PERATURAN GUBERNUR
NOMOR 10 TAHUN 2017
TENTANG
PUNGUTAN DAN SUMBANGAN BIAYA PENDIDIKAN
SMA, SMK DAN SLB
Oleh:
Drs. Abdurrahman Abdillah Y. Rumi,M. Si.
NIP. 19680529 199403 1 010
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa pendidikan nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi
pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan.
Upaya untuk pemenuhan amanat Undang-undang tersebut dilakukan salah
satunya melalui Program Wajib Belajar (Wajar) 9 Tahun. Dampak dari
keberhasilan program tersebut adalah dengan meningkatnya jumlah peserta
didik lulusan SMP dan sederajat yang semestinya dapat ditampung oleh Pusat
Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2015/2016, bahwa Angka Partisipasi Kasar SMP dan
Sederajat Sulawesi Tengah adalah 107.08, sedangkan APK Sekolah Menegah
dan sederajat adalah 75.47. angka tersebut mengindikasikan bahwa masih
banyak lulusan SMP sederajat yang belum tertampung di SMA/SMK sederajat.
Berdasarkan kenyataan tersebut, pembangunan pendidikan menengah difokuskan pada peningkatan
rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke-atas dan khusus Pendidikan Menengah Kejuruan
disamping fokus pada hal tersebut di atas juga pada peningkatan relevansi lulusan terhadap dunia
kerja.
Untuk mencapai tujuan di atas, pemerintah telah menyiapkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
bagi satuan pendidikan yang di salurkan ke sekolah negeri dan swasta, akan tetapi besaran dana BOS
tersebut masih belum cukup untuk pemenuhan kebutuhan rill satuan pendidikan. Untuk itu, mengacu
pada peraturan pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, apabila kebutuhan
akan biaya operasional dalam memenuhi Standart Nasional Pendidikan (SNP) masih kekurangan,
maka sesuai ketentuan pasal 47, pasal 48, dan pasal 51 menyebutkan bahwa masyarakat (peserta
didik/orang tua/walinya) dapat berperan serta dalam menutupi kekurangan pendanaan satuan
pendidikan
Berkaitan dengan hal terseut, selain pendanaan dari pemerintah yang berbentuk Bantuan
Operasional Sekolah juga perlu didukung oleh peran serta masyarakat yang berupa Sumbangan
Pendanaan Pendidikan (SPP) dengan harapan agar tercapai penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas dan berorientasi pada kemajuan pendidikan menengah.
B. Pengertian
2. Dana Pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk menyelenggarakan dan
mengelola pendidikan;
4. Bantuan pendidikan yang selanjutnya disebut dengan bantuan adalah pemberian berupa
uang/barang/jasa oleh pemangku kepentingan satuan pendidikan diluar peserta didik atau orang
tua/walinya dengan syarat yang disepakati para pihak;
5. Pungutan pendidikan, yang selanjutnya disebut dengan pungutan adalah penarikan uang oleh
sekolah kepada peserta didik, orang tua/walinya yang bersifat wajib, mengikat serta jumlah dan
jangka waktu pungutannya ditentukan;
6. Sumbangan pendidikan yang selanjutnya disebut dengan Sumbangan adalah pemberian berupa
uang/barang/jasa oleh peserta didik, orang tua/walinya baik perseorangan maupun bersama-sama,
masyarakat atau lembaga secara sukarela, dan tidak mengikat satuan pendidikan.
Dengan demikian, sebagai bentuk peran serta masyarakat guna mendukung terwujudnya
penyelenggaraan layanan pendidikan yang bermutu, maka ditetapkannya wujud partisipasi
masyarakat berupa Pungutan Pendanaan Pendidikan (PPP)
C. Tujuan
Secara umum tujuan partisipasi pendidikan oleh masyarakat yang berwujud Pungutan
Pendanaan Pendidikan (PPP) adalah mengoptimalkan akses, mutu, relevansi, dan daya
saing pelayanan Penyelenggaraan Pendidikan Menengah (SMA-SMK) dan Pendidikan Luar
Biasa (SLB)
Tujaun khusus dari partisipasi pendidikan oleh masyarakat yang berwujud Pungutan
Pendanaan Pendidikan adalah :
1. Memberikan kesempatan yang setara bagi peserta didik miskin SMA, SMK dan SLB
untuk mendapatkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu;
2. Membantu meringankan beban biaya operasional personalia dan non personalia
sekolah;
3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah;
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan khususnya bagi yang
mampu.
D. Aturan Pelaksanaan
E. Sasaran
Partisipasi oleh masyarakat yang berwujud Pungutan Pendanaan Pendidikan (PPP) berlaku untuk
seluruh SMA, SMK, SLB Negeri se Sulawesi Tengah dengan mengacu pada aturan yang berlaku dan
dapat dipertanggungjawabkan.
F. Hasil Yang Diharapkan
1. Tersedianya Biaya Operasional Sekolah yang memadai untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan
sebagai implementasi dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
3. Meningkatnya pemerataan dan perluasan akses pendidikan
khususnya dalam rangka menuju pelaksanaan Wajib Belajar
Pendidikan Menengah 12 tahun.
4. Meningkatnya dukungan pencapaian Standar Nasional
Pendidikan.
5. Terlaksananya pembelajaran yang inovatif, diantaranya
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
BAB II. ORGANISASI PELAKSANA
A. Struktur Organisasi
Organisasi pelaksana Pungutan Pendanaan Pendidikan (PPP) adalah Tim
Manajemen PPP di Sekolah yang diawasi oleh Pemerintah Provinsi, Komite
Sekolah dan Masyarakat.
Komponen kegiatan yang bisa dilaksanakan dari Pendanaan PPP sebagai berikut :
1. Biayainvestasi selain lahan satuan pendidikanmeliputi:
a. biaya penyediaan sarana dan prasarana;
b. pengembangan sumberdaya manusia; dan/atau
c. modal kerja tatap.
2. Biaya personalia satuan pendidikan meliputi honorarium bagi pendidik dan tenaga
kependidikan honorer yang ditugaskan oleh kepala sekolah;
3. Biaya nonpersonalia satuan pendidikan meliputi:
a. alat tulis sekolah;
b. biaya pemeliharaan dan perbaikan ringan;
c. biaya daya dan jasa;
d. biaya daya dan jasa;
e. biaya transportasi/perjalanan dinas;
f. biaya konsumsi;
g. biaya asuransi;
h. biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler;
i. biaya uji kompetensi;
j. biaya praktek kerja industri; dan/atau;
k. biaya pelaporan biaya honorarium kegiatan.
4 Biaya alat tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar.
5. Biaya nonpersonalia satuan pendidikan meliputi:
a. pengadaan alat dan bahan praktikum IPA;
b. pengadaan alat dan bahan praktikum IPS;
c. pengadaan alat dan bahan praktikum bahasa;
d. pengadaan alat dan bahan praktikum computer;
e. pengadaan alat dan bahan praktikum olahraga;
f. pengadaan alat dan bahan kebersihan;
g. pengadaan alat dan bahan praktikum IPA;
h. pengadaan alat dan bahan kesehatan dan keselamatan; dan/atau
i. pengadaan alat dan bahan tinta stempel, toner/tinta printer dan alat habis
dipakai dalam waktu kurang 1 (satu) tahun atau sampai dengan 1 (satu) tahun.
6. Pengadaan alat dan bahan tinta stempel, toner/tinta printer dan alat habis dipakai dalam
waktu kurang 1 (satu) tahun atau sampai dengan 1 (satu) tahun.
7. Biaya daya dan jasa untuk membayar langganan daya dan jasa yang mendukung
kegiatan belajar mengajar di sekolah berupa listrik, telepon, air, dan biaya daya dan
jasa lainnya yang sejenis.
8. Biaya transpor/perjalanan dinas terdiri dari biaya untuk berbagai keperluan
perjalanan dinas dalam kota dan/atau luar kota bagi pendidik, tenaga
kependidikan, dan peserta didik.
9. Biaya konsumsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf f yakni biaya
untuk penyediaan konsumsi dalam kegiatan sekolah yang layak disediakan
konsumsi berupa rapat sekolah, perlombaan di sekolah dan biaya konsumsi
lainnya yang sejenis.
10. Biaya asuransi meliputi pembayaran premi asuransi asuransi kebakaran, asuransi
bencana alam, asuransi kecelakaan praktek kerja di industri untuk keamanan dan
keselamatan sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik.
11. Biaya pembinaan siswa/ekstra kurikuler meliputi biaya untuk menyelenggarakan
kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa Pramuka,
Palang Merah Remaja, Unit Kesehatan Sekolah, . Kelompok Ilmiah Remaja, olah
raga, kesenian, lomba bidang akademik, perpisahan kelas terakhir, pembinaan
kegiatan keagamaan, dan pembinaan siswa/ekstra kurikuler lainnya yang sejenis.
12. Biaya uji kompetensi meliputi biaya untuk penyelenggaraan ujian kompetensi
bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan yang akan lulus.
13. Biaya praktek kerja industri meliputi biaya penyelenggaraan praktek industri
bagi peserta didik SMK.
14. Biaya pelaporan untuk menyusun dan mengirimkan laporan sekolah/madrasah
kepada pihak yang berwenang.
B. Pengelolaan Dana
Pengelolaan PPP sepenuhnya menjadi tanggungjawab Tim Manajemen PPP di
Sekolah.Beberapa hal berkaitan dengan pengelolaan dana dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang
cukup, sesuai dengan ketentuan bea materai.
2. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang/jasa yang
dibayar, tanggal dan nomor bukti.
3. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat/dibukukan dalam
buku penerimaan dan pengeluaran (Buku Kas Umum).
4. Setiap terjadi transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran uang/barang
harus dibukukan atau dicatat sesuai dengan urutan tanggal kejadiannya.
5. Setiap akhir bulan, buku kas umum ditutup dan disahkan.
BAB V. MONITORING, EVALUASI DAN SUPERVISI SERTA
PELAPORAN
A. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pemanfaatan dana yang
bersumber dari PPP maka dilaksanakan Monitoring, Evaluasi dan Supervisi. Monitoring
dan Evaluasi bertujuan untuk memantau perkembangan pelaksanaan program yang
tertuang dalam RKAS. Sedangkan Supervisi bertujuan untuk memastikan akuntabilitas
pelaksanaan, kesesuaian dan ketercapaian program. Hasil Monitoring, Evaluasi dan
Supervisi merupakan bahan perumusan perencanaan program yang akan datang.