Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

yang ada dalam masyarakat. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang

harus dipenuhi karena dengan pendidikan manusia akan dapat hidup berkembang

sesuai dengan cita-cita, sehingga perlu adanya perbaikan dan peningkatan di

dalam dunia pendidikan itu sendiri.

Reformasi pendidikan telah di lakukan di Indonesia berupa pergantian

kurikulum, pada tahun 2013 kurikulum di terapkan dengan kurikulum terbaru

sebagai pengganti kurikulum 2006 yaitu kurikulum 2013, karena adanya polemik

seperti tidak siapnya beberapa sekolah maka dari itu ada sebagian sekolah kembali

menerapkan kurikulum 2006. Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan

perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur penulisannya.

Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik

pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Keberhasilan implementasi

kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan

mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Tidak jarang kegagalan implementasi

kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan guru dalam memahami tugas tugas yang harus dilaksanakannya. Hal

itu berarti bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menjadi kunci

atas keterlaksanaan kurikulum di sekolah.

1
Dalam kurikulum 2006/KTSP ini, guru diberi kebebasan untuk mengubah,

memodifikasi, bahkan membuat sendiri silabus yang sesuai dengan kondisi

sekolah dan daerahnya, dan menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang

siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik.

Di dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan

dilaksanakan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni

memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan

pemerintah, pola pengembangan perencanaan, serta pola pengembangan

manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model - model

pembelajaran.

Upaya perwujudan pengembangan silabus menjadi perencanaan

pembelajaran yang implementatif memerlukan kemampuan yang komprehensif.

Kemampuan itulah yang dapat mengantarkan guru menjadi tenaga yang

professional. Guru yang professional harus memiliki 5 (lima) kompetensi yang

salah satunya adalah kompetensi penyusunan rencana pembelajaran. Namun

dalam kenyataannya masih banyak guru di SMP Negeri Satu Atap Telaga yang

belum mampu menyusun rencana pembelajaran sehingga hal ini secara otomatis

berimbas pada kualitas out put yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan alasan tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan

Sekolah guna meningkatkan kemampuan guru di dalam menyusun RPP dan

memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di SMP Negeri Satu Atap

Telaga.

2
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut di atas, maka

peneliti mengambil judul “Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Di SMP Negeri Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang terjadi di SMP Negeri Satu Atap Telaga sebagai berikut:

1. RPP yang dibuat guru komponennya belum lengkap/ tajam khususnya

pada komponen langkah-langkah pembelajaran dan penilaian.

2. Sebagian besar guru belum mendapatkan pelatihan penyusunan RPP.

3. Ada guru yang tidak bisa memperlihatkan RPP yang dibuatnya dengan

berbagai alasan.

4. Guru banyak yang mengadopsi RPP orang lain.

C. Batasan Masalah

Dari empat masalah yang diidentifikasikan di atas, masalahnya dibatasi

menjadi:

1. Guru SMP Negeri Satu Atap Telaga belum paham dalam menyusun RPP.

2. RPP yang dibuat guru SMP Negeri Satu Atap Telaga belum lengkap.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

1. PERUMUSAN MASALAH

Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam menyusun

rencana pembelajaran, diantaranya :

3
I. Guru belum pernah mengikuti pelatihan penyusunan RPP sehingga

mereka hanya copy paste pada temannya, padahal seringkali RPP hasil

copy paste tidak relevan dengan situasi dan kondisi di sekolahnya sehingga

RPP yang ada tidak bisa dijadikan acuan dalam proses pembelajaran.

II. Guru sudah pernah mengikuti pelatihan, tapi belum mampu

menerapkannya di sekolah.

Kondisi tersebut tentu tidak bisa dibiarkan terus menerus, tetapi harus ada

solusi dan tindakan nyata dari kepala sekolah sebagai penanggungjawab

keberhasilan pendidikan di sekolahnya. Para guru tersebut harus mendapatkan

pembinaan agar mampu meningkatkan kemampuannya dalam menyusun rencana

pembelajaran. Kepala sekolah perlu melakukan suatu tindakan melalui supervisi

akademik untuk membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka masalah penelitian penulis

rumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

“Apakah Melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah akan dapat meningkatkan

kompetensi guru SMP Negeri Satu Atap Telaga Kecamatan Siantan Selatan dalam

menyusun RPP ??”

2. CARA PEMECAHAN MASALAH

Upaya peningkatan kemampuan guru- guru SMP Negeri Satu Atap Telaga

dalam menyusun rencana pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara

diantaranya melalui pelatihan, seminar, workshop, menyediakan berbagai

panduan dan modul. Namun setelah mempertimbangkan berbagai kelebihan dan

4
kekurangannya, maka pembinaan yang terencana dan berkesinambungan dalam

supervisi akademik melalui tehnik supervisi kelompok dianggap lebih efektif

karena setiap permasalahan yang ditemukan bisa langsung dicarikan solusi

bersama dan waktunya bisa disesuaikan dengan kemampuan masing masing guru.

Dalam pelaksanaannya kepala sekolah akan dibantu oleh beberapa guru/

wakasek yang dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan

yang baik dalam menyusun rencana pembelajaran.

E. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan utama dari penelitian

tindakan sekolah ini adalah untuk membantu meningkatkan kompetensi

paedagogik guru guru di SMP Negeri Satu Atap Telaga Kecamatan Siantan

Selatan, dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan

standar kompetensi masing- masing pelajaran agar dapat menjadi acuan dalam

proses pembelajaran sehingga peserta didik mampu mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM).

F. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian tindakan sekolah ( PTS ) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

berbagai kalangan,antara lain:

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat

1. Manfaat bagi peneliti

a. Meningkatkan kemampuan profesionalisme peneliti untuk melakukan

penelitian tindakan sekolah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di

sekolah binaan peneliti.

5
b. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menyusun serta menulis

laporan dan artikel ilmiah.

c. Sebagai motivasi bagi peneliti dalam membuat karya tulis ilmiah.

d. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti sebagai syarat untuk

kenaikan golongan ke- III d.

e. Dengan adanya pengalaman menulis, dapat memberikan bimbingan

kepada teman-teman kepala sekolah dan guru yang akan menulis.

f. Hasil penelitian ini digunakan peneliti sebagai evaluasi terhadap guru

SMP Negeri Satu Atap Telaga Kecamatan Siantan Selatan dalam

menyusun RPP yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan

pembinaan kepada guru di sekolah.

2. Manfaat bagi sekolah

a. Akan berdampak adanya peningkatan administrasi guru pada KBM yang

lebih lengkap.

b. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan karena Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar sudah tersampaikan.

3. Manfaat bagi guru

a. Dapat meningkatkan kompetensi dalam menyusun RPP dengan lengkap

serta menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap

pelaksanaan tugasnya.

b. Sebagai panduan dan arahan dalam mengajar sehingga apa yang

diinginkan dalam standar isi dapat tersampaikan.

6
4. Manfaat bagi siswa

a. Adanya kesiapan belajar, keseriusan , keingintahuan, dan semangaat

belajar tinggi terhadap pelajaran.

b. Siswa lebih percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga

tercapai target kompetensinya.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI

1. Kompetensi dan Profesionalisme Guru

Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Tidak

ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai

upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna

bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu

dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan persekolahan Pemerintah,dalam

hal ini Depatemen Pendidikan Nasional, mengembangkan berbagai program yang

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan

komponen organik yang sangat menentukan. Tidak ada kualitas pembelajaran

tanpa kualitas guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang

pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas

kinerja guru,sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin

ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya.

Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan

keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat

hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah

dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan. Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, menyebutkan ada

8
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru , yaitu kompetensi-

kompetensi kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.

Para pakar pendidikan telah banyak menegaskan bahwa seseorang akan

bekerja secara profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai.

Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara profesional apabila ia memiliki

kompetensi secara utuh. Seseorang tidak akan bisa bekerja secara profesional

apabila ia hanya memenuhi salah satu kompetensi di antara sekian kompetensi

yang dipersyaratkan. Kompetensi tersebut merupakan perpaduan antara

kemampuan dan motivasi. Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak

akan bekerja secara profesional apabila ia tidak memiliki motivasi kerja yang

tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.Sebaliknya, betapapun tingginya

motivasi kerja seseorang,ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia tidak

memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

Selaras dengan penjelasan ini adalah satu teori yang dikemukakan oleh

Glickman (1981). Menurutnya ada empat prototipe guru dalam mengelola proses

pembelajaran. Prototipe guru yang terbaik,menurut teori ini, adalah guru prototipe

profesional. Seorang guru bisa diklasifikasikan ke dalam prototipe profesional

apabila ia memiliki kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja

tinggi (high level of commitment).

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor

16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kompetensi guru meliputi

9
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi professional. Di dalam permendiknas tersebut dirinci kompetensi inti

guru dan kompetensi guru dalam mata pelajaran.

Dalam kompetensi pedagogik, disebutkan beberapa kompetensi inti yang

harus dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran, diantaranya sebagai berikut:

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu.

 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.

 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diampu.

 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan

pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.

 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang

dipilih dan karakteristik peserta didik.

 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yangmendidik.

 Mengembangkan komponenkomponen rancangan pembelajaran.

 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di

dalam kelas,laboratorium, maupun lapangan.

10
Dalam kurikulum 2006, guru diberi kebebasan untuk mengubah,

memodifikasi, bahkan membuat sendiri atau bersama-sama dengan guru-guru lain

dalam mata pelajaran yang sama, silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan

daerahnya, dan menjabarkannya menjadi persiapan mengajar yang siap dijadikan

pedoman pembentukan kompetensi peserta didik.

2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah

dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan

pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap

Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-

hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian

penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Silabus merupakan pegangan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yan

sifatnya masih umum/luas. Silabus tersebut sebaiknya disusun sebagai program

yang harus dicapai selama satu semester\ atau satu tahun ajaran. Untuk pegangan

dalam jangka waktu yang lebih pendek,guru harus membuat program

pembelajaran yang disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP ini

merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu

mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan

bahasan tertentu atau satu tema yang akan dibahas.

11
Isi dan alokasi waktu setiap RPP ini tergantung kepada luas dan sempitny

pokok/satuan bahasan yang dicakupnya. Misalnya suatu pokok/satuan bahasan

yang membutuhkan waktu hanya 2 jam pelajaran, mungkin bisa selesai diajarkan

dalam satu kali pertemuan saja. Tetapi pokok/satuan bahasan yang membutuhkan

waktu 4 jam pelajaran perlu disampaikan dalam dua kali pertemuan. Supaya tidak

terlalu kaku/rigid, tidak perlu membuat RPP untuk setiap kali pertemuan secara

terpisah-pisah, namun bisa diatur untuk satu RPP misalnya mencakup materi

pembelajaran untuk 3-4 kali pertemuan.

Komponen-komponen RPP ini lebih rinci dan lebih spesifik dibandingkan

dengan komponen-komponen dalam silabus. Bentuk RPP yang dikembangkan

pada berbagai daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan

prinsipnya seharusnya sama. Komponen minimal yang ada dalam RPP adalah

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar,

penilaian hasil belajar.

2.1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan diatur

sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya

dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut dituangkan dalam

bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan selalu berkenaan dengan

perkiraan atau proyeksi mengenai apa yang diperlukan dan apa yang akan

dilakukan. Demikian halnya, perencanaan pembelajaran memperkirakan atau

memproyeksikan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin saja dalam pelaksanaannya tidak

12
begitu persis seperti apa yang telah direncanakan, karena proses pembelajaran itu

sendiri bersifat situasional.

Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka proses

dan hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang sudah direncanakan. Istilah

perencanaan pembelajaran yang saat ini digunakan berkaitan dengan penerapan

KTSP di sekolah-sekolah di Indonesia yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), pada waktu yang lalu dikenal istilah satuan pelajaran (satpel), rencana

pelajaran (renpel), dan istilah-istilah sejenis lainnya.

Terdapat beberapa pendapat berkenaan dengan perencanaan pembelajaran

ini, di antaranya:

2.1.1. Secara garis besar perencanaan pengajaran mencakup kegiatan

merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan

pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan

tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara

menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan

(Ibrahim 1993: 2).

2.1.2 Untuk mempermudah proses belajar-mengajar diperlukan

perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan

sebagai pengembangan instruksional sebagai sistem yang

terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang saling berinteraksi

(Toeti Soekamto1993: 9).

2.1.3. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar

bagi guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan

13
pengajaran dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang

dikembangkan/dilaksanakan sudah menerapkan konsep belajar

siswa aktif atau mengembangkan pendekatan keterampilan proses.

2.1.4. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau

dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat

dalam perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang

dirumuskan oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran.

Sehingga perencanaan pengajaran merupakan acuan yang jelas,

operasional, sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan

kurikulum yang berlaku.Istilah pengajaran yang digunakan dalam

pengertian di atas sebaiknya diubah dengan pembelajaran, untuk

memberi tekanan pada aktivitas belajar yang dilakukan siswa.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka rencana pelaksanaan

pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana

Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1

(satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

2.2. Unsur Pokok dalam RPP

Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi:

2.2.1. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan

waktu/ banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

2.2.2. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai.

14
2.2.3 Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam

rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

2.2.4. Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang

harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi

pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi

dasar dan indikator).

2.2.5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian

kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus

dikuasai.

2.2.6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan

digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak

lanjut hasil penilaian).

2.3. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

RPP pada dasarnya merupakan kurikulum mikro yang menggambarkan

tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan belajar, dan alat evaluasi

yang digunakan. Efektivitas RPP tersebut sangat dipengaruhi beberapa prinsip

perencanaan pembelajaran berikut:

2.3.1. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.

2.3.2. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang

berlaku.

2.3.3. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang

tersedia

15
2.3.4. Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan

pembelajaran yang sistematis.

2.3.5. Perencanaan pembelajaran bila perlu lengkapi dengan lembaran

kerja/tugas dan atau lembar observasi.

2.3.6. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.

2.3.7. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan

system yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi,

materi, kegiatan belajar dan evaluasi.

Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan RPP.

Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus sudah

menguasai bagaimana menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator,

bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi

dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap paling

sesuai untuk mencapai kompetensi dasar, dan bagaimana mengembangkan

evaluasi proses dan hasil belajar.

2.4. Langkah-langkah Penyusunan RPP

Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dapat ditempuh

langkah-langkah sebagai berikut:

2.4.1. Mengisi kolom identitas

2.4.2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang

telah ditetapkan

2.4.3. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang

terdapat pada silabus yang telah disusun.

16
2.4.4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan

Indikator yang telah ditentukan (lebih rinci dari KD dan Indikator,

pada saat-saat tertentu rumusan indikator sama dengan tujuan

pembelajaran, karena indicator sudah sangat rinci sehingga tidak

dapat dijabarkan lagi). Rumusan tujuan pembelajaran tidak

menimbulan penafsiran ganda.

2.4.5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi

pokok/pembelajaranyang terdapat dalam silabus. Materi ajar

merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran

2.4.6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan

2.4.7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari

kegiatan awal, inti, dan akhir. Langkah-langkah pembelajaran

berupa rincian scenario pembelajaran yang mencerminkan

penerapan strategi pembelajaran termasuk alokasi waktu setiap

tahap. Dalam merumuskan langkah-langkah pembelajaran juga

harus mencerminkan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

2.4.8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan.

2.4.9.Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik

penskoran, dll. Tuliskan prosedur, jenis, bentuk, dan alat/instrumen

yang digunakan untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar

siswa, serta tindak lanjut hasil penilaian, seperti: remedial,

pengayaan, atau percepatan. Sesuaikan dengan teknik penilaian

17
berbasis kelas, seperti: penilaian hasil karya (product), penugasan

(project), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper & pen).

Berkaitan dengan penyusunan RPP ini, terdapat beberapa catatan yang

perlu diperhatikan oleh para guru, yaitu:

a. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan secara

nasional untuk seluruh mata pelajaran harus dijadikan acuan utama dalam

merumuskan komponen-komponen RPP. Karena itu, rumusan standar

kompetensi dan kompetensi dasar sekalipun sudah dituliskan dalam silabus,

perlu tetap dituliskan kembali dalam RPP agar dapat terlihat secara

langsung keterkaitannya dengan komponen yang lainnya dan menjadi titik

tolak untuk menentukan materi pembelajaran, indikator ketercapaian

kompetensi, media, metoda, kegiatan pembelajaran serta menentukan cara

penilaian.

b. Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator-indikator ketercapaian

kompetensi perlu dipahami oleh guru. Setelah itu guru harus mampu

menuliskannya dalam RPP dengan menggunakan rumusan-rumusan yang

tepat, terukur, dan operasional. Ketidakmampuan guru dalam merumuskan

indikator-indikator tersebut akan mempengaruhi pencapaian kompetensi

dasar, yang akhirnya berakibat terhadap rendahnya kemampuan yang

dimiliki siswa.

c. Dalam penentuan materi pembelajaran pada umumnya guru sering

menjadikan buku teks sebagai titik tolak dan sumber utama pembelajaran.

Hal ini akan membawa akibat bahwa seluruh proses pembelajaran akan

18
berada di sekitar buku teks tersebut. Dalam RPP yang dikembangkan,

sebenarnya buku teks hanya merupakan salah satu sumber. Sumber itu tidak

hanya hanya buku, namun ada buku, alat, manusia, lingkungan maupun

teknik yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sebenarnya dengan

adanya kompetensi dasar dan indikator akan memudahkan penentuan

materi. Apabila kompetensi dasar dan indikator ada dalam kawasan belajar

kognitif, maka sifat materi yang akan disajikanpun akan berkenaan dengan

pengetahuan ataupun pemahaman. Demikian pula halnya untuk kawasan

belajar afektif maupun psikomotor. Materi pembelajaran ini dapat diuraikan

secara terinci atau cukup dengan pokok-pokok materi saja, dan materi

terinci nantinya dapat dilampirkan. Materi pembelajaran sifatnya bermacam-

macam ada yang berupa informasi, konsep, prinsip, keterampilan dansikap.

Sifat dan materi tersebut akan membawa implikasi terhadap metoda yang

akan digunakan dan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.

d. Dalam penentuan atau pemilihan kegiatan pembelajaran perlu disesuaikan

metoda mana yang paling efektif, efesien, dan relevan dengan pencapaian

kompetensi dasar dan indikator. Penentuan metode pembelajaran harus

memungkinkan terlaksananya cara belajar siswa aktif, kreatif, inovatif, dan

menyenangkan. Guru perlu memilih kegiatan-kegiatan pembelajaran yang

benar-benar efektif dan efesien dengan mempertimbangkan:

i. Karakteristik kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

19
ii. Keadaan siswa, mencakup perbedaan-perbedaan individu siswa sepert

kemampuan belajar, cara belajar, latar belakang, pengalaman, dan

kepribadiannya.

iii. Jenis dan jumlah fasilitas/sumber belajar yang tersedia untuk dapat

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

iv. Sifat dan karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk

mencapai kompetensi dasar.

2.5. Format RPP

Setelah memahami setiap langkah di atas, maka selanjutnya rencana

pelaksanaan pembelajaran dapat disusun dengan menggunakan format RPP

tertentu.

20
Contoh Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sekolah : ………………………………………..

Mata Pelajaran : ………………………………….…....

Kelas/Semester : ………………………………….…….

Alokasi Waktu : ………. x pertemuan (@ …… menit)

Standar Kompetensi : .....................................................................

Kompetensi Dasar : ........................................................................

Indikator : ........................................................................................

I. Tujuan Pembelajaran

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

II. Materi Pembelajaran

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

III. Metode Pembelajaran

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

…………………………………………………………………………

B. Kegiatan Inti

a. Explorasi

21
b. elaborasi

c. Konfirmasi

C. Kegiatan Akhir

…………………………………………………………………………

V. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

VI. Penilaian

……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………….

Begitu sangat strategisnya kedudukan guru sebagai tenaga profesional, di

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, tepatnya Bab III Pasal 7, diamanatkan bahwa profesi guru merupakan

bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan,ketakwaan, dan akhlak mulia

c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas;

d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;

f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

22
g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan;

i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Lebih lanjut di dalam bab dan pasal yang sama juga diamanatkan bahwa

pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang

dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan

dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai

kultural,kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

3. Pembinaan Guru melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka

pemberdayaan guru adalah supervisi akademik (supervisi akademik).Supervisi

akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan

akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru

mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian,

berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan

kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini

janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan

pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan

komitmen(commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation)

23
guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas

akademik akan meningkat.

Di dalam Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor

13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ditegaskan bahwa salah satu

kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah adalah kompetensi

supervisi. Dengan Permendiknas tersebut berarti seorang kepala sekolah harus

kompeten dalam melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru yang

dipimpinnya

Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.

Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan

konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007).Oleh sebab itu,

setiap Kepala Sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik

yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsipprinsip,dan dimensi-dimensi

substansi supervisi akademik.

3.1 Konsep supervisi akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi

akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian

kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,misalnya apa yang sebenarnya terjadi di

dalam kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam

24
kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang

bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam

mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana

cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan

ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan

penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik,

melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program

supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

3.2 Tujuan dan fungsi supervisi akademik

Tujuan supervisi akademik adalah:

a. Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya,

b. Mengembangkan Kurikulum,

c. Mengembangkan Kelompok Kerja Guru, Dan Membimbing Penelitian

Tindakan Kelas (Ptk) (Glickman, Et Al; 2007, Sergiovanni, 1987).

Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential

function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk.,

1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai

sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

25
3.3 Prinsip-prinsip supervisi akademik

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi

yang matang dan tujuan pembelajaran.

c. Objektif artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.

d. Realistis artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin

akan terjadi.

f. Konstruktif artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru

dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh

dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan

supervisi akademik.

j. Aktif artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.

k. Humanis artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang

harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor

(Dodd,1972).

l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan oleh Kepala serkolah.

m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

26
n. Komprehensif artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di

atas.

3.4 Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik

a. Kompetensi kepribadian.

b. Kompetensi pedagogik.

c. Kompotensi profesional.

d. Kompetensi sosial.

Supervisi akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Apalagi

bila tujuan utama penilaiannya semata-mata hanya dalam arti sempit, yaitu

mengkalkulasi kualitas keberadaan guru dalam memenuhi kepentingan akreditasi

guru belaka.

Hal ini sangat berbeda dengan konsep supervisi akademik. Secara

konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi

pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya

membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan

pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan

menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,melainkan membantu

guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian

unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan,bahwa

supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai

27
unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu

kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.

Penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu

proses pemberian estimasi mutu kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,

merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Agar

supervisi akademik dapat membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka

untuk pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru,

sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu dikembangkan dan cara

mengembangkannya.

3.5 Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program

supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga,

sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau

kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi

satu/bersama-sama.

Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan

permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwynn, ada tiga

belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikut

1. Kepanitiaan-kepanitiaan

2. Kerja kelompok

3. Laboratorium kurikulum

4. Baca terpimpin

5. Demonstrasi pembelajaran

28
6. Darmawisata

7. Kuliah/studi

8. Diskusi panel

9. Perpustakaan jabatan

10. Organisasi profesional

11. Buletin supervisi

12. Pertemuan guru

13. Lokakarya atau konferensi kelompok

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi: Tempat Penelitian, Waktu

Penelitian , Jadwal Penelitian, dan siklus PTS sebagai berikut :

A. 1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SMP Negeri Satu Atap

Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015 kecamatan Siantan Selatan kabupaten

kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau.

Pemilihan sekolah tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kompetensi guru SMP Negeri Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015

dalam menyusun rencana perlaksanaan pembelajaran (RPP) dengan lengkap.

A. 2. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran

2014 / 2015 sejak bulan Februari sampai bulan April 2015.

30
Jadwal Penelitian Tindakan Sekolah

PELAKSANA/
TAHAPAN URAIAN KEGIATAN WAKTU PENANGGUN KET
G JAWAB
1. Membangun komitmen
di sekolah sasaran . 02 feb /14
Feb 2015
Sosialisasi 2. Pembagian kerja / team Kepala sekolah
work.

Penelitian Tindakan Sekolah

Pelaksanaan PTS Putaran 1


16 s/d 28
Refleksi Putaran 1
Feb 2015
Pelaksanaan PTS Putaran 2
Pelaksanaan Kepala sekolah
Refleksi Putaran 2 09 s/d 21
Program
Maret

2015

Temu Akhir 23 Marer

2015

Penyusunan Penyusunan Laporan PTS 13 April


laporan 2015 Tim Penyusun
PTS

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini ditujukan kepada guru guru semua mata pelajaran yang

berjumlah 7 orang yaitu : 1 orang guru mata pelajaran PKn, MATEMATIKA,

SENI BUDAYA, TIK, PENJAS, BAHASA INDONESIA dan TAM

31
C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Langkah-langkah PTS seperti Gambar 1 berikut:

Refleksi-I Pengamatan/
Pengumpulan
Data-I

Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru,hasil
Tindakan-II tindakan -II
refleksi

Refleksi - II Pengamatan/
pengumpulan
Data-II

Bila permasalah Dilanjutkan ke siklus


belum berikutnya
terselesaikan

Gambar 1. Langkah-langkah PTS

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Penelitian Tindakan

Sekolah, menurut Sudarsono, F.X, (1999:2) yakni:

1. Rencana : Tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun RPP secara lengkap.

Solusinya yaitu dengan melakukan :

32
a) Wawancara dengan guru dengan menyiapkan lembar wawancara,

b) Diskusi dalam suasana yang menyenangkan dan

c) Memberikan bimbingan dalam menyusun RPP secara lengkap.

2. Pelaksanaan: Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan

kompetensi guru dalam menyusun RPP yang lengkap yaitu

dengan memberikan bimbingan berkelanjutan pada guru

sekolah binaan .

3. Pengamatan: Peneliti melakukan pengamatan terhadap RPP yang telah

dibuat untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru

dalam menyusun RPP dengan lengkap, hasil atau dampak dari

tindakan yang telah dilaksanakan oleh guru dalam mencapai

sasaran.

Selain itu juga peneliti mencatat hal-hal yang terjadi dalam

pertemuan dan angket. angket akan digunakan untuk analisis

dan komentar kemudian.

4. Refleksi: Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil

dari refleksi ini, peneliti bersama guru melaksanakan revisi atau

perbaikan terhadap RPP yang telah disusun agar sesuai dengan

rencana awal yang mungkin saja masih bisa sesuai dengan yang

peneliti inginkan.

33
A. Siklus

a.1 Perencanaan

Penelitian tindakan ini melibatkan 7 orang guru mata pelajaran yang ada di

sekolah ini. Hal ini perlu dilakukan karena masih banyak di antara mereka yang

belum pernah dibekali dengan pengetahuan tentang pengelolaan pembelajaran

sehingga mengalami kesulitan dalam menyusun perencanaan pembelajaran yang

akan dilakukan di kelas sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.Kegiatan ini

dilakukan selama 3 bulan yaitu sejak bulan Februari sampai April 2015,dan

dilakukan di sekolah dengan pengaturan waktu yang lebih fleksibel sehingga tidak

mengganggu jadwal kegiatan pembelajaran.

Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini adalah silabus yang telah

disusun bersama oleh setiap kelompok guru mata pelajaran dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sendiri oleh guru yang

bersangkutan sesuai dengan Standar kompetensi dan Kompetensi dasar pada

masing-masing mata pelajaran. RPP inilah yang menjadi bahan acuan untuk

menentukan materi pembinaan terhadap masing-masing guru, dan sekaligus

menjadi alat ukur keberhasilan penelitian.

Kegiatan ini dilakukan dalam dua siklus hingga guru dinilai memiliki

kemampuan untuk menyusun perencanaan pembelajaran yang baik. Dalam setiap

siklus supervisor melakukan pengamatan/observasi dan penilaian terhadap

perkembangan kemampuan setiap guru.

34
1.2 Tindakan dan pengamatan

1.2.1 Penelitian diawali dengan cara menyerahkan rencana pembelajaran

yang disusun sendiri sesuai dengan mata pelajaran dan standar

kompetensi masing masing kepada supervisor. Berdasarkan data

tersebut supervisor melakukan pembinaan kepada guru sesuai dengan

kesulitan masing masing guru.

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi

yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-

nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat : Tujuan

Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-

langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian

1.2.2 Guru menyusun RPP dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Contoh kepala Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

 Nama sekolah

 Mata Pelajaran

 Kelas/Semester

 Standar Kompetensi

 Kompetensi Dasar

 Indikator

 Alokasi Waktu

35
Catatan:

 RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan

 Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu

kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan

dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh

karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar

dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali

pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi

dasarnya.

a. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional

yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari

kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan

tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.

b. Mencantumkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada

materi pokok yang ada dalam silabus.

36
c. Mencantumkan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada

karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

c.1. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan

memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai

dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai

dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

d. Mencantumkan Media / Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam

silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup

sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar

dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus

dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut,

pengarang, dan halaman yang diacu.

e. Mencantumkan Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan

instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat

ituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian

37
menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang

berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

1.2.3.Selama proses penyusunan RPP, guru berdiskusi dengan

supervisor/Pembina bila menemukan masalah/kendala dalam

kegiatannya. Hasil dari kegiatan ini akan dinilai oleh Pembina

/supervisor dengan menggunakan lembar observasi penilaian untruk

memperoleh data tentang perkembangan kemampuan guru

1.3 Refleksi

Dalam kegiatan refleksi ini, Pembina/supervisor bersama dengan guru

guru melakukan diskusi tentang unsur-unsur RPP dan langkah langkah kegiatan

penyusunan dan pengembangannya.Dalam kegiatan ini juga dibicarakan berbagai

permasalahan yang dirasakan oleh para guru termasuk kendala serta manfaat yang

dirasakan terhadap perubahan kemampuan mereka dalam penyusunan RPP.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan refleksi ini akan dijadikan sebagai

bahan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian lembar

observasi selama proses tindakan penelitian oleh supervisor sehingga akan

diperoleh data kualitatif sebagai hasil penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi yang

digunakan oleh supervisor untuk mencatat perkembangan kemampuan masing

masing guru yang dibinanya selama proses penelitian ( siklus 1 dan siklus 2).

38
F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan terhadap hasil RPP guru sebagai data awal

kemampuan guru dan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembinaan

akan dianalisis secara deskriptif untuk mengukur keberhasilan proses pembinaan

sesuai dengan tujuan penelitian tindakan sekolah ini.

39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan yang dilakukan di SMP Negeri Satu Atap Telaga

Tahun Pelajaran 2014 / 2015 ini dilakukan oleh kepala sekolah melalui tehnik

supervisi akademik secara berkelompok sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan/kompetensi pedagogik guru dalam menyusun perencanaan

pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan terhadap 7 orang guru yang pernah

mengikuti pelatihan penyusunan RPP tapi belum bisa mengimplementasikan dan

guru yang jarang mengikuti pelatihan tentang penyusunan RPP maupun belum

pernah sama sekali mengikuti pelatihan penyusunan RPP sehingga dianggap

kurang kompeten dalam mengelola perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Namun demikian permasalahan dalam penelitian tindakan ini difokuskan pada

peningkatan kompetensi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan asumsi apabila guru sudah mampu menyusun RPP dengan baik, maka

setidaknya dia sudah memiliki pedoman untuk melakukan langkah-langkah

kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap 7 ( tujuh ) RPP yang

dibuat guru SMP Negeri Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015,

diperoleh informasi/data bahwa masih ada guru yang tidak melengkapi RPP-nya

dengan komponen dan sub-subkomponen RPP tertentu, misalnya komponen

indikator dan penilaian hasil belajar (pedoman penskoran dan kunci jawaban).

40
Rumusan kegiatan siswa pada komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran

masih kurang tajam, interaktif, inspiratif, menantang, dan sistematis.

Kegiatan yang dilakukan dalam 2 siklus ini, dilakukan sejak bulan februari

sampai bulan april 2015 dengan menitikberatkan pada unsur-unsur dan langkah-

langkah penyusunan RPP sebagaimana yang terlihat pada kegiatan tindakan

penelitian yang telah diuraikan pada BAB III.

B. PEMBAHASAN

1. Deskripsi Pra Siklus

Dari data awal yang diperoleh pada kegiatan penelitian, terlihat bahwa

guru masih memiliki kesulitan dalam merumuskan indikator tujuan

pembelajaran yang efektif sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar masing-masing mata pelajaran yaitu hanya 3 orang guru atau 42,86% guru

yang bisa merumuskannya dengan benar dan 4 orang atau 57,14% mampu

merumuskannya dengan benar. Di dalam pemilihan bahan ajar / materi

pelajaran 4 orang guru atau 57,14% guru telah mampu melaksanakannya. Selain

itu 3 orang guru atau 42,86% guru juga mampu dalam memilih Strategi dan

metode pembelajaran, serta menentukan teknik dan metode penilaian yang bisa

mengukur pencapaian tujuan pembelajaran. Sementara untuk media

pembelajaran dikuasai 3 orang guru atau 42,86% dan evaluasi yang

direncanakan sudah 4 orang guru atau 57,14% guru bisa melaksanakannya.

Namun dalam penentuan kegiatan pembelajaran belum terinci langkah-langkah

dan alokasi waktu yang dibutuhkan.

41
Di bawah ini dapat kita lihat pada grafik kemampuan guru pada awal

kegiatan :

Grafik 1

Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP

60 57.14 57.14 57.14

50
42.86 42.86
40
30
20
10 %
4 4 3 3 4
Guru
0 0
n n n n i
ra ra ra ra as
ja ja ja ja alu
la ela ela la Ev
be i P b be
em er em em
P at e P
ia
P
an /M od ed
uju ar et
T
elaj i/M
M
B eg
n t
ha r a
Ba St

Berdasarkan pada data tersebut, maka dilakukan tindakan pada siklus 1

dengan titik berat pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dengan cara

memberikan penjelasan contoh-contoh yang relevan.

2. Deskripsi Siklus I

Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi seperti berikut ini.

1. Perencanaan ( Planning )

a. Membuat format/instrumen penilaian RPP

b. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP siklus I dan II

c. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP dari siklus ke siklus

42
2. Pelaksanaan (Acting)

Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian hasil dari setiap

komponen RPP belum sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti. Hal itu

dibuktikan dengan masih adanya komponen RPP yang belum dibuat oleh guru.

5 ( lima ) dala beberapa sub komponen RPP yakni: 1) Tujuan Pembelajaran, 2)

Bahan Ajar/Materi Pembelajaran, 3) Strategi/Metode Pembelajaran, 4) Media

Pembelajaran , dan 5) Evaluasi. Hasil pengamatan pada siklus kesatu dapat

dideskripsikan berikut ini:

Pengamatan dilaksanakan Senen, 16 Februari 2015, terhadap 7 (tujuh)orang

guru SMP Negeri Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015. Semuanya

menyusun RPP, tapi masih ada guru yang belum melengkapi RPP-nya baik

dengan komponen maupun sub-sub komponen RPP tertentu. Dua orang tidak

melengkapi RPP-nya dengan komponen sub indikator dari tujuan

pembelajaran. Untuk komponen evaluasi, dapat dikemukakan sebagai berikut.

- Satu orang tidak melengkapinya dengan teknik, bentuk instumen, soal,

pedoman penskoran, dan kunci jawaban.

- Satu orang tidak melengkapinya dengan soal, pedoman penskoran, dan

kunci jawaban.

- Satu orang tidak melengkapinya dengan pedoman penskoran dan kunci

jawaban.

Pada akhir kegiatan siklus 1 diperoleh peningkatan kemampuan guru pada

5 ( lima ) komponen RPP yakni: 1) Tujuan Pembelajaran, 2) Bahan Ajar/Materi

Pembelajaran, 3) Strategi/Metode Pembelajaran, 4) Media Pembelajaran , dan 5)

43
Evaluasi sebagai berikut: Pada siklus pertama semua guru (7 orang SMP Negeri

Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015 .

Dari hasil data pengamatan pada siklus I ini yang diperoleh pada kegiatan

penelitian, terlihat bahwa guru masih memiliki kesulitan dalam merumuskan

indikator tujuan pembelajaran yang efektif sesuai dengan Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar masing-masing mata pelajaran yaitu berkurang menjadi 2

orang guru atau 28,57% guru, dan yang bisa merumuskannya dengan benar 5

orang atau 71,43% mampu merumuskannya dengan benar. Di dalam pemilihan

bahan ajar / materi pelajaran masih 4 orang guru atau 57,14% guru telah

mampu melaksanakannya. Selain itu ada peningkatan pada memilih Strategi dan

metode pembelajaran, serta menentukan teknik dan metode penilaian yang bisa

mengukur pencapaian tujuan pembelajaran yang sebelumnya hanya 3 orang guru

atau 42,86% menjadi 4 orang guru atau naik menjadi 57,14. Sementara untuk

media pembelajaran dikuasai masih 3 orang guru atau 42,86% dan evaluasi

yang direncanakan meningkat menjadi 5 orang guru atau 71,43% guru bisa

melaksanakannya. Namun dalam penentuan kegiatan pembelajaran belum terinci

langkah-langkah dan alokasi waktu yang dibutuhkan.

Di bawah ini dapat kita lihat pada grafik kemampuan guru pada siklus I :

44
Grafik 2

Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP

80 71.43 71.43
70
60 57.14 57.14
50 42.86
40
30
20
5 5 %
10 4 4 3
Guru
0
0
i
an ra
n
ra
n
ra
n as
ar a a a lu
elaj ela
j
ela
j laj
Ev
a
b i P b be
em er em em
P at e P
ia
P
an /M od ed
uju ar et
T
elaj i/M
M
B eg
n t
ha r a
Ba St

Berdasarkan pada data tersebut, maka dilakukan tindakan pada siklus I

dengan titik berat pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dengan cara

memberikan penjelasan contoh-contoh yang relevan sehingga dapat meningkatkan

kemampuan guru didalam penyusunan RPP ini dengan target minimal 70% pada

siklus II.

3. Deskripsi Siklus 2

Pengamatan siklus 2 ini dilaksanakan Senen, 09 Maret 2015, terhadap 7

(tujuh)orang guru SMP Negeri Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

Semuanya menyusun RPP, tapi guru sudah hampir melengkapi RPP-nya dengan

baik dengan komponen maupun sub-sub komponen RPP tertentu. beberapa orang

sudah melengkapi RPP-nya dengan komponen sub indikator dari tujuan

pembelajaran maupun beberpa kompenen lainnya walaupun masih ada guru

45
yang masih belum memahami di dalam sub kompenen dari Strategi/metode

pembelajaran sebagai berikut:

- Ada guru yang belum menentukan Kompetensi dasar dari tujuan

pembelajarannya.

- Belum memahami pemilihan metode yang sesuai dengan materi yang di

ajarkan.

Pada akhir kegiatan siklus 2 diperoleh peningkatan kemampuan guru pada

5 ( lima ) komponen RPP yakni: 1) Tujuan Pembelajaran, 2) Bahan Ajar/Materi

Pembelajaran, 3) Strategi/Metode Pembelajaran, 4) Media Pembelajaran , dan 5)

Evaluasi sebagai berikut: Pada siklus pertama semua guru (7 orang SMP Negeri

Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015 .

Dari hasil data pengamatan pada siklus 2 ini yang diperoleh pada kegiatan

penelitian, terlihat bahwa guru mulai bisa merumuskan indikator tujuan

pembelajaran yang efektif sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar masing-masing mata pelajaran yaitu yang bisa merumuskannya dengan

benar 6 orang atau 85,71% mampu merumuskannya dengan benar. Di dalam

pemilihan bahan ajar / materi pelajaran masih 5 orang guru atau 71,43% guru

telah mampu melaksanakannya. Selain itu tidak ada peningkatan pada memilih

Strategi dan metode pembelajaran, serta menentukan teknik dan metode

penilaian yang bisa mengukur pencapaian tujuan pembelajaran yang sebelumnya

hanya 4 orang guru atau 57,14% tetap menjadi 4 orang guru atau 57,14% dan

tidak terjadi peningkatan pada siklus ke – 2 ini. Sementara untuk media

pembelajaran dikuasai masih 5 orang guru atau 71,43% atau terjadi peningkatan

46
sekitar 28,57%, dan evaluasi yang direncanakan meningkat tetap 5 orang guru

atau 71,43% guru bisa melaksanakannya.

Di bawah ini dapat kita lihat pada grafik kemampuan guru pada siklus II :

Grafik 3

Kemampuan Guru dalam Penyusunan RPP

90 85.71
80 71.43 71.43 71.43
70
60 57.14
50
40
30
20
6 %
10 5 4 5 5
Guru
0
0
i
an an an an as
aj ar ajar ajar ajar la u
l l l l Ev
be Pe be be
m ri m m
Pe ate Pe Pe
an r/
M de ed
ia
uju ja eto M
T la M
Be egi/
n t
ha ra
Ba St

Berdasarkan pada data tersebut, maka dilakukan tindakan pada siklus II

dengan titik berat pada kesulitan-kesulitan yang dihadapi, dengan cara

memberikan penjelasan contoh-contoh yang relevan sehingga dapat meningkatkan

kemampuan guru didalam penyusunan RPP ini telah mampu mencapai target

minimal 70%. Yaitu dari keseluruhan nilai akhir menjadi 71,43%

Dari data yang dikumpulkan sebelum dan selama proses penelitian

tindakan, kita dapat melihat adanya peningkatan kemampuan guru pada masing-

masing komponen perencanaan pembelajaran, sebagai berikut:

47
1. Pada komponen Perumusan indikator tujuan pembelajaran, terlihat

peningkatan dari 57,14% pada kemampuan awal, menjadi 71,43% pada

siklus 1 dan meningkat menjadi 85,71% pada akhir kegiatan, seperti

yang tampak pada grafik berikut:

Grafik 4

Peningkatan kemampuan dalam Perumusan Tujuan Pembelajaran

85.71
90

80 71.43
70
57.14
60

50 %
Guru
40
0
30

20
4 5 6
10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

2. Pada Komponen Penentuan bahan dan materi pembelajaran, terdapat

peningkatan kemampuan dari 57,14% menjadi 57,14% setelah siklus 1

dan lebih menguat menjadi 71,43% setelah siklus 2, untuk lebih

jelasnya dapat kita lihat pada grafik berikut:

48
Grafik 5

Peningkatan Kemampuan dalam Penentuan Bahan dan Materi

Pembelajaran

80 71.43
70
57.14 57.14
60

50
%
40 Guru
0
30

20

10 4 4 5

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

3. Dalam Komponen Pemilihan Strategi dan metoda pembelajaran, yang

didalamnya memuat langkah-langkah pembelajaran dan penentuan

alokasi waktu yang digunakan,terlihat adanya peningkatan yang

signifikan dari yang semula hanya 42,86% menjadi 57,14% pada siklus

1 dan meningkat lagi menjadi 57,14% setelah siklus 2. Gambarannya

dapat kita lihat pada grafik berikut ini:

49
Grafik 6

Peningkatan kemampuan dalam Penentuan Strategi dan Metode


Pembelajaran
57.14 57.14
60

50
42.86

40

%
30 Guru
0
20

10 6
3 4

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

4. Meskipun terlihat adanya peningkatan yang cukup tajam, dalam

komponen pemilihan Media dan alat pembelajaran juga terdapat

adanya peningkatan dari 42,86% pada awal kegiatan dan 42,86%

setelah siklus 1, menjadi 71,43% setelah siklus 2.

50
Grafik 7

Peningkatan Kemampuan dalam Pemilihan Media dan Alat Pembelajaran

80 71.43
70

60

50 42.86 42.86
%
40 Guru
0
30

20
6
10 3 3

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

5. Peningkatan yang cukup signifikan juga dapat kita lihat pada komponen

perencanaan evaluasi pembelajaran. Dari yang semula hanya 57,14%

pada awal kegiatan, menjadi 71,43% pada akhir siklus 1 dan berhasil

mencapai 71,43% pada akhir siklus 2. Untuk lebih jelasnya kita dapat

melihat gambarannya dalam grafik berikut ini:

51
Grafik 8

Peningkatan kemampuan dalam Perencanaan Evaluasi Pembelajaran

80 71.43 71.43
70
57.14
60

50
%
40 Guru
0
30

20

10 4 5 5

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindakan

sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh

kepala sekolah terhadap 7 (tujuh) orang guru berhasil meningkatkan kompetensi

pedagogik mereka dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran. Hal ini

dimungkinkan karena adanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah sebagai

supervisor dengan para guru tersebut, yang didukung oleh adanya motivasi dan

bimbingan dari kepala sekolah sehingga para guru memiliki antusiasme yang

besar untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka masing-masing dalam

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang efektif.

6. Peningkatan kemampuan pedagogik guru di dalam penyasunan RPP

melalui supervisi akademik kepala sekolah dari pra siklus sampai tiap –

tiap siklus dapat kita lihat yang semula hanya rata – rata 51,43% pada

52
awal kegiatan, menjadi 60% pada akhir siklus 1 dan berhasil mencapai

71,43% pada akhir siklus 2. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat

gambarannya dalam grafik berikut ini:

Grafik 9

Rata – rata peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II

80 71.43
70
60
60 51.43
50

40

30

20

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari Proses Penelitian Tindakan sekolah yang di lakukan di SMP Negeri

Satu Atap Telaga Tahun Pelajaran 2014 / 2015 yang berjudul Meningkatkan

Kompetensi Pedagogik Guru dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala sekolah dapat disimpulkan

bahwa :

1. Supervisi Akademik kepala sekolah dapat meningkatkan

kompetensi pedagogik guru SMP Negeri Satu Atap Telaga Tahun

Pelajaran 2014 / 2015 dalam menyusun RPP. Hal itu dapat

dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan

bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun

RPP dari siklus ke siklus . Pada Pra siklus nilai rata-rata komponen

RPP 51,43% , pada siklus I 60% dan pada siklus II menjadi

71,43%. Jadi, terjadi peningkatan 20% pada akhir siklus II.

2. Pada komponen Perumusan indikator tujuan pembelajaran, terlihat

peningkatan dari 57,14% pada kemampuan awal, menjadi 71,43%

pada siklus 1 dan meningkat menjadi 85,71% pada akhir kegiatan

3. Pada Komponen Penentuan bahan dan materi pembelajaran,

terdapat peningkatan kemampuan dari 57,14% menjadi 71,43%

setelah siklus 1I .

54
4. Dalam Komponen Pemilihan Strategi dan metoda pembelajaran,

yang didalamnya memuat langkah-langkah pembelajaran dan

penentuan alokasi waktu yang digunakan,terlihat adanya

peningkatan yang tidak terlalu signifikan dari yang semula hanya

42,86% menjadi 57,14% setelah siklus 2.

5. Meskipun terlihat adanya peningkatan yang cukup tajam, dalam

komponen pemilihan Media dan alat pembelajaran juga terdapat

adanya peningkatan dari 42,86% pada awal kegiatan 71,43%

setelah siklus 2.

6. Peningkatan yang cukup signifikan juga dapat kita lihat pada

komponen perencanaan evaluasi pembelajaran. Dari yang semula

hanya 57,14% pada awal kegiatan, menjadi 71,43% pada akhir

siklus 2.

7. Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian

tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik

yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 7 (tujuh) orang guru

berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik mereka dalam

menyusun Perencanaan Pembelajaran.

A. SARAN

1. Kegiatan supervisi akademik sangat baik dilakukan untuk

membina guru meningkatkan kompetensinya. Sebaiknya kegiatan

ini dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan.

55
2. Sebaiknya pembinaan ini dilanjutkan dengan supervisi akademik

dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur kemampuan

guru dalam mengimplementasikan rencana pembelajaran yang

telah disusunnya.

3. Sebaiknya supervisi juga dilakukan terhadap semua guru secara

bergilir dan menyangkut seluruh aspek kemampuan/ kompetensi

guru seperti yang disyaratkan dalam permendiknas no 16 tahun

2007.

56
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982. Alat Penilaian Kemampuan


Guru: Buku I. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
______. 1982. Panduan Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru.Jakarta: Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru.
______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Hubungan antar Pribadi.Buku III.
Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Prosedur Mengajar. Buku II. Jakarta:
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
Pidarta, Made . 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis,
Jakarta : Diknas
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP
Makasar, Maret 2005
Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan
dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru,
11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang.
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
PT Bumi Aksara
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan
Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi
Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Supardi, iwan, S.Pd,2010 upaya meningkatkan kompetensi guru di dalam
menyusun RPP dengan bimbingan supervisi berkelanjutan di SMP
Tunas swasta.kalimantan barat.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua

57
LAMPIRAN -

LAMPIRAN

58
Lampiran 1 :

Format yang digunakan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) seperti terlihat di bawah ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SMP : ...................................

Mata Pelajaran : ...................................

Kelas/Semester : ...................................

Standar Kompetensi : ...................................

Kompetensi Dasar : ...................................

Indikator : ...................................

Alokasi Waktu : ..... x 40 menit (… pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

B. Materi Pembelajaran

C. Metode Pembelajaran

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Pertemuan 2

dst

E. Sumber Belajar

F. Penilaian

59
Lampiran 2 : Instrument Penelitian RPP

FORMAT 1

INSTRUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Guru : ………………………………..

Sekolah : ………………………………..

Kelas, Semester : ………………………………..

Mata Pelajaran : ………………………………..

Kompetensi Dasar : ………………………………..

………………………………..

Hari, Tanggal : ………………………………..

KRITERIA NILAI
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4

Merumuskan indikator hasil belajar dengan


1
tepat

2 Menggunakan tofik/ tema dalam kurikulum

3 Menentukan cara untuk mencapai tujuan

Menentukan langkah-langkah kegiatan dalam


4
mencapai tujuan kegiatan

Menentukan alokasi waktu pada kegiatan


5
yang dilaksanakan

Menentukan pengelompokkan arah dalam


6
pelaksanaan kegiatan

60
Menentukan media pembelajaran dalam
7
mencapai tujuan

Menentukan alat pembelajaran sesuai dengan


8
tujuan

Menentukan alat penialaian sesuai dengan


9
tujuan

Jumlah Nilai riil =

…………………………………

Jumlah Nilai Ideal = 36 KLASIFIKASI

Nilai Persentasi = ………………………

………………………………..% ………..

A : Baik Sekali : 76 % - 100 % SARAN PEMBINAAN

B : Baik : 56 % - 75 %

C : Cukup : 26 % - 55 %

D : Kurang : 0 % - 25 %

………………………………………………………………..

………………………………………………………………..

………………………………………………………………..

………………………………

………………………..

Guru Mata Pelajaran

61
Format 2

Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

(Skala Nilai 1 – 4)

Nama Guru : ..............................................................

Mata Pelajaran : ..............................................................

Pokok Materi : ..............................................................

Kelas/Semester : ..............................................................

Nilai

No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 Siklus 2

1 Tujuan Pembelajaran

a. Standar Kompetensi

b. Indikator

c. Ranah Tujuan (komprehenship)

d. Sesuai dengan Kurikulum

2 Bahan Belajar/Materi Pelajaran

a. Bahan belajar mengacu/sesuai dengan tujuan

b. Bahan belajar disusun secara sistematis

c. Menggunakan bahan belajar sesuai dengan

kurikulum

d. Memberi Pengayaan

62
3 Strategi/Metode Pembelajaran

a. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan

b. Pemilihan metode disesuaikan dengan materi

c. Penentuan langkah-langkah proses

pembelajaran berdasarkan metode yang

digunakan

d. Penataan alokasi waktu proses pembelajaran

sesuai dengan proporsi.

e. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan

kemampuan siswa.

f. Memberi pengayaan

4 Media Pembelajaran

a. Media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

b. Media disesuaikan dengan materi pembelajaran

c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas

d. Media disesuaikan dengan jenis evaluasi

e. Media disesuaikan dengan kemampuan guru

f. Media disesuaikan dengan kebutuhan dan

perkembangan siswa

5 Evaluasi

a. Evaluasi mengacu pada tujuan

b. Mencantumkan bentuk evaluasi

63
c. Mencantumkan jenis evaluasi

d. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang

tersedia

e. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi

Total Nilai

Nilai RPP (R)

Kriterai Penilaian:

Nilai 4 jika semua deskriptor tampak

Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang tampak

Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang tampak

Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang tampak

Nilai 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak

64
ANGKET YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI

NAMA GURU :
ASAL SEKOLAH :
ALAMAT SEKOLAH :

1. Guru wajib memiliki Standar proses dan standar penilaian


a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

2. Guru berkewajiban membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

3. Rencana Pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam


mengajar
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

4. Dalam penyusunan RPP paling sedikit memuat lima komponen yaitu


tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber
belajar dan penilaian hasil belajar
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

5. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang


diharapkan dicapai oleh peserta didik
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju

65
d. Sangat tidak setuju

6. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsif dan prosedur yang relevan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

7. Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari setiap indikator dan


kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

8. Sumber belajar didasarkan pada SK, KD, Materi ajar, kegiatan


pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

9. Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaian


a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

10. Komponnen penilaian dilengkapi dengan soal, pedoman penskoran dan


kunci jawaban
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
11. RPP yang sudah dibuat perlu direvisi apabila tidak dapat
dilaksanakan di kelas
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju

66
KETERANGAN :
Kolom komponen/aspek motivasi diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut :
STS = Sangat tidak setuju, skor 1
TS = Tidak setuju skor 2
S = Setuju skor 3
ST = Sangat setuju skor 4

67

Anda mungkin juga menyukai