PENDAHULUAN
Sistem perkemihan terdiri dari organ ginjal, ureter, vesika urinaria (kandung
kemih) dan uretra membentuk sistem urinarius. Fungsi utama ginjal adalah mengatur
cairan serta elektrolit dan komposisi asam- basa cairan tubuh, mengeluarkan produk
akhir metabolic dari dalam darah, dan mengatur tekanan darah. Urine yang terbentuk
sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter kedalam kandung kemih
tempat urine tersebut disimpan untuk sementara waktu. Pada saat urinasi kandung
kemih berkontraksi dan urine akan di ekskresikan dari tubuh lewat uretra. Namun,
fungsi masing-masing organ dari sistem perkemihan tersebut tidak luput dari suatu
masalah atau abnormal. Sehingga hal ini dapat menimbulkan beberapa penyakit atau
sekarang tidak dipakai lagi. Tahun 1913 Munk melaporkan adanya butir-butir lipoid
(Lipoid droplets) dalam sedimen urin pasien dengan “nefritis parenkimatosa kronik”.
Kelainan ini ditemukan terutama atas dasar adanya lues dan diberikan istilah nefrosis
lipoid. Istilah sindrom nefrotik (SN) kemudian digunakan untuk menggantikan istilah
terdahulu yang menunjukkan suatu keadaan klinik dan laboratorik tanpa menunjukkan
Insidens lebih tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Mortalitas dan
prognosis anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi, berat, luas
kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya trerhadap
pengobatan. Sindrom nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun. Sindrom
nefrotik pada anak. Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 %
dengan majunya terapi dan pemberian steroid. Bayi dengan sindrom nefrotik tipe
1
Berdasarkan hasil penelitian univariat terhadap 46 pasien, didapatkan insiden
pasien (54,3%), dan terbanyak pada laki-laki dengan jumlah 29 pasien dengan rasio
1,71 : 1. Insiden sindrom nefrotik pada anak di Hongkong dilaporkan 2 - 4 kasus per
Insiden sindrom nefrotik pada anak dalam kepustakaan di Amerika Serikat dan
Inggris adalah 2 - 4 kasus baru per 100.000 anak per tahun. Di negara berkembang,
insidennya lebih tinggi. Dilaporkan, insiden sindrom nefrotik pada anak di Indonesia
1.3 Tujuan
sindrom nefrotik.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Anatomi
1) Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis
di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada
Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal
kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari
3
Fungsi ginjal:
racun.
tubuh.
4
4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain.
ureum maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
5
3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam
Struktur ginjal:
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang
terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks
medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-
masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah. Garis-garis
yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari
ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle,
tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri). Pada setiap
ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170
liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang
terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan
6
malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
Fisiologi ginjal:
a. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh
akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah
meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
7
c. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada
agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein.
pH darah.
(pestisida).
8
Filtrasi glomerulus:
plasma yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti
elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan
tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah
ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan
dari kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga
darah mending air dan partikel yang terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula
bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik
glomerulus.
Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi
ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati
dari air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan
plasma.
untuk difiltrasi.
9
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman
untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi
penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah
ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
1) Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar
dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung
oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat
2) Proses reabsorpsi
klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal
oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
10
bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan
diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif
dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renali.
3) Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan
percabanganarteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis
gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang
disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang
meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava
inferior.
Persarafan ginjal:
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
11
bersamaan dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar
suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam
hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui
kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain
de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan
semua zat dalam urine akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar
a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang yang difiltrasi secara bebas dalam ginjaldan
kuntitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada
12
yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit
diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.
Mekanisme pasif :
Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel tubulus
ke dalam cairan interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam darah.
Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat
ditranpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang
Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan interstisial air dan
zat terlarut ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi
Traspor aktif :
energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan
suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut transfor aktif
primer.
energi seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai
persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat
mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai
kondisi fisiologis.
membran brush boerder dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium
melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik
(asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk
sekresi asam dan basa, organik seperti garam garam empedu, oksalat, urat, dan
katekolamin.
13
Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suatu
keseimbangan yang tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya
mekanisme saraf, faktor hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi
tubulus untuk mengatur filtrasi glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat
diatur secara bebas terpisah dari yang lain terutama melalui mekanisme pengontrolan
hormonal.
2. Ureter
kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga
pelvis.
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika
urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh
14
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan
pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa.
bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka
iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan
Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura
iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral
Terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan
di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu
menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan
pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah
15
Terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan
ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus
vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang
2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan
ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang
penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter
pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk
a. Arteri renalis
c. Arteri hipogastrika
16
d. Arteri vesika inferior
Persarafan ureter:
17
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior,
pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus
vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan
3. Vesika Urinaria:
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
18
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika
muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling
berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal
dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
19
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut
ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun
yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4
20
21
4. Uretra
22
Uretra pria
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa. Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria
sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-
bagian berikut:
hampir vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih
dekat ke permukaan anterior. Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang
paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di
antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus
diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi
oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis
penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum
arquarta pubis. Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan
terdapat di dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari
uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada
keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan.
Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke
belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa
navikularis uretra.
berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm.
glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu
23
glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus
Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium
dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung
Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit
ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis
(sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi.
Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma
belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya
adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang
permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih
pendek daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot
24
rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar
2.1.2 Fisiologi
sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun 170 sampai 230 ml.
mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat
dalam rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan
yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan,
1) Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir
2) Baunya tajam.
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam,
jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
1) Air 96%
2) Benda padat 4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%) yakni
25
2.2 Konsep Dasar Sindrom Nefrotik
2.2.1 Pengertian
serum (Ramali, 2003, hal 230). Nefrotik sindrom berkaitan erat dengan proteinuria
(Tisher, 1997, hal 37). Sindrom nefrotik merupakan kumpulan manifestasi klinis (di
tandai proteinuria masif lebih dari 3,5 gram per 1, 73 m2 luas permukaan badan perhari
dan hipoalbuminemia kurang dari 3 gram per milliliter) dan berhubungan dengan
berupa oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat proeinuria
berat. Tanda yang terlihat jelas adalah oedema pada kaki dan genetalia (Mansjoer,
1999, hal 525). Sindrom nefrotik ialah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
urine, sebagai akibatnya terjadi perubahan tekanan onkotik dicabang vaskular dan
26
Pergerakan ini merangsang aktivitas plasma renin yang menambah produksi
aldosteron: yang mengakibatkan ginjal menahan natrium dan air, sehingga menambah
nefrotik sindrom adalah suatu penyakit degenerasi fungsi ginjal yang ditandai dengan
oedema, albuminuria, dan penurunan albumin serum yang diakibatkan oleh penyakit -
27
2.2.2 Etiologi
diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi
kehidupannya.
atau kronik, Trombosis vena renalis, Bahan kimia seperti trimetadion, paradion,
penisilamin, garam emas, air raksa, Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia,
histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dgn pemeriksaan mikroskop biasa dan
Kelainan minimal
Pada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu. Dengan cara
Nefropati membranosa
Glomerulonefritis proliferatif
mesangial yang tersebar dan penebalan batang lobular, Dengan bulan sabit (
28
crescent), Didapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel sampai
Glomerulonefritis membranoproliferatif
Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai membran basalis di
Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai atrofi tubulus.
Prognosis buruk.
Glomerulonefritis
2) Sekunder, akibat infeksi, penggunaan obat, dan penyakit sistemik lain, seperti:
Diabetes mellitus
Amyloidosis
2.2.3 Patofisiologi
Sindrom nefrotik dapat terjadi di hampir setiap penyakit renal intrinsik atau
sistemik yang memengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap
Penyebab dari sindrom nefrotik terdiri dari primer dan sekunder, penyebab
Nefrotik sindrom perubahan minimal. Sedangkan secara sekunder yaitu akibat infeksi,
penggunaan obat, dan penyakit sistemik lain, seperti: Diabetes mellitus disertai
trombosis vena renal. Kondisi dari sindrom nefrotik adalah hilangnya plasma protein,
29
Meskipun hati mampu meningkatkan produksi albumin, namun organ ini tidak
Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah
proteinuria sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini
sebabnya belum diketahui yang terkait dengan hilangnya muatan negative gliko protein
Pada sindrom nefrotik keluarnya protein terdiri atas campuran albumin dan
protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam tubulus terlalu banyak akibat
dari kebocoran glomerolus dan akhirnya diekskresikan dalam urin. (Husein A Latas,
2002 : 383).
Pada sindrom nefrotik protein hilang lebih dari 2 gram perhari yang terutama
muncul bila kadar albumin serum turun dibawah 2,5 gram/dl. Mekanisme edema belum
diketahui secara fisiologi tetapi kemungkinan edema terjadi karena penurunan tekanan
intertisial, hal ini disebabkan oleh karena hipoalbuminemia. Keluarnya cairan keruang
Price, 2005). Akibat dari pergeseran cairan ini volume plasma total dan volume darah
ginjal. Hal ini mengaktifkan system rennin angiotensin yang akan meningkatkan
konstriksi pembuluh darah dan juga akan mengakibatkan rangsangan pada reseptor
reabsorbsi natrium ditubulus distal dan merangsang pelepasan hormone anti diuretic
yang meningkatkan reabsorbsi air dalam duktus kolektifus. Hal ini mengakibatkan
peningkatan volume plasma tetapi karena onkotik plasma berkurang natrium dan air
30
Stimulasi renis angiotensin, aktivasi aldosteron dan anti diuretic hormone akan
merangsang sintesis protein menyeluruh dalam hati, dan terjadinya katabolisme lemak
yang menurun karena penurunan kadar lipoprotein lipase plasma. Hal ini dapat
Pada individu yang sehat, dinding kapiler glomerrolus berfungsi sebagai sawar
Proses penyaringan pun menjadi terganggu, molekul protein yang seharusnya mampu
tersaring oleh glomerulus, tidak dapat tersaring. Sehingga urine mengandung protein.
Sebagian besar protein dalam urine adalah albumin. Dengan banyaknya albumin yang
mengakibatkan retensi natrium dan air. Kejadian ini menimbulkan edema perifer,
31
seseorang, faktor imun Ig G menurun sehingga penderita nefrotik sindrom lebih peka
Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi dari
bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung bila
pada pagi hari, dan berlanjut ke abdomen terjadi penumpukan cairan pada rongga
pleura yang menyebabkan efusi pleura, daerah genitalia dan ekstermitas bawah yaitu
pitting (penumpukan cairan) pada kaki bagian atas, penumpukan cairan pada rongga
1. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa, volume urin berkurang, warna
agak keruh dan berbusa, selama beberapa minggu mungkin terdapat hemturia
dan oliguri terjadi karena penurunan volume cairan vaskuler yang menstimulli
32
3. Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan
umumnya terjadi, klien mudah lelah atau lethargie tapi tidak kelihatan sakit
payah.
5. Proteinuria > 3,5 gr/hr pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hr pada anak-anak
2.2.5 Klasifikasi
Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah. Anak
dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal bila dilihat
neoplasma limfoproliferatif.
Faktor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi
yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah
edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan
kematian dapat terjadi pada tahun-yahun pertama kehidupan bayi jika tidak
dilakukan dialysis.
33
2) Sindrom Nefrotik menurut terjadinya
Kelainan ini diturunkan melalui gen resesif. Biasanya anak lahir premature (90%),
plasenta besar (beratnya kira-kira 40% dari berat badan). Gejala asfiksia dijumpai
pada 75% kasus. Gejala pertama berupa edema, asites, biasanya tampak pada
hipercolestrolemia. Gejala klinik yang lain berupa kelainan congenital pada muka
seperti hidung kecil, jarak kedua mata lebar, telinga letaknya lebih rendah dari
normal. Prognosis jelek dan meninggal Karen ainfeksi sekunder atau kegagalan
ginjal. Salah satu cara untuk menemukan kemungkinan kelainan ini secara dini
adalah pemeriksaan kadar alfa feto protein cairan amnion yang biasanya
meninggi.
a. Laboratorium
1) Urine
Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor,
porfirin. Berat jenis kurang dari 1,020 menunjukkan penyakit ginjal. Contoh
lebih besar dari 7 ditemukan pada infeksi saluran kencing, nekrosis tubular
ginjal dan gagal ginjal kronis (GGK). Protein urin meningkat (nilai normal
negatif).
2) Darah
34
dengan retensi seiring dengan perpindahan seluler (asidosis) atau
essensial. Kolesterol serum meningkat (umur 5-14 tahun : kurang dari atau
sama dengan 220 mg/dl). Pemeriksaan urin dan darah untuk memastikan
electrophoresis).
2.2.7 Komplikasi
hipoalbuminemia.
menyebabkan shock.
mencegah terjadinya trombosis vena ini sering terjadi pada vena renalis.
heparin.
35
f. Gagal ginjal akut akibat hipovolemia. Disamping terjadinya penumpukan
intravaskuler.
i. Kerusakan kulit
k. Hipovolemia
Tujuan terapi adalah untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dan menurunkan
risiko komplikasi.
1. Penatalaksanaan Medis
36
secukupnya dan menghindari makanan yang diasinkan. Diet protein 2-3
gram/kgBB/hari.
TBC
Diuretikum
Lain-lain : Pungsi asites, pungsi hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital.
Diet
Minum tidak perlu dibatasi karena akan mengganggu fungsi ginjal kecuali bila
terdapat hiponatremia. Diet tinggi protein teutama protein dengan ilai biologik
37
tinggi untuk mengimbangi pengeluaran protein melalui urine, jumlah kalori
harus diberikan cukup banyak. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi
menjadi 900 sampai 1200 ml/ hari dan masukan natrium dibatasi menjadi 2
gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis dan edema menghilang, pembatasan ini
jaringan yang timbul akibat kehilangan protein. Diit harus mengandung 2-3
gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang mengalami anoreksia akan
dengan garam minimal bila edema masih berat. Bila edema berkurang dapat
diberi garam sedikit. Diet rendah natrium tinggi protein. Masukan protein
Kemoterapi:
sering terjadi dengan cepat dan obat dihentikan setelah 6-10 minggu. Jika obat
hipertensi. Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk
38
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Tirah baring:
menyebabkan sesak nafas. Berikan alas bantal pada kedua kakinya sampai
pada tumit (bantal diletakkan memanjang, karena jika bantal melintang maka
ujung kaki akan lebih rendah dan akan menyebabkan edema hebat).
Terapi cairan:
Jika klien dirawat di rumah sakit, maka intake dan output diukur secara cermat
badan harian.
Perawatan kulit:
kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban harus
dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat dengan
Daerah popok harus dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum harus
menggosok kulit.
Perawatan mata:
Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan untuk
mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan mungkin juga muntah dan pingsan.
tekanan darah.
merupakan hal yang menganggu pada anak dengan steroid dan siklofosfamid.
39
Perawatan spesifik meliputi:
Orang tua dan anak sering kali tergangu dengan penampilan anak. Pengertian
akan perasan ini merupakan hal yang penting. Penyakit ini menimbulkan
tegangan yang berta pada keluarga dengan masa remisi, eksaserbasi dan
masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini harus diterangkan pada orang
tua sehingga mereka mereka dapat mengerti perjalanan penyakit ini. Keadaan
depresi dan frustasi akan timbul pada mereka karena mengalami relaps yang
Bila pasien seorang anak laki-laki, berikan ganjal dibawah skrotum untuk
kurikulum keperawatan, yang terdiri atas lima tahap yaitu: pengkajian, diagnose,
Tahap- tahap tersebut tidak dapat di pisahkan dan saling berhubungan yang
dengan tenang pada paien terminal serta memungkinkan pasien atau keluarga dapat
mengatur kesehatannya sendiri menjadi lebih baik. (Basford & Slevin, 2006)
1. Pengkajian
suatu proses keperawatan yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai
40
sumber data unruk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (
a. Pengumpulan data
klien yang di lakukan secara sistematis untuk menentukan masalah- masalah serta
pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi, data dapat di peroleh dari klien sendiri,
keluarga klien atau orang lain yang ada hubungannya dengan klien, catatan medic
1. Biodata
a. Identitas Klien
Meliputi Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan
usia kurang dari 15 tahun) , jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua atau orang yang bertanggung
jawab.
Meliputi Nama, umur,status, jenis kelamin, alamat, suku atau bangsa, agama,
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
41
Quqlitatif/quantitas (Q): bagaimana bentuk dan gambaran
penyebarannya.
terjadi
Riwayat yang menjelaskan tentang alasan klien masuk rumah sakit, termaksut
Data keluarga yang menderita penyakit yang sama, karena kelainan gen
autosom resesif. Kelainan ini tidak dapat ditangani dengan terapi biasa dan
bayi biasanya mati pada tahun pertama atau dua tahun setelah kelahiran.
b. Kebutuhan Eliminasi
42
d. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
hospitalisasi.
Kebutuhan untuk perawatan diri pada anak usia pra sekolah selama
4. Riwayat Spiritual
5. Riwayat psikososial
6. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik
c) Tanda-tanda vital
d) Sistem Indra
keluaran.
e) Sistem pernapasan
Suara paru saat bernapas mungkin ditemukan ronkhi karena efusi pleura,
43
f) Sistem kardiovaskuler
distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh dan peningkatann kerja
g) Sistem pencernaan
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal, mukosa bibir
simetris dan bising usus positif. Nafsu makan menurun, peningkatan berat
h) Sistem perkemihan
Pembengkakan pada labia atau skrotum, biasanya tidak ada nyeri tekan serta
lesi pada penis,jumlah urin yang di produksi 600-700 ml/ hari. Adanya
i) Sistem endokrin
j) Sistem integumen
k) Sistem reproduksi
Pembengkakan pada labia atau skrotum, biasanya tidak ada nyeri tekan serta
l) Sistem musculoskeletal
m) Sistem imun
44
n) Sistem persarafan
biasanya normal, E5 V5 M5
7. Pemeriksaan Penunjang
Selain proteinuria masif, sedimen urin biasanya normal. Bila terjadi hematuria
sklerosis glomerulus fokal). Albumin plasma rendah dan lipid meningkat. IgM
2. Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnose yang akan mungkin muncul pada penderita sindrom nefrotik yaitu :
c. Resiko infeksi
frekuensi jantung
45
BAB 3
3.1 Pengkajian
I. Identitas Pasien
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMA/sederajat
Pekerjaan : Swasta
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Swasta
46
III. Riwayat kesehatan
Keluhan utama :
Menurut keterangan klien, kurang lebih 2 bulan yang lalu tubuh klien tiba – tiiba
membengkak. Daerah yang pertama terlihat bengkak adalah kaki. Setelah dua
bulan, bengkak nya menjalar ke daerah muka, genital dan kedua tangan.
Klien menuturkan bahwa klien belum pernah menderita penyakit seperti ini, ia
riwayat penyakit hipertensi kronik serta penyakit yang lain yang sering diderita
oleh klien adalah pusing, meriang dan pegal– pegel dan klien belum pernah
Menurut keterangan klien, dalm keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita klien dan tidak ada yang menderita penyakit menular.
Riwayat alergi :
Menurut keterangan klien, klien mempunyai kebiasaan minum kopi, selain itu
klien mempunyai aktivitas yang padat sebagai seorang pegawai kantor dan klien
jarang minum air putih. Klien sebelum sakit mempunyai kebiasaan merokok
IV Pemeriksaan fisik
bengkak.
S: 37°C RR : 20 x/menit
47
Antropometri : BB = 92 kg
TB = 178 cm
terakhir.
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Abdomen : Pekak
Auskultasi :
48
Pemeriksaan persistem
a. Sistem pernapasan
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem persarafan
d. Sistem perkemihan
e. Sistem pencernaan
malnutrisi ringan
f. Sistem muskuloskeletal
g. Sistem integumen
h. Sistem endokrin
i. Sistem reproduksi
Mengalami pembengkakan pada daerah penis dan skrotum kiri dan kanan
Pemeriksaan B 1 - B 6
a. B1 (breathing)
Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola napas dan jalan napas walau secara
frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut sering
didapatkan adanya gangguan pola napas dan jalan napas yang merupakan respons
b. B2 (Blood)
Sering ditemukan penurunan curah jantung respon sekunder dari peningkatan beban
volume.
49
c. B3 (Brain)
Didapatkan edema wajah terutama periorbital, sklera tidak ikterik. Status neurologis
mengalami perubahan sesuai tingkat parahnya azotemia pada sistem saraf pusat,
d. B4 (Bladder)
Perubahan warna urine output, warna urine berwarna keruh/gelap, tampak berbusa
e. B5 (Bowel)
penurunan intake nutrisi dari kebutuhan, akan tetapi kebutuhan nutrisi masih dapat
ditoleransi dengan pola makan sedikit tapi sering. Didapatkan asites pada abdomen.
f. B6 (Bone)
Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari edema tungkai
50
V Pemeriksaan Laboratorium
Eosinofil 0 % 1-3
Basofil 0 % 0-1
Batang 0 % 2-6
Segmen 90 % 50-70
Limposit 10 % 20-40
Monosit 0 % 2-8
gr/ 100mL
Total protein 3,9
gr/ 100mL 6,6 s/d 8,7
Albumin 2,1
gr/ 100mL 3,8 s/d 5,1
Globulin 1,8
51
VI. Genogram
Generasi 1 Generasi 1
Generasi 2 Generasi 2
Generasi 3
Keterangan :
= Pria
= Wanita
= Hubungan Darah
= Klien
52
VII 11 Pola fungsional Gordon
1. Persepsi-pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit :
mengkonsumsi obat yang dibeli diapotik atau warung dengan atau tanpa
Selama sakit :
tentang kondisi yang dialami klien saat ini, mereka mengaku tidak paham
Sebelum sakit :
Klien makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk - pauk, sayur dan kadang
Klien dirumah sering mengkonsumsi kopi dan jarang minum air putih,
Selama sakit :
Klien makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk - pauk, sayur, buah yang
Menu ini menurut data instalasi gizi terdiri dari menu tinggi protein dan
rendah garam. Klien sedang menjalani diet tinggi protein dan diet rendah
53
mengalami gangguan menelan. Klien mengatakan minum air putih
rambut klien (pirang, hitam, bersih) serta kulit klien (turgor kulit jelek, dan
3. Pola Eliminasi
BAK
Sebelum sakit :
Klien mengatakan kalau BAK normal, frekuensi 4-5 x sehari warna kuning
jernih dengan jumlah 500-700 cc/hari serta tidak berbau tajam (bau khas
amoniak).
Selama sakit :
berbusa, sehari frekuensi kencing 2-3 kali dengan jumlah kurang lebih
volume urine.
BAB
Sebelum sakit :
Klien BAB 1 x sehari, konsistensi lunak warna kuning, tidak terasa sakit
Selama sakit :
Sebelum sakit :
Klien adalah seorang pegawai swasta yang tiap hari rutinitasnya padat
dengan bekerja diluar rumah, klien sangat aktiv berolahraga saat pagi
54
Selama sakit :
Keadaan umum klien yakni sedang, klien mengatakan lemas serta dalam
berdiri. Klien bisa duduk, tapi kalau duduk klien menjadi sesak napas
Sebelum sakit :
Klien sebelum sakit, tidur dan istirahatnya normal. Setiap hari tidur kurang
lebih 8-10 jam perhari. Klien tidak memiliki kebiasaan bangun saat malam
hari, setiap hari jadwal tidur klien teratur tidur malam yakni sekitar pukul
21.00 WIB dan bangun pada pagi hari sekitar jam 7 pagi.
Selama sakit :
Klien mengatakan tidur malam pukul 21.00 WIB dan Bangun Pukul 05.00
WIB, saat siang klien lebih sering tidur dikarenakan tubuhnya lemas.
Sebelum sakit :
55
Selama sakit :
Penglihatan/mata
Klien dapat melihat dengan baik, klien mampu menyebutkan jenis benda
yang ditunjuk oleh perawat serta klien mampu melihat dengan jelas
tulisan dari jarak kurang lebih 25 cm. Tidak ada gangguan mata.
Pengecap/lidah
Indra perasa klien juga berfungsi baik, klien dapat mengecap rasa asin,
Pendengaran
Peraba
Tidak terdapat alat bantu lihat/kacamata serta alat bantu dengar pada klien.
selama 2 bulan belakangan ini, klien sering bertanya - tanya kepada perawat
Sebelum sakit :
Tidak terdapat gangguan pada kondep diri klien. Sebelum sakit klien
Selama sakit :
56
Harga diri : klien tidak merasa rendah diri dengan penyakit yang
dideritanya.
penyakitnya.
Peran diri : peran klien sebagai seorang suami dan ayah dari
Sebelum sakit :
Saat dirumah dan dilingkungan tempat tinggal klien aktiv dalam kegiatan
masyarakat dan dikenal ramah serta baik hati. Klien sering bergaul
dengan semua orang tidak mengenal batas usia. Klien gemar melawak
Selama sakit :
dengan orang lain dank klien mudah diajak komunikasi oleh perawat dan
klien yang lain, klien memiliki sifat yang terbuka dan rendah hati serta
Sebelum sakit :
Klien adalah seorang laki – laki, berusia 38 tahun dan telah menikah dan
mempunyai 1 orang isteri dan 2 orang anak. Klien sekarang berada pada
usia produktif, klien dan isteri saat ini menggunakan alat kontrasepsi
suntik 3 bulan untuk si isteri telah digunakan selama kurang lebih 6 tahun
Dari pihak klien dan isteri tidak terdapat gangguan system reproduksi
57
Selama sakit :
Klien adalah seorang laki – laki, berusia 38 tahun dan telah menikah dan
mempunyai 1 orang isteri dan 2 orang anak. Klien sekarang berada pada
usia produktif, klien dan isteri saat ini menggunakan alat kontrasepsi
suntik 3 bulan untuk si isteri telah digunakan selama kurang lebih 6 tahun
Dari pihak klien dan isteri tidak terdapat gangguan system reproduksi
Sebelum sakit :
Selama sakit :
dan perhatian penuh dari keluarga serta dukungan doa dari pihak
Sebelum sakit :
Protestan, yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Klien juga aktiv
tempat tinggalnya. Setiap ada masalah klien selalu berserah pada TYME.
58
Selama Sakit :
Klien selalu berdoa agar penyakitnya cepat sembuh. Selama sakit, klien
merasa sedikit tenang, karena pihak pastoral RS dan Gereja dan rekan-
59
NDX 5
3.2 Pathway/Pathoflow/Penyimpangan KDM Klien
Permeabilitas dinding
Bertanya-tanya
kapiler glomerolus
Pembentukan produk
Tidak paham
urine Filtrasi terganggu
Hospitalisasi
Tekanan onkotik
plasmddda
Volume cairan
intravaskuler
NDX 3
Kelebihan volume
NDX 1
cairan ekstrasel
Penumpukan cairan Edema ( perifer,
anarska, asites )
60
3.3 Klasifikasi Data
meregang/kencang. Antropometri :
susah BAK dan terjadi penurunan bengkak pada penis dan skrotum
dalam beraktivitas klien dibantu oleh Urine selama sehari/24 jam 100-
61
dialaminya pada daerah ekstremitas Pola Aktivitas – Latihan :
berdiri. Klien bisa duduk, tapi kalau Klien tampak lemas dan mengalami
bersangkutan. Oliguria
62
3.4 Analisa Data
Perpindahan cairan
Ds : intravaskuler ke Kelebihan volume cairan
ruang
Menurut keterangan ekstrasel/interstitial ekstrasel/interstitial
membengkak. Daerah
Do :
Hypoproteinemia
Hypoalbuminia
Proteinuria
menurun
genitalia
63
Data Etiologi Problem
berbau tajam
Oliguria, sukar
Do : BAK
Urineoselama
ml
tampakoberbusa
berwarna keruh/gelap,
berbauoamoniak
keras/obat
Proteinuria, oliguria
64
Data Etiologi Problem
Ds : Intoleransi Aktivitas
Penumpukan cairan
Klien mengatakan
Peningkatan BB yang
beban tubuh.
Mobilisasi dan
ambulasi
Do :
Respon
Kemampuan imunitas
memilih untuk
berbaring di tempat
tidur.
Terdapat kekakuan
fleksibilitas sendi.
65
Data Etiologi Problem
gampang merasa
seperti pegal-pegal,
Do :
Hypoalbuminia
Klien tampak lemas
Leukosit meningkat
>3000 Imobilisasi
Hypoalbuminia
Faktor imun Ig G
menurun
66
Data Etiologi Problem
Ds : Kurang/deficit
Sindrome Nefrotk
Saat sakit klien dan pengetahuan
tahu-menahu tentang
Masuk rumah sakit
kondisi yang dialami
bersangkutan.
Informasi
inadekuat
Do :
Cemas, tidak
Klien dan keluarga paham
Merekaosering
bertanya-tanya pada
petugas serta
sering menujukan
respon/feedback yang
pengobatan/perawatan
klien.
67
3.5 Diagnosa Keperawatan pasien kasus
No Diagnosa Keperawatan
urine.
68
3.6 Intervensi-Implementasi
ekstrasel/interstitial tindakan BB : 92 kg
KH : seharusnya BB ideal
meregang/kencang (ekstremitas
lagi atas/bawah),
plasma/cairan genitalia
kedua skrotum
69
4. Monitor intake 4. Catat dan monitor
bilaoterdapat
penyimpangan
berlebihanoatau
penyimpangan berat
Berikan penampang
pecah
6. Kerjasama dengan :
6. Kolaborasi Dokter : pemberian
dengan dokter obatoanti bengkak
dan ahli gizi Ahli gizi : diet tinggi
lemak
70
No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementation
hypoproteinemia Bauo:oamoniak
plasma/cairan 300/hari,ojarang
Oliguria
Proteinuria
Hypoproteinumia
Hypoalbuminia
71
4. Kaji factor 4. Mengkaji factor
penurunan eiminasi :
karenaoadanya
rangsangan produksi
renin-angitensin-
aldosterone karena
keadaan
hypoalbuminia.
Anjurkanoklien
minumodengan
jumlah sedikit
Diuretik :
Obatodiuretic
golongan kuat :
furosemide 10 mg.
72
No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementation
KH : klienountuk
lagi nyaman
waktu kunjungan
disaat-saat tertentu
73
5. Melakukan latihan
Range of motion :
leher,oEkstensi
leherAbduksi lengan,
dan leher
Supinasiokedua
telapakolengan,
Pronasiokedua
telapak tangan
Ajakanoklien
menutupodan
membuka kedua
mataosesuai
perintah/aba-aba
fisioterapi
74
No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementation
optimal maksimal/tidak
Kulitotidak bengkak
4.Pertahankan 4. Monitor keadaan klien
meregang/kencang
keadaan klien secara efektif 24 jam.
lagi
75
No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementation
Riwayat pekerjaan
Kebiasaan dll.
76
5.Kaji kebutuhan 5. Mengkaji hal-hal apa
Penyebab
Pengobatan dokter
Perawatan perawat
Prognosis
Komplikasi
Proses hospitalisasi
sembuh/dirumah
Selanjutnya berikan
keluarga bertanya
atauomemberi
tanggapan
7.Evaluasi hasil
7. Nilai hasil akhir dari
akhir edukasi
pendidikan kesehatan
yang dilakukan :
telah disampaikan.
77
3.7 Evaluasi SOAP
No Diagnosa Evaluasi
kencang lagi
O:
Edema hilang
kencang/tidak meregang
A:
teratasi sepenuhnya
P:
Intervensi dihentikan.
78
No Diagnosa Evaluasi
O:
Edema hilang
kencang/tidak meregang
A:
teratasi sepenuhnya
P:
Intervensi dihentikan.
79
No Diagnosa Evaluasi
3. Intoleransioaktivitas S:
berhubungan dengan adanya Klien mengatakan sudah bangun tidur
O:
petugas
Ambulasi/mobilisasi mandiri
Edema hilang
kencang/tidak meregang
A:
sepenuhnya
P:
Intervensi dihentikan.
80
No Diagnosa Evaluasi
berhubungan dengan adanya Klien mengatakan sudah merasa segar
O:
Edema hilang
kencang/tidak meregang
A:
teratasi sepenuhnya
P:
Intervensi dihentikan.
81
No Diagnosa Evaluasi
5. Kurangnya/deficit pengetahuan S:
berhubungan dengan adanya Klien dan keluarga mengatakan sudah
O:
medis
A:
teratasi sepenuhnya
P:
Intervensi dihentikan.
82
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sindroma nefrotik bawaan, Sindroma nefrotik sekunder, Sindroma nefrotik idiopati dan
4. Efusi pleura
6. Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan
4.2 Saran
b. Bagi penulis
yang kami miliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari kesempuranaan
83
DAFTAR PUSTAKA
Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, 3/E (Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal-Bedah, V/1, alih bahasa oleh Suharyati samba). Jakarta: EGC.
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Praktis Keperawatan Medikal Bedah, E/2, alih bahasa oleh Monica Ester). Jakarta:
EGC.
Tisher, C. C, Wilcox, C. S. (1997). House Officer Series Nephrology, 3/E (Buku Saku
Standards; Nursing Process, Diagnosis, and Outcome, 3/V, 5/E (Standar Perawatan
Pasien; Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi, V/3, E/5). Jakarta: EGC
84