Anda di halaman 1dari 66

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERKEMIHAN

Risma Dumiri Manurung, S.Kep,


Ns, M.Biomed
PENGERTIAN
Sistem perkemihan merupakan suatu
sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah
bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di-
pergunakan oleh tubuh.

Zat-zat yang tidak diperguna kan lagi


oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
SISTEM PERKEMIHAN (Traktus urinarius)

Terdiri atas : Dua Ginjal


Dua Ureter
yang membawa
(ren) yang urin dari ginjal
menghasilkan ke vesika
urin urinaria

Satu Vesika
Satu Uretra,
urinaria (VU),
mengalirkan
tempat urin
urin keluar dari
dikumpulkan
vesika urinaria sementara
BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN

1. GINJAL/ RENAL
Ginjal

Tampilan :
Berbentuk seperti kacang, Berwarna merah tua,
Sisi cekung menghadap medial,
Panjang ± 12,5 cm, tebal 2,5 cm (±sebesar kepalan
tangan),
Berat 125 g - 175 g (pria dewasa : 150-170 g,
wanita dewasa : 115-155 g).
Manusia memiliki sepasang ginjal
Terletak di belakang peritoneum kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar
suprarenal).

Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra thorakalis T12 hingga


Lumbalis L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah
ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan.
Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan
setinggi iga ke-12 dan batas bawah ginjal kiri setinggi vertebrae
lumbalis ke-3

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga


ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh
dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak
pararenal) yang membantu meredam goncangan.
a. Menyaring dan
FUNGSI GINJAL membersihkan
darah dari zat-zat
sisa metabolisme
tubuh.
f. Hemostasis Ginjal,
mengatur pH, b. Mengeksresikan
konsentrasi ion mineral, zat yang jumlahnya
dan komposisi air dalam berlebihan
darah.

c. Reabsorbsi
e. Menghasilkan zat (penyerapan
hormon yang berperan kembali) elektrolit
membentuk dan tertentu yang
mematangkan sel-sel dilakukan oleh
darah merah (SDM) di bagian tubulus ginjal
sumsum tulang
d. Menjaga
keseimbangan asam basa
dalam tubuh (Guyton, ).
• Mempertahankan osmolaritas plasma
sekitar 285 milli osmol
• Mempertahankan kadar elektrolit plasma
EKSKRESI dalam rentang normal
• Mempertahankan pH plasma sekitar 7.4
• Mengekskresi urea, asam urat dan
kreatinin
FUNGSI GINJAL
• Menghasilkan Renin untuk pengaturan
Tekanan Darah
• Menghasilkan Eritropoetin, faktor dalam
stimulasi produksi sel darah merah oleh
NONEKSKRESI sumsum tulang
• Metabolisme vitamin D menjadi bentuk
aktifnya
• Degradasi Insulin
• Menghasilkan Prostaglandin
Ginjal adalah organ ekskresi dalam
vertebrata yang berbentuk mirip
kacang.

Sebagai bagian dari sistem urin,


ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah
dan membuangnya bersama
Ginjal dilihat dari belakang dengan air dalam bentuk urin.
(tulang rusuk dihilangkan)

Cabang dari kedokteran yang


mempelajari ginjal dan penyakitnya
disebut nefrologi.
LAPISAN GINJAL

SETIAP GINJAL TERBUNGKUS


SELAPUT TIPIS (KAPSULA RENALIS)
BERUPA JARINGAN FIBRUS BERWARNA
UNGU TUA

LAPISAN GINJAL TERBAGI ATAS :


1. LAPISAN LUAR (YAITU LAPISAN
KORTEKS / SUBSTANTIA KORTEKALIS)
2. LAPISAN DALAM (YAITU MEDULLA
(SUBSTANTIA MEDULLARIS)
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks,
bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagian
medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya
piramida yang merupakan bukaan saluran
pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron


yang dapat berjumlah kurang lebih dari 1,3 juta
dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Tiap
nefron memiliki 1 komponen vaskuler (kapilar) dan 1
komponen tubular..
1 Nefron terdiri dari :
Glomerulus,
tubulus proximal,
ansa henle,
tubulus distal dan
tubulus koligens
Glomerulus
Merupakan gulungan/anyaman kapiler yang
terletak di dalam kapsula bowman
Menerima darah dari arteriol aferen dan
meneruskan ke arteriol eferen selanjutnya ke
sistem vena
Kapsula bowman adalah ujung buntu tubulus
ginjal, berbentuk kapsula cekung. Diameter 200
μm.
Tubulus proksimal
Tubulus ginjal yang langsung berhubungan
dengan kapsula bowman
Panjang 15 mm, diameter 55μm
Berkelok-kelok dari kortek ke medula dan
kembali ke kortek
Terjadi proses transport aktif natrium dan
kalium
Ansa of henle
Bentuk : lurus dan tebal, diteruskan
ke segmen tipis dilanjutkan ke
segmen tebal panjangnya 12 mm.
total panjang ansa henle 2-14 mm
Duktus distal
Bagian ginjal yang berbelok-belok dan letaknya
jauh dari kapsula bowman, panjangnya 5 mm
Tubulus distal dari masing-masing nefron
bermuara pada duktus koligentes
Duktus koligentes
Masing-masing duktus koligentes berjalan melalui
kortek dan medula ginjal  duktus bellini  kalik
minor  kalik mayor  pelvis renalis pada apeks
piramid----ureter
Filtrasi, Reabsorpsi, Sekresi &
Ekskresi di Nefron

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 21
Jaringan ginjal
Warna biru menunjukkan
Potongan membujur ginjal satu tubulus
Vaskularisasi / aliran darah ke ginjal
Arteri renalis, percabangan aorta abdomen yg
mensuplai masing2 ginjal dan masuk ke hilus
mll cabang anterior & posterior.
Keduanya menyebar sampai ke medula ginjal
terletak antara piramid disebut arteri interlobaris.
Dari arteri interlobaris, pada bagian medula ada
arteri yang melewati basis piramid disebut arteri
arquata
Arteri arquata bercabang menjadi arteri
interlobularis yang berjalan tegak ke dalam korteks.
Arteriol aferen berasal dari arteri interlobularis.
1 arteriol aferen membentuk 50 kapiler yg
membentuk Glomerulus.
Arteriol eferen meninggalkan setiap glomerulus
dan membentuk jaringan kapiler peritubular yang
mengelilingi tubulus proksimal & distal u/ memberi
nutrien serta mengeluarkan zat2 yg direabsorbsi
Kapiler peritubular mengalir ke dalam vena
korteks yg kemudian menyatu membentuk vena
interlobularis.
Vena arquata menerima darah dari vena
interlobaris yang bergabung dan bermuara ke
dalam vena renalis.
Vena renalis meninggalkan ginjal untuk bersatu
dg vena kava inferior
• Renin adalah suatu enzim yang penting dalam pengaturan
tekanan darah
• Ada 2 teori pengaturan pengeluaran Renin sbb
1. Sel sel juxtaglomerulus berfungsi sbg baroreseptor ( sensor
tekanan) yang sensitif terhadap aliran darah melalui melalui
arteriola aferen. Penurunan tekanan arteria akan
merangsang peningkatan granularitas sel- sel
juxtaglomerulus shg mengeluarkan renin
2. Sel-sel makula densa tubulus distal bertindak sbg
kemoreseptor yang sensitif terhadap natrium dari cairan
tubulus. Peningkatan kadar natrium dalam tubulus distal
mempengaruhi sel juxtaglomerulus sehingga meningkatkan
pengeluaran renin. Tetapi penurunan kadar Natrium
ditubulus tidak dapat menurunkan pengeluaran renin
karena kadar natrium dalam tubulus distal normalnya
cukup rendah.
Sistem Renin-Angiotensin (RAS)
• Pengeluaran renin dari ginjal akan mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I.
• Angiotensis I diubah menjadi angiotensin II oleh suatu
enzim konversi (Converting Enzyme) yang ditemukan di
dalam kapiler paru-paru.
• Angiotensin II meningkatkan TD melalui efek
vasokonstriksi arteriola perifer dan merangsang aldosteron.
• Peningkatan kadar aldosteron akan merangsang reabsorbsi
natrium (Na+) mengakibatkan peningkatan reabsorbsi air,
dengan demikian volume plasma akan meningkat.
• Peningkatan volume plasma berperan dalam peningkatan
TD yang selanjutnya akan mengurangi iskemia ginjal
Peranan Renin-Angiotensin-Aldosteron

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 31
Reabsobsi dan Sekresi Tubulus
• Filtrat atau zat-zat yang difiltrasi ginjal di bagi
dalam 3 yaitu :
1. Elektrolit yaitu : natrium (Na+), kalium (K),
kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), bikarbonat
(HCO3). Klorida (Cl-) dan fosfat (HPO4)
2. Non elektrolit yaitu glukosa, asam amino dan
molekul hasil metabolisme protein seperti urea,
asam urat dan kretinin
3. air
• Setelah filtrasi, langkah kedua dalam proses
pembentukan urine adalah reabsorbsi zat-zat yang
sudah di filtrasi
• Proses reabsorbsi dan sekresi berlangsung melalui
transport aktif maupun pasif.
• Transport aktif jika suatu zat di transport melawan
perbedaan elektrokimia yaitu melawan perbedaan
potensial listrik, potensial kimia atau keduanya. Dan
proses ini butuh energi (ATP)
• Transport pasif jika zat yang di reabsorbsi atau
disekresi bergerak mengikuti perbedaan elektrokimia
yang ada. Selama proses perpindahan tidak
membutuhkan energi
• Glukosa dan asam amino direabsorbsi
seluruhnya di sepanjang tubulus proksimal
dengan mekanisme transport aktif
• Kalium dan asam urat hampir seluruhnya
direabsorbsi secara aktif dan keduanya disekresi
ke dalam tubulus distal
• Sedikitnya 2/3 natrium yang difiltrasi akan
direabsorbsi secara aktif dalam tubulus
proksimal. Proses reabsorbsi natrium berlanjut
dalam ansa henle, tubulus distal dan duktus
kolektivus sehingga kurang dari 1% dari beban
yang difiltrasi akan dieskresikan dalam urin
• Sebagian besar kalsium dan fosfat di
reabsorbsi dalam tubulus proksimal dengan
cara transport aktif
• Air, klorida dan urea direabsorbsi dalam
tubulus proksimal melalui transport pasif
• Proses sekresi dan reabsorbsi selektif
diselesaikan dalam tubulus distal dan duktus
kolektivus
• Fungsi tubulus distal adalah pengaturan
tahap akhir dari keseimbangan air dan asam
basa
PROSES PEMBENTUKAN URINE
1. Proses Filtrasi di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada
tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila
diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
• Ginjal dilalui sekitar 1200 ml darah per menit,
suatu volume yang sama dengan 20-25% curah
jantung (5000 ml per menit). Lebih dari 90%
darah yang masuk ke ginjal berada di korteks
sedangkan sisanya dialirkan ke medula
• Sifat khusus aliran darah ginjal adalah autoregulasi
aliran darah melalui ginjal. Arteriola aferen
mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat
merubah resistensinya sebagai respon terhadap
perubahan tekanan darah arteri, dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus tetap konstan.
• Fungsi ini efektif pada tekanan arteri antara
80-180 mmHg. Hasilnya adalah dapat
mencegah terjadinya perubahan besar pada
ekskresi solut dan air.
• Saraf saraf renal dapat menyebabkan
vasokontriksi pada keadaan darurat dan
dengan demikian mengalirkan darah dari
ginjal ke jantung, otak dan otot rangka
dengan mengorbankan ginjal
PERSARAFAN GINJAL

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus


renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk
ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang
masuk ke ginjal.
URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari
ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
berdiameter 4-6 mm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari 3 lapisan :

1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan


fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-


gerakan peristaltic intrinsik yang mendorong
urin masuk ke dalam kandung kemih.
Urin memasuki kandung kemih setiap 10-15
detik
URETER
Pelvis ginjal, ureter dan kandung
kemih di lapisi oleh epitel
transisional.
Lapisan ini adalah tahan air ( atau
urin akan direabsorbsi) dan dapat
sangat teregang tanpa harus
menyebabkan kerusakan
Ureter memasuki dinding kandung
kemih secara serong, sehingga
ketika kandung kemih terisi, urin
tidak terdorong kembali ke arah
jantung
setiap ureter akan masuk ke kandung
kemih melalui sfingter.
sfingter adalah suatu struktur muskuler
(berotot) yang bisa membuka (sehingga
air kemih bisa lewat) dan menutup.
air kemih yang secara teratur mengalir
akan terkumpul di dalam kandung
kemih
Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). letaknya di belakang simfisis pubis di dalam
rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet.
Kandung kemih mempunyai 3 muara
yaitu dua muara ureter dan satu
muara uretra
Sebagian besar dinding kandung
kemih tersusun dari otot polos yang
disebut muskulus destrusor
Di dinding kandung kemih terdapat
scratch reseptor yang akan bekerja
memberikan stimulus sensasi
berkemih bila volume kandung kemih
mencapai ± 150 cc
Dinding kandung kemih terdiri dari:
1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bag dalam).
Didalam vesika urinaria
mampu menampung urin
antara 300 - 450 ml.
Lokasi : pd laki2 terletak
tepat di belakang simphisis
pubis dan di depan rektal.
Pada perempuan, terletak
agak di bawah uterus di
depan vagina

4Jika penuh mampu mencapai


Vesika urinaria umbilikus di rongga
abdominopelvis
(Kandung Kemih )
Persarafan Vesica Urinari (VU)
• Di persyarafi oleh saraf Otonom dan saraf Somatik
• Saraf otonom, yaitu saraf-saraf parasimpatis dari VU
adalah saraf pelvis ( nervi erigentes) dan merupakan saraf
motorik utama ke sfringter internal dan destrusor. Saraf
tersebut berasal dari segmen sakral medula spinalis,
dipusat vesikal. Sensasi saraf dari reseptor regang pada
dinding kandung kemih yang menjalar dalam saraf pelvis.
Saraf simpatis dari pleksus hipogastrik mempersyarafi
otot-otot sekitar trigone dan pembuluh darah pada
kandung kemih.

• Saraf Somatik, yaitu saraf-saraf pudendal. Saraf ini


berasal dari medula spinalis, tetapi saraf tsb mempunyai
rute berbeda untuk mempersyarafi sfringter eksternal.
Sensasi saraf dari uretra dan trigone menjalar dengan
saraf –saraf pudendal
Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada
vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air
kemih ke luar.
Muara uretra keluar tubuh disebut meatus urinarius

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot


polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan
elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga
agar urethra tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung
pembuluh darah dan saraf.
3. Lapisan mukosa.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm,
terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter
urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2


cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra
terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan
vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran
ekskresi.
Fungsi homeostasis ginjal
• Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan
komposisi air dalam darah.
• Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran
7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil.
Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam
pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
• Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses
homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk
meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus
konvulasi.
• Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik
darah karena kelebihan atau kekurangan air
akan segera dideteksi oleh hipotalamus
yang akan memberi sinyal pada kelenjar
pituitari dengan umpan balik negatif.
Kelenjar pituitari mensekresi hormon
antidiuretik (vasopresin, untuk menekan
sekresi air) sehingga terjadi perubahan
tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.
Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan
kembali menjadi 98%.
Pembentukan Urin
Urin merupakan larutan kompleks yang
terdiri dari sebagian besar air ( 96%) dan
sebagian kecil zat terlarut ( 4%) yang
dihasilkan oleh ginjal, disimpan
sementara dalam kandung kemih dan
dibuang melalui proses mikturisi.
(Evelyn C. Pearce, 2002).
Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan
urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:

1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya


meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah
tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
2. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih.

 Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang)
Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat
di pelajari “latih”.
 Sistem saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna
konstriksi.
 Sistem saraf parasimpatis: impuls menyebabkan otot detrusor
berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi MIKTURISI
a. Volume Urin
• Mengukur volume urin bermanfaat untuk
menentukan adanya gangguan faal ginjal,
kelainan dalam kesetimbangan cairan tubuh dan
berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan
kuantitatif dan semi kuantitatif urin.
• Volume urin dewasa normal daerah tropis untuk
urin 24 jam berkisar antara 750 ml dan 1250 ml.
• Faktor yang mempengaruhi jumlah urin adalah :
suhu, iklim, jenis dan jumlah makanan,
pekerjaan jasmani, banyaknya keringat yang
dikeluarkan, umur dan luas permukaan badan.
b. Warna Urin.

Warna urin yang dikeluarkan tergantung dari konsentrasi dan sifat


bahan yang larut dalam urin. Warna urin dapat berubah oleh
karena : obat – obatan, makanan, serta penyakit yang diderita.

Warna urin normal: Putih jernih, kuning muda atau kuning.


Warna urin berhubungan dengan derasnya diuresis ( banyak
kencing ), lebih besar diuresis lebih condong putih jernih.
Warna kuning urin normal disebabkan antara lain oleh urocrom
dan urobilin.

Pada keadaan dehidrasi atau demam, warna urin lebih kuning dan
pekat dari biasa ginjal normal.

Adanya infeksi traktus uranius urin akan berwarna putih seperti


susu yang disebabkan oleh bakteri, lemak dan adanya silinder.
b.1) Warna kuning coklat ( seperti teh ) penyebabnya
adalah bilirubin.

b.2) Warna merah coklat penyebabnya hemoglobinuria


dan porpyrin.

b.3) Warna merah dengan kabut coklat penyebabnya


darah dengan pigmen– pigmen darah.

b.4) Warna coklat hitam penyebabnya melanin dan warna


hitam disebabkan oleh pengaruh obat - obatan. (Kee,
Joyce LeFever,1997)
c. Kekeruhan
Urin yang baru dikemihkan biasanya jernih.
Kekeruhan yang timbul bila urin didiamkan beberapa
jam disebabkan oleh berkembangnya kuman
Kekeruhan ringan bisa disebabkan oleh nubecula.
Pada infeksi traktus urinarius, urin akan keruh sejak
dikemihkan yang disebabkan lendir, sel – sel epitel dan
lekosit lama – lama mengendap.

d. Bau Urin
Biasanya spesifik. Normal baunya tidak keras. Bau khusus
pada urin dapat disebabkan oleh makanan misalnya :
jengkol, pete, durian dan yang disebabkan obat – obatan,
misalnya : mentol, terpentin. Pada karsinoma saluran kemih,
urin akan berbau amoniak karena adanya kuman yang
menguraikan ureum dalam urin
e. Derajat keasaman Urin ( pH ).
Derajat keasaman urin harus diukur pada urin baru, pH urin
dewasa normal adalah 4,6 – 7,5. pH urin 24 jam biasanya asam,
hal ini disebabkan karena zat – zat sisa metabolisme tubuh yang
biasanya bersifat asam. Penentuan pH urin berguna pada
gangguan cairan badan elektrolit serta pada infeksi saluran kemih
yang disebabkan oleh kuman yang menguraikan ureum. Adanya
bakteriurea urin akan bersifat alkalis.
f. Berat Jenis Urin. ( BJ Urin )
Berat jenis urin yaitu mengukur jumlah larutan yang larut dalam
urin. Pengukuran BJ ini untuk mengetahui daya konsentrasi dan
data dilusi ginjal. Normal berat jenis berbanding terbalik dengan
jumlah urin. Berat jenis urin erat hubungannya dengan diuresis,
makin rendah diuresis makin tinggi berat jenisnya dan
sebaliknya. Normal berat jenis adalah 1003 – 1030. Tingginya
berat jenis memberikan kesan tentang pekatnya urin, jadi
bertalian dengan faal pemekat ginjal.(Gandasoebrata, 2006)
2. Pemeriksaan Mikroskopis Urin
Pada pemeriksaan ini digunakan urin yang baru
dikemihkan menghindari perubahan morfologi
unsur sedimen.
Syarat – syarat pemeriksaan sedimen adalah :
a. Sebaiknya dipakai urin baru, bila tidak bisa
maka sebaiknya disimpan pada kulkas maksimal
1 jam atau disimpan diberi pengawet.
b. Sebaiknya digunakan urin pagi karena urin
pagi lebih kental dan bahan – bahan yang
terbentuk belum rusak atau lisis.
c. Botol penampung harus bersih dan dihindari
dari kontaminasi. (Gandasoebrata, 2006 )
Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis :
a. Eritrosit. Normal jumlah eritrosit adalah 0 – 1 /
LPB. Keadaan normal eritrosit bisa berasal dari
seluruh traktus urogenitalis. Kadang perdarahan
saluran kemih bagian bawah menimbulkan bekuan
darah dalam urin. Bentuk eritrosit normal adalah
cakram bikonkaf, diameter 7, warna hijau pucat dan
jernih.
b. Lekosit. Normal jumlah lekosit adalah 4 – 5 / LPB.
Lekosit dapat berasal dari seluruh traktus
urogenitalis. Lekosit dalam urin berupa segmen,
dalam urin asam lekosit atau pus biasanya mengerut,
pada urin lindi lekosit akan mengembang dan
cenderung mengelompok. Lekosit umumnya lebih
besar dari eritrosit dan lebih kecil dari sel epitel.
c. Torak, silinder. Tempat pembentukan silinder
adalah tubuli ginjal. Adanya silinder dlm jumlah
yang banyak dalam urin menandakan adanya
kelainan pda ginjal.
d. Sel Epitel.
Bentuk sel epitel saluran kemih berbeda beda
dari bagian atas sampai bawah. Adanya sel epitel
berasal dari traktus urogenetalis bagian atas
menunjukkan adanya pelepasan abnormal dari
sel epitel tersebut.
e. Kristal. Adanya kristal dalam urin kurang
bermanfaat untuk klinik, kecuali bila ditemukan
kristal cystin atau sulfa.
Adapun kristal – kristal dalam urin normal:
a. Dalam urin asam ; asam urat, natrium urat
dan jarang sekali calsium sulfat. Kristal asam
urat biasanya berwarna kuning.
b. Dalam urin asam atau yang netral atau
yang agak lindi ; calsium oksalat, dan kadang
– kadang asam hipurat.
c. Dalam urin lindi atau kadang – kadang
dalam netral ; ammonium – magnesium
fosfat ( triplefosfat ) dan jarang calsium fosfat.
d. Dalam urin lindi ; calsium carbonat dan
calsium fosfat.( Gandasoebrata, 2006 )
Saluran kemih/urin bebas dari mikroorganisme atau
steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan
berbiak di dalam media urin. Mikroorganisme
memasuki saluran kemih melalui cara :
a. Ascending, yaitu kolonisasi kuman di sekitar
uretra.
b. Hematogen, yaitu masuknya kuman melalui
uretra ke Vesika Urinari (buli – buli).
c. Limfogen, yaitu penempelan kuman dinding buli
– buli.
d. Langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya
telah terinfeksi, yaitu masuknya kuman melalui
ureter ke ginjal.
Terima kasih ….
Bahan Bacaan
 Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II.
Jakarta: EGC

 Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama

 Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

 Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai