Anda di halaman 1dari 2

2

Menurut laporan World Health Organization (WHO), sekitar 800.000

hingga 2 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat bronkopneumonia.

Bahkan United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan WHO menyebutkan

bronkopneumonia sebagai kematian tertinggi anak balita, melebihi penyakit-

penyakit lain seperti campak, malaria serta Acquired Immunodeficiency


3

Syndrome (AIDS). Pada tahun 2017 bronkopneumonia

setidaknya membunuh 808.694 anak di bawah usia 5 tahun

(WHO, 2019).

Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018, lima

provinsi yang mempunyai insiden bronkopneumonia balita

tertinggi adalah DKI Jakarta (95,53%), Sulawesi Tengah

(71,82%), Kalimantan Utara (70,91%), Banten (67,60%) dan

Nusa Tenggara Barat (63,64%) Sedangkan prevalensi di

Kalimantan Timur (29,02%) (Kemenkes RI, 2018).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2018 jumlah kasus bronkopneumonia balita tertinggi yang

ditemukan dan di tangani terdapat pada Kota Bontang (138,9%),

Kota Balikpapan sebesar (92,15%), dan Penajam Paser Utara

(63,64%) (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2018)

Penemuan kasus bronkopneumonia pada balita tertinggi di Balikpapan tahun 2017 terdapat pada
wilayah Kecamatan Balikpapan Utara, pada Puskesmas Batu Ampar dengan 544 kasus. Pada tahun
ini, temuan kasus Bronkopneumonia (140,90%) mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Namun walaupun mengalami penurunan, cakupan penemuan Bronkopneumonia balita di Kota
Balikpapan masih cukup tinggi melebihi target nasional (70%). Hal ini dikarenakan semakin baiknya
pelayanan kesehatan di Puskesmas khususnya dalam hal diagnosis dan tatalaksana Bronkopneumonia
balita di wilayah kerjanya mengikuti pedoman yang telah digariskan oleh Kementerian Kesehatan RI
(Dinas Kesehatan Kota Balikp

Anda mungkin juga menyukai