DIABETES MELLITUS
A. Anatomi
bawah hati dan limpa.Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar
sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran
panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar
berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.
2
bagian ginjal yang dicetak tebal adalah bagian utama dalam ginjal. Berikut
darah keluar dari ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali
ke jantung.
fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus proximal,
dari 1 juta buah nefron.1 nefron terdiri dari glomerulus, kapsula bowman,
tubulus kolektivus.
urin sesungguhnya.
kandung kemih.
(nita,2013)
B. Fisiologi
1) Menyaring Darah
zat sisa dan limbah serta racun atau toksin. Zat-zat tersebutlah yang
sekitar 200 liter darah dan menghasilkan 2 liter zat-zat sisa dan air
2) Membentuk Urine
gerak refleks menjadi lambat. Maka dari itu, ginjal menjadi penting
air, dan asam amino. Proses pengembalian zat yang masih berguna
sebagai hormon penurun kadar gula dalam darah jika kadar gula
gula dalam darah jika kadar gula di dalam darah tidak mencukupi.
8.
(Ali, B 2011)
1. Konsep Dasar Chronic Kidney Disease (CKD)
hampir selalu tidak dapat pulih, dan dapat disebabkan berbagai hal.
selama lebih dari satu abad. Walaupun sekarang kita sadari bahwa
gejala GGK tidak selalu disebabkan oleh retensi urea dalam darah
sebagai berikut :
a) Tahap I adalah kerusakan ginjal dengan LFG normal atau
ml/menit/1,73 m².
C. Etiologi
Keogh (2013) Menurut Lewis &jackson (2012 Gagal ginjal kronik dapat
1) Diabetes Mellitus
dan atau sekresi insulin yang bersifat kronis dengan ciri khas
dan limbah akan menumpuk dalam darah. Diabetes Militus juga dapat
2) Hipertensi
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik
tekanan darah.
timbal.
D. Patofisiologi
dari fungsi renal karena substansi ini diproduksi secara konstan oleh
ekskresi fosfat dan asam organik lain juga terjadi. Anemia terjadi
jika salah satunya meningkat maka yang lain akan turun. Menurunnya
penyakit tulang.
Ginjal
Penururnan Fungsi eksresi ginjal Peningkatan Retensi Na Sekresi kalium menurun eksresi mineral sekresi
Manifestasi yang terjadi pada gagal ginjal kronik (GGK) antara lain
1) Kardiovaskuler :
kulit.
sampai pada harga diri rendah (HDR), ansietas pada penyakit dan
kematian.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorium :
7,44)
ini berkurang ketika ureum lebih kecil dari kreatinin, pada diet
mL/detik/m2
lipoprotein lipase.
pelviokalisisdan ureter.
(hiperkalemia).
G. Penatalaksanaan
berperan pada gagal ginjal kronik dan faktor yang dapat dipulihkan,
dalam tubuh.
5) Pengaturan cairan,
ginjal.
melalui ultrafiltrasi.
2) Hiperkalemia,
darah.
4) Asidosis, biasanya tidak diobati kecuali HCO3 plasma turun
dengan seksama.
(Dana, 2010).
2) Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk
H. Komplikasi
b) Jellife85 :
c) Jeliffe90 :
d) Mawer et al88 :
(14,4 x scr)
(14,4 x scr )
e) Hull et al91:
black )
Salazar – Corotan
x height2) / 51 x scr)
tetap sehat. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (zat
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan masuk ke dalam tubuh
2009).
2.3.2Klasifikasi Cairan
vaskuler
beberapa hal antara lain : umur, ketebalan jaringan lemak dan sex.
kardiovaskuler.
Kebutuhan cairan tubuh per hari 1800 – 2500 ml, ditentukan oleh
2) Solut (terlarut),
selalu sama.
(PO4ɜ).
d) Non-elektrolit : Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak
1) Fase I
gastrointestinal.
2) Fase II
sel.
3) Fase III
1) Difusi
b) Konsentrasi
c) Potensial listrik
d) Perbedaan tekanan
2) Filtrasi
3) Osmosis
perbedaan konsentrasi
4) Aktif Transport
komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan
a) Intake cairan :
b) Output cairan :
(a) Urine,
pada kulit.
adalah :
a) Umur,
b) Iklim,
hari.
c) Diit,
Diit seseorang berpengaruh pada intake cairan. Ketika intake
d) Stress,
volume darah.
e) Kondisi sakit,
melalui IWL.
oleh retensi air dan nutrisi yang abnormal dalam proporsi yang kurang
ekstra seluler (CES). Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
peningkatan tubuh air tota karena ada retensi isotonik dari subtansi
biasanya ditampung diboto air mineral dengan ukuran 1,5 liter. Cara
diperbolehkan pada klien gagal ginjal kronik adalah 900 ml/hari dan
selama pengobatan, yang jelas asupan natrium dan cairan harus diatur
sedemikian rupa untuk mencapai keseimbangan cairan dan mencegah
2.4.2 Pengkajian
mental.
4) Status ginjal, meliputi asupan dan haluaran, berat jenis urine, berat
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
a) Perubahan status ginjal, meliputi asupan melebihi haluaran,
peningkatan kehilangan.
e. Peningkatan asupan cairan sekunder akibat hiperglikemia,
lainnya
(Nanda,2015)
1.Keseimbangan cairan
a.Tekanan darah ( 4 - 5 )
b.Keseimbanganintake dan output dalam 24 jam ( 4 – 5 )
c. Berat badan stabil ( 4 – 5 )
d.Kelembaban membran mukosa ( 4 – 5 )
Skala target outcome
1. Sanggat terganggu
2. Banyak terganggu
3.Cukup terganggu
4. Sedikit tergnggu
5. Tidak terganggu
2. Tanda – tanda vital
a. Suhu tubuh ( 4 – 5 )
b. Tekanan darah sistolik ( 4 – 5 )
c. Tekanan distolik ( 4 – 5 )
d. Tekanan nadi ( 4 – 5 )
e. Kedalaman inspirasi ( 4 – 5 )
Skala target outcome
1. Devisi berat dari kisaran normal
2. Devisi cukup besar dari kisaran normal
3. Devisi sedang dari kisaran normal
4. Devisi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada devisi dari kisaran normal
3. Berat badan: masa tubuh
a. Berat badan ( 4 – 5 )
b. Rasio lingkar pinggang terhadap piggang ( 4 – 5 )
Skala target outcome
1. Devisi berat dari kisaran normal
2. Devisi cukup besar dari kisaran normal
3. Devisi sedang dari kisaran normal
4. Devisi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada devisi dari kisaran normal
4. Keparahan cairan Berlebihan
a. Edema tangan (4-5)
b. Edema kaki (4-5)
c. Asietas (4-5)
d. Peningkatan tekana darah (4-5)
e. Peningkatan berat badan (4-5)
Skala target outcome
1 Berat
2 Cukup berat
3 Sedang
4 Ringan
5 Tidak ada
2.4.6 Intervensi (NIC)
1. Manejament cairan
a. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien
b. Hitung dan timbang popok bayi dengan baik
c. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output
d. Monitor tanda – tanda vital
e. Berikan cairan yang tepat
2. Manajemen elektrolit/cairan
a. Timbang berat badan harian dan pantau gejala
b. Berikan cairan yang sesuai
c. Tingkatkan intake/asupan cairan per oral (misalnya, memberikan
cairan oral sesuai prefensi pasien, tempatkan [cairan]di tempat yang
mudah dijangkau, memberikan sedotan, dan menyediakan air segar)
yang sesuai
d. Minimalkan asupan makanan dan minuman dengan diuretik atau
pencahar ( misalnya: teh, kopi, suplemen herbal)
e. Jaga pencatatan intake/asupan dan output yang akurat
f. Monitor tanda – tanda vital yang sesuai
g. Monitor respon pasien terhadap terapi elektrolit yang diresepkan
h. Monitor kehilangan cairan ( misalnya: perdarahan, muntah, diare,
keringat, dan takipnea)
3. Monitor cairan
a. periksa turgor kulit dengan memegang jaringan sekitar tulang kering,
mencubit kulit dengan lembut, pegang kedua tangan dan lepaskan
( dimana, kulit akan turun kembali dengan cepat jika pasien terhidrasi
dengan baik)
b. tentukan apakah pasien mengalami kehausan atau gejala perubahan
cairan ( misalnya: pusing, sering berubah fikiran, melamun, ketakutan,
mudah tersinggung, mual, berkedut)
c. monitor berat badan
d..monitor asupan dan pengeluaran
e. monitor mermbran mukosa, turgor kulit, dan respon haus
f. monitor warna, kuantitas, dan berat badan jenis urine
g. berikan cairan yang tepat
2.4.7 Dokumentasi
kondisi
diagnosa
(Noc, 2015)
2. Konsep Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik (GGK)
A. Pengkajian
1) Identitas
2) Keluhan utama
digunakan.
7) Pola eliminasi
konstipasi
b) Pemeriksaan Fisik :
B. Diagnosa Keperawatan
C. Implementasi
D. Evaluasi
pengobatan.