Anda di halaman 1dari 31

NAMA : AYU THERESIA SARAGIH

NIM : 203307010023

RESUME BLOK XII

Kp 05

KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH

Cairan diblood itu ada 85% ,di muscle 70-80%, brain 75% .

Fungsinya:

1. mengeluarkan sisa metabolisme


2. regulasi temperature
3. mengeluarkan nutrisi
4. insulasi
5. lubrikasi

di ginjal produksi urin 1200-1500 cc, di kulit 500-600 cc, di system respirasi 400 cc, di
gastrointestinal 100 -200 cc.

regulasi hormone :

1. ADH
Berfungsi menekan osmolalitas cairan
2. Aldosterone
Berfungsi respon plasma potassium
3. Renin
Mengatur tekanan darah dari angiotensinogen menjadi angiotensin 1

Faktor penyebab filtrasi pembuluh darah dan protein:


1. Meningkatnya tekanan hidrostatik
2. Menurunkan tekanan osmotic
3. Meningkanya pembuluh darah

Kp 07
SISTEM UROPOITIK

Laju filtrasi glomerulus pada keadaan normal 125 ml/menit .

Tekanannya 60 mmHg dalam kapsula bowman sekitar 18 mmHg.

Tekanan filtrasi adalah tekanan memaksa cairan keluar melalui membrane glomerulus (10 mmHg)

Laju glomerulus ditentukan oleh daya fisis :

1.gaya dorong

2.gaya melawan

Faktor yang mempengaruhi :

1.tekanan arteri

Tekanan meningkat laju filtrasi meningkat

2.efek aliran darah

Arteriole aferen dan eferen kontriksi jumlah darah mengalir per menit menurut

Reabsorbsi dan sekresi ditubulus

99% air difiltrasi glomerulus di reabsorbsi masuk ke tubulus unsur filtrasi tidak direabsorbsi
reasbsorbsi air tentunya memekatkan zat tersebut. Unsur glukosa asam amino sebelumnya di
arbsorbsi konsentrasi akan menurun hamper nol dalam urine ,dengan demikian tubulus dapat
menyeleksi zat-zat mana yang disimpan dan yang dikeluarkan oleh tubuh.
KP 01 ANATOMI KLINIK SISTEM URINARIUS

SISTIM URINARIUS
1. Ren
2. Ureter
3. Vesica Urinaria
4. Urethra
FUNGSI SISTEM URINARIUS
1. Ginjal mengekskresi hasil metabolisme yang tidak digunakan dalam urine, regulasi volume
darah dan komposisi ion, membantu regulasi tekanan darah, sintesis glukosa, menghasilkan
erythropoietin, dan partisipasi dalam sintesis vit D.
2. Ureter menyalurkan urine dari ginjal ke vesica urinaria.
3. Vesica urinaria menyimpan sementara urine sebelum dikeluarkan dari tubuh
4. Urethra mengeluarkan urine dari tubuh
IKHTISAR FUNGSI GINJAL
 Regulasi komposisi elektrolit (ion-ion) darah : Na+, K+, Ca++, Cl- +, HPO4-- .
 Regulasi pH darah : ekskresi ion H+ ke urine, dan reabsorpsi HCO3 yang merupakan buffer
penting dari H+
 Regulasi volume darah : ginjal dapat menghasilkan urine yang pekat atau encer.
 Regulasi tekanan darah : selain melalui pengaturan volume darah, ginjal juga menghasilkan
enzim renin yang dapat mengaktifkan RAAS (Renin-Angiotensin-Aldosteron System)
 Mempertahankan osmolaritas darah hingga sekitar 290 mOsm/liter (milliosmoles per liter)
 Menghasilkan hormon :
o Calcitriol, bentuk aktif vit D yang mengatur homeostatis Ca.
o Erythropoietin : merangsang produksi eritrosit.

 Regulasi glukosa darah melalui gluconeogenesis.


 Ekskresi sampah metabolisme dan zat-zat asing :
o Ammonia dan urea dari deaminasi asam amino,
o Bilirubin dari katabolisme hemoglobin,
o Creatinine dari pemecahan creatine phospate serabut otot, dan asam urat dari katabolisme
asam nukleat.
o Obat-obat dan racun-racun dari lingkungan.

ANATOMI GINJAL
Letak : retroperitoneal, Th-11(12) – L2 (3), setinggi bidang transpilorik, kanan lebih rendah.
Bentuk : kacang,
Ukuran:
P=10-12 cm
L = 5-7 cm
Tebal : 3 cm
Berat : 135-150 gr
• Pada anak, ukuran relatif lebih besar dibandingkan ukuran tubuhnya.
• Pada saat lahir ginjal berbentuk berlobus2 yang akan menghilang pada tahun2 pertama
kehidupan. Kadang sedikit lobulasi dapat dijumpai pada ginjal dewasa
• Ginjal dewasa biasanya mempunyai permukaan lateral cembung dan licin dengan kutub atas
dan bawah bulat.
• Permukaan Medial cekungHilus renalis  meluas ke rongga yang besar disebut sinus
renalis. Hilus renalis dilalui dari anterior ke posterior berturut-turut : v.renalis, 2 cabang
a.renalis, pelvis renalis dan cabang ke-3 a.renalis, pembuluh lymphatic dan serabut-serabut
syaraf simpatis.
• Ginjal ada organ yang mobile, letaknya sedikit berobah pada saat inspirasi dan ekspirasi
mengikut gerakan diaphragma (naik turun sekitar 2,5 cm). Demikian juga perobahan posisi
tubuh dari tidur telentang ke posisi berdiri ataupun ke posisi trendelenburg.
ANATOMI PERMUKAAN GINJAL
o Letak ginjal dapat digambarkan pada aspek posterior abdomen dengan menggambarkan
segiempat Morris.
o Dua titik ditentukan setinggi level Th11, satu titik 3,75 cm dari garis tengah, titik kedua 8,75
cm dari garis tengah.
o Dua titik lain terletak setinggi level L3 juga masing-masing dengan jarak 3,75 dan 8,75 cm
dari garis tengah.
o Segiempat Morris ini dapat digambarkan dengan menghubungkan keempat titik tersebut.

TOPOGRAFI REN ANTERIOR


Kanan : lobus dextra hepatis, colon ascendens dan duodenum pars descendens.
Kiri : Lien, ventriculus, pancreas, colon descendens.
ORGAN LAIN DI POSTERIOR GINJAL :
o Otot2 : diaphragma (memisahkan pleura), quadratus lumborum, psoas, transversus
abdominis.
o Tulang : costa XII
o Syaraf : n.subcostalis (T12), n.iliohypogastricus (L1), n.ilioinguinalis (L1)
KAPSUL GINJAL
1. Capsula fibrosa : lapisan terdalam, kapsul jaringan ikat padat ireguler, sebagai barrier
terhadap trauma, mempertahankan bentuk ginjal,
2. Capsula adiposa (perirenal fat): lapisan tengah, kapsul jaringan lemak, melindungi ginjal dari
trauma, menahan ginjal dalam cavum abdominis.
3. Fascia renalis (fascia Gerota) : lapisan luar, lapis tipis jaringan ikat padat ireguler, mengikat
ginjal ke jaringan sekitarnya dan dinding abdomen. Diluar fascia renalis terdapat pararenal
fat (corpus adiposum pararenale)
Nephroptosis : ginjal terselip ke inferior dari tempatnya, dijumpai orang kurus karena capsula
adiposa dan fascia renalis kurang berkembang
STRUKTUR GINJAL
Pada pemotongan frontal :
1. Cortex renalis : sebelah luar, warna kemerahan, licin
2. Medulla renalis : sebelah dalam, warna coklat kemerahan.
Medulla tdd 8 – 18 pyramis renalis, basisnya menghadap ke cortex, apexnya disebut papilla
renalis menghadap ke hilus renalis.
Bagian cortex yg masuk di antara pyramis renalis disebut columna renalis.
Lobus renalis tdd satu pyramis, cortex di sebelah luarnya, dan setengah bagian columna renalis
di dekatnya.
Cortex dan pyramis renalis menyusun parenchyma (bagian fungsional) ginjal. Di dalam
parenchyma tdd unit2 fungsional ginjal disebut nephron (1 jt unit / ginjal). Urine yang
dihasilkan oleh nephron didrainase ke ductus papillaris seterusnya ke struktur berbentuk corong
disebut calyx. Setiap ginjal tdd 8 – 18 calyces minores yang belanjut ke 2 – 3 calyces majores.
Dari calyx major, kemudian urine mengalir ke pelvis renalis, yang berlanjut ke ureter.
HISTOLOGI NEPHRON DAN COLLECTING DUCTS
Corpuscula renalis→Proximal convoluted tubule→Loof of Henle→Distal convoluted
tubule→Connecting tubule
PERSYARAFAN GINJAL
• Berasal dari plexus renalis yang dibentuk dari serabut-serabut syaraf n.splanchnicus, plexus
coeliacus dan plexus aorticus.
• Syaraf aferen dari ginjal menuju medulla spinalis Th X, XI, dan XII bersamaan dengan
n.symphatis.
• Syaraf eferen ke ginjal bersifat autonom, dengan serabut vasomotor ke arteriole aferens dan
efferens
• Syaraf dari ginjal berhubungan dengan syaraf dari plexus testicularis. Hal ini mungkin
menjadi sebab timbulnya rasa sakit pada testis akibat penyakit pada ginjal
EMBRIOLOGI GINJAL
• Berasal dari mesoderm intermediate
• Nephrogenic cord adalah massa mesoderm yg terletak sepanjang kedua sisi aorta foetus pada
regio lumbalis
• Pronephros : muncul minggu ke-4, terdiri dari kumpulan tubulus yg tidak berfungsi. Dari
masing2 pronephros ada satu ductus yang bermuara ke cloaca. Pronephros cepat mengalami
degenerasi, tetapi ductus pronephros tetap dipertahankan untuk mesonephros yang akan
berkembang selanjutnya.
• Mesonephros : muncul tepat kaudal dari pronephros. Berfungsi sbg ginjal intermediate
hingga ginjal permanen berfungsi. Tumbuh vesicle dari mesenchyme yg akan dimasuki oleh
kapiler (glomerulus) dan berkembang menjadi mesonephric corpuscle. Tubulus2 nya
bermuara ke pronephric duct yang sekarang disebut mesonephric duct (wolffian duct).
• Metanephros : mulai muncul pada minggu ke-5 dan menghasilkan urine pada minggu ke-
11. Ada 2 sumber : metanephric diverticulum (ureteric bud) dan metanephric mesoderm
(blastema) yg terletak pada bagian terminal nephrogenic cord.
• Metanephric diverticulum muncul dari mesonephric duct tepat proximal dari muaranya ke
cloaca. Ia akan menjadi ureter, pelvis renalis, calyces dan collecting tubules. Pertumbuhan ke
cranial ke nephrogenic cord merangsang pertumbuhan metanephros.
• Dalam metanephros juga muncul vesikel dan tubulus yg akan berkembang menjadi
corpuscula renalis, tubulus proximalis, loops of Henle, tubulus distalis yg secara kesatuan
disebut nephron
• Ren foetus terletak dalam pelvis. Pada perkembangan selanjutnya secara perlahan naik ke
abdomen. Hilus ginjal awalnya menghadap ke ventral, kemudian berputar 90 derjat dan
akhirnya menghadap ke ventromedial.
ANOMALIA
• Ectopic kidney : ginjal letak rendah, bisa pada sisi yang sama ataupun pada sisi yang
kontralateral.
• Horse-shoe kidney : polus bawah kedua ginjal menyatu.
• Malrotasi
• Renal agenesis (ginjal tidak terbentuk)
• Supernumerary kidneys (jarang)
• Congenital polycystic kidneys
• Renal hypoplasia atau hyperplasia
• Bifid ureter
URETER
• Panjang : 25 – 30 cm, dari pelvis renalis  vesica urinaria. Diameter : 1 – 10 mm.
• 3 penyempitan fisiologis :
1. pelvic-ureteric junction
2. Saat melintasi pintu atas panggul, bersilangan dengan A.iliaca communis
3. Intramural : bagian ureter yang menembus dinding vesica urinaria.
PERJALANAN URETER
1. Pars abdominalis :
o Sepanjang tepi medial m.psoas (sepanjang ujuang proc.transv.L2-L5)
o A.testicularis / ovarica berjalan didepannya.
o Menyilang bifurcatio a.iliaca communis saat melewati p.a.p. Di depan articulatio
sacroiliaca
2. Pars pelvicus:
o Berjalan pd dinding lateral pelvis di depan a.iliaca interna.
o Membelok ke depan dan medial untuk masuk ke dalam vesica urinaria.
o Laki-laki : sup dari vesicula seminalis, medial dari vas deferens.
o Wanita : melewati superior dari fornix lateralis vaginae, terletak inferior dari lig.latum
uteri.
3. Pars muralis (intravesicalis) :
Menembus vesica secara miring sepanjang 2 cm.
PERDARAHAN
Secara segmentalis dari cabang-cabang aorta abdominalis, a.renalis, a.testicularis, a.iliaca interna
dan a.vesicalis inferior.
PERSYARAFAN URETER
• Berasal dari plexus mesentericus inferior, testicular (ovarian) dan hypogastricus.
• Serat aferen visceral mengonduksi sensasi nyeri dari ureter ike segmen medulla spinalis T11-
L2, dengan sensasi dialihkan ke dermatome yg berhubungan dengan di atas diaphragma dan
lipat paha.
• Refered pain dari penyakit ureter pada laki2 biasanya ke testis ipsilateral, karena ureter
menyilang n.genitofemoralis saat menurun ke vesica urinaria.
• Nyeri karena batu dalam pelvis renalis dialihkan ke flank ipsilateral.
• Nyeri karena batu dalam mid-ureter dialihkan ke ipsilateral flank atau kuadran kanan bawah
abdomen.
• Nyeri karena batu dalam pars muralis dialihkan ke scrotum (vulva) atau ke kwadran kanan
bawah.
VESICA URINARIA
• Terletak intraabdominal tetapi extraperitoneal di belakang os pubis.
• Kosong : berbentuk limas yang mempunyai puncak (apex), permukaan dorsal (sebagai
dasar), dinding superior dan dua dinding lateroinferior.
• Pada sudut superior (superolateral) terdapat ureter, pada sudut inferior terdapat orificium
urethra internum.
• Penuh : permukaan atasnya akan menonjol ke rongga perut, dan berbentuk ovoid (seperti
telur), membran mukosa tidak lagi berbentuk lipatan-lipatan. (kapasitas : 700 – 800 ml)
• Apex vesicae urinariae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphysis
pubis. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum umilicale medianum
(sisa urachus).
• Basis atau facies posterior menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga. Pada laki2, kedua
ductus deferens berdampingan di facies posterior dan memisahkan vesicular seminalis kiri
dan kanan. Bagian atas basis diliputi peritoneum, yg membentuk dinding anterior excavatio
rectovesicalis. Bagian bawah basis dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesicula
seminalis dan fascia rectovesicalis. Pada wanita, uterus dan vagina terletak berhadapan
dengan facies posterior.
TOPOGRAFI VESICA URINARIA
• Anterior : symphysis pubis, lemak retropubica (spatium retropubicum Retzius) dan dinding
anterior abdomen
• Superior :
• Tertutup peritoneum dengan lengkungan ileum dan colon sigmoideum
• wanita : excavatio uterovesicalis dan corpus uteri
• Posterior
• Laki : rectum, vesicula seminalis,ductus deferens, fascia rectovesicalis
• Wanita : vagina, pars supravaginalis cervicis
• Lateral (facies inferolateral) :
• posterior : Levator ani and obturator internus
• Anterior : Bantalan lemak retropubis
STRUKTUR DINDING VESICA URINARIA
Dinding vesica dibentuk oleh otot-otot polos (m.detrusor) dengan serabut2 yang saling
menyilang. Serabut sirkular membentuk sphincter pada orificium internum urethralis.
• Collum vesicae terletak di inferior dan pada laki2 terletak pada permukaan atas prostat.
Dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki2, dan
ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan penebalan
dari fascia pelvis.
• Pada perempuan, collum vesicae terletak langsung pada facies superior diaphragmatis
urogenitalis.
TRIGONUM VESICAE
2 sudut atas : muara ureter (orificium ureteris)
1 sudut bawah : muara keluar urethra (orificium urethrae internum)
Mucosa tampak lebih licin.
PERDARAHAN
• A.vesicalis superior dan inferior, cabang dari a.iliaca interna.
• Vena : plexus venosus vesicalis ke vesica iliaca interna
PERSYARAFAN
• Parasympathetic fibres S2-S4: Motoris untuk m.detrusor, inhibisi pada sphincter internum
• Sympathetic (L1,2,3 dlm n.hypogastricus) : alfa 1  kontraksi sphincter, Beta 2  relaksasi
detrusor.
• N. pudendus ke m. sphincter urethrae externum (otot skeletal).
MIKSI
• Penampungan urine
Otot detrusor relaksasi, pengisian vesica urinaria secara terus menerus tanpa peningkatan
tekanan.
• Pengeluaran urine
o Vesica penuh, receptors peregangan mengirim signal melalui radix posterior ke segmen
sacralis medulla spinalis dan otak  timbul keinginan berkemih
o Cortex cerebri dapat mengontrol keinginan ini – mengeluarkan atau menahan
o Saat berkemih  relaksasi Urethral (-sympatis), kontraksi detrusor (+parasympatis)

o Pada saat yang sama terjadi relaksasi otot-otot dasar pelvis.


EMBRIOLOGI VESICA URINARIA
• Berkembang dari ujung atas urogenital sinus, yang berlanjut dengan allantois.  Dilapisi
dengan endoderm.
• urogenital sinus dibentuk dari cloaca yang terpisah oleh uro-rectal septum
• Uro-genital sinus dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Bagian cranial yang berlanjut dengan allantois membentuk vesica urinaria.
2. Bagian pelvis membentuk prostatic urethra dan membranous urethra serta bulbo
urethral glands pada laki2 dan membranous urethra dan sebagian vagina pada wanita.
3. Bagian caudal atau sinus urogenital definitif, membentuk urethra spongiosa pada laki2
atau vestibulum pada wanita.
 Sebagian besar vesica dibentuk dari ujung cranial urogenital sinus.
 Tetapi trigonum vesicae dibentuk dari ujung caudal mesonephric ducts.
 Dengan pertumbuhan vesica, mesonephric ducts mulai menyatu dalam dinding vesica dan
menarik ureter bersama nya. Pada pertumbuhan lebih lanjut, maka ureter membentuk muara
sendiri pada sisi lateral basis vesica, sedangkan mesonephric duct bermuara ke dalam urethra
pars prostatica
 Pada wanita, sisa ductus mesonephricus mengalami degenerasi.
 Pada laki2, ductus mesonephricus menjadi asal ductus ejaculatorius.
 Pada awalnya vesica berlanjut ke allantois.
 Pada pertumbuhan selanjutnya, allantois mengalami degenerasi membentuk struktur
berbentuk pita disebut urachus.
 Urachus berjalan dari umbilicus ke apex vesicae dan pada orang dewasa menjadi lig
umbilicale mediana.
 Pada kedua sisi lig umbilicale mediana terdapat lig umbicale mediale yang merupakan sisa
dari arteria umbilicalis.

Urachal Fistula
Bila lumen allantois menetap akan menyebabkan hubungan abnormal antara vesica dengan
umbilicus dikenal sebagai urachal fistula.  Keadaan ini sering mengakibatkan urine menetes
dari umbilicus saat bayi nangis.  Bila ujung umbilicus fistula ini tertutup, maka disebut urachal
sinus.

BAGIAN-BAGIAN URETHRA PADA PRIA


Di bagi atas 3 bagian :
1. Pars prostatica
2. Pars membranacea
3. Pars spongiosa
PARS PROSTATICA URETHRAE
• Panjang : 3cm
• Menembus glandula prostata
• Dinding posterior : peninggian longitudinal disebut crista urethralis
• Kiri kanannya : lekukan dangkal disebut sinus prostaticus (muara ductus prostaticus)
• Pertengahan crista urethralis : tonjolan disebut colliculus seminalis (verumontanum)
dimana bermuara utriculus prostaticus (homolog dengan vagina)
• Kiri kanan utriculus prostaticus : muara ductus ejaculatorius
PARS MEMBRANACEA URETHRAE
• 2 cm. Bagian yang paling sempit, melewati m.sphincter urethrae externum dalam spatium
perinei profundus
• Glandula bulbourethralis terletak posterolateral urethra
PARS SPONGIOSA URETHRAE
• Berjalan dalam corpus spongiosum penis
• Berjalan ke arah superior dan anterior sehingga terletak di bawah symphysis pubis.
• Pelebaran dalam bulbus penis : fossa intrabulbaris
• Pelebaran dalam glans penis : fossa navicularis
KP 02 ANATOMI KLINIK SISTEM REPRODUKSI PRIA

1. Organ-organ reproduksi (genitalia) pria externa


- penis
- scrotum
- testis
2. Organ-organ reproduksi (genitalia) pria interna :
- ductus deferens (vas deferens)
- vesicula seminalis
- ductus ejaculatorius
- glandula prostata.
- glandula bulbourethralis

PENIS & URETHRA


Terdiri atas segmen dorsal (pars fixa) yang difiksasi dalam perineum urogenitale dan membentuk
radix penis, dan segmen ventral (pars mobile) yang tergantung bebas pada os pubis dan
membentuk corpus penis dan glans penis.

RADIX PENIS
Terdiri dari : dua crura penis dan satu bulbus penis.
1. Crus penis : struktur berbentuk silinder dan melekat pada rami ischiopubici. Permukaan
inferiornya ditutupi oleh m.ischiocavervosus Kearah distal (anterior) crus ini berlanjut
menjadi corpus cavernosus dalam corpus penis
2. Bulbus penis : berbentuk ovoid dan melekat pada membrana perinei, permukaan inferiornya
ditutupi oleh m.bulbospongiosus. Urethra menembus permukaan superior bulbus dan
berjalan di dalamnya serta berlanjut ke dalam corpus spongiosum penis.

CORPUS PENIS
Terdiri dari : dua corpora cavernosa dan satu corpus spongiosum (corpus cavernosum urethrae).
1. Corpus spongiosum terletak di dalam sulcus di antara kedua corpora cavernosa penis.
Ke arah distal, ia membesar membentuk glans penis yg berbentuk kerucut dan mencakupi
kedua ujung corpora cavernosa.
2. Basis glans mempunyai pinggiran yg agak menonjol disebut corona glandis, yg
mengelilingi collum penis. Pada aspek ventral glans penis terletak celah sagital yaitu
muara urethra pars spongiosa (meatus urethrae externus). Tiap corpus cavernosum
penis dibungkus oleh tunica albuginea yg padat. Di antara kedua corpus cavernosum
terdapat septum pectiniforme (septum penis) yg berlubang2 sehingga darah di dalam
ruangan cavernosa ini saling berhubungan

PEMBUNGKUS PENIS
1. Kulit
Lanjutan dari dinding depan abdomen. Kulit penis tipis, licin, dan tidak mengandung
follikel rambut, kurang melekat pada fascia di bawahnya sehingga mudah digerakkan.
Dalam subcutis juga tidak mengandung lemak. Pada glans penis, kulit membentuk lipatan
disebut preputium. Preputium ini melekat dengan glans oleh frenulum. Di dalam
frenulum berjalan a.preputia yg harus diikat pada waktu circumcisi.
2. Fascia penis (Fascia Buck).
Lapisan ini banyak mengandung serabut2 elastis dan kadang2 juga serabut2 otot polos.
Fascia ini membungkus corpora cavernosa dan corpus spongiosum.
Pada daerah collum penis, fascia ini bersatu dengan lapisan fibrosa (tunica albuginea)
corpora cavernosa dan spongiosum.

PENDARAH PENIS
Berasal dari cabang arteria pudenda interna
1. A.dorsalis penis, sepasang kiri kanan dari v.dorsalis profunda penis. mendarahi dorsum
penis, glans penis, preputium
2. A.profunda penis
3. A.bulbi penis  mendarahi corpus spongiosum dan glans penis.
A.Profunda penis berjalan di dalam corpus cavernosum dan terutama bertanggung jawab
terhadap timbulnya ereksi penis. Arteri ini bercabang2 dan cabang2 terkecil berkelok2
dan berdinding tebal disebut hellicine arteries yg bermuara langsung ke dalam ruangan2
cavernosa.

VENA PENIS
 Vena dorsalis profunda penis berjalan melalui celah di antara lig.pubicum inferior dan
lig.transversum perinei untuk bermuara ke dalam plexus venosus prostaticus.
 Vena dorsalis superficialis penis bermuara ke dalam v.pudenda externa.
PERSARAFAN PENIS
 N.dorsalis penis, cab dari n.pudendus mensyarafi kulit penis (sensoris).
 Serabut2 parasympathis dari S2,3,4 via plexus pelvicus dan plexus prostaticus. Berfungsi
menimbulkan dilatasi dan ereksi (disebut juga n.erigentes).

LYMPHATIC
• Lymphatics pergi ke kelenjar lymph inguinal superficial dan subinguinal.
• Lymphatics dari glans penis ke subinguinal profunda atau iliaca externa lymph nodes.

EMBRIOLOGI
• Differensiasi genitalis externa pria mulai selama minggu ke-8 embrio. Pada akhir minggu ke
12 sudah dibedakan embrio pria atau wanita.
• 3 tonjolan kecil pada membrana cloaca externa. Bagian tengah : genital tubercle, kiri dan
kanan : tonjolan genital.
• Minggu ke 7: membrana urogenital ruptur  sinus urogenital terbuka : saluran urethra.
Keduanya ini dibatasi oleh lipatan genital. Tonjolan genital memanjang menjadi phallus
• Pada minggu ke-7, corpora cavernosa mulai terlihat sebagai sepasang batang selular dari
mesenchyme dalam batang penis.
• Pada minggu ke-10, lipatan urethra mulai menyatu mulai dari orificium urogenital sinus dan
terus ke ujung phallus
• Penyatuan komplet pada minggu ke-14 sehingga terbentuk urethra bagian penis. Corpus
spongiosum terbentuk dari differensiasi massa mesenchyme sekitar urethra yang telah
terbentuk.
• Glans penis terbentuk setelah sulcus coronarius muncul pada ujung phallus. Saluran urethra
dan lipatan urethra yang menyatu tidak melewati batas sulcus coronarius.
• Antara bulan ke-3 – ke-5 foetus, lipatan kulit pada basis glans penis (preputium) – membesar
dan membungkus glans penis.

ANOMALIES
• Penis yang rudimenter : dijumpai pada pseudohermaphroditism.
• Gangguan penyatuan lipatan urethra menimbulkan timbulnya hypospadia berbagai tingkat.
• Bila genital primordia berkembang lebih rendah dari posisi normalnya, maka corpora
cavernosa bisa terbentuk di sebelah caudal dari urogenital sinus dan terjadi epispadia
berbagai tingkat.

SCROTUM
Scrotum : Adalah sebuah kantong pada sisi medial pangkal paha yang berisi testes dan ujung
distal funiculus spermaticus. Dinding kantong terdiri dari cutis dan fascia superficialis (disebut
tunica dartos, berisi otot polos)
• Pada garis median, jaringan fibrosa subcutan membentuk pemisah yang tidak lengkap dan
memisahkan scrotum menjadi dua ruangan kiri dan kanan.
• Kulit scrotum tipis dan tampak lebih hitam dari kulit sekitarnya, juga berlipat2 karena
kontraksi otot polos m.dartos sebagai reaksi terhadap suhu dingin.
• Fascia superficialis tidak mengandung jaringan lemak.
Lebih dalam dari tunica dartos terdapat 3 lapisan pembungkus funiculus spermaticus yg
merupakan lanjutan dari lapisan2 dinding ventrolateral abdomen.
1. fascia spermatica externa : dari fascia obliquus externa.
2. fascia dan m.cremasterica : dari m.obliquus internus abdominis. Lengkungan m.cremaster
mencakupi 1/3 atas testis dan dapat menarik testis ke arah superior (reflex cremaster).
3. fascia spermatica interna : lanjutan fascia transversalis.
- Pendarahan : r.perinealis a.pudenda int., aa.pudendae externae, a.cremasterica
- Aliran limfe : ke nn.ll.inguinales superficiales
- Persarafan :
• n.genitofemoralis (L1,2),
• n.ilioinguinalis (L1),
• n.pudendus (S2-4),
• n.cutaneus femoris posterior (S2,3).

KLINIS
- Cairan dalam scrotum pada anasarca.
- Hernia
- Hydrocele. Pemeriksaan massa intrascrotal dengan transilluminasi dalam kamar gelap

TESTIS
Testis : Bentuk ovoid, ukuran 4 x 2,5 x 3 cm. dibungkus oleh tunica vaginalis testis kecuali
pada polus superior dan batas posteriornya dimana melekat epididymis.Dindingnya tebal, kenyal
dan berwarna putih disebut tunica albuginea. Pada bagian posteriornya tunica albuginea ini
lebih tebal disebut mediastinum testis.
• Dari mediastinum testis, muncul septa jaringan ikat yg membagi testis atas ruangan2
berbentuk pyramis disebut lobulus testis.
• Satu lobulus testis tdd 2 atau 3 buah tubulus seminiferus. Tubulus ini dimulai dari tunica
albuginea, kemudian berkelok2 di dalam lobulus testis. (panjang +/- 60 cm).
• Mendekati apex lobulus, beberapa tubuli bergabung membentuk tubulus rectus yg lebih
pendek dan lurus. Di dalam mediastinum testis, tubulus rectus beranastomose membentuk
rete testis. Dari rete testis, muncul 6-12 ductuli efferentes yg berhubungan dengan caput
epididymis.

EPIDIDYMIS
Epididymis : Tdd caput, corpus dan cauda. Di antara corpus dan sisi lateral testis terdapat sinus
epididymis
Dalam epididymis terdapat ductus epididymis yg bergulung2 seperti per yg sangat rapat yg bila
diluruskan bisa sepanjang 60 m., akhirnya meninggalkan cauda epid dan berjalan ke arah
superior sebagai ductus deferens.

FUNGSI EPIDIDYMIS
• Saluran panjang ductus epididymis sebagai tempat penyimpanan spermatozoa untuk menjadi
matang.
• Fungsi utama : mengabsorpsi cairan
• Fungsi lain : menambahkan zat pada cairan semen untuk memberi nutrisi pada sperma yg
sedang mengalami proses pematangan.

VASCULARISASI
• A.testicularis, cabang aorta abdominalis.
• A.deferentis, cabang a.vesicalis superior.
• A.cremasterica, cabang a.epigastrica inf
• Vena2 mbtk plexus pampiniformis. V.testicularis sinistra bermuara ke v.renalis sinistra,
membentuk sudut 90 derajat (tegak lurus). V.testicularis dextra bermuara pd v.cava inf,
membentuk sudut tajam.
Varicocele ad varicose dari vv.pampiniformis. 90 % terjadi pd sisi kiri, mungkin karena muara
v.test kiri bermuara secara tegak lurus pada v.renalis kiri, sehingga peninggian tekanan dalam
v.cava inf disalurkan secara langsung ke v.test kiri melalui v.renalis kiri.

LYMPHATICS
• Aliran limfe dari testis, epid dan funic sperm bermuara ke lymphnodes iliaca ext, atau ke
lumbar nodes sekitar bifurcatio aorta abd dan v.cava inf. Kemudian bermuara ke nodes
retroperitoneal sekitar vena renalis.
• Tumor dari testis menyebar dengan cepat via aliran limfe ke nodes retroperitoneal.
• Elephantiasis scroti : akibat obst aliran limfe. Juga akibat filariasis.

DESCENCUS TESTICULORUM
• Bulan 4 : testis dalam regio lumbalis
• Bulan 5 : peritoneum mendorong lapisan otot dan fascia regio inguinale  membtk annulus
inguinalis profundus  canalis inguinalis  annulus inguinalis superificialis  ke scrotum.
Bagian peritoneum ini disebut processus vaginalis peritonei.
• Bulan 6 : testis dalam fossa iliaca
• Bulan 7 : testis dalam canalis inguinalis
• bulan 9 : testis dalam basis scrotum.
KLINIS DESCENSUS TESTICULORUM
• Descensus dan penutupan proc.vaginalis lebih lambat di sblh kanan -- hernia lebih sering
• penurunan testis tidak sempurna : cryptorchismus
• testis berada diluar jalur : ectopic testis
• cairan dalam proc.vaginalis : hydrocele testis

DUCTUS (VAS) DEFERENS


Vas (ductus) deferens (panjang :40 - 45 cm)
Berjalan ke arah superior sebagai lanjutan dari ductus epididymis dalam canalis inguinalis
sebagai bagian dari funiculus spermaticus.
Setelah melewati anulus inguinalis internus, ia meninggalkan fun. sperm menuju ke dorsal dan
medial untuk mencapai permukaan posterior fundus vesica urinaria, kemudian berjalan ke caudal
pd permukaan dorsal vesica untuk bersatu dengan vesicula seminalis. Menyalurkan spermatozoa
dari epididymis ke vesicula seminalis dan ductus ejaculatorius.
• Panjangnya 40-45 cm, dalam scrotum ia berkelok2, tetapi menjadi lurus setelah memasuki
anulus inguinalis superficialis.
• Pada palpasi, terasa kenyal dan elastis. Dindingnya mengandung otot polos yg tebal dan
lumennya yg sempit dilapisi columnar epithelium. Dinding berotot polos mendorong sperma
dari testis ke urethra.
• Sterilisasi : pengikatan vas deferens (vasectomy) pada ujung superior kantong scrotum.
• Bagian yg terdapat dibawah fundus vesicae melebar disebut ampula. Tepat di sebelah atas
basis prostat, ampula mengecil membentuk isthmus yang bersatu dengan saluran vesicula
seminalis untuk membentuk ductus ejaculatorius.

Vesicula seminalis
• Kedua vesicula seminalis terletak pada permukaan dorsal inferior vesica urinaria tepat
superior dari basis prostat.
• Merupakan kantong berongga2 yg dari luar tampak berlobus2.
• Menghasilkan cairan seminal (semen) yang bersifat alkalis.
Ductus ejaculatorius
• saluran sempit (panjang 1,5 cm lebar 0,5 cm) pada bagian ujung ductus deferens distal dari
muara ductus excretorius vesicula seminalis.
• Duct ejac kiri dan kanan berkovergensi di dalam jar prostat dan bermuara lateral dari lobang
utriculus prostaticus pada colliculus seminalis (orificum ductus ejaculatorius)
Glandula prostata
• Ad struktur fibro-musculo-glandular. Sekresinya menambah volume semen.
• Terletak pada bagian anterior dan inferior cavum pelvis tepat di bawah collum vesicae.
• Bentuk : menyerupai kerucut terbalik, tdd facies sup (apex), facies inf (basis), facies post dan
dua facies lateralis.
• Ukuran : 3,75 x 3,15 cm
• Berat : 8 gr.
• Dibungkus oleh kapsul

PROSTATA
• Kapsul sejati : dibentuk oleh kondensasi dari jaringan ikat sekitar organ ini.
• Kapsul palsu dibentuk oleh lapisan visceral fascia pelvis yg juga membungkus vesica
urinaria. Di antara kedua kapsul ini terdapat pelxus venosus prostaticus.
• Lobus : 5 buah
1. Lobus anterior : didepan urethra pars prostatica, terutama tdd jar ikat fibrosa.
2. Lobus lateralis kiri dan kanan : pada kedua sisi urethra, antara lobus anterior dan bidang
vertikal melalui ductus ejaculatorius.
3. Lobus posterior : antara lobus lateralis di belakang bawah ductus ejaculatorius. Banyak
mengandung jaringan kelenjar dan paling sering mengalami carcinoma (kanker).
4. Lobus medius : di antara lobus lateralis dan di depan atas ductus ejaculatorius. Lobus ini
menimbulkan penonjolan pada urethra (crista urethralis) dan vesica (uvula vesicae).
Paling sering mengalami hipertrofi benigna (adenoma).
GLANDULA BULBOURETHRALIS
• 2 kelenjar kecil yang terletak di bawah m.sphincter urethrae.
• Ductusnya menembus membrana perinei diaphragma urogenitale dan bermuara ke
urethra pars spongiosa.
• Sekretnya dikeluarkan ke urethra sebagai akibat stimulasi erotic.
• Fungsi : menambah volume semen. Dikendalikan oleh testosterone  kastrasi
menyebabkan atrofi kelenjar ini.

KP 14 ISK
Definisi
Reaksi Inflamasi Sel Urothelium yang melapisi saluran kemih.
Klasifikasi
ISK juga dapat dikelompokkan berdasarkan infeksi level anatomis, yaitu:
 Uretra: uretritis
 Kandung kemih: sistitis
 Ginjal: pielonefritis
 Darah/sistemik: urosepsis

Pathogenesis
ISK dapat disebabkan oleh bakteri gram-negatif, gram-positif, maupun oleh fungi.
Etiologi tersering dari ISK, baik komplikata maupun non-komplikata, adalah Escherichia
coli yang uropatogenik (UPEC).
Selain UPEC, untuk ISK non-komplikata, mikroorganisme lainnya yang dapat menyebabkan
infeksi adalah Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus saprophyticus, Enterococcus faecalis,
Streptococcus grup B, Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Stapphylococcus
aureus, dan Candida spp.
Sementara itu, untuk ISK komplikata, selain UPEC, ISK juga dapat disebabkan
oleh Enterococcus spp., K. pneumoniae, Candida spp., S. aureus, P. mirabilis, P. aeruginosa,
dan Streptococcus grup B
Manifestasi klinis
 Gejala-gejala yang dapat terjadi pada ISK bergantung pada level infeksi secara anatomis.
 Jika infeksi hanya terbatas pada saluran kemih bagian bawah (uretra dan kandung
kemih), pasien umumnya mengalami gejala-gejala seperti nyeri pada saat berkemih
(disuria), frekuensi berkemih meningkat (frekuensi), sulit untuk mulai berkemih
(hesitation), keinginan untuk berkemih tiba-tiba yang tidak dapat ditahan (urgensia), dan
terkadang terdapat darah pada urine. Terkadang, ISK juga dapat disertai dengan nyeri
pada suprapubis.
 Sementara itu, jika infeksi mencapai saluran kemih bagian atas dan ginjal, maka pasien
dapat mengalami demam, menggigil, mual, muntah, serta nyeri pinggang, gejala-gejala
yang umumnya tidak ditemukan pada ISK bawah non-komplikata

Pemeriksaan penunjang
 URINALISA
 Kultur Urine dan Sensitifitas Test

Diagnosis
 gejala gangguan berkemih, atau gejala sistemik seperti demam dan menggigil apabila
ISK melibatkan saluran kemih bagian atas.
 Pemeriksaan penunjang carik celup dapat dilakukan sebagai alternatif terhadap kultur
urine untuk membantu diagnosis ISK non-komplikata.

Dugaan pielonefritis akut


 Gejala yang tidak kunjung hilang atau muncul kembali 2-4 minggu setelah selesai
pengobatan
 Wanita dengan gejala yang tidak khas
 Wanita hamil
 Pria yang dicurigai menderita ISK
 Jumlah bakteri uropatogen ³103/mL urine dianggap diagnostik secara mikrobiologis untuk
wanita yang menunjukkan gejala sistitis akut, sementara jumlah koloni uropatogen
³104/mL urine dianggap signifikan secara klinis untuk menegakkan pielonefritis akut.
 Pada pria dengan ISK, disarankan pula untuk melakukan evaluasi urologis dan colok
dubur untuk mengidentifikasi adanya kelainan pada prostat.
Tatalaksana
 Pemilihan antibiotik bergantung pada pola resistensi bakteri dan uji sensitivitas di area
rumah sakit atau area setempat. Untuk sistitis akut non-komplikata, pilihan antibiotik
pertama untuk wanita adalah fosfomycin trometamol (3 g, dosis tunggal)
atau nitrofurantoin (100 mg 2 kali/hari, selama 5 hari). Sementara untuk pria, pasien
dapat diberikan amoxicillin-klavulanat (625 mg 3 kali/hari, selama 7 hari).
 Untuk kasus  pielonefritis  non-komplikata, pasien dapat
diberikan fluorokuinolon atau sefalosporin.
 Beberapa antibiotik seperti fosfomycin atau nitrofurantoin justru sebaiknya dihindari
pada pielonefritis, karena obat-obat ini diekskresi di urine dan tidak mencapai kadar yang
cukup pada jaringan ginjal. Namun, perlu diingat lagi, pemberian antibiotik tersebut perlu
disesuaikan dengan pola resistensi setempat.
 Sementara itu, untuk ISK komplikata, tata laksana bergantung pada tingkat
keparahannya. Terdapat 3 tujuan utama dalam prinsip tata laksananya: tata laksana
abnormalitas urologi, terapi antimikroba, serta terapi suportif jika diperlukan.
 Urinalisis atau kultur urine yang disertai uji sensitivitas perlu dilakukan pada pasien yang
masih mengalami gejala pasca selesainya pengobatan, ataupun jika gejala berhenti dan
muncul kembali dalam 2 minggu.

Komplikasi dan Prognosis


Pada ISK non-komplikata, umumnya komplikasi jarang terjadi jika diobati dengan baik. Namun,
beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada ISK adalah sebagai berikut:
 Bakteremia atau sepsis
 Abses renal atau perinefrik (komplikasi dari pielonefritis)
 Gagal ginjal akut
 Sistitis atau pielonefritis emfisematosa – yaitu adanya gas pada dinding atau lumen
saluran kemih

Prognosis ISK secara keseluruhan cukup baik. Wanita dengan sistitis akut umumnya mengalami
perbaikan gejala 3 hari setelah mengonsumsi antibiotik. Sistitis berulang dapat terjadi pada
sekitar 25% wanita dalam 6 bulan setelah ISK pertama.
Kp 03 hsitologi sistem urinaria

Ginjal dilapisi oleh korteks (dalam) dan medula(luar)

Ginjal memiliki unit fungsional yang disebut dengan nefron,

A. nefron terdiri dari korpus renal,tubulus renal (tubulus proximal,lengkung henle dan tubulus
distalis

1.korpus renal

 Terdiri dari kapiler dan glomelurus,glomelurus dilapisi oleh lapisan viseral (dalam) dan parietal
(luar)
 Memiliki podocyte dan sel mesangium (sel pengikat)
 Memiliki pole vaskular (keluar masuknya darah) dan pole urin(keluar masuknya urin)
 Fungsi dari glomelurus untuk filtrasi

2.tubulus proximal

 Dilapisi epitel kuboid selapis


 Termasuk asidofilik,memiliki mikrovili dengan brush border dan banyak mitokondria
 Dikelilingi oleh kapiler peritubuler
 Fungsinya untuk reabsobsi

3.lengkung henle

 Terdiri dari dua jenis yaitu thin(tipis) dan thick(tebal)


 Thin dilapisi oleh epitel squamosa selapis
 Thick dilapisi oleh epitel kuboid selapis
 Terdiri dari tiga bagian : descendens (struktur mirip TKP) ascendens (struktur mirip TKD) dan
ansa henle dilapisi oleh epitel gepeng selapis
 Fungsinya dapat memekatkan urin

4.tubulus distalis

 Dilapisi oleh epitel kuboid selapis


 Basofilik,tanpa adanya brush border
 Fungsinya untuk sekresi ion H dan reabsobsi ion Na (aldosteron)

B. Apparatus juxtafglomelurus

Terdiri dari macula densa,sel juxtafglomelurus dan juxtafglomelular mesangium,merupakan hasil dari
otot polos dan a.afferen,untuk sekresi granuler dan menghasilkan renin untuk mengubahn
angiotensinogen menjadi angiotensin 1
C. Tubulus kolektifus

Dilapisi oleh epitel kuboid,memiliki cell prinsifal (terang) dan cell intercalated (gelap),fungsinya untuk
absobsi air oleh hormon antidieuretik (ADH)

D. Ureter

Memiliki tunika mukosa (epitel transisionel) tunika muskularis dan tunika adventicia

E. Vesica urinaria

Dilapisi oleh epitel transisional dengan memiliki lamina propria ( yang mengandung glandula trigonalis)

F. Uretra
 Pada wanita dilapisi oleh epitel gepeng berlapis yang terletak dari klitoris ke vagina
 Pada laki laki terdiri dari 3
o Pars prostatika,dilapisi epitel transisional mengandung klenjer prostat dan bermuara ke
ductus ejakulasi
o Pars membranosa ,dilapisi epitel silindris berlapis
o Pars cavernosa dilapisi epitel gepeng berlapis

Kp 06 fisiologi pembentukan urin di ginjal

A.fisiologi ginjal

 Terletak di retroperitoneal T11-12 dan L2-3


 Berat 150 gr
 Bentuk seperti kacang
 Lapisan terdiri dari kortex(dalam) dan medula(luar)
 Dilapisi oleh jaringan ikat longgar yang disebut kapsul
 Memiliki unit fungsional yang disebut nefron
 Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
 Memiliki komponen penyaring yang disebut korpuskola
 Tiap korpuskula terdapat gulungan kapiler yang disebut dengan glomelurus di kapsul bowman
 Tempat lengkung henle bersinggungan dengan a afferen disebut apparatus juxtafglomelurus
 Isi dari apparatus juxtafglomelurus adalah macula densa dan sel juxtafglomelurus untuk sekresi
renin

Fungsi dari ginjal

 Hemostasis
 Keseimbangan asam basa
 Membentuk renin,eritropoietin,vit D
 Degradasi insulin
 Metabolisme ahir (kreatinin,urea dan a.urat)
 Regulasi osmotik

Peredaran darah di ginjal

Ginjal meregulasi darah sebanyak 21% atau sekitar 1200 ml,aliran darahnya :

Aorta ke a.renalis ke a.segmentalis ke a.lobar ke a.interlobar ke a.arcuate ke a.interlobular ke a.afferen


menuju ke glomelurus lalu ke a.efferen menuju ke peritubuler/kapiler menuju ke v.interlobular ke
v.arcuate ke v.interlobar ke v.renal dan menuju ke v.cava inferior

B. proses pembentukan urin

1.filtrasi

 Terjadi di glomelurus
 Menghasilkan urin primer,yg mengandung : ion,glukosa,air,a.amino

2.reabsobsi

 Terjadi di tubulus proximal


 Menghasilkan urin sekunder yg mengandung : air,urea,a.urat dan kreatinin

3.augmentasi/sekresi

 Terjadi di tubulus distalis


 Menghasilkan urin sesungguhnya yg mengandung : kalsium,hidrogen,kretain,ion potasium,racun
dan obat

Proses miksi atau buang air kecil

 Kandung kemis terisi urin sebanyak 250 cc


 Terjadi kontraksi kandung kemih
 Relaksasi spinter internus
 Kemudian relaksasi spinter externus
 Lalu urin keuar

kp 08 proses reabsobsi dan sekresi tubuler ginjal


laju filtrasi glomelurus

tergantung pada :

1. tekanan filtrasi netto


2. lus permukaan glomelurus
3. permeabilits membran glukosa

GFR = Kf x tekanan filtrasi netto

GFR dikontrol oleh dua mekanisme yaitu : otoregulasi dan kontrol simpatis ekstrinsik

Otoregulasi adalah kemampuan ginjal mempertahankan aliran darah kapiler glomelurus agar tetap
konstan dengan 2 mekanisme :

1. miogenik yaitu apabila tekanan arteri meningkat makan a.afferen akan berkontraksi
2. umpan balik yaitu melibatkan apparatus juxtafglomelurus yaitu kombinli macula densa untuk
mendeteksi perubahan kecepatan aliran cairan dalam tubulus dan dinding erteriola yang
mengandung sel granuler sektretori vasoaktif

GFR adalah jumlah glomelular fitrat yang terbentuk dalam satu waktu oleh semua nefron kedua
ginjal,normalya pada laki laki (125ml/mnt) pada wanita <10%

Sehingga terbentuk 7,5 liter-180 liter dan urin yang terbentuk hanya 1liter (99% direasbsobsi kembali)

Mekanisme dasar reabsobsi dan sekresi

1.transfor aktif : membutuhkan energi tetapi tidak membutuhkan elektrokemikal gredient

2.transfor pasif :tidak membutuhkan energi tetapi membutuhkan elektrokemikal gradient

3.transfor maksimal : adalah jumlah maksimal yang dapat direbasobsi dan disekresi oleh tubulus dalam
satu menit atau kesanggupan dari tubulus ginjal untuk mentransor suatu zat tertentu dalam satu menit

Hasil dari reabsobsi aktif

 glukosa
 a.amino
 ion fosfat dan sulfat
 na,cl,k
 laktat,succint dan citrat

hasil dari reabsobsi pasif

 air
 urea

hasil dari sekresi aktif

 hidrogen
 PAH
 Obat dan toksin

Hasil dari sekresi pasif

 K
 A.amino

Renald thresold (nilai ambang ginjal) adalah konsentrasi zat dalam plasma yang terkecil dimana zat
tersebut pertama kali atau mulai di jumpai dalam urin

Thresold subkutan adalah zat yang pertama kali dijumpai dalam urin bila konsentrasi dalam plasma
masih dibawah renal thresold cnth : glukosa

Thresold no subkutan adalah zat yang dijumpai pada urin dalam semua konsentrasi zat tersebut dalam
plasma tidak tergantung pada renal threshold cnth : Na
KP 9 MEKANISME PEMEKATAN URINE dan MITURISI

Cara Pembentukan Urine Yang Encer & Pekat


Kemampuan ginjal untuk menyesuaikan fungsinya dengan kebutuhan tubuh disebabkan karena
ginjal mempunyai kesanggupan untuk:
1. Merobah konsentrasi osmolal urine yg terbentuk
2. Merobah volume maupun jumlah zat terlarut diekskresikan setiap hari
3. Merobah kecepatan ekskresi urea, Na & K demikian pula ion H, Cl & bikarbonate sekaligus
mengatur keseimbangan asam basa cairan ekstraseluler
 Pembentukan urine yang ENCER disebabkan tidak terjadinya reabsorbsi air di tubulus
distal & collecting duct ok tdk ada atau kurang sekresi ADH. Ditambah adanya
reabsorbsi aktif dari solute (Na & zat-zat yg lain) yg dpt mengurangi osmolalitas urine.
 Pembentukan urine yang PEKAT disebabkan reabsorbsi air di distalconvoluted tubulus
& collecting duct atas pengaruh ADH, ke cairan interstisial medulla yg hiperosmolalitas.

Berkemih (Micturition/Voiding)
 Kedua katup (sphincter) otot harus terbuka agar dapat berkemih
 Internal urethral sphincter : direlakskan setelah peregangan kandung kemih
 Pengkatifan ini berasal dari impulse dikirim ke spinal cord dan kemudian balik melalui
saraf pelvic splanchnic
 External urethral sphincter : harus direlaksasikan secara sadar
KP 31 PEMERIKSAAN FAAL GINJAL

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium dapat mengidentifikasi gangguan fungsi ginjal lebih awal. Pemeriksaan antara
lain kadar ureum, kreatinin, asam urat, cystatin C, β2 microglobulin, inulin, dan juga zat berlabel
radioisotop

Pemeriksaan Ureum

Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang diproduksi oleh hati dan
didistribusikan melalui cairan intraseluler dan ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian difiltrasi
oleh glomerulus. Pemeriksaan ureum sangat membantu menegakkan diagnosis gagal ginjal akut. Klirens
ureum merupakan indikator yang kurang baik karena sebagian besar dipengaruhi diet.

Pengukuran ureum serum dapat dipergunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal, status hidrasi, menilai
keseimbangan nitrogen, menilai progresivitas penyakit ginjal, dan menilai hasil hemodialisis. Kadar urea
nitrogen dapat dikonversi menjadi ureum perhitungan perkalian 2,14 yang melalui persamaan.

PEMERIKSAAN KREATININ

Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh secara konstan
tergantung massa otot. Kadar kreatinin berhubungan dengan massa otot, menggambarkan perubahan
kreatinin dan fungsi ginjal. Kadar kreatinin relatif stabil karena tidak dipengaruhi oleh protein dari diet.

PEMERIKSAAN ASAM URAT

Asam urat adalah produk katabolisme asam nukleat purin. Walaupun asam urat difiltrasi oleh
glomerulus dan disekresikan oleh tubulus distal ke dalam urin, sebagian besar asam urat direabsorpsi di
tubulus proksimal. Pada kadar yang tinggi, asam urat akan disimpan pada persendian dan jaringan,
sehingga menyebabkan inflamasi.

PEMERIKSAAN MIKROALBUMINORIA

Mikroalbuminuria merupakan suatu keadaan ditemukannya albumin dalam urin sebesar 30-300 mg/24
jam. Keadaan ini dapat memberikan tanda awal dari penyakit ginjal. Pemeriksaan mikroalbuminuria
penting dilakukan pada pasien diabetes melitus yang dicurigai mengalami nefropati diabetik. Pada
stadium awal terjadi hipertrofi ginjal, hiperfungsi, dan penebalan dari membran

glomerulus dan tubulus.

URINALISIS

 Urine ad Random ( Sewaktu )


Mudah diperoleh, urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan, cukup untuk
pemeriksaan urin rutin
 Urine Pagi
Urine pertama yang dikeluarkan pagi hari setelah bangun tidur. Sifat urin lebih pekat, baik
dipakai untuk pemeriksaan sedimen urine, proteinuria, tes kehamilan

 Urine Post Prandial


Urine setelah 2 jam makan. Untuk mengukur kadar glukosa

 Urine 24 jam
Urin yang ditampung pertama pada pagi hari jam 8 sampai jam 8 pagi esoknya dengan
menggunakan wadah yang telah diberi pengawet

 Urine Kateter
Urin yang diperoleh melalui pemasangan kateter.

Anda mungkin juga menyukai