Pemerintah Indonesia sangat serius meningkatkan taraf pendidikan bangsa Indonesia dengan
terus mengupayakan agar pendidikan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat
Indonesia terutama dari masyarakat miskin dan rentan kemiskinan. Program Keluarga Harapan
(PKH) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dimaksudkan untuk mengamankan upaya jangka
panjang guna memutus rantai kemiskinan dengan memastikan masyarakat miskin bisa
mengakses pendidikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga mutu sumber daya
manusia Indonesia terus meningkat dan mampu bersaing dalam era masyarakat global.
Upaya peningkatan kualitas pengelolaan program BSM menjadi prioritas Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan meningkatkan ketepatan sasaran siswa penerima
bantuan, ketepatan jumlah bantuan yang diterima oleh siswa, dan ketepatan waktu penyaluran
bantuan. Salah satu upaya tersebut dilakukan melalui penjaringan data siswa dari rumah
tangga miskin dan peningkatan satuan biaya bantuan serta percepatan penyaluran dana
bantuan.
Berkolaborasi dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berusaha melakukan penjaringan data siswa calon
penerima berbasis rumah tangga melalui mekanisme Kartu Perlindungan Sosial (KPS) untuk
meningkatkan ketepatan penerima bantuan. Sementara itu, upaya ketepatan jumlah dilakukan
melalui tambahan manfaat penerima BSM. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas, 2009) biaya personal per siswa idealnya mencapai Rp. 1,6 juta/siswa/tahun
sedangkan satuan biaya BSM baru sebesar Rp. 1 juta/siswa/tahun, sehingga satuan biaya
bantuan perlu ditingkatkan. Sedangkan ketepatan waktu penyaluran bantuan diupayakan
melalui percepatan penyaluran dana bantuan.
Melalui program BSM SMA APBN Tahun 2014, dialokasikan dana BSM untuk 425.033 siswa
dengan satuan biaya per siswa sebesar Rp. 1.000.000 dengan total alokasi dana sebesar Rp.
425.033.000.000. Bantuan akan disalurkan langsung oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan SMA ke siswa penerima bantuan.
Kebijakan keberpihakan Pemerintah terhadap masyarakat miskin ini akan dapat berjalan
dengan baik, apabila didukung komitmen yang kuat dari para pengelola yang mengatur
mekanisme program, pengelolaan anggaran, pembagian tugas masing-masing instansi terkait,
dan pengawasan pelaksanaan program BSM. Petunjuk Teknis BSM SMA APBN Tahun 2014 ini
akan memandu para pengelola BSM di provinsi, kabupaten/kota, dan Sekolah dalam
melaksanakan tugasnya.
Materi pada pedoman ini merupakan hasil evaluasi lapangan, diskusi yang intensif dengan
pemangku kebijakan pendidikan dalam berbagai kesempatan. Namun demikian, kami
menyadari bahwa buku ini masih memerlukan penyempurnaan secara terus menerus. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami perlukan.
i
ii
DISKRIPSI PROGRAM
3. SASARAN DAN NILAI : Jumlah sasaran siswa BSM SMA APBN Tahun 2014
BANTUAN adalah 425.033 siswa dengan alokasi dana sebesar
Rp. 425.033.000.000,-. Alokasi pada Direktorat
Pembinaan SMA sesuai Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA). Ketentuan distribusi bantuan
sebagai berikut:
1. Siswa kelas X dan XI tahun pelajaran
2013/2014 diberikan selama 12 bulan;
2. Siswa kelas XII tahun pelajaran 2013/2014
diberikan selama 6 bulan;
3. Siswa kelas X tahun pelajaran 2014/2015
diberikan selama 6 bulan.
iii
4. PEMANFAATAN : Membantu kebutuhan pribadi siswa antara lain
untuk:
a. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;
b. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah
(sepatu, tas, dll);
c. Biaya transportasi siswa ke sekolah;
d. Uang saku siswa ke sekolah;
e. Biaya kursus/les tambahan.
iv
6. JADWAL :
Catatan :
Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kondisi yang ada.
v
vi
DAFTAR ISI
Pengantar i
Deskripsi Program iii
Daftar isi vii
Daftar Lampiran ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Landasan Hukum 3
D. Sasaran dan Besaran Dana 4
E. Persyaratan Penerima BSM SMA APBN Tahun 2014 5
vii
BAB VI. PENGAWASAN DAN SANKSI
A. Pengawasan 17
B. Sanksi 17
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Formulir 1 : Daftar Usulan Siswa Calon Penerima BSM SMA APBN 2014 Pemilik
Kartu Perlindungan Sosial (Formulir Rekap Kartu Sekolah)
Formulir 2 : Daftar Usulan Siswa Calon Penerima BSM SMA APBN 2014 (Formulir
Rekap Usulan Sekolah)
Formulir 3 : Rekapitulasi Usulan Siswa Calon Penerima BSM SMA APBN 2014 Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota (Formulir Rekap Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota)
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
kemiskinan provinsi. Semakin miskin suatu provinsi cenderung semakin rendah
APK-nya.
Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan, khususnya pada kelompok
masyarakat miskin adalah tingginya biaya pendidikan, baik biaya langsung
maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi antara lain, iuran sekolah, buku,
pakaian/seragam, dan alat tulis, sementara biaya tidak langsung meliputi antara
lain biaya transportasi, uang saku, dan biaya lain-lain. Sebagai perbandingan,
besarnya biaya pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA sekitar 2,4 kali lipat dan
4,4 kali lipat dari biaya jenjang pendidikan SD/MI. Keadaan tersebut tentu sangat
berpengaruh pada rendahnya angka partisipasi pendidikan penduduk miskin,
terutama disebabkan oleh banyak siswa putus sekolah dan angka tidak
melanjutkan hingga ke jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan data Survey
SUSENAS BPS mengungkapkan bahwa 75,7% angka putus sekolah disebabkan
oleh alasan ekonomi, baik karena tidak memiliki biaya (67%), maupun karena
anak harus bekerja (8,7%).
Hal tersebut jelas mengungkapkan bahwa penduduk miskin tidak akan mampu
menjangkau pendidikan jika tidak dibantu oleh Pemerintah. Pemerintah tidak
tinggal diam dalam menghadapi masalah ini. Beberapa kebijakan yang berpihak
pada siswa miskin (pro poor policy) telah dijalankan. Kebijakan tersebut pada
intinya bertujuan untuk meningkatkan akses siswa miskin terhadap layanan
pendidikan.
B. TUJUAN
Tujuan dari program ini antara lain:
1. Menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah
dengan membantu mereka memperoleh pendidikan yang lebih baik;
2. Mencegah siswa miskin SMA dari kemungkinan putus sekolah akibat
kesulitan biaya pendidikan dan menarik siswa miskin untuk bersekolah;
3. Memberi peluang bagi lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dari keluarga
kurang mampu secara ekonomi untuk mengikuti pendidikan di Sekolah
Menengah Atas (SMA);
4. Memberikan peluang dan kesempatan yang lebih besar kepada siswa miskin
SMA memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan;
5. Mendukung ketercapaian tujuan program Pendidikan Menengah Universal
(PMU).
2
C. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam pelaksanaan Program BSM APBN Tahun 2014
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang
Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009 untuk SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK, dan SDLB;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 dan
perubahannya;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 81/PMK.05/2012
tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian/Lembaga;
11. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor Per-16/PB/2012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Dana Bantuan Siswa Miskin dan
Beasiswa Bakat dan Prestasi;
12. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Tahun 2014;
13. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Tahun 2010-
2014;
14. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Direktorat
Pembinaan SMA Tahun 2014 Nomor DIPA-023.12.1.666049-2014 tanggal 5
Desember 2013 beserta revisinya.
3
D. SASARAN DAN ALOKASI ANGGARAN
Jumlah sasaran siswa BSM APBN Tahun 2014 adalah 425.033 siswa dengan
alokasi dana sebesar Rp. 425.033.000.000,-. Alokasi pada Direktorat Pembinaan
SMA sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Ketentuan distribusi
bantuan sebagai berikut:
1. Siswa kelas X dan XI tahun pelajaran 2013/2014 diberikan selama 12 bulan;
2. Siswa kelas XII tahun pelajaran 2013/2014 diberikan selama 6 bulan;
3. Siswa kelas X tahun pelajaran 2014/2015 diberikan selama 6 bulan.
4
BAB II
MEKANISME PELAKSANAAN
5
5) Siswa SMA yang berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban
PHK dari Rumah Tangga Sangat Miskin;
Selanjutnya, memasukkan nama-nama usulan siswa penerima BSM
APBN Tahun 2014 ke Formulir Rekap Usulan Siswa/FUS (Formulir 2).
c. Kepala Sekolah dan Komite Sekolah menyerahkan Rekap Sekolah
(Formulir 1, dan Formulir 2) kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
6
b. Apabila jumlah siswa calon penerima BSM SMA APBN Tahun 2014 yang
diusulkan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melebihi/kurang dari kuota
yang ditetapkan, Direktorat Pembinaan SMA dapat menambahkan atau
mengurangi jumlah siswa calon penerima namun tetap
memprioritaskan siswa pemegang kartu KPS sebagai calon penerima
bantuan.
7
JADWAL PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SMA APBN Tahun 2014
FEBRUARI MARET 2014 APRIL 2014 JULI 2014 AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
2014 2014 2013 2014 2014 2014
Identifikasi dan
Sosialisasi KPS untuk
Siswa Calon Penerima Pelaporan oleh Lembaga
Pengiriman dan penyalur Pengiriman dan penyalur
BSM Penyalur
dana BSM dana BSM
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Penetapan siswa Penetapan siswa Pemantauan dan Evaluasi
Petunjuk
penerima dana BSM APBN penerima dana BSM APBN
Teknis BSM
2014 2014
APBN 2014
8
D. PENGAMBILAN DANA BSM SMA APBN TAHUN 2014
Pengambilan dana BSM SMA APBN Tahun 2014 dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 dapat diambil oleh siswa setelah
menerima pemberitahuan dari Direktorat Pembinaan SMA dan/atau
Lembaga Penyalur.
2. Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 diambil langsung oleh siswa penerima
bantuan dengan syarat:
a. Menunjukkan tanda pengenal siswa (kartu pelajar, foto copy raport,
surat keterangan kepala sekolah yang bersangkutan);
b. Siswa yang bersangkutan termasuk dalam Surat Keputusan Siswa
Penerima Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 yang diinformasikan oleh
Direktorat Pembinaan SMA dan/atau Lembaga Penyalur setempat;
c. Menandatangani bukti penerimaan dana BSM SMA APBN Tahun 2014
yang disediakan oleh Lembaga Penyalur setempat.
3. Bagi siswa yang berada di daerah yang sulit untuk mengakses ke Lembaga
Penyalur (tidak ada Kantor Lembaga Penyalur di kecamatan sekolah berada
atau biaya transport pengambilan lebih besar dari bantuan yang akan
diterima), maka pengambilan dana bantuan dapat dikuasakan kepada
Kepala Sekolah/Bendahara Sekolah dengan syarat:
a. Surat kuasa kolektif dari siswa penerima BSM SMA APBN Tahun 2014
telah ditandatangani oleh siswa bersangkutan;
b. Penerima kuasa kolektif adalah Kepala Sekolah/Bendahara Sekolah
dengan diketahui oleh Komite Sekolah;
c. Kepala Sekolah/Bendahara Sekolah selaku penerima kuasa harus segera
menyerahkan dana BSM SMA APBN Tahun 2014 kepada siswa yang
bersangkutan selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah dana diterima.
Siswa menandatangani daftar penerimaan BSM SMA APBN Tahun 2014
sebagai bukti penerimaan dari Kepala Sekolah.
9
E. PEMANFAATAN, PEMBATALAN, DAN LARANGAN
1. Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 dapat dimanfaatkan siswa untuk:
a. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;
b. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll);
c. Transportasi siswa ke sekolah;
d. Uang saku siswa ke sekolah;
e. Biaya kursus/les tambahan.
2. BSM SMA APBN Tahun 2014 dapat dibatalkan jika siswa yang
bersangkutan:
a. Berhenti/pindah sekolah;
b. Meninggal dunia;
c. Terbukti melakukan pelanggaran tata tertib sekolah atau terbukti
melakukan tindakan kriminal/kejahatan dan mengkonsumsi minuman
keras dan narkoba.
10
BAB III
PEMBAGIAN TUGAS DAN PERAN
A. TINGKAT PUSAT
Pengelola BSM SMA APBN Tahun 2014 tingkat pusat adalah Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
SMA.
Tugas-tugas yang dilaksanakan adalah:
1. Menetapkan kuota/alokasi BSM SMA APBN Tahun 2014 Kabupaten/Kota
berdasarkan antara lain : (a) Jumlah Rumah Tangga Miskin penerima Kartu
Perlindungan Sosial (KPS) per Kabupaten/Kota (sumber data dari: TNP2K),
(b) jumlah siswa SMA penerima BSM APBNP tahun 2013 baik yang
mempunyai Kartu Perlindungan Sosial (KPS) maupun Formulir Usulan
Sekolah (FUS);
2. Mengembangkan dan menetapkan mekanisme pelaksanaan program yang
dituangkan dalam bentuk Petunjuk Teknis berdasarkan pengalaman dan
masukan dari pemangku kepentingan pendidikan;
3. Melakukan sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan Program BSM SMA APBN
Tahun 2014;
4. Melakukan pendataan dan verifikasi siswa penerima dana BSM SMA APBN
Tahun 2014;
5. Menetapkan siswa penerima bantuan berdasarkan data hasil verifikasi yang
disetujui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam bentuk Keputusan
Direktur Pembinaan SMA;
6. Menyalurkan dana BSM SMA APBN Tahun 2014 kepada siswa penerima
bantuan melalui lembaga penyalur;
7. Memberitahukan kepada sekolah/Kab/kota bahwa dana BSM telah siap di
lembaga penyalur untuk dicairkan.
8. Melakukan pemantauan dan supervisi pelaksanaan Program BSM SMA APBN
Tahun 2014;
9. Menyusun laporan pelaksanaan BSM SMA APBN Tahun 2014.
11
B. TINGKAT PROVINSI
Tugas-tugas yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi adalah:
1. Mengikuti kegiatan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan
pembinaan tingkat pusat;
2. Menginformasikan Petunjuk Teknis Program BSM APBN Tahun 2014 kepada
Kabupaten/ Kota;
3. Menyusun rekapitulasi data siswa calon penerima BSM SMA Tahun 2014
hasil validasi yang telah disetujui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
disampaikan ke Direktorat Pembinaan SMA.
C. TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Pengelola BSM SMA APBN Tahun 2014 tingkat Kabupaten/Kota adalah Dinas
Pendidikan Kabupaten/ Kota. Tugas-tugas yang dilaksanakan adalah:
1. Mengadakan sosialisasi dan koordinasi dengan sekolah mengenai program
BSM SMA APBN Tahun 2014;
2. Melakukan validasi, verifikasi dan rekapitulasi data usulan dari sekolah;
3. Mengesahkan/menyetujui data usulan siswa calon penerima BSM SMA
APBN Tahun 2014;
4. Menyampaikan data usulan siswa calon penerima BSM SMA APBN Tahun
2014 ke Direktorat Pembinaan SMA;
5. Membantu pemantauan pelaksanaan penyaluran dana BSM SMA APBN
Tahun 2014.
D. TINGKAT SEKOLAH
Pengelola BSM SMA APBN Tahun 2014 tingkat sekolah adalah Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah, Guru yang ditunjuk dan Komite Sekolah.
Tugas-tugas yang dilaksanakan adalah:
1. Melaksanakan sosialisasi Program BSM SMA APBN Tahun 2014 kepada Guru,
Komite Sekolah, Siswa Dan Orang Tua Siswa;
2. Melakukan seleksi siswa calon penerima bantuan sesuai urutan prioritas
yang telah ditetapkan;
3. Melengkapi data-data untuk memenuhi persyaratan siswa penerima
bantuan;
12
4. Mengajukan daftar usulan nama siswa calon penerima BSM SMA APBN
Tahun 2014 ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
5. Khusus bagi sekolah yang siswanya sulit untuk mengakses ke lembaga
penyalur (tidak ada lembaga penyalur di kecamatan sekolah berada),
sekolah memfasilitasi pengambilan dana bantuan secara kolektif.
E. LEMBAGA PENYALUR
1. Menandatangani Surat Perjanjian Penyaluran Dana BSM SMA APBN Tahun
2014 dengan Direktorat Pembinaan SMA;
2. Menerima daftar nama siswa penerima bantuan dari Direktorat
Pembinaan SMA;
3. Menyalurkan dana bantuan kepada setiap siswa penerima BSM APBN
Tahun 2014 sesuai dengan ketentuan;
4. Memberitahukan kepada sekolah/Dinas Kabupaten/Kota bahwa dana BSM
telah siap untuk dicairkan.
5. Membuat laporan berkala tentang penyaluran dana BSM APBN Tahun
2014 berdasarkan bukti penyaluran setiap siswa penerima sesuai dengan
ketentuan kepada Direktorat Pembinaan SMA.
13
14
BAB IV
PELAPORAN
A. PELAPORAN
Laporan yang dimaksud dalam Petunjuk Teknis ini berupa bukti transfer
penyaluran dana yang diterbitkan oleh Lembaga Penyalur ke nomor rekening
atas nama siswa penerima bantuan yang sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Pembinaan SMA.
Laporan pelaksanaan program BSM SMA APBN Tahun 2014 disusun oleh (1)
sekolah; (2) dinas pendidikan kabupaten/kota/propinsi; dan (3) Direktorat
Pembinaan SMA. Laporan berisi antara lain: (1) data siswa penerima (2) data
siswa yang penerima yang tidak mengaktifasi rekening serta (3) kendala dalam
pelaksanaan BSM SMA APBN Tahun 2014.
e-mail : bsm.sma@kemdikbud.go.id
bsm.ditpsma@gmail.com
Telepon : (021) 75911532 atau (021) 75912221
15
16
BAB V
PENGAWASAN DAN SANKSI
A. PENGAWASAN
Pengawasan terhadap pelaksanan Program BSM SMA APBN Tahun 2014
dilakukan oleh:
1. Tim monitoring yang terdiri dari unsur Direktorat Pembinaan SMA;
2. Instansi terkait : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Inspektorat Jenderal
(Itjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Pengawasan
Daerah (Bawasda) Provinsi dan Kabupaten/Kota;
B. SANKSI
Penyalahgunaan wewenang (seperti manipulasi data, pemotongan dana, dll)
yang dapat merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau siswa akan dikenakan
sanksi sebagai berikut:
1. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, seperti penurunan pangkat, mutasi kerja dan
pemberhentian;
2. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh bantuan pada tahun
berikutnya kepada Kabupaten/Kota, atau sekolah, bilamana terbukti
melakukan pelanggaran yang dilakukan secara sengaja dan sistematik untuk
memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan;
3. Sekolah yang melakukan penyalahgunaan dana BSM SMA APBN Tahun 2014
akan dilaporkan ke Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat
untuk mendapat perhatian.
17
18
BAB VII
PENUTUP
Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) SMA APBN Tahun 2014 ini merupakan bukti
komitmen dan keberpihakan pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat terutama siswa dari keluarga yang kurang mampu untuk mengikuti
pendidikan dan terhindar dari putus sekolah. Sasaran Kabupaten/Kota penerima BSM
SMA APBN 2014 didasarkan atas data Rumah Tangga pemegang Kartu Pelindungan
Sosial (KPS) per Kabupaten/Kota.
Upaya untuk memberikan layanan pendidikan bagi siswa miskin dan mempersempit
kesenjangan partisipasi pendidikan ini hanya akan berhasil apabila ada komitmen
yang kuat baik dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan Sekolah. Komitmen dari
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Sekolah bisa diwujudkan melalui pelaksanaan
Program BSM SMA APBN Tahun 2014 secara transparan dan akuntabel. Hal ini bisa
terlihat dari pelaksanaan Program BSM SMA APBN Tahun 2014 yang mengacu pada
Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan, tepatnya sasaran program, tepatnya jadwal
penyaluran, dan tidak adanya pemotongan (pemberian komisi) terhadap dana BSM
SMA APBN Tahun 2014 oleh siapapun dan dengan alasan apapun.
19
20
LAMPIRAN
21
22
Formulir 1
diisi oleh Sekolah untuk diserahkan ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota
Formulir 1
Formulir Rekap Kartu - Sekolah
Nama Sekolah/Madrasah :
NPSN :
Alamat :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
No HP Kepala Sekolah :
Nomor
Nomor Kartu
Kartu Jenis Kelamin Kelas
No. NISN Perlindungan Nama Siswa Nama Ibu Nama Ayah Nama Wali
Keluarga (L/P) (X-XII)
Sosial (KPS)
(jika ada)
………………………, 2014
Kepala Sekolah
( __________________ )
23
Formulir 2
diisi oleh Sekolah untuk diserahkan ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota
Formulir 2
Formulir Rekap Usulan Sekolah
Nama Sekolah/Madrasah :
NPSN :
Alamat :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
No HP Kepala Sekolah :
Jenis
Kelas (X- Kriteria Siswa
No. NISN Nama Siswa Kelamin Nama Ibu Nama Ayah Nama Wali
XII) (Sesuai Juknis)*
(L/P)
KETERANGAN:
Tanda * = disikan sesuai dengan kriteria siswa sebagai berikut: .
(2) siswa berasal dari keluarga Program Keluarga Harapan (PKH);
(3) Siswa SMA yang berasal dari Panti Sosial/Panti Asuhan yang dikelola Kementerian Sosial; atau
(4) Siswa yang dianggap pantas untuk diusulkan melalui Format Usulan Sekolah (FUS)
………………………, 2014
Kepala Sekolah
( __________________ )
24
Formulir 3
Disusun Oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota
Rekapitulasi Usulan Siswa Calon Penerima
BSM APBN 2014 dari Sekolah
untuk Diverifikasi dan Disetujui sebagai Siswa
Rekap Siswa Miskin Yang Diusulkan Untuk Mendapat BSM Calon Penerima Bantuan dan disampaikan ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota_________________________ Direktorat Pembinaan SMA
Periode ____________________________
Formulir 3:
Format Rekap Dinas Pendidikan Kab/Kota
Provinsi : ....................................
KRITERIA
JENIS
NAMA ALAMAT NAMA NO KARTU KELAS NAMA IBU NAMA NAMA SISWA
NO KAB/ KOTA NPSN NISN KELAMIN
SMA SMA SISWA KPS (X-XII) KANDUNG AYAH WALI (SESUAI
(L/P)
JUKNIS)*
KETERANGAN:
Tanda * = disikan sesuai dengan kriteria siswa sebagai berikut: .
(1) siswa berasal dari Rumah Tangga pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) – (Formulir 1)
(2) siswa berasal dari keluarga Program Keluarga Harapan (PKH); - (Formulir 2)
(3) Siswa SMA yang berasal dari Panti Sosial/Panti Asuhan yang dikelola Kementerian Sosial; atau - (Formulir 2)
(4) Siswa yang dianggap pantas untuk diusulkan melalui Format Usulan Sekolah (FUS); atau - (Formulir 2)
……………………………., 2014
Kepala Dinas Pendidikan ……
(___________________________)
25