03 PEMBAHASAN 04 KESIMULAN
PENDAHULUAN
1.1. Anatomi Ginj al
Setiap manusia mempunyai dua ginjal yang terletak retroperitoneal dalam
rongga abdomen dan berat masing-masing ± 150 gram. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dekstra yang besar. Setiap
ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa. Korteks renalis
terdapat di bagian luar yang berwarna cokelat gelap dan medula renalis di bagian
dalam berwarna cokelat lebih terang. Bagian medula berbentuk kerucut disebut
pelvis renalis, yang akan terhubung dengan ureter sehingga urin yang terbentuk
dapat lewat menuju vesika urinaria. Te rdapat kurang lebih satu juta nefron yang
merupakan unit fungsional ginjal dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari glomerulus,
tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distalis dan tubulus
kolektivus. Glomerulus merupakan unit kapiler yang disusun dari tubulus
membentuk kapsula Bowman. Setiap glomerulus mempunyai pembuluh darah
arteriola afferen yang membawa darah masuk glomerulus dan pembuluh darah
arteriola efferen yang membawa darah keluar glomerulus. Pembuluh darah
arteriola efferen bercabang menjadi kapiler peritubulus yang mengalir pada
tubulus. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler, yaitu
arteriola yang membawa darah dari dan menuju glomerulus, serta kapiler
peritubulus yang mengalir pada jaringan ginjal.
1.2 Fi s i ol ogi Gi nj al
Ginjal adalah organ yang berfungsi mengatur keseimbangan cairan tubuh
dengan cara membuang sisa metabolisme dan menahan zat – zat yang diperlukan
oleh tubuh. Fungsi ini amat penting bagi tubuh untuk menjaga hemeostatis.
Homeostatis amat penting dijaga karena sel – sel tubuh hanya bisa berfungsi pada
keadaan cairan tertentu. Walaupun begitu, ginjal tidak selalu bisa mengatur
keadaan cairan tubuh dalam kondisi normal. Pada keadaan minimal, ginjal
mengeluarkan minimal 0,5 liter air per hari untuk kebutuhan pembuangan racun.
Hal ini tetap harus dilakukan walaupun tubuh berada dalam kondisi dehidrasi
berat.
HCO3-, Ca2+, dan PO 2-. Kesemua ion ini amat penting dijaga 4
termasuk perubahan penggunaan sumber energi tubuh. Hal ini terjadi karena
glukosa secara mutlak, dan ada juga yang membutuhkan gabungan glukosa
dengan lemak. Glukosa dapat dibentuk dari beberapa asam amino melalui
utama sumber energi dan kehilangan nitrogen akan dikurangi dengan mobilisasi
oksidatif pada penyakit ginjal kronik antara lain pembentukan radikal bebas di
mitokondria.
01
KASUS PENYAKIT
GINJAL DAN ADIME
Tn. KD, berumur 48 tahun, jenis kelamin laki -laki, suku Timor Leste, menganut agama Katholik,
pekerjaan pasien petani, pendidikan terakhir Sekolah Dasar, mengeluh mual, pusing, Tn. KD
mengatakan ia sudah menderita sakit gagal ginjal sejak tahun lalu dan sementara melakukan
haemodialisa (HD) 2 kali seminggu yaitu setiap hari Selasa dan Jumat kemarin saat akan melakukan
HD pasien merasa pusing, mual dan lemah serta gatal-gatal pada daerah perut. Pasien mengatakan
ada bengkak pada punggung kaki kanan, nyeri saat buang air kecil. pasien di diagnosa CKD stadium
menyertai Tn. KD batuk berdahak, sering sesak napas dan gatal-gatal terdapat oedema pada punggung
kaki kanan, keluhan lain yang perut.
Riwayat penyakit sebelumnya : Tn. KD pernah menderita sakit darah tinggi sejak tahun lalu dan cara
mengatasinya berobat jalan di Puskesmas. Kebiasaan pasien merokok 2 bks/hari sejak usia remaja dan
baru berhenti merokok pada tahun lalu, pasien sering mengkonsumsi alkohol jika diajak teman dan baru
istirahat tahun 2004, punggung kaki kanan, keluhan lain yang menyertai Tn. KD batuk berdahak, sering
sesak napas dan gatal-gatal di perut. Riwayat kesehatan keluarga : ayah dari Tn. KD adalah penderita
hipertensi sampai meninggal.
TTV : tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 82x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu badan 37,8°C. wajah
terlihat pucat, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik kesadaran/GCS: Compos Mentis.
Tn. KD mengeluh sering sesak napas, mengeluh mual, keadaan bibir lembab, warna mukosa merah
muda. Keadaan abdomen, warna kulit sawo matang. Pada pemeriksaan auskultasi, ada bising
usus/peristaltic 10x/menit. Pada pemeriksaan palpasi, ada nyeri tekan pada daerah simpisis dengan
skala nyeri 2. pasien kadang inkontinensia, pasien tidak menggunakan alat bantu (keteter), produksi
urine 500e4r4-600 cc/hari, intake cairan : oral 1500 cc/hari, parenteral 100 cc/hari.
Pola kegiatan sehari -hari : sebelum sakit pola makan pasien nasi dan sayur dençan
frekuensi makan sedang 3x/hari, Makanan pantangan ikan segar. Banyaknya minuman
dalam sehari 1500 -2000 cc/hari. Berat badan sebelum sakit 51 kg dan TB 162 cm.
Selama sakit penurunan berat badan 6 kg sehingga berat badan terakhir 45 kg.
Selama sakit nafsu makan menurun, Pada pola eliminasi pasien KD buang air kecil 3-
4x/hari, wama kuning daun teh, bau amoniak dengan jumlah 1500 cc/hari. Perbahan
selama sakit, BAK sedikit, produksi urine 500-600 cc/hari.
Pemeriksaan Laboratorium : HB 7,7 gldL. Jumlah eritrosit 2,84/ul. Hematocrit 21,9%.
BUN 24 mgidl. , Kreatinin darah 5,32 mg/dL. foto thorax : terbaca cardiomegaly. Terapi :
IVFD NACL 1 tetes/menit (100cc/24 jam), furosemid NS 100 cc, aspar K 3x1 tablet,
micardis 80 mg -0-0. cloridin 3x0,5 mg, asamfolat 2x1 tablet, LivronBplex 0-1 -1,
tranfusi darah 1 bag/hari. Terdapat pitting oedema 2 cm pada punggung kaki kanan,
nyeri tekan pada daerah simpisis dengan skala nyeri 2 .
PENYELESAIAN
A. ASSESMENT GIZI
a. Riwayat Gizi
• Sebelum sakit pola makan pasien nasi dan sayur dengan frekuensi makan sedang
3x/hari
Bahan energi Protein lemak kh
makanan
Nasi 3 x 175 = 525 3 x 4 = 12 - 3 x 40 = 120
Sayur 3 x 50 = 150 3x3=9 - 3 x 10 = 30
Total 675 kkal 21 gram - 150 gram
c. Antropometri
TB : 162 cm
BB : 45 kg
BBI : 55,8 kg
Umur : 48 tahun
𝐵𝐵 45 𝑘𝑔 45 𝑘𝑔
IMT = 𝑇𝐵 2 (𝑚 ) = 1,62 2
= 2,6244
= 17,14 kg/m2 (𝑈𝑛𝑑𝑒𝑟𝑤𝑖𝑔ℎ𝑡)
d. Physical Date
Fisik
Mengeluh mual, pusing,
Lemah serta gatal -gatal pada daerah perut
Pasien mengatakan ada bengkak pada punggung kaki kanan, nyeri
saat buang air kecil
Batuk berdahak, sering sesak napas dan gatal-gatal terdapat oedema
pada punggung kaki kanan, keluhan lain yang perut
Wajah terlihat pucat, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik.
kesadaran/GCS: Compos Mentis
Keadaan bibir lembab, warna mukosa merah muda. Keadaan
abdomen, warna kulit sawo matang. Pada pemeriksaan auskultasi,
ada bising usus/peristaltic 10x/menit. Pada pemeriksaan palpasi, ada
nyeri tekan pada daerah simpisis dengan skala nyeri
Terdapat pitting oedema 2 cm pada punggung kaki kanan, nyeri
tekan pada daerah simpisis dengan skala nyeri 2.
Klinis
Tn. KD,
Berumur 48 tahun,
Jenis kelamin laki –laki
Suku Timor Leste, menganut
Agama Katholik, pekerjaan pasien petani,
Pendidikan terakhir Sekolah Dasar
Riwayat Medis
Tn. KD mengatakan ia sudah menderita sakit gagal ginjal sejak
tahun lalu dan sementara melakukan haemodialisa (HD) 2 kali
seminggu yaitu setiap hari Selasa dan Jumat kemarin
Tn. KD pernah menderita sakit darah tinggi sejak tahun lalu dan
cara mengatasinya berobat jalan di Puskesmas
pasien didiagnosa CKD stadium
B. DIAGNOSA GIZI
Domain Problem Etiologi Sign&Symptom
NI.2.1 Asupan oral tidak Berkaitan dengan Ditandai dengan hasil
adekuat nafsu makan menurun recall 31% (kurang dari
kebutuhan
NC.2.2 Perubahan nilai Berkaitan dengan Ditandai dengan nilai Hb
laboratorium penyakit gagal ginjal 7,7 g/dl (rendah),
terkait gizi yang diderita eritrosit 2,84 µl
(rendah), hematocrit
21,9%, kreatinin 5,32
mg/dl (tinggi)
NC.3.2 Penurunan BB Berkaitan dengan Ditandai dengan IMT
yang tidak penurunan berat badan 17,14 kg/m2
diharapkan 6 kg (Underwight)
NB.2.5 Kualitas hidup Berkaitan dengan pola Ditandai dengan
yang buruk hidup tidak sehat Kebiasaan pasien
merokok 2 bks/hari
sejak usia remaja dan
baru berhenti merokok
pada tahun lalu, pasien
sering mengkonsumsi
alkohol jika diajak teman
dan baru istirahat tahun
2004
C. INTERVENSI
GIZI
a. Nama diit : Diet Hemodialisis (HD) 65 gram Protein
b. Prinsip diit : Tinggi Protein, Rendah Cairan
c. Tujuan diit :
1. Mencegah defisiensi zat gizi dengan cara memnuhi kebutuhan zat gizi
2. Mempertahankan dan memperbaiki status gizi agar pasien dapat melakukan
aktivitas normal sehingga mempunyai kualitas hidup
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan
d. Perhitungan Zat Gizi :
E = 35 kkal/kg Bbi
= 35 kkal x 55,8 kg
= 1.953 kkal
Kenaikan suhu 37,8ºC = 0,8 x 9,75%
= 0,078% x 1.953
= 152,334 kkal
E total = 1.953 + 152,334
=2.105,334 k kal
Protein = 1,2 g/kg Bbi
= 1,2 x 55,8
= 66,96 gr
100 𝑥 66 ,96 𝑥 4
%protein = 2.105
= 12,72 %
20 % 𝑥 2.105
Lemak = 9
= 46,77 gr
67 ,28 % 𝑥 2.105
Karbohidrat = 4
= 354,061 gr
a. Syarat diit : Memenuhi kebutuhan energi sebesar 2.105 kkal, protein 66,96 gram,
lemak 46,77 gram, dan karbohidrat 354,061 gram
Natrium
Kalium 1800 mg
Kalsium 1000 mg
Fosfor 800-1000 mg
Cairan 1.350 ml
Jumlah Urine 24 jam + (500-750)
= 600 + 750
= 1.350 ml
Serat 13%
a. Bentuk makanan : Lunak Bubur
b. Jalur Pemberian : Oral
c. Frekuensi makan : 6 kali sehari ( 3 kali makan utama dan 3 kali selingan)
d. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Roti 2 1, 0, 10, 12
Roti 54,8 0,6 2,0 22,6 21,0
tawar 0 8 6 4 1,8
Sna tawa
Gula 0, 0,
ck r 8 31,0 8,0 0,0 0,1 0,1 0,2 0,2
pasir 0 0
Pagi
4 128, 3, 3, 21, 48, 12 139,
Susu SKM 0,0 93,6
0 0 1 5 8 8 0,0 6
Bubu 6 234, 4, 0, 51, 0,
Beras 0,0 5,2 52,7 66,9
r 5 6 4 4 7 5
Sem Dagin 5 134, 12 9, 0, 26, 170,
0,0 2,0 97,0
ur g sapi 0 4 ,4 0 0 5 0
dagi Gula 1 0, 0, 0, 37,
36,9 9,6 3,8 33,5 11,0
ng aren 0 1 0 0 7
3 111, 7, 9, 0, 16,
Bakso 0,0 1,8 95,4 56,1
Baks 0 0 1 0 0 5
Mak
o Minya
an
gore k 0, 5, 0,
Sia 5 44,2 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
ng kacan 0 0 0
ng
g
Tumi Kangk 5 1, 0, 1, 37, 101,
7,5 1,0 8,0 20,5
s ung 0 1 1 0 0 0
1
0, 0, 15, 2, 115,
Buah Apel 0 59,0 0,0 7,0 7,0
2 4 3 7 0
0
627, 25 23 77, 4, 54, 90, 567, 258,
J UMLA H
7 ,3 ,9 5 2 8 7 5 5
Mangg 5 0, 0, 0,
32,5 8,5 1,0 5,0 78,0 5,5
a 0 3 2 9
Anggu 3 0, 0, 0,
9,0 2,3 0,0 1,2 17,4 1,2
Sna r 0 0 1 4
ck Sop Sema 5 0, 0, 0,
16,0 3,6 1,0 4,0 58,0 4,5
Sor Buah ngka 0 3 2 3
e 4 128, 3, 3, 21, 0, 48, 12 139,
SKM 93,6
0 0 1 5 8 0 8 0,0 6
1 0, 0, 0,
Sirup 21,4 5,6 2,2 4,8 19,7 1,3
0 0 0 0
Bubu Bera 216, 4, 0, 47, 0,
60 0,0 4,8 48,6 61,8
r s 5 0 4 7 5
9, 1, 0, 24, 14, 199, 118,
Ikan 50 49,0 0,0
1 2 0 0 0 0 0
Uda 6, 0, 0, 71, 12,
40 31,6 0,0 58,4 44,0
ng 7 4 0 6 4
Pind To m 0, 0, 0,
10 2,1 0,5 0,9 0,5 22,2 2,4
ang at 1 0 1
Miny
Mak ak 0, 3, 0,
3 26,6 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
an kaca 0 0 0
Mal ng
am Tumi Sawi 1, 0, 1, 37, 101,
50 7,5 1,0 8,0 20,5
s putih 1 1 0 0 0
Jeru
k 10 0, 0, 11, 2, 40, 181,
47,1 0,0 14,0
Jus mani 0 9 1 8 4 0 0
jeruk s
Gula 0, 0, 10, 0,
10 38,7 0,1 0,1 0,2 0,2
pasir 0 0 0 0
419, 21 5, 71, 4, 104 108 610, 260,
J UMLA H
1 ,9 1 0 0 ,6 ,8 4 9
Sna
ck 208, 5, 5, 35, 0, 79, 195 226, 152,
Susu SKM 65
Mal 0 1 7 4 0 3 ,0 9 1
am
210 80 59 316 12 534 784 255 110
TOTA L
2,9 ,5 ,0 ,8 ,5 ,9 ,4 5,3 6,2
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring Evaluasi Waktu
Hb Mencapai normal Awal dan akhir
Eritrosit Mencapai normal Awal dan akhir
Hematocrit Mencapai normal Awal dan akhir
Kreatinin Mencapai normal Awal dan akhir
TD Mencapai normal Awal dan akhir
Suhu Mencapai normal Setiap hari
02
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus diatas Tn. KD memiliki data laboratorium kreatinin sebesar
5,32 mg/dl (tinggi) oleh karena itu pasien diberikan diet hemodialisis untuk proses
pembersihan darah dari zat-zat sampah , melalui proses penyaringan diluar tubuh. Tn. KD
diberikan prinsip diit tinggi energi dan rendah cairan yang berfungsi untuk menormalkan
kadar kreatinin pada Tn. KD.
Kebutuhan energi harus disesuaikan dengan keadaan penderita, apakah
mengalami pembengkakan, kegemukan atau terlalu kurus. Ratarata kebutuhannya
berkisar 30-35 kkal/kg, Energi yang diperlukan dapat diperoleh dari makanan dalam
bentuk hidrat arang seperti nasi, tepung maupun gula pasir bagi penderita GGK yang tidak
menderita diabetes. Bahan lain juga dapat digunakan, namun harus berhati-hati dengan
kandungan zat lain yang mungkin kurang sesuai bagi penderita GGK. Contohnya, kentang
dan pisang merupakan sumber energi yang cukup baik bagi orang sehat, namun tidak baik
bagi penderita GGK lanjut sebab kandungan kaliumnya sangat tinggi. Selama proses
hemodialisis otot akan melepaskan asam-asam amino. Penderita gagal ginjal kronik
dengan hemodialisis dianjurkan asupan harian protein seharusnya juga ditingkatkan
sebagai kompensasi kehilangan protein, yaitu 1,2 mg/kg BB ideal/hari. Protein yang
dikonsumsi hendaknya 50% mengandung nilai biologi tinggi (Almatsier, 2006 dalam
Hasanah, 2016) . Terapi pengganti untuk penderita gagal ginjal kronik yang paling banyak
dilakukan di Indonesia adalah hemodialisis. Prosedur hemodialisis dapat menyebabkan
kehilangan zat gizi. Zat gizi yang banyak hilang adalah protein. Selain berfungsi sebagai
sumber energi, zat pembangun dan pengatur, protein juga berperan penting dalam
transportasi zat besi dalam tubuh. Kurangnya asupan protein akan mengakibatkan
transportasi zat besi terhambat sehingga akan terjadi defisiensi besi.(Ginting, 2020)
Penderita gagal ginjal dengan dialisis dianjurkan asupan protein tinggi untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang hilang selama
dialisis dengan 50% protein hendaknya bernilai biologis tinggi karena asupan protein
sangat diperlukan mengingat fungsinya dalam tubuh. Asupan protein dapat dipengaruhi
oleh konsumsi protein yang rendah dalam diit, asupan makanan yang kurang pengaruh
dari melemahnya kekebalan tubuh Pengaruh asupan 54 protein memegang peranan yang
penting dalam penanggulangan gizi penderita gagal ginjal kronik, karena gejala sindrom
uremik disebabkan menumpuknya katabolisme protein tubuh oleh karena itu semakin baik
asupan protein semakin baik pula dalam mempertahankan status gizinya maka diberikan
diet tinggi protein.
Natrium adalah bagian dari garam. Garam merupakan pemberi citarasa dalam makanan.
Kebutuhan natrium 2000 mg/hari. Asupan berlebihan akan mengakibatkan peningkatan
tekanan darah, karena ginjal merupakan organ yang harus mengatur tekanan darah
dengan menyeimbangkan kadar natrium dan air. Makanan sehari-hari sudah mengandung
sodium, sehingga tambahan garam tak diperlukan lagi. Satu gram garam atau 1/8 sendok
teh mengandung 250 mg sodium. Sumber natrium yang lain adalah makanan yang
diawetkan seperti ikan asin dan daging asap.
pembatasan kalium pada pasien gagal ginjal sangat diperlukan untuk mengontrol
ekskresi kalium karena adanya gangguan pada fungsi ginjal yang mengakibatkan
hiperkalemia. Pada pasien yang menjalani hemodialisa, prevalensi hiperkalemia sekitar 5-
10%. Hiperkalemia menyebabkan kematian pada 2-5% pasien dengan gagal ginjal tahap
akhirKerja kalium adalah mempertahankan stabilitas membran sel agar sel dapat
berfungsi, seperti syaraf menyalurkan sinyal, otot berkontraksi dan jantung berdenyut.
Kekurangan kalium mengakibatkan gangguan fungsi ini sehingga kerjanya melemah,
demikian juga pada keadaan kelebihan, jantung mengalami hambatan untuk memompa
darah keseluruh tubuh. Kalium adalah mineral yang terdapat dalam sayur dan buah-
buahan. Kalium dalam darah berasal dari makanan, pemecahan sel-sel tubuh akibat
asupan makanan yang kurang dibandingkan kebutuhan dan dapat pula berasal dari obat -
obatan atau akibat penggunaan obat
Pada penderita GGK stadium awal, fungsi ginjal untuk mengatur jumlah cairan
tubuh masih baik. Bila cairan tubuh sedikit, ginjal menahan air dalam tubuh, bila tubuh
terlalu banyak cairan, maka ginjal membuangnya melalui proses berkemih. Pada saat
fungsi ginjal terganggu, pengaturan cairan harus dilakukan oleh penderita sendiri yaitu
membatasi cairan yang masuk sesuai kemampuan tubuh mengeluarkannya. Secara
umum, jumlah cairan yang boleh dimakan dan diminum adalah sejumlah urin yang
dikeluarkan tubuh dalam 24 jam ditambah 500 ml. Asupan Protein sangat diperlukan
mengingat fungsinya dalam tubuh. Asupan protein dapat dipengaruhi oleh konsumsi
protein yang rendah dalam diet, asupan makanan yang kurang pengaruh dari melemahnya
kekebalan tubuh. Pengaruh asupan protein disamping asupan kalori memegang peranan
yang penting dalam penanggulangan gizi penderita gagal ginjal kronik, karena gejala
sindrom uremik disebabkan karena menumpuknya katabolisme protein tubuh.
03
KESIMPULAN
Pada pasien dengan kasus penyakit ginjal yaitu Tn. KD, berumur 48 tahun, jenis
Enter title kelamin laki -laki, yang mengeluh mual, pusing .Pasien mengatakan ada bengkak pada
punggung kaki kanan, nyeri saat buang air kecil dan sudah memiliki riwayat penyakit ginjal
pada kasus ini diagnosa gizi yang didapat NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat Berkaitan
dengan nafsu makan menurun Ditandai dengan hasil recall 31% (kurang dari kebutuhan)
untuk diet yang diberikan yaitu Diet Hemodialisis (HD) 65 gram Protein dengan Prinsip diit
dengan Tinggi Protein, Rendah Cairan.bentuk makanan yaitu lunak dengan Energi yang
diberikan yaitu 2.105,334 kkal. Ada pembatasan cairan terhadap pasien .bahan makanan
yang dianjurkan nasi , bihun , Telur, daging, ikan, ayam , Minyak jagung, minyak kacang
sedangkan makanan yang tidak dianjurkan Kentang, hevermut, singkong, ubi (jika
hiperkalemia) , Lemak hewan, minyak kelapa, Sayuran dan buah tinggi kandungan kalium.
THANK YOU
The spring and autumn period and the visual studio is one of the enterprises and
individuals to provide professional creativity, brand integration design consultants,
more than 15 years working experience. To customers as the benchmark, with
wisdom grafting business and the arts.
Reporter:XXX