PENGANTAR
Pemerintah Indonesia sangat serius meningkatkan taraf pendidikan bangsa Indonesia dengan
terus mengupayakan agar pendidikan dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat
Indonesia terutama dari masyarakat miskin dan rentan kemiskinan. Program Keluarga Harapan
(PKH) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) dimaksudkan untuk mengamankan upaya jangka
panjang guna memutus rantai kemiskinan dengan memastikan masyarakat miskin bisa
mengakses pendidikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga mutu sumber daya
manusia Indonesia terus meningkat dan mampu bersaing dalam era masyarakat global.
Upaya peningkatan kualitas pengelolaan program BSM menjadi prioritas Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan meningkatkan ketepatan sasaran siswa penerima
bantuan, ketepatan jumlah bantuan yang diterima oleh siswa, dan ketepatan waktu penyaluran
bantuan. Salah satu upaya tersebut dilakukan melalui penjaringan data siswa dari rumah
tangga miskin dan peningkatan satuan biaya bantuan serta percepatan penyaluran dana
bantuan.
Berkolaborasi dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berusaha melakukan penjaringan data siswa calon
penerima berbasis rumah tangga melalui mekanisme Kartu Perlindungan Sosial (KPS) untuk
meningkatkan ketepatan penerima bantuan. Sementara itu, upaya ketepatan jumlah dilakukan
melalui tambahan manfaat penerima BSM. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas, 2009) biaya personal per siswa idealnya mencapai Rp. 1,6 juta/siswa/tahun
sedangkan satuan biaya BSM baru sebesar Rp. 1 juta/siswa/tahun, sehingga satuan biaya
bantuan perlu ditingkatkan. Sedangkan ketepatan waktu penyaluran bantuan diupayakan
melalui percepatan penyaluran dana bantuan.
Melalui program BSM SMA APBN Tahun 2014, dialokasikan dana BSM untuk 425.033 siswa
dengan satuan biaya per siswa sebesar Rp. 1.000.000 dengan total alokasi dana sebesar Rp.
425.033.000.000. Bantuan akan disalurkan langsung oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan SMA ke siswa penerima bantuan.
Kebijakan keberpihakan Pemerintah terhadap masyarakat miskin ini akan dapat berjalan
dengan baik, apabila didukung komitmen yang kuat dari para pengelola yang mengatur
mekanisme program, pengelolaan anggaran, pembagian tugas masing-masing instansi terkait,
dan pengawasan pelaksanaan program BSM. Petunjuk Teknis BSM SMA APBN Tahun 2014 ini
akan memandu para pengelola BSM di provinsi, kabupaten/kota, dan Sekolah dalam
melaksanakan tugasnya.
Materi pada pedoman ini merupakan hasil evaluasi lapangan, diskusi yang intensif dengan
pemangku kebijakan pendidikan dalam berbagai kesempatan. Namun demikian, kami
menyadari bahwa buku ini masih memerlukan penyempurnaan secara terus menerus. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat kami perlukan.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas
ii
DISKRIPSI PROGRAM
1.
NAMA PROGRAM
2.
TUJUAN
a. Menghilangkan
halangan
siswa
miskin
berpartisipasi untuk bersekolah dengan
membantu mereka memperoleh pendidikan
yang lebih baik;
b. Mencegah siswa miskin SMA dari kemungkinan
putus sekolah akibat kesulitan biaya pendidikan
dan menarik siswa miskin untuk bersekolah;
c. Memberi peluang bagi lulusan SMP/MTs atau
yang sederajat dari keluarga kurang mampu
secara ekonomi untuk mengikuti pendidikan di
Sekolah Menengah Atas (SMA);
d. Memberikan peluang dan kesempatan yang
lebih besar kepada siswa miskin SMA memenuhi
kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran
sehingga dapat menyelesaikan pendidikan;
e. Mendukung ketercapaian tujuan program
Pendidikan Menengah Universal (PMU).
3.
2.
3.
iii
4.
PEMANFAATAN
5.
PERSYARATAN/
KRITERIA
Kriteria Sekolah :
a. SMA Negeri dan Swasta yang mempunyai izin
operasional;
b. Diprioritaskan bagi SMA yang mengampu siswa
miskin yang dibuktikan dengan kepemilikan
Kartu Perlindungan Sosial (KPS);
c. Melengkapi isian format identitas siswa calon
penerima secara lengkap untuk keperluan
penyaluran dana langsung ke siswa penerima,
serta identitas dan alamat sekolah secara
lengkap.
Kriteria Siswa Penerima sesuai dengan urutan
prioritas sebagai berikut:
1. Siswa SMA yang berasal dari rumah tangga
pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS);
2. Siswa SMA yang berasal dari rumah tangga
terdaftar sebagai peserta Program Keluarga
Harapan (PKH);
3. Siswa SMA yang berasal dari Panti Sosial/Panti
Asuhan;
4. Siswa SMA yatim piatu atau yatim atau piatu;
5. Siswa SMA yang terancam putus sekolah
karena kesulitan biaya;
6. Siswa SMA yang berasal dari korban musibah,
kelainan fisik, korban PHK dari Rumah Tangga
Sangat Miskin;
iv
6.
JADWAL :
KEGIATAN
WAKTU PELAKSANAAN
Catatan :
Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kondisi yang ada.
7.
LAYANAN
INFORMASI
vi
DAFTAR ISI
Pengantar
Deskripsi Program
Daftar isi
Daftar Lampiran
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
BAB II.
1
2
3
4
5
5
5
7
9
10
10
BAB IV.
Latar Belakang
Tujuan
Landasan Hukum
Sasaran dan Besaran Dana
Persyaratan Penerima BSM SMA APBN Tahun 2014
MEKANISME PELAKSANAAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
BAB III.
i
iii
vii
ix
Tingkat Pusat
Tingkat Provinsi
Tingkat Kabupaten/Kota
Tingkat Sekolah
Lembaga Penyalur
11
12
12
12
13
PELAPORAN
A. Pelaporan
B. Penyampaian dan Pengaduan Masalah
vii
15
15
BAB VI.
BAB VII.
17
17
PENUTUP
19
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Formulir 1
: Daftar Usulan Siswa Calon Penerima BSM SMA APBN 2014 Pemilik
Kartu Perlindungan Sosial (Formulir Rekap Kartu Sekolah)
Formulir 2
: Daftar Usulan Siswa Calon Penerima BSM SMA APBN 2014 (Formulir
Rekap Usulan Sekolah)
Formulir 3
: Rekapitulasi Usulan Siswa Calon Penerima BSM SMA APBN 2014 Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota (Formulir Rekap Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota)
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Relokasi anggaran pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan
dialokasikan untuk Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial (P4S)
yang dalam jangka pendek bertujuan untuk mempertahankan daya beli
kelompok Rumah Tangga miskin dan rentan.
Salah satu dampak dari kenaikan harga BBM adalah menurunnya daya beli
terutama masyarakat miskin dan rentan terhadap harga kebutuhan dasar,
termasuk pendidikan. Apabila tidak dilakukan kebijakan keberpihakan terhadap
kelompok masyarakat miskin dikhawatirkan akan meningkatkan angka putus
sekolah.
Masih tingginya angka putus sekolah merupakan salah satu persoalan
pendidikan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Pusat Data dan Statistik
Pendidikan (PDSP, Kemdikbud) 2010 menunjukkan bahwa sebanyak 83.917
siswa SMP/MTs putus sekolah, sementara itu pada jenjang SMA/SMK/MA
sebanyak 90.263 ribu siswa putus sekolah. Pada tahun yang sama, dari total
lulusan SMP/MTs sebanyak 4,2 juta siswa, dan 1,2 juta siswa tidak dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK/MA.
Data tersebut di atas, menunjukkan bahwa pada tahun 2010, Angka Partisipasi
Kasar (APK) pendidikan menengah baru mencapai 70,53% atau lebih rendah dari
APK pendidikan menengah pertama yang sudah mencapai angka 98,2%.
Rendahnya APK pendidikan menengah disebabkan terjadinya disparitas
partisipasi pendidikan yang sangat lebar antara kelompok penduduk kaya dan
miskin. Sebagai gambaran, hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2006
Badan Pusat Statistik (BPS) APK penduduk kelompok umur 16-18 tahun untuk
perlimaan termiskin, baru mencapai 37,9%, sedang untuk perlimaan terkaya
telah mencapai 68,6%.
Fakta di atas menunjukkan fenomena sosial bahwa semakin miskin masyarakat
akan semakin sulit untuk mengakses pendidikan. Hal tersebut diperkuat dengan
fakta bahwa disparitas angka partisipasi pendidikan antar daerah masih cukup
tinggi. Pencapaian APK suatu provinsi sangat berkorelasi dengan tingkat
1
B. TUJUAN
Tujuan dari program ini antara lain:
1. Menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah
dengan membantu mereka memperoleh pendidikan yang lebih baik;
2. Mencegah siswa miskin SMA dari kemungkinan putus sekolah akibat
kesulitan biaya pendidikan dan menarik siswa miskin untuk bersekolah;
3. Memberi peluang bagi lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dari keluarga
kurang mampu secara ekonomi untuk mengikuti pendidikan di Sekolah
Menengah Atas (SMA);
4. Memberikan peluang dan kesempatan yang lebih besar kepada siswa miskin
SMA memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan;
5. Mendukung ketercapaian tujuan program Pendidikan Menengah Universal
(PMU).
C. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam pelaksanaan Program BSM APBN Tahun 2014
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
E.
1.
2.
3.
BAB II
MEKANISME PELAKSANAAN
Jumlah Rumah Tangga Miskin penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS) per
Kabupaten/Kota (sumber data dari: TNP2K);
2.
Jumlah siswa SMA penerima BSM APBNP tahun 2013 baik yang mempunyai
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) maupun Formulir Usulan Sekolah (FUS);
5) Siswa SMA yang berasal dari korban musibah, kelainan fisik, korban
PHK dari Rumah Tangga Sangat Miskin;
Selanjutnya, memasukkan nama-nama usulan siswa penerima BSM
APBN Tahun 2014 ke Formulir Rekap Usulan Siswa/FUS (Formulir 2).
c.
b. Apabila jumlah siswa calon penerima BSM SMA APBN Tahun 2014 yang
diusulkan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melebihi/kurang dari kuota
yang ditetapkan, Direktorat Pembinaan SMA dapat menambahkan atau
mengurangi jumlah siswa calon penerima namun tetap
memprioritaskan siswa pemegang kartu KPS sebagai calon penerima
bantuan.
Penyaluran dana BSM SMA APBN Tahun 2014 dilakukan oleh Direktorat
Pembinaan SMA dengan cara mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) ke KPPN Jakarta III untuk
diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan melampirkan:
a.
3.
Penyaluran dana BSM SMA APBN Tahun 2014 dilakukan mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan No 81 tentang Belanja Bantuan Sosial pada
Kementerian Negara/ Lembaga;
4.
Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 diterima oleh siswa tanpa potongan atau
pengenaan biaya apapun.
JADWAL PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SMA APBN Tahun 2014
FEBRUARI
2014
MARET 2014
Identifikasi dan
Sosialisasi KPS untuk
Siswa Calon Penerima
BSM
Penyusunan
Petunjuk
Teknis BSM
APBN 2014
APRIL 2014
JULI 2014
Penetapan siswa
penerima dana BSM APBN
2014
AGUSTUS
2014
SEPTEMBER
2013
OKTOBER
2014
Penetapan siswa
penerima dana BSM APBN
2014
DESEMBER
2014
NOVEMBER
2014
Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 dapat diambil oleh siswa setelah
menerima pemberitahuan dari Direktorat Pembinaan SMA dan/atau
Lembaga Penyalur.
2.
Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 diambil langsung oleh siswa penerima
bantuan dengan syarat:
a.
3.
Bagi siswa yang berada di daerah yang sulit untuk mengakses ke Lembaga
Penyalur (tidak ada Kantor Lembaga Penyalur di kecamatan sekolah berada
atau biaya transport pengambilan lebih besar dari bantuan yang akan
diterima), maka pengambilan dana bantuan dapat dikuasakan kepada
Kepala Sekolah/Bendahara Sekolah dengan syarat:
a.
Surat kuasa kolektif dari siswa penerima BSM SMA APBN Tahun 2014
telah ditandatangani oleh siswa bersangkutan;
E.
Dana BSM SMA APBN Tahun 2014 dapat dimanfaatkan siswa untuk:
a. Pembelian buku dan alat tulis sekolah;
b. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll);
c. Transportasi siswa ke sekolah;
d. Uang saku siswa ke sekolah;
e. Biaya kursus/les tambahan.
2.
BSM SMA APBN Tahun 2014 dapat dibatalkan jika siswa yang
bersangkutan:
a. Berhenti/pindah sekolah;
b. Meninggal dunia;
c. Terbukti melakukan pelanggaran tata tertib sekolah atau terbukti
melakukan tindakan kriminal/kejahatan dan mengkonsumsi minuman
keras dan narkoba.
3.
F.
2.
3.
4.
10
BAB III
PEMBAGIAN TUGAS DAN PERAN
A. TINGKAT PUSAT
Pengelola BSM SMA APBN Tahun 2014 tingkat pusat adalah Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah dalam hal ini dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
SMA.
Tugas-tugas yang dilaksanakan adalah:
1.
2.
3.
4.
Melakukan pendataan dan verifikasi siswa penerima dana BSM SMA APBN
Tahun 2014;
5.
6.
Menyalurkan dana BSM SMA APBN Tahun 2014 kepada siswa penerima
bantuan melalui lembaga penyalur;
7.
8.
9.
11
B. TINGKAT PROVINSI
Tugas-tugas yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi adalah:
1.
2.
3.
Menyusun rekapitulasi data siswa calon penerima BSM SMA Tahun 2014
hasil validasi yang telah disetujui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
disampaikan ke Direktorat Pembinaan SMA.
C. TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Pengelola BSM SMA APBN Tahun 2014 tingkat Kabupaten/Kota adalah Dinas
Pendidikan Kabupaten/ Kota. Tugas-tugas yang dilaksanakan adalah:
1. Mengadakan sosialisasi dan koordinasi dengan sekolah mengenai program
BSM SMA APBN Tahun 2014;
2.
3.
4.
Menyampaikan data usulan siswa calon penerima BSM SMA APBN Tahun
2014 ke Direktorat Pembinaan SMA;
5.
D. TINGKAT SEKOLAH
Pengelola BSM SMA APBN Tahun 2014 tingkat sekolah adalah Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah, Guru yang ditunjuk dan Komite Sekolah.
Tugas-tugas yang dilaksanakan adalah:
1.
Melaksanakan sosialisasi Program BSM SMA APBN Tahun 2014 kepada Guru,
Komite Sekolah, Siswa Dan Orang Tua Siswa;
2.
3.
12
E.
4.
Mengajukan daftar usulan nama siswa calon penerima BSM SMA APBN
Tahun 2014 ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
5.
LEMBAGA PENYALUR
1.
2.
3.
4.
5.
13
14
BAB IV
PELAPORAN
A. PELAPORAN
Laporan yang dimaksud dalam Petunjuk Teknis ini berupa bukti transfer
penyaluran dana yang diterbitkan oleh Lembaga Penyalur ke nomor rekening
atas nama siswa penerima bantuan yang sesuai dengan Surat Keputusan
Direktur Pembinaan SMA.
Laporan pelaksanaan program BSM SMA APBN Tahun 2014 disusun oleh (1)
sekolah; (2) dinas pendidikan kabupaten/kota/propinsi; dan (3) Direktorat
Pembinaan SMA. Laporan berisi antara lain: (1) data siswa penerima (2) data
siswa yang penerima yang tidak mengaktifasi rekening serta (3) kendala dalam
pelaksanaan BSM SMA APBN Tahun 2014.
Telepon :
bsm.sma@kemdikbud.go.id
bsm.ditpsma@gmail.com
(021) 75911532 atau (021) 75912221
15
16
BAB V
PENGAWASAN DAN SANKSI
A. PENGAWASAN
Pengawasan terhadap pelaksanan Program BSM SMA APBN Tahun 2014
dilakukan oleh:
1.
2.
B. SANKSI
Penyalahgunaan wewenang (seperti manipulasi data, pemotongan dana, dll)
yang dapat merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau siswa akan dikenakan
sanksi sebagai berikut:
1.
Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku, seperti penurunan pangkat, mutasi kerja dan
pemberhentian;
2.
3.
Sekolah yang melakukan penyalahgunaan dana BSM SMA APBN Tahun 2014
akan dilaporkan ke Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat
untuk mendapat perhatian.
17
18
BAB VII
PENUTUP
Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) SMA APBN Tahun 2014 ini merupakan bukti
komitmen dan keberpihakan pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada
masyarakat terutama siswa dari keluarga yang kurang mampu untuk mengikuti
pendidikan dan terhindar dari putus sekolah. Sasaran Kabupaten/Kota penerima BSM
SMA APBN 2014 didasarkan atas data Rumah Tangga pemegang Kartu Pelindungan
Sosial (KPS) per Kabupaten/Kota.
Upaya untuk memberikan layanan pendidikan bagi siswa miskin dan mempersempit
kesenjangan partisipasi pendidikan ini hanya akan berhasil apabila ada komitmen
yang kuat baik dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan Sekolah. Komitmen dari
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Sekolah bisa diwujudkan melalui pelaksanaan
Program BSM SMA APBN Tahun 2014 secara transparan dan akuntabel. Hal ini bisa
terlihat dari pelaksanaan Program BSM SMA APBN Tahun 2014 yang mengacu pada
Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan, tepatnya sasaran program, tepatnya jadwal
penyaluran, dan tidak adanya pemotongan (pemberian komisi) terhadap dana BSM
SMA APBN Tahun 2014 oleh siapapun dan dengan alasan apapun.
19
20
LAMPIRAN
21
22
Formulir 1
diisi oleh Sekolah untuk diserahkan ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota
Formulir 1
Formulir Rekap Kartu - Sekolah
No.
NISN
:
:
:
:
:
:
:
Nomor Kartu
Perlindungan
Sosial (KPS)
Nomor
Kartu
Keluarga
(jika ada)
Nama Siswa
Jenis Kelamin
(L/P)
Kelas
(X-XII)
Nama Ibu
Nama Ayah
, 2014
Kepala Sekolah
( __________________ )
23
Nama Wali
Formulir 2
diisi oleh Sekolah untuk diserahkan ke
Dinas Pendidikan Kab/Kota
Formulir 2
Formulir Rekap Usulan Sekolah
Daftar Siswa Miskin Yang Diusulkan Sekolah Untuk Mendapat BSM
Periode ____________________________
Nama Sekolah/Madrasah
NPSN
Alamat
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
No HP Kepala Sekolah
No.
NISN
:
:
:
:
:
:
:
Nama Siswa
Jenis
Kelamin
(L/P)
Kelas (XXII)
Nama Ibu
Nama Ayah
Nama Wali
Kriteria Siswa
(Sesuai Juknis)*
KETERANGAN:
Tanda * = disikan sesuai dengan kriteria siswa sebagai berikut: .
(2) siswa berasal dari keluarga Program Keluarga Harapan (PKH);
(3) Siswa SMA yang berasal dari Panti Sosial/Panti Asuhan yang dikelola Kementerian Sosial; atau
(4) Siswa yang dianggap pantas untuk diusulkan melalui Format Usulan Sekolah (FUS)
, 2014
Kepala Sekolah
( __________________ )
24
Formulir 3
Disusun Oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota
Rekapitulasi Usulan Siswa Calon Penerima
BSM APBN 2014 dari Sekolah
untuk Diverifikasi dan Disetujui sebagai Siswa
Calon Penerima Bantuan dan disampaikan ke
Direktorat Pembinaan SMA
Formulir 3:
Format Rekap Dinas Pendidikan Kab/Kota
Provinsi
NO
KAB/ KOTA
: ....................................
NAMA
SMA
NPSN
ALAMAT
SMA
NAMA
SISWA
NISN
NO KARTU
KPS
KELAS
(X-XII)
JENIS
KELAMIN
(L/P)
NAMA IBU
KANDUNG
NAMA
AYAH
NAMA
WALI
KETERANGAN:
Tanda * = disikan sesuai dengan kriteria siswa sebagai berikut: .
(1) siswa berasal dari Rumah Tangga pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) (Formulir 1)
(2) siswa berasal dari keluarga Program Keluarga Harapan (PKH); - (Formulir 2)
(3) Siswa SMA yang berasal dari Panti Sosial/Panti Asuhan yang dikelola Kementerian Sosial; atau - (Formulir 2)
(4) Siswa yang dianggap pantas untuk diusulkan melalui Format Usulan Sekolah (FUS); atau - (Formulir 2)
., 2014
Kepala Dinas Pendidikan
(___________________________)
25
KRITERIA
SISWA
(SESUAI
JUKNIS)*