Anda di halaman 1dari 12

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

HORMON KORTEKS GINJAL


Dosen pengampu : Rahmat Ramadansur, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 12

Prima Rosa 1784205031

Latipah Hannum 1784205051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding
abdomen di kanan dan kiri columna vertebralis. Ginjal kanan terletak lebih rendah
dari yang kiri karena besarnya lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh tiga lapis
jaringan. Jaringan yang terdalam adalah kapsula renalis, jaringan pada lapisan
kedua adalah adiposa, dan jaringan terluar adalah fascia renal. Ketiga lapis
jaringan ini berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi ginjal.

Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat terang
dan medula ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks ginjal
mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa
triangular disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian
apeks yang menonjol ke medial. Piramida ginjal berguna untuk mengumpulkan
hasil ekskresi yang kemudian disalurkan ke tubulus kolektivus menuju pelvis
ginjal.

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan


komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam
jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di
eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan bagian ginjal paling luar dan fungsinya?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ginjal merupakan organ berwarna coklat kemerahan seperti kacang merah


yang terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, berjumlah sebanyak dua
buah dimana masing-masing terletak dikanan dan kiri columna vertebralis. Kedua
ginjal terletak di retroperitoneal pada dinding abdomen, masing-masing disisi
kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra torakal 12 sampai vertebra
lumbal tiga. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari pada ginjal kiri karena
besarnya lobus hati kanan.
Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam adalah
kapsula renalis, jaringan pada lapisan kedua adalah adiposa, dan jaringan terluar
adalah fascia renal. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat terang
dan medula ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks ginjal
mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa
triangular disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian
apeks yang menonjol ke medial. Salah satu fungsi korteks pada ginjal adalah
sebagai tempat beradanya glomerulus dan tubulus.
Nefron merupakan salah satu bagian penting dalam ginjal, seandainya
terjadi kerusakan pada nefron maka akan menyebabkan penyakit pada ginjal,
diantaranya: Penyakit glomerular, Diabetes, Sindrom nefrotik, Radang Ginjal
(Nefritis), Lupus Nefritis dan IgA nefropati. Nefron terdiri dari:
1. Glomerulus
Glomerulus adalah masa kapiler yang berbentuk bola yang terdapat
sepanjang arteriol. Fungsinya untuk filtrasi air dan zat terlarut dalam darah.
2. Kapsula Bowman
Kapsula Bowman merupakan suatu pelebaran nefron yang dibatasi oleh
epitel yang mengelilingi glomerulus untuk mengumpulkan zat terlarut yang
difiltrasi oleh glomerulus.
3. Tubulus Kontortus Proksimal
Cairan yang difiltrasi akan mengalir ke tubulus kontortus proksimal. Letak
tubulus ini di dalam korteks ginjal, panjangnya 14 mm dengan diameter 50-60
nm. Bentuknya berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus yang
berjalan ke arah medula yaitu ansa henle.

4. Ansa Henle
Ansa henle merupakan nefron pendek yang memiliki segmen yang tipis
yang membentuk lengkung tajam berbentuk huruf U. Bagian pars desendens dari
ansa henle terbentang dari korteks ke bagian medulla, sedangkan pars asendens
berjalan kembali dari medulla ke arah korteks ginjal.
5. Tubulus Distal
Setelah melewati ansa henle, maka akan berlanjut ke bagian nefron tubulus
distal. Tubulus kontortus distal lebih pendek dari tubulus proksimal dan bagian
tubulus distal ini berkelok-kelok di bagian korteks dan berakhir di duktus
koligentes.
6. Duktus Koligentes
Duktus Koligentes merupakan bagian pengumpul yang akan menerima
cairan & zat terlarut dari tubulus distal. Duktus koligentes berjalan dari dalam
berkas medulla ke medulla. Setiap duktus pengumpul yang berjalan ke arah
medulla akan mengosongkan urin yang telah terbentuk ke dalam pelvis ginjal.

Pada struktur luar ginjal didapati kapsul fibrosa yang keras dan berfungsi
untuk melindungi struktur bagian dalam yang rapuh. Pada tepi medial masing-
masing ginjal yang cekung terdapat celah vertikal yang dikenal sebagai hilum
renale yaitu tempat arteri renalis masuk dan vena renalis serta pelvis renalis
keluar.
Pada potongan segitiga ginjal terdapat 2 bagian, yaitu bagian tepi luar ginjal
yang disebut korteks dan bagian dalam ginjal yang berbentuk segitiga disebut
piramid ginjal atau bagian medulla ginjal. Masing-masing ginjal terdiri dari 1–4
juta nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal, nefron terdiri atas
korpuskulum renal, tubulus kontortus proksimal, ansa henle dan tubulus kontortus
distal.
Secara umum fungsi utama dari nefron, yaitu sebagai berikut:
1. Mengembalikan zat seperti kalium, natrium atau fosfor setiap kali zat ini
habis dalam tubuh.
2. Membantu mengeluarkan kelebihan air, limbah dan zat-zat lain dari
darah.
3. Untuk menyaring darah, menyerap nutrisi, dan mengalirkan zat-zat
buangan ke urine.

Ginjal menjalankan fungsi multiple, yaitu pengaturan keseimbangan air dan


elektrolit, pengaturan keseimbangan asam basa, pengaturan produksi eritrosit,
sintesis glukosa, homeostasis dan eksresi produk sisa metabolic, obat, metabolit,
bahan kimia asing. Ginjal merupakan organ utama untuk membuang produk sisa
metabolisme yang tidak diperlukan lagi bagi tubuh. Ginjal juga membuang
sebagian besar toksin dan zat asing lainnya yang diproduksi tubuh atau yang
didapat tubuh.
Setiap harinya kedua ginjal pada dewasa mengeluarkan 1,5 – 2,5 liter urin.
Kecepatan ekskresi berbagai zat dalam urin melalui tiga proses yaitu filtrasi
glomerulus, reabsorbsi zat dari tubulus renal ke dalam darah dan sekresi zat dari
tubulus renal ke dalam darah.
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat
terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam
jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di
eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin.
Ginjal memiliki fungsi yaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam
pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri.
c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.

Fungsi utama dari ginjal yaitu untuk menyaring zat-zat buangan (limbah)
dalam tubuh, baik berasal dari makanan, obat-obatan, maupun zat beracun. Ginjal
juga bekerja menyaring 200 liter darah setiap hari, dan mengeluarkan 2 liter zat
buangan melalui urine. Karena itu, ginjal dilengkapi dengan sepasang ureter,
sebuah kandung kemih, dan uretra yang akan membawa urine keluar dari tubuh.
Tidak hanya menyaring darah, namun berikut fungsi ginjal lainnya :
• Memantau dan mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh
• Mengatur tekanan darah dan tingkat garam dalam darah
• Mengatur keseimbangan asam-basa (pH) darah
• Menjaga konsentrasi mineral dan elektrolit
• Menghasilkan bentuk aktif dari vitamin D
Selain membuang zat-zat sisa, ginjal juga menyerap kembali zat-zat yang
dibutuhkan tubuh, seperti gula, asam amino, kalium, natrium, dan nutrisi lainnya.
Fungsi tersebut dipengaruhi juga oleh kelenjar adrenal yang terletak di bagian atas
masing-masing ginjal.
Kelenjar adrenal menghasilkan hormon aldosteron dan berfungsi untuk
menyerap kalium dari urine ke pembuluh darah agar bisa dimanfaatkan kembali
oleh tubuh. Ginjal juga berfungsi untuk menghasilkan hormon-hormon yang
bermanfaat bagi tubuh, di antaranya:
• Eritropoietin (EPO) : berfungsi untuk merangsang sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah merah.
• Renin : berfungsi untuk mengatur tekanan darah.
• Kalsitriol : bentuk aktif vitamin D yang membantu menjaga kesehatan
tulang.

A. Eritropoietin (EPO)
Hormon eritropoietin atau EPO adalah hormon yang berfungsi untuk
mengatur produksi sel darah merah di sumsum tulang. Kekurangan atau
kelebihan hormon ini dapat menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya.
Sel darah merah dan hormon eritropoietin adalah dua komponen tubuh yang
saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Hormon ini diproduksi oleh ginjal
untuk dibawa menuju sumsum tulang ketika jumlah oksigen atau sel darah merah
di dalam darah berkurang. Hormon ini juga diproduksi oleh hati, namun dalam
jumlah sedikit.
Sebagai pengatur utama dari produksi sel merah, fungsi-fungsi utama
erythropoietin adalah untuk : 1. Memajukan perkembangan dari sel-sel darah
merah. 2. Memulai sintesis dari hemoglobin, molekul didalam sel-sel darah merah
yang mengangkut oksigen. Eriytropoietin tidak hanya dihasilkan oleh ginjal.
Erythropoietin diproduksi pada suatu tingkat yang lebih kecil oleh hati
Saat sumsum tulang menerima hormon ini, produksi sel darah merah akan
bertambah. Setelah kadar oksigen dan sel darah merah kembali normal, ginjal
akan berhenti menghasilkan hormon EPO.Oleh karena itu, jumlah sel darah merah
akan bermasalah jika tubuh tidak bisa menghasilkan hormon eritropoietin atau
justru terlalu banyak menghasilkannya.
Apabila kadar hormon Eritropoietin didalam tubuh terlalu banyak atau
terlalu sedikit dapat menyebabkan Kadar hormon eritropoietin memengaruhi
jumlah sel darah merah di dalam tubuh. Jika kadar eritropoietin terlalu rendah,
dapat terjadi anemia, sedangkan jika kadarnya terlalu tinggi, dapat terjadi
polisitemia.
1. Kadar Hormon Eritropoietin Terlalu Rendah
Produksi eritropoietin bisa berkurang atau bahkan tidak dihasilkan sama
sekali ketika ginjal mengalami gangguan, misalnya akibat gagal ginjal kronis.
Akibatnya, jumlah sel darah merah akan berkurang hingga menyebabkan Anemia
dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti kelelahan dan kurang bertenaga,
napas berat, dada berdebar-debar, nyeri dada, pucat, dan pusing.
Pada penderita anemia dengan gangguan ginjal berat, kadar eritropoietin
dapat ditingkatkan melalui pemberian suntikan eritropoietin buatan. Hal ini
dilakukan untuk merangsang sumsum tulang agar dapat memproduksi sel darah
merah dalam jumlah yang cukup.
2. Kadar Hormon Eritropoietin Terlalu Tinggi
Tingginya hormon eritropoietin bisa disebabkan oleh beberapa penyakit,
seperti tumor, anemia sel sabit, dan kelainan sumsum tulang . Selain penyakit,
hormon eritropoietin tinggi juga bisa terjadi akibat penyalahgunaan obat
eritropoietin, misalnya untuk meningkatkan performa pada atlet.
Eritropoietin yang tinggi dapat menyebabkan jumlah sel darah merah
menjadi terlalu banyak dan menimbulkan penyakit polisitemia. Namun, pada
kasus tertentu, polisitemia bisa juga terjadi meski kadar eritropoietin normal atau
justru rendah.

B. Renin
Enzim renin merupakan enzim yang dihasilkan oleh sel-sel khusus di ginjal.
Fungsi enzim renin adalah untuk meningkatkan tekanan darah. Selain itu, enzim
renin juga biasanya diperiksa untuk menilai apakah terdapat gangguan pada fungsi
ginjal.
Di dalam tubuh, enzim renin tidak bekerja sendirian. Untuk mengatur
tekanan darah, enzim renin bekerja sama dengan hormon aldosteron dan
angiotensin, lalu membentuk suatu sistem yang dinamakan renin-angiotensin-
aldosterone system (RAAS). Kerja RAAS ini melibatkan berbagai organ, di
antaranya ginjal, paru-paru, dan otak.
Beberapa fungsi enzim renin di dalam tubuh adalah:
1. Meningkatkan tekanan darah
2. Mengatur fungsi ginjal dalam mengendalikan tekanan darah

C. Kalsitriol
Kalsitriol merupakan jenis vitamin D yang merupakan hormon pleitrofik
jenis vitamin D banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit tulang,
seperti osteodistrofi ginjal (pelemahan tulang akibat penurunan fungsi ginjal) dan
osteoporosis. Hormon ini merupakan bentuk aktif vitamin D setelah proses
konversi oleh ginjal, terhadap kalsidiol yang disekresi oleh hati, dengan katalis
berupa enzim sitokrom P450 hidroksilase 1-alfa.
Berbagai jenis sel tubuh seperti Pro-apoptotik, anti-proliferatif dan pro-
diferensiasi adalah sifat dari hormon kalsitriol, dan sifat anti-kanker, seperti
kanker prostat, kanker usus besar, kanker indung telur, kanker payudara, leukimia,
oleh kapasitas regulasi terhadap metabolisme kalsium dan fosfat, serta modulasi
sistem imun dan fungsi sistem saraf pada manusia pusat. Kalsitriol akan
dikonversi menjadi asam kalsitroat sebelum diekskresi melalui empedu, atau urin.
Cara Kerja Kalsitriol
Mekanisme aksi kalsitriol menyerupai mekanisme hormon steroid dan
hormon tiroid. Kalsitriol terikat ke reseptor-reseptor sitostolik dalam sel-sel target,
dan kompleks reseptor-hormon berinteraksi dengan DNA untuk memodifikasi
transkripsi gen. Reseptor kalsitriol termasuk ke dalam famili supergen yang sama
seperti reseptor hormon steroid dan tiroid. Kalsitriol juga menimbulkan efek yang
terjadi begitu cepat sehingga mekanisme-mekanisme ini diinterpretasi sebagai
aksi nongenomik.
Fungsi Hormon Kalsitriol
• hormon manusia ini meningkatkan penyerapan kalsium tubuh dari
makanan dan pelepasan kalsium dari tulang.
• merangsang sel-sel ginjal untuk merebut kembali kalsium dari air
kencing sebelum ekskresi, dan meningkatkan penyerapan kalsium oleh
usus.
• meningkatkan kadar kalsium dan fosfat dalam plasma, dengan demikian
mempertahankam keadaan agar mineralisasi tulang tetap terjamin.
• menurunkan kadar kalsium dalam darah. Produksinya dirangsang oleh
kadar kalsium dalam komponen darah yang terlalu tinggi.
BAB III
PENUTUP

Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat terang
dan medula ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks ginjal
mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari
glomerulus dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa
triangular disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian
apeks yang menonjol ke medial. Salah satu fungsi korteks pada ginjal adalah
sebagai tempat beradanya glomerulus dan tubulus.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin Seri Asuhan Keperawatan.


Jakarta: EGC.

Behrman, Richard E., Khegman, Robert M., Arvin, Ann M. 2000. Ilmu Kesehatan
Anak Nelson Volume 3. Jakarta: EGC.

Gotore & Mariadi. 2007. Insufisiensi Adrenanl Pada Pasien Kritis. Jurnal.
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud / RSUP Sanglah, Denpasar.
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical
Publications, Clifornia.
Price, Sylvia A. Dan Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

Rubenstein, David, Wayne, David, dan Bradley, John. 2005. Lecture Notes:
Kedokteran Klinis. Surabaya: Erlangga.

Sabiston, David C. 2010. Buku Ajar Bedah Bagian I. Jakarta: EGC.

Sanjaya, Ailing. Tanpa Tahun. Addison’s disease. Bagian Ilmu Kesehatan Anak.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2006. Buku Ajar Keperawatan


Medikal-Bedah Brunner&Suddarth. Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC.

Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan,


Diagnosis, dan Evaluasi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai