Oleh:
A. Definisi
Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan
makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu
kronik dan akut (Nurarif & Kusuma, 2013).
Gagal ginjal kronik atau Cronic Kidney Disease (CKD) penyakit ginjal
tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif
dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer dan
Bare, 2011). GGK adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama atau lebih 3
bulan denganLFG kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 (Perhimpunan Nefrologi
Indonesia, 2011).
B. Etiologi
1. Glomerulonefritis
2. Kencing manis
3. Penyakit pembuluh darah, ( adanya gelembung berisi cairan padaginjal )
4. Penyakit jairngan ikat
5. Hipertensi
6. Hipoplasia atau displasia ginjal
7. Penggunaan obat jangka panjang anti inflamasi
8. Hiper protein
C. Anatomi Fisiologi
Sistem perkemihan merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra. Ginjal yang terus menerus menghasilkan urine, dan
berbagai saluran dan reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urine keluar tubuh.
( Wilson,2006) Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di
kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjalkanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal
kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga kesebelas.
Ginjal terletak dibagianbelakang abdomen atas, di belakang peritoneum, didepan dua
iga terakhir, dan tiga otot besar-transversus abdominis, kuadratus lumborum, dan
psoas mayor (Wilson,2006). Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian :
a. Bagian dalam (interna) medula. Substansia medularis terdiri dari pyramidrenalis yang
jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan
apeksnya menghadap ke sinus renalis.
a. Glomerulus
c. Gelung henle
2. Fisiologi ginjal
a. Fungsi Eksresi
1) Mempertahankan osmolalitas plasma dengan mengubah-ubah
eksresi air.
D. Patofisiologi
Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan
metabolic (DM), Infeksi (Pielonefritis), Obstruksi Traktus Urinarius, Gangguan
Imunologis, Hipertensi, Gangguan tubulus primer (nefrotoksin) dan Gangguan
kongenital yang menyebabkan GFR menurun.
5. Sistem endokrin
a.Gangguan seksual : libido, fertilitas dan penurunan seksual pada
laki-laki, pada wanita muncul gangguan menstruasi.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1. Dialisis
Dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius,
seperti hiperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialysis memperbaiki abnormalitas
biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas,
menghilangkan kecendrungan peradrahan, dan membantu penyenbuhan luka.
Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terapi yang
bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal yaitu membuang zat-zat sisa dan
kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila fungsi kerja ginjal sudah
sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak lagi mampu untuk menjaga
kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2
jenis dialisis :
2. Koreksi hiperkalemi
Mengendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat
menimbulkan kematian mendadak. Hal yang pertama harus diingat adalah
jangan menimbulkan hiperkalemia. Selain dengan pemeriksaan darah,
hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan EEG dan EKG. Bila terjadi
hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan mengurangi intake kalium,
pemberian Na Bikarbonat, dan pemberian infuse glukosa.
3. Koreksi Anemia
Usaha pertama harus ditujukan untuk mengatasi factor defisiensi,
kemudian mencari apakah ada perdarahan yang mungkin dapat diatasi.
Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan Hb.
Transfuse darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, misalnya ada
infusiensi koroner.
4. Koreksi Asidosis
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari.
Natrium bikarbonat dapat diberikan peroral atau parentera.
Pada permulaan 100 mEq natrium bikarbonat diberi intravena perlahan-lahan,
jika diperlukan dapat diulang. Hemodialisi dan dialysis peritoneal dapat juga
mengatasi asidosis.
5. Pengendalian Hipertensi
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa dan vasodilatator dilakukan.
Mengurangi intake garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati-hati karena
tidak semua gagal ginjal disertai retensi natrium.
6. Transplantasi Ginjal
Dengan pencakokkan ginjal yang sehat ke pasien gagal ginjal kronik, maka
seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh klien sebelum
masuk ke rumah sakit. Pada klien dengan gagal ginjal kronik biasanya
didapatkan keluhan utama yang bervariasi, mulai dari urine keluar sedikit
sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak
selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah,
napas bau
(ureum), dan gatal pada kulit (Muttaqin, 2011).
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengalami penurunan frekuensi urine, penurunan
kesadaran, perubahan pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan
kulit, adanya nafas berbau amoniak, rasa sakit kepala, nyeri panggul,
penglihatan kabur, perasaan tak berdaya dan perubahan pemenuhan
nutrisi (Muttaqin, 2011).
b.Pola Minum
Biasanya klien minum kurang dari kebutuhan tubuh akibat rasa metalik tak
sedap pada mulut (pernapasan ammonia).
5. POLA ELIMINASI
a. BAB Biasanya abdomen kembung, diare atau konstipasi.
b. BAK Biasanya terjadi penurunan frekuensi urine
6. POLA AKTIVITAS /LATIHAN
Biasanya kemampuan perawatan diri dan kebersihan diri terganggu dan
biasanya membutuhkan pertolongan atau bantuan orang lain. Biasanya klien
kesulitan menentukan kondisi, contohnya tidak mampu bekerja dan
mempertahankan fungsi perandalam keluarga.
b. Role/peran
Biasanya mengalami perubahan peran karena penyakit yangdiderita
c. Identity/identitas diri
Biasanya mengalami kurang percaya diri, merasa terkekang, tidak
mampu menerima perubahan, merasa kurang memilikipotensi
b. Kepala
1) Rambut : Biasanya klien berambut tipis dan kasar, kliensering
sakit kepala, kuku rapuh dan tipis.
d. Jantung
1) Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihat
2) Palpasi : Biasanya ictus Cordis teraba di ruang inter costal2 linea
deksta sinistra
h. Sistem Integumen
Biasanya warna kulit abu-abu, kulit gatal, kering dan bersisik, adanya
area ekimosis pada kulit.
i.System Neurologi
Biasanya terjadi gangguan status mental seperti penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan konsentrasi, kehilangan memori,
penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral,seperti perubahan
proses fikir dan disorientasi. Klien sering didapati kejang, dan adanya
neuropati perifer
6.Resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin dan Kumala Sari. 2011. Asuhan keperawatan gangguan sistem
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.