NIM : 203307010023
Kp 05
Cairan diblood itu ada 85% ,di muscle 70-80%, brain 75% .
Fungsinya:
di ginjal produksi urin 1200-1500 cc, di kulit 500-600 cc, di system respirasi 400 cc, di
gastrointestinal 100 -200 cc.
regulasi hormone :
1. ADH
Berfungsi menekan osmolalitas cairan
2. Aldosterone
Berfungsi respon plasma potassium
3. Renin
Mengatur tekanan darah dari angiotensinogen menjadi angiotensin 1
Kp 07
SISTEM UROPOITIK
Tekanan filtrasi adalah tekanan memaksa cairan keluar melalui membrane glomerulus (10 mmHg)
1.gaya dorong
2.gaya melawan
1.tekanan arteri
Arteriole aferen dan eferen kontriksi jumlah darah mengalir per menit menurut
99% air difiltrasi glomerulus di reabsorbsi masuk ke tubulus unsur filtrasi tidak direabsorbsi
reasbsorbsi air tentunya memekatkan zat tersebut. Unsur glukosa asam amino sebelumnya di
arbsorbsi konsentrasi akan menurun hamper nol dalam urine ,dengan demikian tubulus dapat
menyeleksi zat-zat mana yang disimpan dan yang dikeluarkan oleh tubuh.
KP 01 ANATOMI KLINIK SISTEM URINARIUS
SISTIM URINARIUS
1. Ren
2. Ureter
3. Vesica Urinaria
4. Urethra
FUNGSI SISTEM URINARIUS
1. Ginjal mengekskresi hasil metabolisme yang tidak digunakan dalam urine, regulasi volume
darah dan komposisi ion, membantu regulasi tekanan darah, sintesis glukosa, menghasilkan
erythropoietin, dan partisipasi dalam sintesis vit D.
2. Ureter menyalurkan urine dari ginjal ke vesica urinaria.
3. Vesica urinaria menyimpan sementara urine sebelum dikeluarkan dari tubuh
4. Urethra mengeluarkan urine dari tubuh
IKHTISAR FUNGSI GINJAL
Regulasi komposisi elektrolit (ion-ion) darah : Na+, K+, Ca++, Cl- +, HPO4-- .
Regulasi pH darah : ekskresi ion H+ ke urine, dan reabsorpsi HCO3 yang merupakan buffer
penting dari H+
Regulasi volume darah : ginjal dapat menghasilkan urine yang pekat atau encer.
Regulasi tekanan darah : selain melalui pengaturan volume darah, ginjal juga menghasilkan
enzim renin yang dapat mengaktifkan RAAS (Renin-Angiotensin-Aldosteron System)
Mempertahankan osmolaritas darah hingga sekitar 290 mOsm/liter (milliosmoles per liter)
Menghasilkan hormon :
o Calcitriol, bentuk aktif vit D yang mengatur homeostatis Ca.
o Erythropoietin : merangsang produksi eritrosit.
ANATOMI GINJAL
Letak : retroperitoneal, Th-11(12) – L2 (3), setinggi bidang transpilorik, kanan lebih rendah.
Bentuk : kacang,
Ukuran:
P=10-12 cm
L = 5-7 cm
Tebal : 3 cm
Berat : 135-150 gr
• Pada anak, ukuran relatif lebih besar dibandingkan ukuran tubuhnya.
• Pada saat lahir ginjal berbentuk berlobus2 yang akan menghilang pada tahun2 pertama
kehidupan. Kadang sedikit lobulasi dapat dijumpai pada ginjal dewasa
• Ginjal dewasa biasanya mempunyai permukaan lateral cembung dan licin dengan kutub atas
dan bawah bulat.
• Permukaan Medial cekungHilus renalis meluas ke rongga yang besar disebut sinus
renalis. Hilus renalis dilalui dari anterior ke posterior berturut-turut : v.renalis, 2 cabang
a.renalis, pelvis renalis dan cabang ke-3 a.renalis, pembuluh lymphatic dan serabut-serabut
syaraf simpatis.
• Ginjal ada organ yang mobile, letaknya sedikit berobah pada saat inspirasi dan ekspirasi
mengikut gerakan diaphragma (naik turun sekitar 2,5 cm). Demikian juga perobahan posisi
tubuh dari tidur telentang ke posisi berdiri ataupun ke posisi trendelenburg.
ANATOMI PERMUKAAN GINJAL
o Letak ginjal dapat digambarkan pada aspek posterior abdomen dengan menggambarkan
segiempat Morris.
o Dua titik ditentukan setinggi level Th11, satu titik 3,75 cm dari garis tengah, titik kedua 8,75
cm dari garis tengah.
o Dua titik lain terletak setinggi level L3 juga masing-masing dengan jarak 3,75 dan 8,75 cm
dari garis tengah.
o Segiempat Morris ini dapat digambarkan dengan menghubungkan keempat titik tersebut.
Urachal Fistula
Bila lumen allantois menetap akan menyebabkan hubungan abnormal antara vesica dengan
umbilicus dikenal sebagai urachal fistula. Keadaan ini sering mengakibatkan urine menetes
dari umbilicus saat bayi nangis. Bila ujung umbilicus fistula ini tertutup, maka disebut urachal
sinus.
RADIX PENIS
Terdiri dari : dua crura penis dan satu bulbus penis.
1. Crus penis : struktur berbentuk silinder dan melekat pada rami ischiopubici. Permukaan
inferiornya ditutupi oleh m.ischiocavervosus Kearah distal (anterior) crus ini berlanjut
menjadi corpus cavernosus dalam corpus penis
2. Bulbus penis : berbentuk ovoid dan melekat pada membrana perinei, permukaan inferiornya
ditutupi oleh m.bulbospongiosus. Urethra menembus permukaan superior bulbus dan
berjalan di dalamnya serta berlanjut ke dalam corpus spongiosum penis.
CORPUS PENIS
Terdiri dari : dua corpora cavernosa dan satu corpus spongiosum (corpus cavernosum urethrae).
1. Corpus spongiosum terletak di dalam sulcus di antara kedua corpora cavernosa penis.
Ke arah distal, ia membesar membentuk glans penis yg berbentuk kerucut dan mencakupi
kedua ujung corpora cavernosa.
2. Basis glans mempunyai pinggiran yg agak menonjol disebut corona glandis, yg
mengelilingi collum penis. Pada aspek ventral glans penis terletak celah sagital yaitu
muara urethra pars spongiosa (meatus urethrae externus). Tiap corpus cavernosum
penis dibungkus oleh tunica albuginea yg padat. Di antara kedua corpus cavernosum
terdapat septum pectiniforme (septum penis) yg berlubang2 sehingga darah di dalam
ruangan cavernosa ini saling berhubungan
PEMBUNGKUS PENIS
1. Kulit
Lanjutan dari dinding depan abdomen. Kulit penis tipis, licin, dan tidak mengandung
follikel rambut, kurang melekat pada fascia di bawahnya sehingga mudah digerakkan.
Dalam subcutis juga tidak mengandung lemak. Pada glans penis, kulit membentuk lipatan
disebut preputium. Preputium ini melekat dengan glans oleh frenulum. Di dalam
frenulum berjalan a.preputia yg harus diikat pada waktu circumcisi.
2. Fascia penis (Fascia Buck).
Lapisan ini banyak mengandung serabut2 elastis dan kadang2 juga serabut2 otot polos.
Fascia ini membungkus corpora cavernosa dan corpus spongiosum.
Pada daerah collum penis, fascia ini bersatu dengan lapisan fibrosa (tunica albuginea)
corpora cavernosa dan spongiosum.
PENDARAH PENIS
Berasal dari cabang arteria pudenda interna
1. A.dorsalis penis, sepasang kiri kanan dari v.dorsalis profunda penis. mendarahi dorsum
penis, glans penis, preputium
2. A.profunda penis
3. A.bulbi penis mendarahi corpus spongiosum dan glans penis.
A.Profunda penis berjalan di dalam corpus cavernosum dan terutama bertanggung jawab
terhadap timbulnya ereksi penis. Arteri ini bercabang2 dan cabang2 terkecil berkelok2
dan berdinding tebal disebut hellicine arteries yg bermuara langsung ke dalam ruangan2
cavernosa.
VENA PENIS
Vena dorsalis profunda penis berjalan melalui celah di antara lig.pubicum inferior dan
lig.transversum perinei untuk bermuara ke dalam plexus venosus prostaticus.
Vena dorsalis superficialis penis bermuara ke dalam v.pudenda externa.
PERSARAFAN PENIS
N.dorsalis penis, cab dari n.pudendus mensyarafi kulit penis (sensoris).
Serabut2 parasympathis dari S2,3,4 via plexus pelvicus dan plexus prostaticus. Berfungsi
menimbulkan dilatasi dan ereksi (disebut juga n.erigentes).
LYMPHATIC
• Lymphatics pergi ke kelenjar lymph inguinal superficial dan subinguinal.
• Lymphatics dari glans penis ke subinguinal profunda atau iliaca externa lymph nodes.
EMBRIOLOGI
• Differensiasi genitalis externa pria mulai selama minggu ke-8 embrio. Pada akhir minggu ke
12 sudah dibedakan embrio pria atau wanita.
• 3 tonjolan kecil pada membrana cloaca externa. Bagian tengah : genital tubercle, kiri dan
kanan : tonjolan genital.
• Minggu ke 7: membrana urogenital ruptur sinus urogenital terbuka : saluran urethra.
Keduanya ini dibatasi oleh lipatan genital. Tonjolan genital memanjang menjadi phallus
• Pada minggu ke-7, corpora cavernosa mulai terlihat sebagai sepasang batang selular dari
mesenchyme dalam batang penis.
• Pada minggu ke-10, lipatan urethra mulai menyatu mulai dari orificium urogenital sinus dan
terus ke ujung phallus
• Penyatuan komplet pada minggu ke-14 sehingga terbentuk urethra bagian penis. Corpus
spongiosum terbentuk dari differensiasi massa mesenchyme sekitar urethra yang telah
terbentuk.
• Glans penis terbentuk setelah sulcus coronarius muncul pada ujung phallus. Saluran urethra
dan lipatan urethra yang menyatu tidak melewati batas sulcus coronarius.
• Antara bulan ke-3 – ke-5 foetus, lipatan kulit pada basis glans penis (preputium) – membesar
dan membungkus glans penis.
ANOMALIES
• Penis yang rudimenter : dijumpai pada pseudohermaphroditism.
• Gangguan penyatuan lipatan urethra menimbulkan timbulnya hypospadia berbagai tingkat.
• Bila genital primordia berkembang lebih rendah dari posisi normalnya, maka corpora
cavernosa bisa terbentuk di sebelah caudal dari urogenital sinus dan terjadi epispadia
berbagai tingkat.
SCROTUM
Scrotum : Adalah sebuah kantong pada sisi medial pangkal paha yang berisi testes dan ujung
distal funiculus spermaticus. Dinding kantong terdiri dari cutis dan fascia superficialis (disebut
tunica dartos, berisi otot polos)
• Pada garis median, jaringan fibrosa subcutan membentuk pemisah yang tidak lengkap dan
memisahkan scrotum menjadi dua ruangan kiri dan kanan.
• Kulit scrotum tipis dan tampak lebih hitam dari kulit sekitarnya, juga berlipat2 karena
kontraksi otot polos m.dartos sebagai reaksi terhadap suhu dingin.
• Fascia superficialis tidak mengandung jaringan lemak.
Lebih dalam dari tunica dartos terdapat 3 lapisan pembungkus funiculus spermaticus yg
merupakan lanjutan dari lapisan2 dinding ventrolateral abdomen.
1. fascia spermatica externa : dari fascia obliquus externa.
2. fascia dan m.cremasterica : dari m.obliquus internus abdominis. Lengkungan m.cremaster
mencakupi 1/3 atas testis dan dapat menarik testis ke arah superior (reflex cremaster).
3. fascia spermatica interna : lanjutan fascia transversalis.
- Pendarahan : r.perinealis a.pudenda int., aa.pudendae externae, a.cremasterica
- Aliran limfe : ke nn.ll.inguinales superficiales
- Persarafan :
• n.genitofemoralis (L1,2),
• n.ilioinguinalis (L1),
• n.pudendus (S2-4),
• n.cutaneus femoris posterior (S2,3).
KLINIS
- Cairan dalam scrotum pada anasarca.
- Hernia
- Hydrocele. Pemeriksaan massa intrascrotal dengan transilluminasi dalam kamar gelap
TESTIS
Testis : Bentuk ovoid, ukuran 4 x 2,5 x 3 cm. dibungkus oleh tunica vaginalis testis kecuali
pada polus superior dan batas posteriornya dimana melekat epididymis.Dindingnya tebal, kenyal
dan berwarna putih disebut tunica albuginea. Pada bagian posteriornya tunica albuginea ini
lebih tebal disebut mediastinum testis.
• Dari mediastinum testis, muncul septa jaringan ikat yg membagi testis atas ruangan2
berbentuk pyramis disebut lobulus testis.
• Satu lobulus testis tdd 2 atau 3 buah tubulus seminiferus. Tubulus ini dimulai dari tunica
albuginea, kemudian berkelok2 di dalam lobulus testis. (panjang +/- 60 cm).
• Mendekati apex lobulus, beberapa tubuli bergabung membentuk tubulus rectus yg lebih
pendek dan lurus. Di dalam mediastinum testis, tubulus rectus beranastomose membentuk
rete testis. Dari rete testis, muncul 6-12 ductuli efferentes yg berhubungan dengan caput
epididymis.
EPIDIDYMIS
Epididymis : Tdd caput, corpus dan cauda. Di antara corpus dan sisi lateral testis terdapat sinus
epididymis
Dalam epididymis terdapat ductus epididymis yg bergulung2 seperti per yg sangat rapat yg bila
diluruskan bisa sepanjang 60 m., akhirnya meninggalkan cauda epid dan berjalan ke arah
superior sebagai ductus deferens.
FUNGSI EPIDIDYMIS
• Saluran panjang ductus epididymis sebagai tempat penyimpanan spermatozoa untuk menjadi
matang.
• Fungsi utama : mengabsorpsi cairan
• Fungsi lain : menambahkan zat pada cairan semen untuk memberi nutrisi pada sperma yg
sedang mengalami proses pematangan.
VASCULARISASI
• A.testicularis, cabang aorta abdominalis.
• A.deferentis, cabang a.vesicalis superior.
• A.cremasterica, cabang a.epigastrica inf
• Vena2 mbtk plexus pampiniformis. V.testicularis sinistra bermuara ke v.renalis sinistra,
membentuk sudut 90 derajat (tegak lurus). V.testicularis dextra bermuara pd v.cava inf,
membentuk sudut tajam.
Varicocele ad varicose dari vv.pampiniformis. 90 % terjadi pd sisi kiri, mungkin karena muara
v.test kiri bermuara secara tegak lurus pada v.renalis kiri, sehingga peninggian tekanan dalam
v.cava inf disalurkan secara langsung ke v.test kiri melalui v.renalis kiri.
LYMPHATICS
• Aliran limfe dari testis, epid dan funic sperm bermuara ke lymphnodes iliaca ext, atau ke
lumbar nodes sekitar bifurcatio aorta abd dan v.cava inf. Kemudian bermuara ke nodes
retroperitoneal sekitar vena renalis.
• Tumor dari testis menyebar dengan cepat via aliran limfe ke nodes retroperitoneal.
• Elephantiasis scroti : akibat obst aliran limfe. Juga akibat filariasis.
DESCENCUS TESTICULORUM
• Bulan 4 : testis dalam regio lumbalis
• Bulan 5 : peritoneum mendorong lapisan otot dan fascia regio inguinale membtk annulus
inguinalis profundus canalis inguinalis annulus inguinalis superificialis ke scrotum.
Bagian peritoneum ini disebut processus vaginalis peritonei.
• Bulan 6 : testis dalam fossa iliaca
• Bulan 7 : testis dalam canalis inguinalis
• bulan 9 : testis dalam basis scrotum.
KLINIS DESCENSUS TESTICULORUM
• Descensus dan penutupan proc.vaginalis lebih lambat di sblh kanan -- hernia lebih sering
• penurunan testis tidak sempurna : cryptorchismus
• testis berada diluar jalur : ectopic testis
• cairan dalam proc.vaginalis : hydrocele testis
Vesicula seminalis
• Kedua vesicula seminalis terletak pada permukaan dorsal inferior vesica urinaria tepat
superior dari basis prostat.
• Merupakan kantong berongga2 yg dari luar tampak berlobus2.
• Menghasilkan cairan seminal (semen) yang bersifat alkalis.
Ductus ejaculatorius
• saluran sempit (panjang 1,5 cm lebar 0,5 cm) pada bagian ujung ductus deferens distal dari
muara ductus excretorius vesicula seminalis.
• Duct ejac kiri dan kanan berkovergensi di dalam jar prostat dan bermuara lateral dari lobang
utriculus prostaticus pada colliculus seminalis (orificum ductus ejaculatorius)
Glandula prostata
• Ad struktur fibro-musculo-glandular. Sekresinya menambah volume semen.
• Terletak pada bagian anterior dan inferior cavum pelvis tepat di bawah collum vesicae.
• Bentuk : menyerupai kerucut terbalik, tdd facies sup (apex), facies inf (basis), facies post dan
dua facies lateralis.
• Ukuran : 3,75 x 3,15 cm
• Berat : 8 gr.
• Dibungkus oleh kapsul
PROSTATA
• Kapsul sejati : dibentuk oleh kondensasi dari jaringan ikat sekitar organ ini.
• Kapsul palsu dibentuk oleh lapisan visceral fascia pelvis yg juga membungkus vesica
urinaria. Di antara kedua kapsul ini terdapat pelxus venosus prostaticus.
• Lobus : 5 buah
1. Lobus anterior : didepan urethra pars prostatica, terutama tdd jar ikat fibrosa.
2. Lobus lateralis kiri dan kanan : pada kedua sisi urethra, antara lobus anterior dan bidang
vertikal melalui ductus ejaculatorius.
3. Lobus posterior : antara lobus lateralis di belakang bawah ductus ejaculatorius. Banyak
mengandung jaringan kelenjar dan paling sering mengalami carcinoma (kanker).
4. Lobus medius : di antara lobus lateralis dan di depan atas ductus ejaculatorius. Lobus ini
menimbulkan penonjolan pada urethra (crista urethralis) dan vesica (uvula vesicae).
Paling sering mengalami hipertrofi benigna (adenoma).
GLANDULA BULBOURETHRALIS
• 2 kelenjar kecil yang terletak di bawah m.sphincter urethrae.
• Ductusnya menembus membrana perinei diaphragma urogenitale dan bermuara ke
urethra pars spongiosa.
• Sekretnya dikeluarkan ke urethra sebagai akibat stimulasi erotic.
• Fungsi : menambah volume semen. Dikendalikan oleh testosterone kastrasi
menyebabkan atrofi kelenjar ini.
KP 14 ISK
Definisi
Reaksi Inflamasi Sel Urothelium yang melapisi saluran kemih.
Klasifikasi
ISK juga dapat dikelompokkan berdasarkan infeksi level anatomis, yaitu:
Uretra: uretritis
Kandung kemih: sistitis
Ginjal: pielonefritis
Darah/sistemik: urosepsis
Pathogenesis
ISK dapat disebabkan oleh bakteri gram-negatif, gram-positif, maupun oleh fungi.
Etiologi tersering dari ISK, baik komplikata maupun non-komplikata, adalah Escherichia
coli yang uropatogenik (UPEC).
Selain UPEC, untuk ISK non-komplikata, mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan
infeksi adalah Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus saprophyticus, Enterococcus faecalis,
Streptococcus grup B, Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Stapphylococcus
aureus, dan Candida spp.
Sementara itu, untuk ISK komplikata, selain UPEC, ISK juga dapat disebabkan
oleh Enterococcus spp., K. pneumoniae, Candida spp., S. aureus, P. mirabilis, P. aeruginosa,
dan Streptococcus grup B
Manifestasi klinis
Gejala-gejala yang dapat terjadi pada ISK bergantung pada level infeksi secara anatomis.
Jika infeksi hanya terbatas pada saluran kemih bagian bawah (uretra dan kandung
kemih), pasien umumnya mengalami gejala-gejala seperti nyeri pada saat berkemih
(disuria), frekuensi berkemih meningkat (frekuensi), sulit untuk mulai berkemih
(hesitation), keinginan untuk berkemih tiba-tiba yang tidak dapat ditahan (urgensia), dan
terkadang terdapat darah pada urine. Terkadang, ISK juga dapat disertai dengan nyeri
pada suprapubis.
Sementara itu, jika infeksi mencapai saluran kemih bagian atas dan ginjal, maka pasien
dapat mengalami demam, menggigil, mual, muntah, serta nyeri pinggang, gejala-gejala
yang umumnya tidak ditemukan pada ISK bawah non-komplikata
Pemeriksaan penunjang
URINALISA
Kultur Urine dan Sensitifitas Test
Diagnosis
gejala gangguan berkemih, atau gejala sistemik seperti demam dan menggigil apabila
ISK melibatkan saluran kemih bagian atas.
Pemeriksaan penunjang carik celup dapat dilakukan sebagai alternatif terhadap kultur
urine untuk membantu diagnosis ISK non-komplikata.
Prognosis ISK secara keseluruhan cukup baik. Wanita dengan sistitis akut umumnya mengalami
perbaikan gejala 3 hari setelah mengonsumsi antibiotik. Sistitis berulang dapat terjadi pada
sekitar 25% wanita dalam 6 bulan setelah ISK pertama.
Kp 03 hsitologi sistem urinaria
A. nefron terdiri dari korpus renal,tubulus renal (tubulus proximal,lengkung henle dan tubulus
distalis
1.korpus renal
Terdiri dari kapiler dan glomelurus,glomelurus dilapisi oleh lapisan viseral (dalam) dan parietal
(luar)
Memiliki podocyte dan sel mesangium (sel pengikat)
Memiliki pole vaskular (keluar masuknya darah) dan pole urin(keluar masuknya urin)
Fungsi dari glomelurus untuk filtrasi
2.tubulus proximal
3.lengkung henle
4.tubulus distalis
B. Apparatus juxtafglomelurus
Terdiri dari macula densa,sel juxtafglomelurus dan juxtafglomelular mesangium,merupakan hasil dari
otot polos dan a.afferen,untuk sekresi granuler dan menghasilkan renin untuk mengubahn
angiotensinogen menjadi angiotensin 1
C. Tubulus kolektifus
Dilapisi oleh epitel kuboid,memiliki cell prinsifal (terang) dan cell intercalated (gelap),fungsinya untuk
absobsi air oleh hormon antidieuretik (ADH)
D. Ureter
Memiliki tunika mukosa (epitel transisionel) tunika muskularis dan tunika adventicia
E. Vesica urinaria
Dilapisi oleh epitel transisional dengan memiliki lamina propria ( yang mengandung glandula trigonalis)
F. Uretra
Pada wanita dilapisi oleh epitel gepeng berlapis yang terletak dari klitoris ke vagina
Pada laki laki terdiri dari 3
o Pars prostatika,dilapisi epitel transisional mengandung klenjer prostat dan bermuara ke
ductus ejakulasi
o Pars membranosa ,dilapisi epitel silindris berlapis
o Pars cavernosa dilapisi epitel gepeng berlapis
A.fisiologi ginjal
Hemostasis
Keseimbangan asam basa
Membentuk renin,eritropoietin,vit D
Degradasi insulin
Metabolisme ahir (kreatinin,urea dan a.urat)
Regulasi osmotik
Ginjal meregulasi darah sebanyak 21% atau sekitar 1200 ml,aliran darahnya :
1.filtrasi
Terjadi di glomelurus
Menghasilkan urin primer,yg mengandung : ion,glukosa,air,a.amino
2.reabsobsi
3.augmentasi/sekresi
tergantung pada :
GFR dikontrol oleh dua mekanisme yaitu : otoregulasi dan kontrol simpatis ekstrinsik
Otoregulasi adalah kemampuan ginjal mempertahankan aliran darah kapiler glomelurus agar tetap
konstan dengan 2 mekanisme :
1. miogenik yaitu apabila tekanan arteri meningkat makan a.afferen akan berkontraksi
2. umpan balik yaitu melibatkan apparatus juxtafglomelurus yaitu kombinli macula densa untuk
mendeteksi perubahan kecepatan aliran cairan dalam tubulus dan dinding erteriola yang
mengandung sel granuler sektretori vasoaktif
GFR adalah jumlah glomelular fitrat yang terbentuk dalam satu waktu oleh semua nefron kedua
ginjal,normalya pada laki laki (125ml/mnt) pada wanita <10%
Sehingga terbentuk 7,5 liter-180 liter dan urin yang terbentuk hanya 1liter (99% direasbsobsi kembali)
3.transfor maksimal : adalah jumlah maksimal yang dapat direbasobsi dan disekresi oleh tubulus dalam
satu menit atau kesanggupan dari tubulus ginjal untuk mentransor suatu zat tertentu dalam satu menit
glukosa
a.amino
ion fosfat dan sulfat
na,cl,k
laktat,succint dan citrat
air
urea
hidrogen
PAH
Obat dan toksin
K
A.amino
Renald thresold (nilai ambang ginjal) adalah konsentrasi zat dalam plasma yang terkecil dimana zat
tersebut pertama kali atau mulai di jumpai dalam urin
Thresold subkutan adalah zat yang pertama kali dijumpai dalam urin bila konsentrasi dalam plasma
masih dibawah renal thresold cnth : glukosa
Thresold no subkutan adalah zat yang dijumpai pada urin dalam semua konsentrasi zat tersebut dalam
plasma tidak tergantung pada renal threshold cnth : Na
KP 9 MEKANISME PEMEKATAN URINE dan MITURISI
Berkemih (Micturition/Voiding)
Kedua katup (sphincter) otot harus terbuka agar dapat berkemih
Internal urethral sphincter : direlakskan setelah peregangan kandung kemih
Pengkatifan ini berasal dari impulse dikirim ke spinal cord dan kemudian balik melalui
saraf pelvic splanchnic
External urethral sphincter : harus direlaksasikan secara sadar
KP 31 PEMERIKSAAN FAAL GINJAL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium dapat mengidentifikasi gangguan fungsi ginjal lebih awal. Pemeriksaan antara
lain kadar ureum, kreatinin, asam urat, cystatin C, β2 microglobulin, inulin, dan juga zat berlabel
radioisotop
Pemeriksaan Ureum
Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang diproduksi oleh hati dan
didistribusikan melalui cairan intraseluler dan ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian difiltrasi
oleh glomerulus. Pemeriksaan ureum sangat membantu menegakkan diagnosis gagal ginjal akut. Klirens
ureum merupakan indikator yang kurang baik karena sebagian besar dipengaruhi diet.
Pengukuran ureum serum dapat dipergunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal, status hidrasi, menilai
keseimbangan nitrogen, menilai progresivitas penyakit ginjal, dan menilai hasil hemodialisis. Kadar urea
nitrogen dapat dikonversi menjadi ureum perhitungan perkalian 2,14 yang melalui persamaan.
PEMERIKSAAN KREATININ
Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh secara konstan
tergantung massa otot. Kadar kreatinin berhubungan dengan massa otot, menggambarkan perubahan
kreatinin dan fungsi ginjal. Kadar kreatinin relatif stabil karena tidak dipengaruhi oleh protein dari diet.
Asam urat adalah produk katabolisme asam nukleat purin. Walaupun asam urat difiltrasi oleh
glomerulus dan disekresikan oleh tubulus distal ke dalam urin, sebagian besar asam urat direabsorpsi di
tubulus proksimal. Pada kadar yang tinggi, asam urat akan disimpan pada persendian dan jaringan,
sehingga menyebabkan inflamasi.
PEMERIKSAAN MIKROALBUMINORIA
Mikroalbuminuria merupakan suatu keadaan ditemukannya albumin dalam urin sebesar 30-300 mg/24
jam. Keadaan ini dapat memberikan tanda awal dari penyakit ginjal. Pemeriksaan mikroalbuminuria
penting dilakukan pada pasien diabetes melitus yang dicurigai mengalami nefropati diabetik. Pada
stadium awal terjadi hipertrofi ginjal, hiperfungsi, dan penebalan dari membran
URINALISIS
Urine 24 jam
Urin yang ditampung pertama pada pagi hari jam 8 sampai jam 8 pagi esoknya dengan
menggunakan wadah yang telah diberi pengawet
Urine Kateter
Urin yang diperoleh melalui pemasangan kateter.