Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN OJL

PELATIHAN KURIKULUM
NASIONAL
BAGI KEPALA SEKOLAH
(In service learning 2)

OLEH
Drs. Noor Kholiq, M.Pd.
SMAN 1 Pecangaan
Kab. Jepara
IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Pecangaan
Status : Negeri
Alamat : Jl Raya Pecangaan-Jepara
Desa : Pecangaan Kulon
Kabupaten : Jepara
Propinsi : Jawa Tengah
No. Telp : (0291) 755218
TUJUAN

Tujuan umum
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 adalah
meningkatkan kompetensikepala sekolahdalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, khususnya
dalam mengimplementasiakan kurikulum
secara efektif dan efisien
Lanjutan….
Tujuan khusus pelatihanIn Service Learning 2 ini adalah agar
Kepala Sekolah mampu:
• Memahami konsep dan perkembangan implementasi Kurikulum
2013 sesuai dengan kebijakan dan pembaharuan kurikulum dari
berbagai aspek.
• Melakukan supervisi pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan
karakteristik Kurikulum 2013;
• Meningkatkan kemampuan dalam mengelola kurikulum secara
komprehensif di sekolah.
D. Ruang Lingkup
(1) Manajemen Perubahan,
Pengembangan Budaya Sekolah, dan
Kepemimpinan Pembelajaran, (2) Manajemen
Implementasi Kurikulum 2013, (3) Evaluasi Diri
Sekolah, (4) Supervisi Manajerial dan Akademik,
(5) Pengembangan Intrakurikuler dan
Ekstrakurikuler, (6) Kemitraan Sekolah, dan (7)
PK, SKP, PKB.
1.Manajemen Perubahan, Pengembangan Budaya Sekolah, dan
Kepemimpinan Pembelajaran, meliputi :

Kendala:
a.Mengubah budaya guru karena mindset guru masih banyak yang
berparadigma lama.
b.Adanya perbedaan dan kesenjangan antara hasil pengamatan
langsung dan tidak terjadwal dengan hasil supervisi akademik.

Cara pemecahannya:
a.Sekolah mengadakan program yang jelas dan sosialisasi yang intens
serta pengawasan dalam pelaksanaan yang terus menerus.
b.Memberikan pengarahan dan motivasi kepada guru secara intensif
tentang pentingnya melaksanakan proses pembelajaran dengan
langkah-langkah strategi ilmiah
 
 
2. Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 meliputi :
Kendala:
a. KTSP sudah jadi dan sudah diimplementasikan dalam PBM
Sekolah bisa mengakomodasi peminatan MIA , IS, dan BHS
b. Untuk mapel lintas peminatan masih berorientasi pada kebutuhan guru, belum
sepenuhnya mendasarkan pada bakat minat dan keinginan siswa.
c. Adanya perubahan standar penilaian pada kurikulum 2013 yang begitu cepat tanpa
sosialisasi yang memadai.
Cara pemecahannya:
a. Hasil analisis tidak langsung diimplementasikan dalam KTSP akan tetapi sebagai
bahan perbaikan dan penyempurnaan tahun pelajaran berikutnya.
b. Mengakomodasi siswa yang memiliki minat memperdalam bahasa asing, sekolah
menyediakan mata pelajaran lintas peminatan untuk mata pelajaran bahasa Inggris
dan bahasa Perancis.
c. Mengadaakan sosialisasi secara instensif dengan mengadakan IHT tentang
penilaian.
3. Evaluasi Diri Sekolah meliputi:

Kendala:
- Aplikasi baru dengan indakator agak berbeda.
- Rekomendasi kurang operasional
- Adanya keterbatasan dari sisi anggaran
- Adanya keterlambatan waktu.

Upaya pemecahannya:
-Sekolah menyesuaikan diri dengan indikator baru yang dinilai lebih lengkap.
- Sekolah membentuk tim untuk mengisi EDS dan menafsirkan rekomendasi.
- Untuk menyikapi keterbatasan anggaran, sekolah mengambil langkah mencatat
poin-poin penting untuk dijadikan bahan penyusunan RKAS tahun mendatang.
- Pengisian EDS dilaksanakan di awal tahun pelajaran sebagai bahan penyusunan RKS.
4. Supervisi Manajerial dan Akademik meliputi:

Kendala:
- Padatnya jadwal/waktu untuk mengadakan supervisi akademik karena kewajiban
mengajar untuk syarat terpenuhinya sertifikasi guru.
- Belum tersedianya supervisor yang berlatar belakang sama dengan yang disupervisi.
- Adanya anggapan bahwa supervisi akademik adalah kebutuhan sekolah/kepala
sekolah untuk menilai guru.

Cara pemecahannya:
- Sekolah menyusun Tim supervisor dan menyusun jadwal dengan mengakomodasi
guru.
- Sekolah tetap mengusahakan supervisor sesuai dengan mata pelajaran guru yang
disupervisi atau paling tidak mata pelajaran sejenis atau serumpun.
- Kepala sekolah selalu memberikan pemahaman bahwa kegiatan supervisi akademik
adalah kebutuhan guru bukan semata-mata kebutuhan sekolah/kepala sekolah.
5. Pengembangan Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler meliputi:

Kendala:
- Belum semua guru mampu menganalisis keterkaitan KD dengan kegiatan – kegiatan
ekstrakurikuler
- Pembina/pelatih dari luar sehingga tidak memahami kompetensi mapel yang sesuai.
Cara pemecahannya:
- Sekolah mengadakan sosialisasi dan pembinaan cara menganalisis keterkaitan KD dan
kegiatan ekstrakurikuler.
-Sekolah mengadakan sosialisasi dan pembinaan penyusunan pengembangan analisis
kesesuaian kompetensi dasar mapel.

6. Kemitraan Sekolah meliputi:


Kendala:
- Program sekolah sudah jadi
- Keterbatasan anggaran
Cara pemecahannya:
- Hasil analisis dijadikan sebagai bahan untuk menyusun program yang akan dilakukan atau
untuk tahun berikutnya.
-Menyusun program untuk tahun yang akan datang disertai dengan kebutuhan
anggarannya.
 
 
7. PK, SKP, PKB:

Kendala:
- Saat sekarang ada beberapa versi perancangan SKP dan belum adanya standar .
-Belum adanya pemanfaatn SKP secara riil untuk instansi vertikal terkait dan masih
terkesan bersifat formalitas.

Cara pemecahannya:
- PKG diintegrasikan dengan kegiatan supervisi akademik, yang dilakukan sebanyak
dua kali dalam satu tahun pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai