Anda di halaman 1dari 21

ESSAY

1. Apakah yang dimakud dengan proses defekasi?


2. Terangkan proses terbentuknya urine!
3. Bagaimana terbentuknya urea dari amoniak ?
4. Sebutkan ganguan-gangguan yang terjadi pada ginjal manusia!
5. Sebutkan fungsi hati dan kulit sebagai alat eksresi!

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh,


seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah
yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.

1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan


yang disebut feses.. Zat yang dikeluarkan belum pernah
mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan
meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan
mikroba usus.
2. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang
tidak berguna lagi bagi tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke
dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna
bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik
dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang
besar (usus).

DETAIL

Fungsi Sistem Ekskresi

1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam


tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal
(termoregulasi)
4. Homeostasis

ALAT-ALAT EKSKRESI PADA MANUSIA

Ginjal (ren)
 Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut
sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang
bagian pinggang.
 Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal
kanan terdapat hati.
 Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan
berat sekitar 200 gram.
 Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-
bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum
ginjal), dan pelvis (rongga ginjal).
 Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut
nefron.
 Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus.
 Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan
glomerulus.
 Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula
Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.
 'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus
kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus.
 Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal
terdapat gelung /lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars
descenden (turun).

 Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa


dalam penelitian ginjal.
 Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892).
Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih
yang mengidentifikasi kapsula tersebut.
 Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang
ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung
di dalam ginjal tersebut.
 Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi
berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694).
 Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk
urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum,
asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetes miletus
urine mengandung glukosa.

Fungsi ginjal

Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi,


antara lain

1. menyaring darah sehingga menghasilkan urine


2. mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya
protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat.
dan bermacam -macam garam;
3. mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya
kadar gula darah yang melebihi normal
4. mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan
mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
5. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain
: urea, asam urat, amoniak, creatinin garam anorganik bacteri
dan juga obat-obatan
6. Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah
7. Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan
tekanan osmotik ektraseluler
8. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam
basa darah.

Anatomi ginjal meliputi :

1. Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1


juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi
(badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan
glomerulus.
2. Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus
kontorti yan gbermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis
renalis).
Tubulus kontorti terdiri atas tubulus kontorti proksimal dan
tubulus kontorti distal.

Proses pembentukan urine :

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan


urine, yaitu :

1. Filtrasi (penyaringan)
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali)
3. Augmentasi (pengeluaran zat yang tidal berguna )

Filtrasi (penyaringan)
 Kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah
 Penyaaringan terjadi di dalam glomerus yang mengandung air,
garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah)
 Produk penyaringan dihasilkan filtrat glomerus (urine primer).
 Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm
amino dan garam-garam.

Reabsorbsi (penyerapan kembali)

 Proses ini terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal


 Produk dari filtrasi berupa Urine primer yang masih berguna akan
direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus
 Filyrat tubulus itu sering disebut dengan urine sekunder
 Urine sekunder ini kadar ureanya tinggi.

Augmentasi (pengeluaran zat yang tidal berguna )

 Proses augmentasi terjadi dalam tubulus kontortus distal


 Pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan
terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.
 Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak
terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke
tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
 Proses ini juga berlangsung Reabsorbsi Fakultatif untuk air yang
diatur oleh hormon ADH

Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine
(vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

 Darah difiltrasi menjadi Filtrat Glomerulus (Urine Primer) -


reabsorbsi di Tubulus Kontortus Proksimal menjadi Filtrat Tubulus
(Urine Sekunder) - Augmentasi di Tubulus Kontortus Distal - U R I N
E.

Jumlah Urine Dipengaruhi oleh:

1. Jumlah cairan yang diminum (Balans cairan).


2. Jumlah garam yang masuk.
3. Hormon Antidiuretika (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
..postenor. Defisisensi hormon akan menyebabkan penyakit Diabetes
..Insipidus --> jumlah urine yang keluar terlalu banyak.
4. Hormon Insulin pada diabetes melitus
Metabolisme Protein Hingga Menghasilkan Urea

1. ORNITIN + NH3 ----- CO2 + SITRULIN


2. SITRULIN + NH3 ---- ARGININ
3. ARGININ ----- ORNITIN + UREA (Reaksi INI dibantu oleh enzim
Arginase)

 Sitrulin, Arginin dan Ornitin adalah nama asam amino.

Hal yang perlu diperhatikan meliputi :

 Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan


protein
 Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang
disebabkan kekurangan hormon insulin
 Banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang
diminum dan kadar ADH.

Gangguan pada ginjal :

1. Nefritis : disebabkan gangguan pada nefron karena infeksi kuman,


akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat
menimbulkan uremia, yaitu adanya uriene yang masuk ke dalam
darah, sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan
tertimbun di kaki yang disebut oedema.
2. Diabetes melitus (kencing manis) : disebabkan kekuranga
insulin, akibatnya kadar glukosa darah meningkat.
3. Diabetes inspidus (penyalit kuning) : disebabkan tidak ada
hormon adh, akibatnya urine meningkat.
4. Albuminuria : disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya
kerusakan atau iritasi sel ginjal karena infeksi.
5. Batu ginjal : disebabkan kekurangan minum dan sering menahan
kencing, akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.
6. Polyuria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer,
disebabkan kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi
sangat rendah atau gagal.
7. Oligouria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak
berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.

Kulit
Kulit (integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung
bagian dalam tubuh.

Susunan Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu

1. epidermis (lapisan luar/kulit ari)


2. dermis (lapisan dalam/kulit jangat)
3. hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

Epidermis

 Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum.


stratum granulosum, dan stratum germinativum.
 Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas.
 Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
berfungsi mengganti stratum korneum.
 Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan
mengandung pigmen melanin.
 Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk
sel-sel baru ke arah luar.

1. Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu


mengelupas.
2. Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
3. Stratum granulosum, mengandung pigmen
4. Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
Dermis

 Dermis terletak di bawah epidermis.


 Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan
saraf.
 Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat
(glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea).
 Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut
berbagai macam garam. terutama garam dapur.
 Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui poripori.
 Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.
 Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi
meminyaki rambut agar tidak kering.
 Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan
pembuluh kapiler di bawah kantong rambut.
 Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.

 Akar rambut
 Pembuluh darah
 Syaraf
 Kelenjar minyak (glandula sebasea)
 Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
 Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi
tubuh dari pengaruh suhu luar

Hipodermis

 Hipodermis terletak di bawah dermis.


 Lapisan ini banyak mengandung lemak.
 Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh
terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

Fungsi kulit

Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat.


Fungsi kulit yang lain, antara lain

 melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan


zat kimia;
 mengatur suhu tubuh
 menerima rangsang dari luar: serta mengurangi kehilangan air.

 Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur


dan darah di pembuluh kapiler.
 Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan
menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap.
 Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak
sekitar 50 mL setiap jam.
 Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara
lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan
goncangan emosi.
 Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil
pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah.
 Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena terik
matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan
terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat
mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

PARU- PARU (PULMO)

 Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali menghasilkan


energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan
dikeluarkan lewat paru-paru.
 Seseorang yang berada dalam daerah dingin waktu ekspirasi akan
tampak menghembuskan uap.
 Uap tersebut sebenarnya merupakan carbondioksisa dan uap air
yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

HATI (HEPAR)

 Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh,


 Hati atau hepar ini terdapat di rongga perut sebelah kanan atas
 Hati berwarna kecoklatan
 Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan
pembuluh gerbang (vena porta) dari usus.
 Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica).
 Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan
selaput jaringan ikat (capsula glison).
 Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua
disebut histiosit..
 Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan
cairan jernih kehijauan,
 jehijauan tersebut karena di dalamnya mengandung zat warna
empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta
obat-obatan.
 Zat warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua
atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan
haeglobinnya dilepas.

Fungsi hati :

1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)


2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7. Tempat pembentukan urea
8. Menghasilkan empedu
9. Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua

KELAINAN dan PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI

 Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi dapat


disebabkan oleh banyak hal.
 Misalnya virus, bakteri, jamur.
 Efek samping obat atau pola makan yang tidak sehat.

GANGGUAN EKSKRESI
Beberapa penyakit pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut.

1. Albuminuria

 Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai


dengan urine penderita mengandung albumin.
 Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena
berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar
dari darah.
 Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari
saringan ginjal dan terbuang bersama urine.
 Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein.
penyakit ginjal. dan penyakit hati.

2. Hematuria

 Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi


yang ditandai dengan urine penderita mengandung darah.
 Penyakit ini antara lain disebabkan oleh peradangan gnjal, batu
ginjal, dan kanker kandung kemih.

3. Nefrolitiasis

 Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang


ditandai dengan adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau
kandung kemih.
 Batu ginjal pada umumnya mengandung garam kalsium ( zat
kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campurannya.
 Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut
dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan infeksi dan
penyumbatan pada ureter.
 Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal.
 Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan
dengan obat-obatan.
 Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan
dengan tindakan operasi.
 Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat
dihancurkan dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi
tanpa perlu tindakan operasi.

4. Nefritis

 Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan


peradangan ginjal. khususnya nefron.
 Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian
menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera
ditangani dokter.

5. Gagal Ginjal

 Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya,


akibatnya zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal
menjadi tertumpuk di dalam darah.
 Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan
kadar urea di dalam darah.
 Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan
mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh
nefritis.

Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif.

1. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan


secara rutin.
2. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari
donor. Cangkok ginjal
dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan
jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.

6. Diabetes Insipidus

 Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang


ditandai dengan meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat
karena kekurangan hormon antidiuretika (ADFI).
 Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.

7. Diabetes Melitus
 Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem
ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal
karena kekurangean hormon insulin.
 Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine.
 Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin
secara rutin.
 Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan
mengatur diet, olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun kadar
glukosa darah.

8. Hepatitis

 Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus.


 Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga
kebersihan lingkungan. menghindari kontak langsung dengan
penderita hepatitis dan tidak menggunakan jarum suntik untuk
pemakaian lebih baik satu kali.
 Beberapa hepatitis. antara lain hepatitis A dan B.
 Penderita hepatitis mengalami perubahan warna kulit dan putih
mata menjadi berwarna kuning.
 Urine penderita pun berwarna kuning. bahkan kecokelatan seperti
teh.

9. Sirosis Hati

 Sirosis hati adalah kelainan pada hati yang ditandai dengan


timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal hati.
 Sirosis hati sering terjadi pada peminum alkohol, keracunan obat-
obatan, infeksi bakteri. atau komplikasi hepatitis.
 Karena hati merupakan organ yang mempunyai banyak fungsi vital,
sirosis hati akan menimbulkan beberapa akibat, antara lain
gangguan kesadaran, koma, dan kematian.
 Pengobatan sirosis hati ditujukan pada penyebab utamanya,
pemulihan fungsi hati. sampai transplantasi hati.

10. Gangren

 Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh


gangguan pengaliran darah ke jaringan tersebut.
 Gangren sering terjadi di tangan dan kaki karena gangguan aliran
darah.
 Ganggren banyak terjadi pada penderita diabetes melitus dan
aterosklerosis yang sudah lanjut.
 Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa
dingin jika disentuh. kemudian menghitam dan berbau busuk.
 Untuk mengatasi infeksi diperlukan antibiotik.
 Pada keadaan yang tidak tertolong bagian tubuh yang terkena
gangren harus diamputasi.

11. Kencing Batu

 Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium)


dalam ginjal.
 Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong
kemih. Jika endapan terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu
ginjal.
 Jika terbentuk di dalam kantong kemih disebut kencing batu.
 Baik batu ginjal maupunpun kencing batu dapat dihilangkan dengan
pembedahan {operasi), pengobatan, atau penembakan dengan
sinar laser.

LATIHAN SOAL SOAL EKSKRESI

1. Keadaan tubuh seimbang disebut Homeostasis


2. Menjaga konsentrasi cairan dalam tubuh/sel dengan
cara Osmoregulasi
3. 4 organ ekskresi yaitu Kulit, Ginjal, Paru-paru, Hati dan Colon
4. Paru-paru mengeluarkan CO2+H20
5. Nama keren Hati adalah Hepar
6. Hepar mempunyai 2 kobus (ruang)
7. Pemecahan senyawa racu oleh hati disebut detoksifikasi
8. Perombakan eritrosit dilakukan setelah 120 hari kerja
9. Sel yang merombak eritrosit tua disebut Sel histoiosit
10. Hemoglobin dirombak menjadi Hermin, Fe, Globin
11. Yang merupakan pigmen warna empedu yaitu Hermin
12. Hermin dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin
13. Bilirubin dan biliverdin adalah zat warna empedu
14. Bilirubin bewarna hijau biru
15. Bilirubin dioksidasi menjadi Urobilin
16. Urobilin bewarna kuning kecoklatan
17. Urobilin memberi warna pada feses dan urin
18. Protein dipecah menjadi Argimin dan asam amino lain
19. Argimin diuraikan oleh Enzim arginase menjadi Ornitin dan Urea
20. Proses pelepasan gugus amino disebut Deaminasi
21. Ornitin mengikat Amonia yang bersifat racun
22. Urea dan Amoniak kemudian oleh ginjal di proses dengan proses
Filtrasi
23. Hasil ahirnya adalah Urin
24. Empedu berfungsi untuk emulsi lemak, absorbso, melarutkan,
pembentukan urea
25. Urine mengandung amoniak dan urea
26. Test urine mengandung protein adalah dengan Reagen buret
27. Indikator unrine mengandung protein Bila positif bewarna ungu
28. Nama keren ginjal adalah Ren
29. Bagian paling luar ginjal adalah korteks
30. Ruang kosong dalam ginjal adalah Pelvis Renalis
31. Sumsum ginjal adalah medula
32. Satuan terkecil dalam ginjal adalah nefron
33. Yang membungkus Glomeroulus adalah kapsul bowman
34. Darah difiltrasi oleh Glomeroulus
35. Hasil filtrasi Menghasilkan Urin Primer
36. Proses Reasorbsi terjadi pada tubulus kontortus
37. Rearbsorbsi obligat dilakukan oleh tubulus kontortus proksimal
38. Rearbsorbsi fakultatif dilakukan oleh tubulus kontortus distal
39. Lengkung Henley dibagi 2 yaitu descendens dan ascendens
40. Proses Rearbsorbsi menghasilkan urine sekunder
41. Proses Augmentasi terjadi pada Tubula Koletifus
42. Ion yang ditambahkan adalah H+
43. Tempat penampungan sementara Urin pada kandung kemih
44. Bagian yang mendeteksi kekurangaan air dalam darah adalah
Hipotalamus
45. Hipotalamus mengaktifkan Hipofise Posterior
46. Hipofise Posterior mensekresikan hormon Antiduretik (ADH)
47. Berfungsi untuk meningkatkan permeabilitas membran TKD
48. Bagian kulit yang mengelupas dan mengandung zat kitin adalah
stratum korneum
49. Lapisan yang mengandung pigmen ada pada startum basale dan
stratum spinosum
50. Nama keren kelenjar keringat adalah Glandula Sudorifera
51. Nama keren kelenjar minyak adalah Glandula Sebassea
52. Kelenjar minyak membentuk "rasengan" dikenal dengan istilah
beranastomosis
53. Ketika darah lebih hangat daripada titik hipotalamus maka
hipotalamus akan mengaktikan enzim brandikinin
54. 54. Enzim brandikinin menyebabkan pelebaran pembluh darah
55. 55. Alat ekskresi pada cacing berupa nefridia
56. 56. Pada tiap-tiap segmen pada tubuh cacing terdapat sepasang
Nefridium
57. 57. Setiap Nefridium mempunyai corong yang disebut Nefrostom
58. 58. Pada planaria, alat ekskresinya berupa sel api
59. 59. Saluran yang merupakan gabungan salurn kelamin dan saluran
ginjal disebu saluran urogenital
60. Sedangkan yang merupakan saluran 3 gabungan disebut kloaka
61. Alat ekskresi pada insekta disebut tubula malphigi
62. Kerusakan glomeroulus karena bakteri Strptococcus disebut Nefritis
63. Gejala tidak ada pembentukan urine disebut anuria
64. Suatu kondisi dimana darah mengandung urine disebut uremia
65. Batu ginjal terjadi karena dalam ginjal mengandung kalsium fosfat
66. Rusaknya proses filtrasi disebu Albuminaria
67. Ketika hormon Insulin sangat rendah disebut diabetes melitus
68. Ketika kekurangan ADH pada tubuh disebut diabetes insipidus

ESSAY
1. Gambarkan struktur kulit
2. Gambarkan struktur ginjal secara melintang
3. Gambarkan struktur nefron beserta bagian-bagiannya
4. Jelaskan proses bagaimana tubuh menurunkan suhu tubuh
5. Jelaskan mengapa ketika Dehidrasi urine pekat dan sedikit
6. Jelaskan mengapa ketika Banyak minum urin pekat dan banyak

Organ Sistem Ekskresi pada Hewan

 Kesetimbangan cairan kimia dalam tubuh menjadi salah satu syarat


utama untuk dapat bertahan hidup.

Berikut akan dibahas mengenai mekanisme ekskresi pada beberapa hewan.


Hewan Invertebrata

 Sistem ekskresi pada hewan invertebrata lebih sederhana


dibandingkan hewan vertebrata.
 Berikut ini beberapa penjelasan mengenai sistem ekskresi beberapa
hewan invertebrata.

PROTOZOA

 Sistem Ekskresi makhluk hidup satu sel mengeluarkan sisa-sisa


metabolismenya dengan cara difusi.
 Karbon dioksida hasil respirasi seluler dikeluarkan dengan cara
difusi.
 Selain itu, ada cara lain, yaitu dengan membentuk vakuola yang
berisi sisa metabolisme (

PORIFERA - COELENTERATA
 Pada hewan Porifera dan Coelenterata yang hidup sebagai koloni sel-
sel, mekanisme ekskresinya dengan cara mendifusikan zat-zat yang
akan dibuang dari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya
dilepaskan ke lingkungan.

PLATYHELMINTHES

 Organ ekskresi yang paling sederhana dapat ditemukan pada cacing


pipih atau planaria.
 Organ tersebut bernama protonefridia
 Protonefridia berupa jaringan pipa yang bercabang-cabang di
sepanjang tubuhnya.
 Jaringan pipa tersebut dinamakan nefridiofor.
 Ujung dari cabang nefridiofor disebut sel api (flame cell).
 Disebut demikian karena ujung sel tersebut terus bergerak menyerap
dan menyaring sisa metabolisme pada sel-sel di sekitarnya.
 Kemudian, mengalirkannya melalui nefridiofor menuju pembuluh
ekskretori

Sistem ekskresi pada planaria

ANNELIDA ( Cacing tanah)

 Sistem Ekskresi Cacing tanah, moluska, dan beberapa hewan


invertebrata lainnya memiliki struktur ginjal sederhana yang disebut
nefridia.
 Struktur tersebut terdapat di setiap segmen tubuhnya.
 Dalam cairan tubuh cacing tanah yang memenuhi rongga tubuhnya,
terkandung sisa metabolisme maupun nutrien.
 Cairan inilah yang disaring oleh ujung tabung berbentuk corong
dengan silia yang disebut nefrostom.
 Dari nefrostom, hasil yang disaring tersebut kemudian dibawa
melewati tubulus sederhana yang juga diselaputi oleh kapiler-kapiler
darah.
 Pada tubulus ini, terjadi proses reabsorpsi bahan-bahan yang
penting, seperti garam-garam dan nutrien terlarut.
 Air dan zat-zat buangan dikumpulkan dalam tubulus pengumpul,
suatu wadah yang merupakan bagian dari nefridia untuk
 Selanjutnya dikeluarkan melalui lubang ekskretori di dinding tubuh,
yang biasa disebut nefridiofor

Organ Sistem Ekskresi Serangga.

 Alat ekskresi pada serangga, contohnya belalang adalah tubulus


Malpighi
 Badan Malpighi berbentuk buluh-buluh halus yang terikat pada ujung
usus posterior belalang dan berwarna kekuningan.
 Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) oleh saluran
Malpighi di bagian ujung.
 Kemudian, cairan masuk ke bagian proksimal lalu masuk ke usus
belakang dan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk kristalkristal
asam urat (Hopson & Wessells, 1990: 598).

Gambar Badan Malpighi pada belalang.


Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata.

 Pada vertebrata terdapat beberapa tipe ginjal.


 Di antaranya adalah pronefros, mesonefros, dan metanefros.
 Pronefros adalah tipe ginjal yang berkembang pada fase embrio atau
larva.
 Pada tahap selanjutnya, ginjal pronefros digantikan oleh tipe ginjal
mesonefros.
 Ketika hewan dewasa, ginjal mesonefros digantikan oleh ginjal
metanefros.
 Pada Mammalia, Reptilia, dan Aves tipe ginjal yang dimiliki adalah
mesonefros. Namun, setelah dewasa mesonefros akan diganti oleh
metanefros.

Organ Sistem Ekskresi Pisces (Ikan).

 Ginjal pada ikan adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut


mesonefros.
 Setelah dewasa, mesonefros akan berkembang menjadi ginjal
opistonefros.
 Tubulus ginjal pada ikan mengalami modifikasi menjadi saluran yang
berperan dalam transport spermatozoa (duktus eferen) ke arah
kloaka.
 Ikan memiliki bentuk ginjal yang berbeda, sebagai bentuk adaptasi
terhadap lingkungan sekitarnya.
 Pada ikan air tawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis
membuat jaringan ikan sangat mudah mengalami kelebihan cairan.
 Ginjal ikan air tawar memiliki kemiripan dengan ginjal manusia.
 Mekanisme filtrasi dan reabsorpsi juga terjadi pada ginjal ikan.
 Mineral dan zat-zat makanan lebih banyak diabsorbsi, sedangkan air
hanya sedikit diserap.
 Dengan sedikit minum dan mengeluarkan urine dalam volume besar,
ikan air tawar menjaga jaringan tubuhnya agar tetap dalam keadaan
hipertonik.
 Ekskresi amonia dilakukan dengan cara difusi melalui insangnya.
 Ikan yang hidup di air laut, memiliki cara adaptasi yang berbeda.
 Ikan air laut sangat mudah mengalami dehidrasi karena air dalam
tubuhnya akan cenderung mengalir keluar ke lingkungan sekitar
melalui insang, mengikuti perbedaan tekanan osmotik.
 Ikan air laut tidak memiliki glomerulus sehingga mekanisme filtrasi
tidak terjadi dan reabsorpsi pada tubulus juga terjadi dalam skala
yang kecil.
 Oleh karena itu, ikan air laut beradaptasi dengan banyak meminum
air laut, melakukan desalinasi (menghilangkan kadar garam dengan
melepaskannya lewat insang), dan menghasilkan sedikit urine .
 Urine yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui lubang di dekat anus.
 Hal ini berbeda dengan pengeluaran urine dari ikan Chondrichthyes,
misalnya hiu. Ikan hiu mengeluarkan urine melalui seluruh
permukaan kulitnya.

Organ Sistem Ekskresi Amphibia (Katak).

 Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros.


 Katak jantan memiliki saluran ginjal dan saluran kelamin yang
bersatu dan berakhir di kloaka.
 Namun, hal tersebut tidak terjadi pada katak betina.
 Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan, juga menjadi salah satu
organ yang sangat berperan dalam pengaturan kadar air dalam
tubuhnya.
 Kulit Amphibia yang tipis dapat menyebabkan Amphibia kekurangan
cairan jika terlalu lama berada di darat.
 Begitu pula jika katak berada terlalu lama dalam air tawar. Air
dengan sangat mudah masuk secara osmosis ke dalam jaringan
tubuh melalui kulitnya
Gambar Sistem ekskresi pada Amphibia dibandingkan sistem
ekskresi pada ikan air tawar.

 Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai


dengan kondisi air di sekitarnya.
 Ketika berada dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak
mengeluarkan urine dalam volume yang besar.
 Namun, kandung kemih katak dapat dengan mudah terisi air.
 Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya sebagai
cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang lama.

Organ Sistem Ekskresi Reptilia.

 Tipe ginjal pada Reptilia adalah metanefros.


 Pada saat embrio, Reptilia memiliki ginjal tipe pronefros, kemudian
pada saat dewasa berubah menjadi mesonefros hingga metanefros

Gambar Sistem ekskresi pada Reptilia, menggunakan tipe ginjal


metanefros

 Hasil ekskresi pada Reptilia adalah asam urat.


 Asam urat ini tidak terlalu toksik jika dibandingkan dengan amonia
yang dihasilkan oleh Mammalia.
 Asam urat dapat juga diekskresikan tanpa disertai air dalam volume
yang besar.
 Asam urat tersebut dapat diekskresikan dalam bentuk pasta
berwarna putih.
 Beberapa jenis Reptilia juga menghasilkan amonia. Misalnya, pada
buaya dan kura-kura. Penyu yang hidup di lautan memiliki kelenjar
ekskresi untuk mengeluarkan garam yang dikandung dalam
tubuhnya.
 Muara kelenjar ini adalah di dekat mata. Hasil ekskresi yang
dihasilkan berupa air yang mengandung garam.
 Ketika penyu sedang bertelur, kita seringkali melihatnya
mengeluarkan semacam air mata.
 Namun, yang kita lihat sebenarnya adalah hasil ekskresi garam.
 Ular, buaya, dan aligator tidak memiliki kandung kemih sehingga
asam urat yang dihasilkan ginjalnya keluar bersama feses melalui
kloaka.

Organ Sistem Ekskresi Aves (Burung).

 Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros.


 Burung tidak memiliki kandung kemih sehingga urine dan fesesnya
bersatu dan keluar melalui lubang kloaka.
 Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat.
 Metabolisme burung sangat cepat.
 Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus memiliki dinamika yang
sangat tinggi.
 Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki
oleh ginjal burung.
 Setiap 1 mm3 ginjal burung, terdapat 100–500 nefron.
 Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia.
 Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang
bermuara pada ujung matanya.
 Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa
ikan laut dengan kadar garam tinggi.

Anda mungkin juga menyukai