mengetahui kehilangan cairan sehingga dapat direncanakan pemberian
cairan/elektrolit yang tepat.
TERAPI CAIRAN
Terapi cairan adalah salah satu terapi yang sangat menentukan keberhasilan penanganan
pasien kritis. Dalam langkah-langkah resusitasi, langkah D (“drug and fluid treatment”) dalam bantuan
hidup lanjut, merupakan langkah penting yang dilakukan secara simultan dengan langkah-langkah
lainnya. Tindakan ini seringkali merupakan langkah “life saving” pada pasien yang menderita kehilangan
cairan yang banyak seperti dehidrasi karena muntah mencret dan syok.
1. Terapi Cairan Prabedah
Prinsip pemberian cairan prabedah adalah untuk mengganti cairan dan kalori yang dialami
pasien prabedah0 akibat puasa. Cairan yang digunakan 04
adalah15: a. Untuk mengganti puasa
diberikan cairan pemeliharaan b. Untuk koreksi defisist puasa atau dehidrasi diberikan cairan
kristaloid c. Perdarahan akut diberikan cairan kristaloid dan koloid atau transfusi
2. Terapi Cairan selama Operasi
Tujuan dari pemberian cairan selama operasi adalah sebagai koreksi kehilangan cairan melalui
luka operasi, mengganti peredarahan dan mengganti cairan yang hilang melalui organ eksresi
Hal yang terpenting juga berdasarkan dari kondisi klinis pasien dan prosedur operasi yang akan pasien
jalani. Jumlah kehilangan darah dapat dihitung dengan beberapa cara diantaranya:
1. Menghitung Estimated Blood Volume = 65ml/kg dikalikan dengan berat badan pasien.
2. Menghitung volume sel darah merah pada hematokrit preoperatif (RBCV preop)
3. Menghitung volume sel darah merah pada hematokrit 30% (RBCV 30%)
4. Hitung jumlah kehilangan volume sel darah merah (RBCV lost); RBCV lost = RBCV preop – RBCV
30% .
5. Hitung Allowable Blood Loss = EBV x (Hct preop – Hct 30%).3,5,6 Hct preop
 Prinsip terapi cairan intravena
Kebutuhan air, natrium dan kalium

Dewasa Anak
Air 30-35 ml/kgBB/hari atau 10 kg pertama : 4ml/kg/jam
2500-300 ml/hari 10-20 kg berikut : tambahkan 2ml/kg/jam
>20 kg : tambahkan 1 ml/kg/jam
Contoh : kebutuhan anak dengan
BB 25 kg = 40 + 20 +5 = 65 ml jam

Natrium 1-2 mEq/kgBB/hari atau 3-4 mEq/kg/24 jam


80-120 mEq/hari (BB 70 kg)

Kalium 0,5-1 mEq/kgBB/hari atau 2-3 mEq/kg/24 jam


50-100 mEq/hari (BB 70kg)
Catatan : setiap kenaikan 1 diatas 37
kehilangan air melalui insensible loss
bertambah 2-2,5 ml/kg/hari atau 12%
Keseimbangan air dan elektrolit dipertahankan
melalui intergrasi dari fungsi :
a. Ginjal
b. Hormonal
c. Saraf
 ELEKTROLIT
Penatalaksanaan pemberian cairan dan elektrolit harus berdasarkan penyebab, setelah
ditentukan, maka disusun suatu rencana pemberian meliputi jenis cairan/elektrolit, jumlah, dan
kecepatan pemberian. Penatalaksanaan harus dilakukan secara sistematik meliputi evaluasi status
hemodinamik, pemasangan infus yang baik, bila perlu memasang tekanan vena sentral (CVP), periksa
kadar elektrolit, analisis gas darah. Pada kondisi gawat, kateter urin harus terpasang untuk mengetahui
kehilangan cairan sehingga dapat direncanakan pemberian cairan/elektrolit yang tepat.
Elektrolit merupakan molekul terionisasi yang terdapat di dalam darah, jaringan, dan sel
tubuh. Molekul tersebut, baik yang positif (kation) maupun yang negatif (anion) menghantarkan arus
listrik dan membantu mempertahankan pH dan level asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga
memfasilitasi pergerakan cairan antar dan dalam sel melalui suatu proses yang dikenal sebagai
osmosis dan memegang peraran dalam pengaturan fungsi neuromuskular, endokrin, dan sistem
ekskresi.
Kebutuhan Air dan Elektrolit
Bayi dan anak:
Pada bayi dan anak sesuai dengan perhitungan di bawah ini :
Berat badan Kebutuhan air perhari
Sampai 10 kg 100 ml/kgBB
11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB
( untuk tiap kg diatas 10 kg)
>20 kg 1500 ml + 20 ml/kgBB
( untuk tiap kg diatas 20 kg)
Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari
Orang dewasa:
Pada orang dewasa kebutuhannya yaitu :
1. Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari
2. Kebutuhan kalium 1-2 mEq/kgBB/hari
3. Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Yang menyebabkan adanya suatu peningkatan
terhadap kebutuhan cairan harian diantaranya :
1. Demam ( kebutuhan meningkat 12% setiap 10 C, jika suhu > 370 C )
2. Hiperventilasi  Suhu lingkungan yang tinggi  Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
3. Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau poliuria Yang menyebabkan adanya penurunan
terhadap kebutuhan cairan harian diantaranya yaitu :
4. Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 10 C, jika suhu

 Gangguan Keseimbangan Air dan Elektrolit Gangguan keseimbangan air dan elektrolit dapat terjadi
karena:
1. Gastroenteritis, demam tinggi ( DHF, difteri, tifoid )
2. Kasus pembedahan ( appendektomi, splenektomi, section cesarea, histerektomi )
3. Penyakit lain yang menyebabkan pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang ( kehilangan cairan
melalui muntah )
Ditinjau dari segi banyaknya defisit cairan dan elektrolit yang hilang, maka
dehidrasi dapat dibagi atas :
1. Dehidrasi ringan (defisit 4%BB)
2. Dehidrasi sedang (defisit 8%BB)
3. Dehidrasi berat (defisit 12%BB) Tabel
4. Rumatan Cairan menurut rumus Hollyday-Segar3

•Berat Badan
< 10 kg
11 – 20 kg
> 20 kg
•Jumlah Cairan
100 ml/kg/hari
1000 ml + 50 ml/kg/hari untuk setiap kg
di atas 10 kg
1500 ml + 20 ml/kg/hari untuk setiap kg
di atas 20 kg
 Manajemen cairan dan elektrolit pada luka bakar

Prinsip utama terapi suportif pada keadaan gawat darurat penyakit kulit sama dengan
pengelolaan pada pasien luka bakar, yaitu pemberian cairan dan elektrolit, dan nutrisi tambahan.
Pemberian cairan dan elektrolit pada luka bakar berdasarkan pada ‘rule of nine’, yaitu
penghitungan luas area tubuh yang terkena luka bakar.
Pemberian cairan dan elektrolit pada luka bakar berdasarkan pada ‘rule of nine’, yaitu
penghitungan luas area tubuh yang terkena luka bakar. da penanganan luka bakar, setelah dihitung
luas area yang terkena maka ditentukan pemberian cairan dan elektrolit dalam 24 jam pertama dan
selanjutnya. Dalam 24 jam pertama diberikan 2000 ml kristaloid seperti Ringer’s laktat ditambah
dengan pengganti cairan yang hilang, yaitu 2-4 ml X kgBB X persentase luas area yang terkena
berupa cairan koloid dengan perbandingan 1 berbanding 3. Setengahnya diberikan dalam 8 jam
pertama dan sisanya dalam 16 jam. Pada 24 jam kedua diberikan 2000 ml cairan ditambah dengan
setengah pengganti cairan dalam 24 jam pertama. Cairan koloid yang diberikan biasanya adalah
fresh frozen plasma.
Manajemen terapi cairan dan elektrolit pada pasien cidera kepala
Manajemen cairan pasien dengan cedera kepala merupakan
tantangan di seluruh dunia. Cairan isotonik merupakan cairan yang paling
sering diberikan untuk resusitasi dan rumatan karena dianggap tidak
menyebabkan gangguan signifikan dalam tubuh. Namun demikian, ternyata
setelah 10 hari menerima cairan ini, gangguan elektrolit terutama natrium
masih bisa terjadi, bahkan menyebabkan penurunan kesadaran. Manajemen
cairan dengan memperhatikan keseimbangan elektrolit merupakan strategi
yang paling penting untuk mencegah hal semacam ini. Pasien dengan COT
berat sangat berisiko mengalami kelainan hipomagnesaemia, hipokalemia,
dan hipokalsemia dengan penyebab multifactor alkalosis yang timbul karena
efek hiperventilasi spontan atau dari ventilator. Pemilihan jenis dan jumlah
cairan untuk keperluan rumatan dan operasi pada pasien dengan cedera
kepala harus mempertimbangkan banyak faktor. Mulai dari jenis cairannya,
perhitungan jumlah yang bisa diberikan, osmolaritas dan osmolalitasnya,
sampai ketersediaan cairan tersebut di tempat kita bertugas.
 Tatalaksana Terapi cairan pada Kegawat Daruratan

Tujuan utama penatalaksanaan cairan pada kegawat daruratan adalah


mengembalikan volume sirkulasi efektif yang adekuat dengan segera. volume yang
diperlukan bervariasi tergantung keadaan klinis dan perlu evaluasi berulang. Adapun
langkah-langkah prinsipnya adalah

a. Memperkirakan kehilangan cairan : melalui pengukuran berat badan,


anamnesis, pemeriksaan fisis, dan laboratorium.
b. Pemberian cairan intravena: meliputi penentuan cairan apa yang digunakan,
berapa banyak, bagaimana kecepatannya, bagaimana selanjutnya setelah
volume sirkulasi efektif tercapai, dan bagaimana osmolalitasnya.
c. Melakukan koreksi cepat yang aman sesuai dengan fisiologi terhadap gangguan
keseimbangan elektrolit yang mengancam jiwa dan dilanjutkan dengan
koreksilambat. Aplikasi tata laksana terapi cairan pada kegawat daruratan anak
yang sering terjadi adalah pada kasus Dehidrasi dan Syok.
Tabel Kebutuhan Cairan Perhari

Berat badan Kebutuhan cairan/hari kebutuhan


cairan/jam
10 kg pertama 100 ml/kg 4 ml/kg

10 kg kedua 50 ml/kg 2 ml/kg

berat badan 20 ml/kg 1 ml/kg


selebihnya
THANK YOU
The spring and autumn period and the visual studio is one of the enterprises and
individuals to provide professional creativity, brand integration design consultants,
more than 15 years working experience. To customers as the benchmark, with
wisdom grafting business and the arts.

Reporter:XXX

Anda mungkin juga menyukai