evaluasi
yang
akurat,
berbagai
system
telah
dikembangkan
dalammempebaiki pengelolaan terhadap dana BOS pada tingkat sekolah atau satuan
pendidikan.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih semua pihak terutama pemerintah
dan panitia pelaksana dalam memfasilitasi kegiatan pelatihan tata kelola BOS, sehingga
dapat memberikan kontribusi nyata terutama pemahaman tentang BOS kepada semua
pihak, baik Kepala sekolah, bendahara, terutama komite.
Mudah-mudahan pengetahuan yang kami dapat dari pelatihan tersebut dapat
bermanfaat kepada kita semua terutama penanggung jawab di tingkat satuan
pendidikansehingga program ini dapat berjalan sesuai juknis.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan Hukum
C. Maksud danTujuan
B.
Solusi Pemecahan
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan
pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai
pelaksana program wajib belajar. Menurut PP 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi,
konsumsi, pajak dan lain-lain.
Semua itu bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan
pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu, meringankan beban
biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta serta membebaskan pungutan
seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah
negeri maupun di swasta.
B.
LANDASAN HUKUIM
1.
Perpres 162 Tahun 2014 tentang Alokasi BOS tiap Provinsi Tahun 2015
2.
PMK No. 241 Tahun 2014 Tentang Mekanisme penyaluran dana BOS dari
RKUN ke RKUD
Permendagri No. 62 Tahun 2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Dana BOS di
daerah dan Mekanisme penyaluran ke Sekolah.
Permendikbud No. 161 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Dana BOS tahun 2015.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman
C.
BAB II
HASIL KEGIATAN
yang
harus
dipahami
oleh
penyelenggara
dan
pengelola
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta aturan lainnya yang
relevan, juga mengacu kepada prinsip-prinsip dasar dan proses penyusunan yang
telah ditetapkan, sehingga diharapkan proses penyusunan RKS dan RKT tersebut
menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggung jawabkan.
B.
C.
penyaluran,
penyerapan,
pemanfaatan
dana,
pertanggungjawaban
SEKOLAH AMAN
Sekolah Aman adalah komunitas pembelajaran yang berkomitmen akan budaya
aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan mapan
sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saat
darurat dan bencana. Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin adalah sekolah yang
warga sekolahnya bebas dari rasa takut, kondusif untuk belajar dan hubungan antar
warga sekolahnya positif. Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin menyediakan
lingkungan fisik (gedung, kelas, halaman) sekolah yang bersih dan aman.
F.
SEKOLAH SEHAT
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatkatan mutu
pendidikan dan prestasi belajar peserta didik adalah tingkat perilaku hidup bersih
dan sehat, derajat kesehatan peserta didik serta upaya dalam menciptakan
lingkungan yang sehat. Wadah yang tepat untuk menciptakan kondisi tersebut
adalah melalui program Sekolah Sehat. Namun kenyataan di lapangan sesuai hasil
pengamatan ternyata masih cukup banyak sekolah yang belum melaksanakan
Sekolah Sehat secara baik dan benar, hal ini disebabkan antara lain kurangnya
pemahaman dan kesadaran dari warga sekolah serta kurangnya sarana prasarana
pendukung.
Untuk mewujudkan Sekolah Sehat sesuai dengan program pemerintah tahun 2015,
sekolah dapat mengalokasikan sumber dana BOS atau bantuan-bantuan lainnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain melalui kegiatan penyuluhan
kesehatan dan latihan keterampilan; peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses
penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit; mencegah komplikasi dan
kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal baik yang dilakukan di sekolah
maupun di puskesmas sesuai dengan kapasitas dan kavabilitasnya.
Pembinaan lingkungan sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan
sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang
optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan
lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler. Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikulum,
maka kegiatan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembinaan lingkungan
Sekolah Sehat.
Lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat
kegiatan pendidikan. Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu : (a)
Lingkungan Fisik dan (b) Lingkungan Non Fisik. Sedangkan Lingkungan Sekolah
Sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh
kembang peserta didik secara optimal serta membentuk perilaku hidup sehat dan
terhidar dari pengaruh negatif.
Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi
lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai
hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler.Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler,
maka kegiatan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan
melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat sebaiknya
dilakukan kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan, dan
evaluasi serta pelaporan.Pelaksanaan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
terhadap : Kepala Sekolah, Guru, Peserta Didik, Pegawai Sekolah, Komite Sekolah
dan Masyarakat.
Setelah mengetahui dan memahami pengertian, tujuan, pendekatan dan metode
yang berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, maka untuk mencapai tujuan tersebut pada
masing-masing komponen di atas perlu disusun program-program dan kegiatan,
dan strateginya secara terstruktur, terencana, terjadwal secara sistematis dan
diharapkan menjadi budaya dan kultur sekolah.Program dan kegiatan bersifat
operasional, terukur dan dapat dilaksanakan oleh semua stakeholder dengan
mengintegrasikan pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Program, kegiatan, dan strategi yang disusun terkait dengan: (1) Pendidikan
Kesehatan; (2) Pelayanan Kesehatan; (3) Lingkungan Sekolah Sehat.
Sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam
setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. Dalam
pelaksanaannya meliputi:
a) Melakukan konsultasi anak untuk memetakan pemenuhan hak-hak dan
menyusun rekomendasi dilakukan oleh guru Bimbingan dan Penyuluhan;
b) Pimpinan Satuan Pendidikan, Komite Sekolah, Orang tua/wali, dan siswa
berkomitmen untuk mengembangkan Sekolah Ramah Anak. Komitmen ini
berbentuk kebijakan Sekolah Ramah Anak.
c) Pimpinan Satuan Pendidikan bersama Komite Sekolah, dan peserta didik untuk
membentuk Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak.
d) Tim ini bertugas untuk mengoordinasikan berbagai upaya pengembangan
Sekolah Ramah Anak ;
1) sosialisasi pentingnya Sekolah Ramah Anak;
2) menyusun dan melaksanakan rencana Sekolah Ramah Anak;
3) memantau proses pengembangan Sekolah Ramah Anak;
4) dan evaluasi Sekolah Ramah Anak;
e) Tim Pengembangan Sekolah Ramah mengidentifikasi potensi, kapasitas,
kerentanan, dan ancaman di satuan pendidikan untuk mengembangkan Sekolah
Ramah Anak;
H. SEKOLAH MENYENANGKAN
Senang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan demikian,
sekolah menyenangkan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat
semua warga sekolah senang, puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah
menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya bagaimana membuat peserta didik
betah ke sekolah, namun juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan,
bahkan orang tua peserta didik.
Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep
sekolah sehat, amat, dan ramah anak. Mengapa demikian? Karena ketika prinsipprinsip sekolah sehat, aman, dan ramah anak sudah terpenuhi, maka secara otomatis
sekolah tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga
kependidikan, orang tua, dan warga sekitar sekolah.
Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga
sekolah untuk mengekspresikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan
menjadi tempat yang mengasingkan. Mereka pun menjadi bagian dari sekolah itu
karena sekolah memberi ruang bagi perkembangan warga sekolah, terutama peserta
didik. sehingga mereka tidak terasing dari sekolah tersebut.
BAB III
PERMASALAHAN
A. PERMASALAHAN
Dalam kegiatan pelatihan tata keloal BOS jenjang SMP Tahun 2015 di Kabupaten
Sampang pada gelombang pertama bukan tanpa permasalahan. Namun demikian,
permasalahan tersebut tidak terlalu signifikan, yakni masalah tempat pelatihan yang
dibagi menjadi tiga tempat, kadalngkala agak menyulitkan peserta, karena banyak
peserta yang dari lura Kecmatan Sampang, agak bingung mencari temt pat yang
dimaksud.
B. SOLUSI PEMECAHAN
Untuk mengetahui tempat pelatihan tata kelola BOS, teutama bagi peserta yang
berasal dari luar Kecamatan Sampang, berkoordinasi dengan panitia atau telpon ke
panitia akan tempat tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan pelatihan Tata Kelola BOS untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Tahun 2015 telah banyak memberikan kontribusi keilmuan terutama masalah BOS,
kepada kami selaku pengelola atau Menejemen BOS Sekolah (Kepala Sekolah,
Bendahara, Komite). Namun demikian, mengingat waktu yang terlalu sedikit, yakni
3 hari (mulai jam 08.00 s.d 16.30) begitu sangat kurang bagi kami. Sehingga kami
perlu mempelajari dan memperdalam materi yang telah diberikan nara sumber
melalui soft copy (CD) yang diberikan kepada peserta.
B.
SARAN
Mengingat waktu yang terlalu singkat dalam pelaksanaan pelatihan tata kelola BOS
tahun 2015, maka kami berharap masih ada kelanjutan pelatihan yang sama,
terutama kaitannya dengan masalah BOS.